Interpretasi Radiografi
Proyeksi Periapikal,
Bitewing & Oklusal
Ni Luh Gede Anita Adi Prastiwi
190160100011010
Developmental
DEVELOPMENT
AL
Gangguan pada jar. epitel dan mesenchymal terjadi pd
tahap odontogenesis anomali perkembangan gigi.
JUMLA
01 H
STRUKTU
02 R
03 UKURAN
04 BENTUK
ETIOLOGI
FAKTOR INTRINSIK:
Hereditas
Kelainan
metabolik/hormon
Mutasi
FAKTOR
EKSTRINSIK
Trauma
Agen biologi
Defisiensi nutrisi
Stress
Kebiasaan
Lingkungan
DIAGNOSI
S:
Memerlukan evaluasi menyeluruh pd pasien
meliputi:
Riwayat medis
Riwayat gigi
Riwayat keluarga
Pemeriksaan klinis
Evaluasi radiografis
Pemeriksaan laboratorium spesifik (beberapa
kasus)
Interpretasi
Radiografi
Proyeksi Periapikal
Kelainan Gigi
Dentinogenesis Imperfecta
Suatu kelainan genetik yg struktur gigi, akibat terjadi
gangguan pd tahap histodiferensiasi pertumbuhan dan
perkembangan gigi.
Gambaran Klinis: mahkota gigi berbentuk bulbous (bulat seperti lonceng) ada juga
seperti Shell (kulit kerang), berwarna coklat kebiru-biruan
Gambaran RO: akar gigi tipis, pendek dan ruang pulpa tidak terlihat
Perawatan Restorasi (komposit, SSC, celluloid strip crown, veneer dan overdenture)
2. TIPE II (DENTIN OPALESCENT
ASI HEREDITER)
Tidak disertai OI
1. TIPE I (DENTINOGENESIS IMPERFECTA) Klinis: mirip dg tipe I
RO: mirip dg tipe I
Disertai kerusakan tulang Osteogenesis Imperfecta
(OI)S
KASUS 1 19016010001101
INTERPRETASI
● Mahkota : Terdapat gambaran mahkota
bulat menyempit di servikal dan tidak
terlihatnya ruang pulpa (radiopak)
● Akar : Terdapat 2 akar dan tidak terlihatnya
saluran akar
● Ligamen periodontal : DBN
● Lamina Dura : DBN
● Alveolar crest : tidak terdapat penurunan
Periapikal : DBN
● Kesan : Terdapat kelainan pada mahkota
gigi 46
Sumber: Stuart C. White, Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology: Principles
and Interpretation. Missouri: Elsevier ● Diagnosa : Dentinogenesis Imperfecta tipe II
● DD : Dentin dysplasia
Elemen gigi: 46
KASUS 1
SUPERNUMERAR
Y TEETH
Paling sering terjadi
DEFINISI PERAWATAN
Kelebihan jumlah gigi pd
mesiodens 48,6%
gigi sulung/permanen,
dapat berupa gigi tunggal, Gambaran RO:2013)
(Murillo, - Ekstraksi
- Pengambilan secara
multiple, unilateral atau • Sejajar lengkung gigi atau lebih
bedah (bila gigi tidak
bilateral di maksila, fasial/lingual
• Fully developed unerupted folikel dapat erupsi)
mandibula atau keduanya. gigi di sekitar mahkota - Dilanjutkan
(Karayilmas et al, 2013) perawatan ortodonti
• Immature unerupted benih gigi pd
tahap perkembangan kasus diastema
(Koenig et al, 2017)
Evaluasi Mutu
1. Objek tercakup dan terletak di tengah
2. Kontras, detail & ketajaman tidak
terlalu baik
3. Distorsi horizontal minimal karena
daerah interdental jelas
4. Distorsi vertikal minimal tidak terdapat
perubahan vertikal
5 Kualitas Radiografi: cukup baik
Sumber: Stuart C. White, Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology: Principles and
Interpretation. Missouri: Elsevier 6. Radiografi masih dapat diinterpretasi
Elemen gigi: 11
KASUS 2
INTERPRETASI
● Mahkota : DBN
● Akar : Terdapat 1 akar lurus dg resorpsi pd
2/3 apikal
● Ligamen periodontal : penebalan pada 2/3
apikal
● Lamina Dura : diskontinuitas sepanjang
akar
● Alveolar crest : tidak terdapat penurunan
● Periapikal : terdapat gambaran radiopak
menyerupai gigi tambahan
● Kesan : Terdapat kelainan jumlah gigi
diantara gigi 11 dan 21
Sumber: Stuart C. White, Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology: Principles and
Interpretation. Missouri: Elsevier
● Diagnosa : Supernumerary Teeth
● DD : Sindrom cleidocranial dysplasia,
Elemen gigi: 11 Gardner’s syndrome dan pyknodysostosis.
