Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEPANITERAAN RADIOLOGI

DENTOMAKSILOFASIAL

Cone Beam Computed Tomography (CBCT)

Disusun oleh :

Yasmin Regita Anjani

20/472549/KG/12296

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. drg. Munakhir Mudjosemedi, S.U., Sp. RKG (K)

DEPARTEMEN RADIOLOGI DENTOMAKSILOFASIAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2023
I. INTISARI

Latar belakang Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari

tentang sinar-x dan cara penggunaannya hingga dapat menghasilkan sebuah gambaran

radiograf. Radiograf merupakan salah satu alat penunjang yang sangat penting dalam

penegakan diagnosis baik di dunia kedokteran maupun kedokteran gigi. Salah satu radiografi

yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah Cone Beam Computed Tomography

(CBCT) yang merupakan radiografi tiga dimensi dan dapat digunakan untuk menampilkan

gambaran maksilofasial dengan lebih jelas.

Tujuan Mengetahui definisi, indikasi, komponen utama, prosedur pengambilan radiografi

dan penilaian quality assurance dari radiograf Cone Beam Computed Tomography (CBCT).

Metode Penulisan laporan menggunakan metode studi pustaka atau literature review dengan

database jurnal maupun buku.

Hasil dan Diskusi CBCT adalah radiografi tiga dimensi yang mampu memberi gambaran

maksilofasial dalam bidang aksial, sagittal, dan koronal. Indikasi penggunaan CBCT adalah

untuk melakukan pemeriksaan yang lebih detil dalam suatu perawatan yang membutuhkan

pencitraan lebih akurat dalam tiga dimensi seperti perawatan implan maupun melihat

kelainan pada tulang maksila dan mandibula. Penjelasan mengenai prosedur pengambilan

radiografi CBCT dan penilaian quality assurance dari radiograf CBCT perlu diperhatikan

untuk membantu proses penegakan diagnosis dan rencana perawatan.

Kata Kunci Cone Beam Computed Tomography, CBCT dalam kedokteran gigi.
II. BAHAN DAN METODE PENULISAN

A. METODE PENULISAN

Penulisan laporan ini menggunakan metode studi pustaka atau literature review

dengan pencarian literatur berdasarkan database jurnal dan buku. Kata kunci yang

digunakan yaitu “Cone Beam Computed Tomography”, “CBCT in dentistry”, “CBCT

indications and contraindications”, “CBCT procedure”, “CBCT quality assurance”.

III. HASIL DAN DISKUSI

A. DEFINISI CBCT

Cone Beam Computed Tomography (CBCT) adalah alat radiografi yang mampu

memberikan pencitraan tiga dimensi dari struktur kraniofasial yang meliputi struktur

anatomi rongga mulut, wajah dan rahang pasien dalam posisi aksial, sagittal, dan koronal.

B. INDIKASI

Terdapat berbagai macam indikasi penggunaan CBCT dalam kedokteran gigi antara

lain :

a. Pada fase pertumbuhan gigi

 Lokalisasi unerupted teeth

 Assessment resorpsi eksternal akibat unerupted teeth

 Assessment lokalisasi dari gigi impaksi

 Assessment palatoschisis

 Perencanaan perawatan orthodontic/bedah kompleks untuk manajemen

kelainan skeletal dan maksilofasial


b. Restorasi gigi

 Assessment kerusakan periodontal infra-bony dan lesi furkasi

 Assessment periapical

 Assessment anatomi saluran akar pada gigi dengan akar multiple

 Perencanaan prosedur bedah endodontik

c. Prosedur bedah

 Assessment gigi molar rahang bawah yang dicurigai memiliki hubungan

yang dekat dengan inferior dental canal

 Assessment dari unerupted teeth

 Pencitraan cross-sectional untuk penempatan implan gigi

 Assessment lesi patologis pada maksila maupun mandibula seperti kista,

tumor, giant cell lesions dan osseous dysplasia

 Assessment fraktur fasial yang tidak membutuhkan detail jaringan lunak

 Perencanaan bedah ortognatik yang membutuhkan pencitraan tiga dimensi

dari tulang kraniofasial

 Assessment komponen tulang dari TMJ

 Assessment dinding tulang antrum maksila

C. KOMPONEN UTAMA CBCT

CBCT memiliki tiga komponen yang terdiri dari x-ray generation, x-ray

detection dan image reconstruction.

