Anda di halaman 1dari 6

3D DENTAL IMAGING DENGAN MENGGUNAKAN CONE

BEAM COMPUTED TOMOGRAPHY (CBCT)


David, Ezra, Martin
Fisika FMIPA UNTAN, Fisika FMIPA UNTAN,Fisika FMIPA UNTAN
Davit.torido7@gmail.com, ezra.heradian@gmail.com, Juperlast@yahoo.com
Abstract
Cone Beam Computed Tomography (CBCT) is a revolutionary diagnostic aid in
dentistry used at present. Aim of articel is to emphasize the process and the
significance of CBCT in various treatment modalities which overcomes the 2
dimensional conventional method of radiography used to 3 dimensional imaging
in dentistry.
Key words: Cone beam computed tomography,Fractures,TMJ disorder,impacted
teeth.
Abstrak
Cone Beam Computed Tomography (CBCT) adalah bantuan diagnostik
revolusioner dalam kedokteran gigi yang digunakan saat ini. Tujuan dari makalah
ini adalah untuk menekankan proses dan pentingnya CBCT dalam berbagai
modalitas pengobatan yang mengatasi metode konvensional 2 dimensi radiografi
yang digunakan untuk pencitraan 3 dimensi dalam kedokteran gigi.
Kata kunci: Cone beam computed tomography, gangguan sendi rahang,Fraktur,
gigi yang terkena dampak.
Pendahuluan
Sehubungan dengan berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang ilmu kedokteran, pemeriksaan radiologi telah menjadi suatu alat diagnostik
utama di bidang kedokteran gigi. Pencitraan modern berkembang sejak 1970an
sehingga dalam diagnosa dapat memberikan hasil yang baik dan akurat untuk

masalah yang terjadi pada gigi. Masalah yang berhubungan dengan gigi
digunakanlah pelayanan radiologi yang memenuhi standar tertentu.
Pelayanan radiologi adalah pelayanan medik yang menggunakan semua
modalitas energi radiasi pengion, dan non-pengion, serta radiologi intervensi,
untuk diagnosis dan terapi, antara lain teknik pencitraan dan penggunaan emisi
radiasi dengan sinar X, radioaktif, ultrasonografi, radiasi radio frekuensi
elektromagnetik, intervensi vaskuler dan non-vaskuler.
Mutu

pelayanan

kesehatan

utamanya

pelayanan

radiologi

yang

diselenggarakan oleh berbagai sarana pelayanan kesehatan pada berbagai tingkat


pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta belum merata dan belum
sepenuhnya pelayanan sesuai apa yang diharapkan.
Kendali mutu (Quality Control) radiologi adalah bagian dari jaminan
mutu radiologi yang langsung berkaitan dengan pengukuran pengukuran secara
fisika dari kinerja fasilitas yang berhubungan dengan kualitas gambar yang
diharapkan.
3D dental imaging sangat membantu dalam diagnosa masalah-masalah
gigi yang terjadi pada pasien. 3D imaging pada kedokteran adalah suatu metode
dimana pengaturan data diperoleh dari obyek 3D dari pasien, diproduksi oleh
computer dan ditampilkan dalam layar computer dua dimensi (2D) untuk
memberikan gambaran kedalaman. Persepsi kedalaman menyebabkan gambar
ditampakkan dalam 3D.
Isi
3D imejing pada kedokteran adalah suatu metode dimana pengaturan data
diperoleh dari obyek 3D dari pasien, diproduksi oleh komputer dan ditampilkan
dalam layar komputer dua dimensi (2D) untuk memberikan gambaran kedalaman.
Persepsi kedalaman menyebabkan gambar ditampakkan dalam 3D.
Gigi(dental)adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata dan memiliki banyak struktur yang bervariasi yang memungkinkan
banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah
makanan. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan.

Secara garis besar 3D dental imaging merupakan penampakan 3 dimensi


objek gigi dan bagiannya yang diproyeksikan ke dalam layar komputer.
Adapun alat-alat yang menggunakan sistem 3D dental imaging adalah
Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dan alat yang menggunakan sistem
2D adalah Rotograph. Pada dasar nya CBCT dan rotograph memiliki prinsip kerja
yang sama dan fungsi yang sama yang membedakannya hanya beberapa sisi luar
dari alat tersebut dan hasil pencitraannya.
Cone Beam Computed Tomography (CBCT) scanner diperkenalkan pada
akhir 1990 an. Tak lama setelah itu, US Food and Drug Administration (FDA)
menyetujui unit CBCT pertama. Sejak itu, telah ada minat yang sangat besar
dalam teknologi baru ini untuk aplikasi klinis dan penelitian. CBCT adalah teknik
akuisisi pencitraan yang memanfaatkan mesin pemindaian volumetrik

