Definisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial
atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan proksimal,
umumnya dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang mengenai dua
permukaan, salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam
praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-
oklusal-distal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas tertutup dan
harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa
tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal,
kadang-kadang preparasi dari fasial atau lingual menjadi pilihan.
Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan dinding kavitas yang
tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan ke dinding ini, interfase
antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt join. Karakteristik amalgam yang buruk
ini sering disebut “kekuatan tepi”. Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria
penting untuk memutuskan apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan.
Jika dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang total
mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama
pengunyahan.
Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada daerah
oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit, dan (4) dowel atau
pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan dimampatkan.
Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari
2-4 mm dan lebarnya kira-kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi
juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus
cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.
Gambar 4. Diagram preparasi gigi, nomenklatur dasar dari kavitas. A.Dinding
dan dasar B.Pulpa dan dinding gingival boleh juga dinamakan lantai.
Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat dibagi dalam dua kategori; (1) Klas II
amalgam insipien adalah tambalan yang sedikit banyak menutupi lubang masuk melalui
aktivitas mikroba dapat menyerang gigi, dan (2) Klas II amalgam yang diperluas
merupakan tambalan yang mengembalikan bagian gigi yang hilang atau rusak.
2. Preparasi
- Membuka kavitas dimulai pada pit di oklusal
- Memperluas kavitas dengan bur fissure pada daerah mesial sesuai
outlineform, tidak menembus krista transversa
- Membuang bagian proksimal dan membuang sisa restorasi
- Membersihkan sisa restorasi
3. Membuat Resistance Form
- Membentuk dinding bukal dan lingual menggunakan bur fissure dengan
memperhatikan isthmus yaitu 1/3 jarak puncak bonjol bukal-palatal
- Membentuk box dinding mesial sejajar dengan marginal ridge
menggunakan bur fissure
- Membentuk dinding kavitas dengan bur fissure sampai dinding kavitas
tegak lurus dengan alas atau mengecil ke oklusal
- Membuat bevel pada permukaan oklusal
- Meratakan alas dengan bur inverted cone
4. Finishing
- Membersihkan debris dari kavitas dengan water syringe, keringkan
dengan air syringe dan membersihkan dengan cotton pelet yang dibasahi
dengan chlorhexidin 0,2%
- Keringkan dan tutup kavitas dengan cotton pellet
- Persiapan restorasi