X-ray generation

Terdapat beberapa parameter penting pada X-ray generation yang

mempengaruhi kualitas gambar radiograf dan dosis radiasi pasien, antara lain :

 Patient stabilization
Salah satu hal terpenting dalam pengambilan gambar radiograf CBCT adalah

immobilisasi kepala pasien pada posisi tertentu karena derajat kemiringan

kepala pasien dapat berpengaruh terhadap hasil akhir radiograf. Immobilisasi

kepala pasien dapat menggunakan alat chin cup, bite fork, atau mekanisme

penahan kepala lainnya.

 X-ray generator

Prinsip pengoptimalan dosis ALARA (As Low As Reasonably Achievable)

mensyaratkan bahwa faktor paparan CBCT harus disesuaikan berdasarkan

ukuran pasien. Penyesuaian kepala pasien dapat dicapai dengan pemilihan arus

tabung yang tepat (miliampere [mA]), tegangan tabung (puncak kilovolt

[kVp]), atau keduanya. Dalam beberapa kasus, waktu juga dapat disesuaikan

dengan pemindaian yang lebih cepat yang menghasilkan gambar dengan basis

gambar yang lebih sedikit.

 Scan volume

Scan volume atau dimensi bidang pandang (FOV) bergantung dari bentuk dan

ukuran detektor, geometri proyeksi sinar dan kemampuan untuk menyatukan

sinar. Bentuk dari scan volume dapat berbentuk silinder maupun bulat. Ukuran

bidang harus sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga dapat mengurangi

dosis paparan radiasi pada pasien dan dapat meminimalkan radiasi yang

tersebar agar kualitas gambar yang dihasilkan baik.

 Scan factor

Jumlah gambar yang membentuk data proyeksi sepanjang pemindaian

ditentukan oleh laju bingkai detektor (jumlah gambar yang diperoleh per

detik), kelengkapan busur lintasan (180 hingga 360 derajat), dan kecepatan

rotasi dari sumber dan detektor.


X-ray image detector

Unit CBCT saat ini dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jenis

detektor, yaitu: (1) kombinasi tabung intensifier gambar/perangkat yang digabungkan

dengan muatan (II/ CCD) atau (2) detektor panel datar (FPD). Unit II/CCD biasanya

menghasilkan area gambar melingkar (volume bola) yang lebih besar dibandingkan

dengan gambar persegi panjang (volume silinder) yang dihasilkan oleh detektor panel

datar (FPD). Saat ini mayoritas alat CBCT kontemporer menggunakan FPD. FPD

menggunakan detektor "tidak langsung" berdasarkan panel sensor solid-state area luas

yang digabungkan ke lapisan sintilator sinar-X. Konfigurasi panel datar yang paling

umum terdiri dari sintilator cesium iodida yang diterapkan pada transistor film tipis

yang terbuat dari silikon amorf. Baru-baru ini, rangkaian teknologi semikonduktor

oksida logam komplementer yang besar juga telah digunakan.

X-ray detection dipengaruhi oleh dua komponen yaitu voxel size dan gray

scale. Voxel size merupakan elemen volume individu (voxel) yang dihasilkan dalam

memformat kumpulan data volumetrik. Semakin besar ukuran voxel, semakin sedikit

resolusi dan kemampuan untuk membedakan antara struktur kecil pada gambar.

Sedangkan gray scale menunjukkan tingkat ateunuasi sinar-x pada CBCT yang

digunakan untuk menentukan lesi patologis.

Image reconstruction

Setelah bingkai proyeksi dasar diperoleh, diperlukan pemrosesan data untuk

membuat kumpulan data volumetrik yang disebut dengan proses rekonstruksi primer.

