Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Panoramik

Penggunaan radiografi telah lama dikenal sebagai suatu sarana

dalam bidang kedokteran umum dan kedokteran gigi. Radiografi gigi

terbagi menjadi dua, yaitu radiografi intraoral dan radiografi ekstraoral

yang mempunyai kegunaan dan fungsinya masing-masing. (Tenriyara,

2015).

Gambar 2.1 Hasil Tomografi Panoramik Digital (Long, 2016)


Panoramik merupakan salah satu modalitas pencitraan radiografi

ekstraoral yang disebut juga dengan panoramik tomografi,

pantomografi, dan rotasional tomografi adalah teknik yang digunakan

untuk menghasilkan tomogram seperti pada Gambar 2.1 dari

permukaan melengkung yang mampu memberikan gambar panorama

seluruh mandibula, termasuk TMJ, dan dari kedua lengkung gigi pada

satu gambar (Long, 2016).

Panoramik tomografi memberikan gambar lateral bebas distorsi dari

seluruh mandibula. Ini juga memberikan cara paling nyaman untuk

7
8

memposisikan pasien yang mengalami trauma mandibula atau TMJ

yang parah, sebelum dan sesudah pemasangan kawat gigi.

Gambar 2.2 Radiografi Panoramik Anak dalam Tahap


Pertumbuhan Gigi (Whietley, 2005)
Menurut Whitley (2005) radiografi panoramik mampu memberikan

pencitraan yang mencangkup luas pada rahang sehingga dapat

digunakan untuk menilai :

a. Menilai ortodontik tentang ada atau tidaknya gigi seperti pada

Gambar 2.2;

b. Mendeteksi dan menilai fraktur mandibula;

c. Menilai lesi patologis yang besar (misal kista, tumor,

osteodistrofi);

d. Ketika radiografi intra-oral tidak mungkin (misal trismus,

tersedak parah);

e. Menilai gigi molar ketiga sebelum operasi

2. Proteksi Radiasi pada Radiografi Gigi

Ada tiga prinsip panduan dalam perlindungan radiasi :

a. Justifikasi. Dokter gigi harus mengidentifikasi situasi-situasi bahwa

manfaat bagi pasien lebih besar daripada risiko bahayanya.


9

b. Optimisasi. Menggunakan segala cara untuk mengurangi paparan

yang tidak perlu pada pasien dan petugas. Filosofi perlindungan

radiasi ini sering disebut sebagai prinsip ALARA (As Low As

Reasonably Achievable). ALARA berpendapat bahwa paparan

radiasi pengion harus dijaga serendah mungkin dengan

mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.

c. Limitasi. Digunakan untuk paparan pekerja dan publik untuk

memastikan bahwa tidak ada individu yang terpajan dosis tinggi

yang tidak dapat diterima. Tidak ada batasan dosis pada individu

yang terpajan untuk tujuan diagnostik atau terapeutik.

Menurut White dan Pharoah cit. ADA (2006) yang dapat dilakukan

untuk mengurangi dosis pada radiografi gigi :

a. Kriteria seleksi pasien

Dokter mengidentifikasi pasien bahwa pemeriksaan radiografi

akan memberikan informasi yang mempengaruhi pengobatan atau

prognosisnya yang memenuhi prinsip justifikasi.

b. Film dan pencitraan digital

Fast speed film sangat dibutuhkan dari sudut pandang pengurangan

eksposur. Sensor digital saat ini menawarkan penghematan dosis

daripada penggunaan film atau sejenisnya.

c. Intensifying screen

Intensifying screen yang digunakan pada radiografi ekstraoral

menggunakan unsur gadolinium dan lanthanum. Unsur ini


10

memancarkan cahaya hijau ketika berinteraksi dengan sinar-X.

Dibandingkan dengan screen kalsium tungstat yang lebih tua,

screen unsur ini menurunkan paparan pasien sebanyak 55% pada

panoramik dan radiografi sefalometri.

d. Jarak sumber ke kulit

Penggunaan jarak sumber ke kulit 40 cm daripada 20 cm, mampu

mengurangi paparan 10 – 25 %. Jarak antara 20 cm dan 40 cm sama

sama tepat, namun jarak yang lebih jauh lebih optimal dalam

pengurangan dosis. Studi lain membandingkan jarak 40 cm dengan

jarak 20 cm menemukan penurunan paparan tiroid sebesar 38% –

45%. Penggunaan jarak sumber ke kulit yang lebih jauh juga

menghasilkan ukuran titik fokus jelas sehingga meningkatkan

resolusi radiografi.

