masalah yang terjadi pada gigi. Masalah yang berhubungan dengan gigi
digunakanlah pelayanan radiologi yang memenuhi standar tertentu.
Pelayanan radiologi adalah pelayanan medik yang menggunakan semua
modalitas energi radiasi pengion, dan non-pengion, serta radiologi intervensi,
untuk diagnosis dan terapi, antara lain teknik pencitraan dan penggunaan emisi
radiasi dengan sinar X, radioaktif, ultrasonografi, radiasi radio frekuensi
elektromagnetik, intervensi vaskuler dan non-vaskuler.
Mutu
pelayanan
kesehatan
utamanya
pelayanan
radiologi
yang
Gambar 1. CBCT; (a) KODAK Dental imaging 9000 3D, (b) Veraviewepocs 3D
dan (c) Picasso Trio.
Cone beam computed tomography (CBCT) merupakan sistem foto
radiografi berkualitas tinggi yang digunakan untuk diagnosa, berupa gambaran 3
dimensi yang akurat, dan dapat memberikan gambaran mengenai elemen-elemen
tulang yang ada pada kerangka maksilofasial. Sistem CBCT dapat memberikan
gambaran sampai dengan ukuran yang kecil dan dengan dosis radiasi yang rendah
tetapi dengan hasil resolusi yang memadai juga dapat digunakan untuk melakukan
diagnosa, sebagai panduan perawatan serta untuk evaluasi paska perawatan.
CBCT telah dipertimbangkan untuk menjadi salah satu prosedur standard
perawatan . Selain itu juga CBCT scan dapat memberikan akurasi lebih baik dari
penilaian 3 dimensi untuk memberikan prediksi hasil perawatan yang lebih baik
dan mengurangi resiko yang terkait dengan gigi impaksi. Hal ini dapat dikaitkan
dengan gigi supernumerary yang sering ditemukan dalam keadaan impaksi. CBCT
dapat memvisualisasikan posisi gigi yang mengalami impaksi dan memberikan
gambaran dengan struktur sekitarnya dan gigi yang terletak didekatnya. Selain itu
CBCT dapat digunakan dalam mempertimbangkan prognosis dari suatu perawatan
karena memiliki akurasi yang lebih tinggi.
CBCT terdiri sumber x-ray dan juga detektor yang terpasang pada alat
yang dapat berputar. Sumber radiasi ionisasi berbentuk piramid divergen atau
berbentuk cone (kerucut) diarahkan pada bagian tengah daerah yang diinginkan
dan mengarah pada x-ray detektor yang dipasangkan berlawanan arah dari sisi
pasien. Sumber x-ray dan detektor akan berputar pada titik tumpuannya memutari
daerah yang diinginkan (ROI). Selama proses yang dilakukan didapat ratusan
gambar yang nantinya akan menjadi bidang pandangan pada gambaran yang
didapatkan (FOV) dengan luas pandang lebih kurang 1800. Hanya dengan satu
kali putaran saja, CBCT akan menghasilkan gambaran radiografis 3D yang sesuai
dengan cepat dan akurat. Pemaparan CBCT bersamaan dengan FOV secara
keseluruhan hanya dengan dengan satu kali putaran, telah cukup untuk
memperoleh data gambar
Daftar Pustaka
Anthonappa, Robert P., et.al. Reliability of panoramic radiographs for identifying
supernumerary teeth in children. International Journal of Paedriatic Dentristry.
2012;22:37-4.
Cevidanes, L., Oliveira, A., Grauer, D., Styner, M. &Proffit, W., Clinical
application of 3D imaging for assessment of treatment outcomes. SeminOrthod;
2011, 17:72-80.
Liu, Deng-gao, et.al. Three-dimensional evaluations of supernumerary teeth using
-beam computed tomography for 487 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol
Oral Radiol Endod 2007;103:403-11)
Scarfe, William C., et.al., Clinical Applications of Cone-beam Computed
Tomography in Dental Practice. J Can Dent Assoc 2006;72(1):75-80
Schulze D, Heiland M, Thurmann H, Adam G. Radiation
exposure during midfacial imaging using 4- and 16-slice computed tomography,
cone beam computed tomography systems and conventional radiography.
Dentomaxillofac Radiol 2004;33:83-6.