Satu putaran cone-beam menghasilkan 100 hingga lebih dari 600 bingkai proyeksi

individu dengan masing-masing lebih dari 1 juta piksel dengan 12 hingga 16 bit data

dalam waktu kurang dari 20 detik. Data ini diproses untuk membuat kumpulan data
volumetrik yang terdiri dari elemen volume kuboid (voxel) dengan urutan algoritme

perangkat lunak dalam proses yang disebut rekonstruksi. Selanjutnya, gambar

ortogonal visual (tegak lurus) yang membagi kumpulan data volumetrik

direkonstruksi secara sekunder. Untuk memudahkan penanganan data, data biasanya

diperoleh oleh satu komputer (komputer akuisisi) dan ditransfer melalui koneksi

Ethernet ke komputer pengolah (workstation). Rekonstruksi data cone-beam

dilakukan dengan berbasis komputer pribadi. Proses rekonstruksi dibagi menjadi dua

tahap, yaitu:

1. Tahap preprocessing

Tahap preprocessing dilakukan pada komputer akuisisi. Setelah beberapa

gambar proyeksi planar diperoleh, gambar ini harus dikoreksi untuk

ketidaksempurnaan piksel bawaan, variasi sensitivitas di seluruh detektor,

dan paparan yang tidak merata. Kalibrasi gambar harus dilakukan secara

rutin untuk menghilangkan ketidaksempurnaan tersebut.

2. Tahap rekonstruksi

Langkah pemrosesan data yang tersisa dilakukan pada komputer

rekonstruksi. Gambar yang dikoreksi kemudian diubah menjadi

representasi khusus yang disebut sinogram yang merupakan gambar

komposit yang dikembangkan dari beberapa gambar proyeksi. Sumbu

horizontal sinogram mewakili sinar individu pada detektor, sedangkan

sumbu vertikal mewakili sudut proyeksi. Proses pembuatan sinogram ini

disebut sebagai transformasi Radon. Gambar yang dihasilkan terdiri dari

beberapa gelombang sinus dengan amplitudo yang berbeda dikarenakan

masing-masing objek diproyeksikan ke detektor dengan sudut yang

bervariasi secara terus menerus. Gambar akhir direkonstruksi dari


sinogram dengan cara difilter menggunakan algoritme proyeksi balik

(biasanya dengan algoritma Feldkamp). Proses ini disebut sebagai

transformasi Radon terbalik. Ketika semua irisan telah direkonstruks

kemudian semua irisan tersebut digabungkan menjadi satu volume untuk

visualisasi.

D. PROSEDUR PENGAMBILAN RADIOGRAFI CBCT

Persiapan operator dan pasien

 Operator mencuci tangan dengan 5 langkah WHO dan menggunakan APD

level II (masker medis, head cap, gloves, face shield, gown) sebelum

melakukan pengambilan gambar radiograf.

 Operator memperkenalkan diri dan menyapa pasien dengan ramah

 Operator menanyakan identitas pasien (nama, usia, alamat, nomor telepon,

apakah sedang hamil atau tidak) lalu melakukan anamnesis dengan

menanyakan keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit, riwayat medis dan

dental dan riwayat sosial

 Pasien diminta untuk melepas semua objek metalik seperti perhiasan (anting-

anting dan kalung), jepit rambut, kaca mata, gigi tiruan, dan alat ortodontik

 Menjelaskan kepada pasien mengenai alat CBCT dan prosedur pengambilan

gambar radiograf lalu apabila pasien sudah paham kemudian meminta pasien

untuk mengisi informed consent

 Pasien diinstruksikan untuk tidak bergerak selama proses pemindaian

 Pasien diminta untuk bernafas secara perlahan melalui hidung dan menutup

mata
Persiapan alat

 Ukuran volume terkecil digunakan untuk mengurangi dosis radiasi pada

pasien. Volume yang lebih kecil digunakan untuk mengurangi scatter dan

berpotensi untuk meningkatkan kualitas gambar.

