RADIOLOGI
DISUSUN OLEH
SEMARANG
2021
A. Perbedaan CBCT dengan Rontgen Ekstra Oral Konvensional
Radiografi konvensional
Radiografi konvensional adalah radiografi dengan cara prosesing atau pencetakan film yang
masihmanual. Radiografi konvensional hanya memiliki pencitraan sebatas 2 Dimensi (2D).
Sumber sinar yang di gunakan hanya satu arah saja yang akan menembus pada objek (gigi-
geligi) dan akan ditangkap oleh film. Prosesing film juga mempengaruhi hasil dari pencitraan
gambaran dari 2-Dimensi. Radiografi konvensional ini menggunakan prosesing manual,
dengan menggunakan cairan development dan fixing untuk menghasilkan gambaran
radiograf.
Sistem foto radiografi berkualitas tinggi yang digunakan untuk diagnosa, berupa gambaran 3
dimensi yang akurat, dan dapat memberikan gambaran mengenai elemen-elemen tulang yang
ada pada kerangka maksilofasial. Sistem CBCT dapat memberikan gambaran sampai dengan
ukuran yang kecil dan dengan dosis radiasi yang rendah tetapi dengan hasil resolusi yang
memadai juga dapat digunakan untuk melakukan diagnose, sebagai panduan perawatan serta
untuk evaluasi paska perawatan. Hal ini karena CBCT mampu menganalisis secara lengkap,
jelas, dan pengukurannya lebih akurat melalui gambaran secara 3-dimensi, analisis
ukuran/morfometrik 3D, analisis densitas, dan analisis histogram/pola trabekular sehingga
rencana perawatan dapat dilakukan dengan tepat dan keberhasilan perawatan tercapai karena
memperlihatkan histogram, radiografi di bagian spesifik yang diinginkan dokter atau pasien,
pengukuran jarak dan luas area, densitas, pengukuran jarak dari suatu ruangan ke irisan, suatu
gambaran permukaan, intensitas modulasi, dan osteointegrasi.
Sefalometri vs CBCT
Struktur anatomis tulang dan jaringan lunak CBCT lebih baik, pada gambaran CBCT
diatas diatur dengan mode 2D lateral view sehingga dapat menggambarkan arah
craniofasial lateral seperti gambaran sefalometri
Panoramik vs CBCT
Gambaran 3D CBCT dapat dilihat dari arah aksial coronal dan sagital
CT vs CBCT
Gambaran CT lebih kontras dibandingkan CBCT dan dosis radiasi CT lebih besar
dibandingkan CBCT
Kelebihan :
1. Kualitas resolusi jaringan lunak sangat baik
2. Non invasif
3. Tidak menggunakan radiasi pengion
4. Dosis paparan relatif rendah
5. Akurat dan tingkat kegagalan rendah
6. Kontras tinggi dan lebih nyaman digunakan
7. Prosedur lebih cepat dibanding CT
Kekurangan CBCT:
1. Relatif lebih mahal
2. Kontras lebih rendah dibandingkan CT
3. Lapangan pandang alat CBCT ini terbatas dari pada CT
A
F
B G
C
H
Keterangan:
A. X-ray tube head : menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan
penyudutan kearah atas, sekitar 800 dari bidang horizontal
B. Light beam marker : sinar penanda yang membantu memposisikan pasien
sesuai bidang mid-sagital
C. Cotton roll (pengganti bite tab) : memposisikan gigi insisif sentral atas-bawah
dalam keadaan edge-to-edge untuk menghindari superimpose
D. Digital monitor : membantu operator mengatur posisi pasien dan
pergerakan alat
E. Handle (Hand grisp) : pegangan tangan untuk pasien, untuk mengurangi
pergerakan pasien dalam posisi berdiri selama exposure
F. Head rest : membantu agar posisi kepala pasien tidak bergerak
selama exposure
G. Cassete carriage : tempat kaset (tipis dan fleksibel/kaku, dilengkapi
screen) yang terbuat dari tembaga dan terhubung dengan X-ray tube head,
sehingga dapat bergerak saling berlawanan arah selama exposure
H. Chin rest : digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak
bergerak selama exposure
2. Persiapan Operator
Mencuci tangan
Menggunakan APD
3. Persiapan Alat
Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
Desinfeksi alat dengan larutan antiseptik (Alkohol 70%) sebelum digunakan
Memberi pelindung (plastik) pada bite block
4. Persiapan Pasien
Pemberian KIE (prosedur, dosis yang akan diterima, dan resiko tindakan)
Pemberian Informed consent
Melepas aksesoris dan material logam yang dapat mengganggu hasil foto
Oral profiaksis dengan berkumur larutan antiseptik (Povidone)
Mengenakan apron
Posisikan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Pramanik, F. dan Ria, N.F. 2015. Interpretation of cone beam computed tomography 3-dimension in
inserting dental implant at Dental Hospital of Faculty of Dentistry Padjajaran University. Case Report.
2015(1):1-6.
Yusuf, M. 2017. Perbedaan nilai Index kualitas tulang mandibula kering antara radiograf panoramik
digital dan CBCT 3D. Tesis. Universitas Padjajaran. Bandung
Froum, M. 2010. Accuracy of linear measurements using dental cone beam and conventional
multislice computed tomography. Dentomaxillofac. Rad. (37):10-17.