Gambar 1. CBCT; (a) KODAK Dental imaging 9000 3D, (b) Veraviewepocs 3D
dan (c) Picasso Trio.
Cone beam computed tomography (CBCT) merupakan sistem foto
radiografi berkualitas tinggi yang digunakan untuk diagnosa, berupa gambaran 3
dimensi yang akurat, dan dapat memberikan gambaran mengenai elemen-elemen
tulang yang ada pada kerangka maksilofasial. Sistem CBCT dapat memberikan
gambaran sampai dengan ukuran yang kecil dan dengan dosis radiasi yang rendah
tetapi dengan hasil resolusi yang memadai juga dapat digunakan untuk melakukan
diagnosa, sebagai panduan perawatan serta untuk evaluasi paska perawatan.
CBCT telah dipertimbangkan untuk menjadi salah satu prosedur standard
perawatan . Selain itu juga CBCT scan dapat memberikan akurasi lebih baik dari
penilaian 3 dimensi untuk memberikan prediksi hasil perawatan yang lebih baik

dan mengurangi resiko yang terkait dengan gigi impaksi. Hal ini dapat dikaitkan
dengan gigi supernumerary yang sering ditemukan dalam keadaan impaksi. CBCT
dapat memvisualisasikan posisi gigi yang mengalami impaksi dan memberikan
gambaran dengan struktur sekitarnya dan gigi yang terletak didekatnya. Selain itu
CBCT dapat digunakan dalam mempertimbangkan prognosis dari suatu perawatan
karena memiliki akurasi yang lebih tinggi.
CBCT terdiri sumber x-ray dan juga detektor yang terpasang pada alat
yang dapat berputar. Sumber radiasi ionisasi berbentuk piramid divergen atau
berbentuk cone (kerucut) diarahkan pada bagian tengah daerah yang diinginkan
dan mengarah pada x-ray detektor yang dipasangkan berlawanan arah dari sisi
pasien. Sumber x-ray dan detektor akan berputar pada titik tumpuannya memutari
daerah yang diinginkan (ROI). Selama proses yang dilakukan didapat ratusan
gambar yang nantinya akan menjadi bidang pandangan pada gambaran yang
didapatkan (FOV) dengan luas pandang lebih kurang 1800. Hanya dengan satu
kali putaran saja, CBCT akan menghasilkan gambaran radiografis 3D yang sesuai
dengan cepat dan akurat. Pemaparan CBCT bersamaan dengan FOV secara
keseluruhan hanya dengan dengan satu kali putaran, telah cukup untuk
memperoleh data gambar

yang akan direkonstruksi nantinya. CBCT mampu

menghadirkan resolusi submilimeter spatial dari gambar craniofacial kompleks


dengan waktu singkat dibanding teknik radiografi panoramik selain itu dosis
pemaparan lebih rendah dibanding teknik fan beam atau helical computed
tomografi. (Schulze D, et al., 2004).

Gambar 2. Proses CBCT

Kelebihan dari CBCT adalah menggunakan dosis yang lebih kecil


daripada CT biasa, waktu pelaksanaannya juga pendek, yakni 10-70 detik saja.
Kekontrasan CBCT juga tinggi dan lebih nyaman digunakan.CBCT sangat tepat
untuk mencitrakan area kraniofasial. Gambar yang didapatkan jelas dengan
struktur yang kontrasnya tinggi dan sangat berguna untuk mengevaluasi tulang.
(Scarfe, 2006).
Penggunaan CBCT untuk diagnosis gigi supernumerari sangat dianjurkan.
Dengan CBCT maka dapat dihindari kesalahan posisi dari struktur gigi dan
skeletal, mengetahui posisi pasti gigi supernumerari, dan dapat diperoleh
gambaran jaringan lunak gigi. Selain itu, CBCT juga dapat digunakan untuk
mendeteksi jumlah total gigi supernumerari, mengetahui posisi pasti gigi
supernumerari sehingga mengkonfirmasi diagnosis (Anthonappa, 2011).
Lapangan pandang alat cone beam CT ini terbatas, tergantung dari jenis
pesawatnya dan tidak dapat diatur seperti pada CT konvensional yang memiliki
lapangan pandang jauh lebih luas. Selain itu, harganya relatif mahal dan radiasi
yang digunakan juga agak lebih tinggi. (Liu, et.al., 2007).
Kesimpulan
3D Dental Imaging merupakan alat kedokteran dalam bidang kesehatan
gigi yang lebih efektif dalam menampilkan gambar keseluruhan dari gigi sehingga
akar permasalahan gigi yang dulu tidak diketahui dengan tampilan 2D tapi dengan
mengunakan alat ini semua menjadi lebih praktis dan diagnose yang didapat lebih
akurat,karena tampilan yang menyeluruh seperti ini juga dalam perencanaan
pengobatan ataupun perawatan gigi lebih efektif dan dalam pengunaan alat ini
waktu yang dibutuhkan juga relative sebentar antara 7-10 detik sehingga
mempercepat proses pemberian diagnose dan cara mengatasi masalah-masalah
gigi yang lainnya.

Daftar Pustaka
Anthonappa, Robert P., et.al. Reliability of panoramic radiographs for identifying
supernumerary teeth in children. International Journal of Paedriatic Dentristry.
2012;22:37-4.
Cevidanes, L., Oliveira, A., Grauer, D., Styner, M. &Proffit, W., Clinical
application of 3D imaging for assessment of treatment outcomes. SeminOrthod;
2011, 17:72-80.
Liu, Deng-gao, et.al. Three-dimensional evaluations of supernumerary teeth using
-beam computed tomography for 487 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol
Oral Radiol Endod 2007;103:403-11)
Scarfe, William C., et.al., Clinical Applications of Cone-beam Computed
Tomography in Dental Practice. J Can Dent Assoc 2006;72(1):75-80
Schulze D, Heiland M, Thurmann H, Adam G. Radiation
exposure during midfacial imaging using 4- and 16-slice computed tomography,
cone beam computed tomography systems and conventional radiography.
Dentomaxillofac Radiol 2004;33:83-6.

Anda mungkin juga menyukai