KASUS 2
GEMINAS
01
I DEFINISI:
Pembesaran gigi tunggal terbentuk
oleh pembelahan parsial dari 1
benih gigi. (Venkatesh, 2016)
KLINIS:
Jumlah gigi normal 02
RO:
03 Tampak enamel outline pd dua mahkota gigi
terbelah yg timbul dari 1 akar tunggal
(Hamesh et al, 2016)
PERAWATAN
● Orthodontic myo-
functional appliance
04
● Ceramic veneer koreksi
morfologi (Hamesh et al, 2016)
GEMINAS Evaluasi Mutu
I 1. Objek tercakup dan terletak di tengah
2. Kontras, detail & ketajaman baik
3. Distorsi horizontal minimal karena
daerah interdental jelas
4. Distorsi vertikal minimal tidak terdapat
perubahan vertikal
KASUS 3
INTERPRETASI
● Mahkota : Terdapat gambaran mahkota membelah menjadi 2
● Akar : Terdapat 1 akar dengan 1 saluran akar, berbentuk lurus
membulat dan saluran akar sedikit melebar pada 1/3 servikal
● Ligamen periodontal : DBN
● Lamina Dura : DBN
● Alveolar crest : terdapat penurunan horizontal ±2mm pd sisi mesial
dan distal
● Periapikal : DBN
● Kesan : Terdapat kelainan pada mahkota gigi 22
● Diagnosa : Geminasi
● DD : Fusi
RO: Perawatan:
Tampak adanya
lengkungan pada ● Dilaserasi mahkota
crown
Sumber: Stuart C. White, Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology: Principles akar gigi, sering ● Grossly deformed teeth
and Interpretation. Missouri: Elsevier
terjadi pd ½ apikal memerlukan
gigi (Koenig et al, 2017) pencabutan (Koenig et al,
2017)
EVALUASI
MUTU
• Objek tercakup namun tidak
terletak di tengah
• Kontras, detail & ketajaman baik
• Distorsi horizontal minimal karena
daerah interdental jelas
• Distorsi vertikal minimal tidak
terdapat perubahan vertikal
• Kualitas Radiografi: baik
Sumber: Stuart C. White, Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology: Principles and Interpretation.
Elemen gigi: 38
diinterpretasi
KASUS 4
INTERPRETASI
• Mahkota : DBN dg ½ mahkota sisi mesial
menembus tulang (erupsi) & mahkota sisi distal
masih dibawah tulang (belum erupsi)
• Akar : terdapat 2 akar dg 2 saluran akar. Akar
sisi distal melengkung pada ½ apikal dan akar
sisi mesial belum menutup
• Ligamen periodontal : terdapat pelebaran 1/3
apikal bagian mesial dan distal
• Lamina Dura : terdapat diskontinuitas pada 1/3
apikal distal dan mesial
• Alveolar crest : tidak terdapat penurunan
• Periapikal : DBN
• Kesan : Terdapat kelainan pada akar gigi 38
• Diagnosa : Dilaserasi
Sumber: Stuart C. White, Michael J. Pharoah. 2014. Oral Radiology: Principles • DD : Fused roots, sclerosing osteitis, dense
and Interpretation. Missouri: Elsevier
bone island.
TAURODONSIA
Bahasa Yunani“tauros” = “banteng” dan “odontos”= “gigi" karena mirip morfologis
gigi banteng/sapi jantan (Dineshshankar, et al, 2014).
Definisi: kelainan bentuk gigi ditandai adanya pelebaran ruang pulpa, akar pendek, dan
bifurkasi akar menjauhi Cemento Enamel Junction (CEJ) (Joao et al, 2015).
SEVERE/HIPERTAURODONSI
A
MODERATE/MESOTAURODONSIA
EVALUASI MUTU
• Objek tercakup dan terletak di tengah
• Kontras, detail & ketajaman tidak
terlalu baik
• Distorsi horizontal minimal karena
daerah interdental terlihat jelas
• Distorsi vertikal minimal tidak terdapat
KASUS 5
INTERPRETASI
• Mahkota : Terdapat gambaran radioopak pd oklusal
bagian distal menyerupai tambalan
• Pulpa : Pelebaran pulpa berbentuk memanjang dengan
tanduk pulpa yg tinggi
• Akar : terdapat 2 akar yg pendek dg 2 saluran akar, terlihat
adanya penyempitan pada saluran akar mesial
• Bifurkasi: terdapat pada 1/3 apikal
• Ligamen periodontal : terdapat pelebaran pd 1/3 pd
apikal bagian mesial & distal
• Lamina Dura : terputus pada 1/3 apikal bagian distal dan
mesial
• Alveolar crest : tidak terdapat penurunan
• Periapikal : DBN
• Kesan : Terdapat kelainan pada ruang pulpa gigi 36 Sumber: Mohan R P S, Sasankoti R P, Verma S, Agarwal N Dan
Singh U. 2013. Case Report: Taurodontism. BMJ Case Rep
• Diagnosa : Taurodonsia
• DD : Metabolic conditions Pseudo hypoparthyroidism,
hypophosphatasia, hypophosphatemic vitamin D-resistant
Elemen gigi: 36
& rakhitis serta tahap awal dentinogenesis imperfecta.
KASUS 5
Interpretasi Radiografi
Proyeksi Bitewing
DENTINOGENESIS IMPERFEKTA
● Objek tercakup
● Kontras detil ketajaman baik
● Tidak terdapat artefak
● Radiografi dapat diinterpretasi