 Faktor paparan yang optimal harus dipilih untuk memenuhi persyaratan

diagnostik dari pemeriksaan. Faktor eksposur yang lebih tinggi dapat dipilih

jika resolusi spasial yang lebih tinggi diperlukan.

 Ukuran voxel yang direkonstruksi secara optimal harus dipilih. Jika memilih

ukuran voxel yang lebih besar menghasilkan penurunan dosis pasien (karena

faktor paparan yang digunakan lebih rendah) maka hal Ini dapat

dipertimbangkan selama resolusi yang lebih rendah sesuai dengan tujuan

pemeriksaan radiografi

 Beberapa mesin menawarkan "pemindaian cepat” di mana busur rotasi

dikurangi. Fitur ini mengurangi jumlah proyeksi yang diambil.

Posisi pasien

 Pasien diposisikan mengikuti aturan pabrik untuk memastikan area yang

diinginkan dapat ditangkap dengan baik.

 Posisikan pasien dengan benar, sesuaikan dengan light beam markers, dagu

pasien ditempatkan pada immobilization chin cup dan immobilisasi kepala

pasien dengan head strap band agar posisi pasien stabil.


E. PENILAIAN QUALITY ASSURANCE RADIOGRAFI CBCT

Peringkat kualitas gambar subjektif dan target untuk CBCT yang direkomendasikan

oleh Health Protection Agency di Inggris (2010), antara lain:

Peringkat
Dasar Target
Kualitas
Grade 1 Tidak ada kesalahan atau kesalahan minimal pada preparasi
Tidak
pasien, paparan, penempatan atau rekonstruksi gambar; serta
kurang dari
Diagnostically terdapat kualitas gambaran yang cukup untuk menjawab
95%
acceptable pertanyaan klinis
Grade 2
Terdapat kesalahan pada persiapan pasien, paparan,
Tidak lebih
penempatan atau rekonstruksi gambar yang mengakibatkan
Diagostically dari 5%
gambar tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
unacceptable
KESIMPULAN

Radiografi Cone Beam Computed Tomography (CBCT) merupakan radiografi

tiga dimensi yang mampu memberi visualisasi gambaran maksilofasial dalam bidang

aksial, sagittal, dan koronal sehingga sangat diperlukan sebagai alat penunjang dalam

perawatan di bidang kedokteran gigi khususnya dalam penegakan diagnosis dan

pembuatan rencana perawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Koc, N., Dogru, H. B., Cagirankaya, L. B., Dural, S., & van der Stelt, P. F. (2019). CBCT

assessment of gubernacular canals in relation to eruption disturbance and pathologic

condition associated with impacted/unerupted teeth. Oral surgery, oral medicine, oral

pathology and oral radiology, 127(2), 175-184.

Patel, S., Brown, J., Pimentel, T., Kelly, R. D., Abella, F., & Durack, C. (2019). Cone beam

computed tomography in Endodontics–a review of the literature. International

endodontic journal, 52(8), 1138-1152.

Ruetters, M., Gehrig, H., Kim, T. S., Bartha, V., Bruckner, T., Schwindling, F. S., ... & Sen,

S. (2022). Imaging furcation defects with low-dose cone beam computed tomography.

Scientific Reports, 12(1), 6824.

Schriber, M., Yeung, A. W. K., Suter, V. G., Buser, D., Leung, Y. Y., & Bornstein, M. M.

(2020). Cone beam computed tomography artefacts around dental implants with

different materials influencing the detection of peri‐implant bone defects. Clinical

oral implants research, 31(7), 595-606.

Thomson, E., & Johnson, O. (2018) Essentials of dental radiography for dental assistants

and hygienist, New Jearsey: Pearson, p. 372-373.

Whaites, E., & Drage, N. (2013). Essentials of dental radiography and radiology 5th Edition,

London: Elsevier Health Sciences, p. 193-194.


White, S. C., & Pharoah, M. J. (2018). White and Pharoah's Oral Radiology: Principles and

Interpretation, London: Elsevier Health Sciences, p. 185-192.

Anda mungkin juga menyukai