e. Kolimasi persegi

Kolimasi persegi mampu mengurangi dosis radiasi hingga lima kali

lipat dibandingkan dengan yang melingkar. Dalam sebuah

penelitian yang meninjau dosis efektif, kolimasi persegi mampu

mengurangi dosis pasien hingga 60%.

f. Filtrasi

Sinar-X yang dipancarkan dari tabung radiografi tidak hanya terdiri

dari foton sinar-X berenergi tinggi, tetapi juga banyak foton dengan

energi yang relatif lebih rendah. Foton berenergi rendah yang

memiliki daya tembus kecil, diserap oleh pasien dan tidak


11

memberikan kontribusi apa pun pada informasi gambar. Tujuan

filter adalah untuk menghilangkan foton sinar-X berenergi rendah

yang mengakibatkan penurunan paparan pasien tanpa kehilangan

informasi radiografi. Ketika sinar-X difilter dengan 3 mm

aluminium, paparan permukaan berkurang hingga 20%

dibandingkan dengan tanpa filter.

g. Apron dan pelindung tiroid Pb

Apron dan pelindung tiroid Pb sangat dianjurkan untuk anak-anak

dan wanita hamil, karena pasien ini mungkin sangat rentan

terhadap efek radiasi. Fungsi Apron dan pelindung tiroid Pb adalah

untuk mengurangi paparan radiasi kelenjar gonad dan tiroid.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kelenjar tiroid pada

anak-anak sangat sensitif terhadap radiasi. Oleh karena itu, sangat

tepat untuk melindungi kelenjar tiroid anak-anak selama

pemeriksaan radiografi seperti pada Gambar 2.3.

Penelitian oleh Han, 2013 menunjukkan bahwa pelindung tiroid Pb

harus digunakan ketika sistem pencitraan panoramik direct digital

digunakan, pelindung tiroid Pb tidak digunakan secara luas di

klinik karena fakta bahwa gambar mandibula sering terganggu oleh

pelindung tiroid Pb seperti pada Gambar 2.4 dan banyak ahli

radiologi mulut percaya bahwa radiasi ke tiroid sudah terlindung

oleh penggunaan kolimator yang dipasang dalam mesin.


12

Gambar 2.3 Apron & Pelindung Tiroid Pb pada Anak (White &
Pharoah, 2009)

Gambar 2.4 Hasil Radiografi Panoramik dengan Mengenakan


Pelindung Tiroid Pb (Han, 2013)
Penggunaan fast speed film dan kolimasi persegi sudah mampu

untuk mengurangi dosis, namun pelindung tiroid Pb semakin

mengurangi dosis untuk tiroid.

h. Kilovoltage

Meskipun kualitas gambar dapat sedikit ditingkatkan dengan

meningkatkan kontras gambar (kVp rendah), dosis pasien agak

berkurang dengan paparan kVp yang lebih tinggi. Keseimbangan

terbaik adalah menggunakan 60 – 80 kVp.


13

i. Miliampere-seconds

Baik underexpose maupun overexpose sama-sama menghasilkan

paparan berulang, sehingga mengarah pada paparan pasien

tambahan yang tidak perlu. Waktu pemaparan yang tepat harus

ditentukan secara empiris. Karena wilayah lengkung pada anak-

anak dan orang dewasa berbeda, operator harus memilih waktu

pemaparan yang tepat.

Dan menurut Stabulas dan Savage (2019) untuk melindungi pasien dari

radiasi primer yang berlebihan atau tidak perlu dan radiasi sekunder

yang dihasilkan :

a. Pengulangan

Salah satu sumber paparan radiasi yang tidak perlu di radiografi gigi

adalah pengulangan foto akibat dari teknik yang buruk. Setiap

pengulangan mewakili dua kali lipat paparan radiasi yang tidak

perlu pada pasien. Untuk menghindari pengulangan, memastikan

bahwa petugas sudah terlatih dan menganalisis kesalahan.

b. Riwayat radiasi

Pertanyaan mengenai paparan radiasi pasien sebelumnya harus

menjadi bagian dari setiap riwayat radiasi yang mencakup medis,

diagnostik gigi, dan radiasi terapeutik. Pasien harus ditanya kapan

radiograf terakhir diambil, berapa yang diambil, dan tipe radiograf

apa yang diambil. Data historis semacam itu akan memengaruhi


14

evaluasi kriteria seleksi. Riwayat radiasi mengandung informasi

yang berharga dan relevan dalam perencanaan perawatan.

c. Radiografi administratif

Adalah radiografi yang diambil dengan alasan yang tidak

berhubungan dengan kebutuhan kesehatan langsung pasien.

Termasuk film pengajaran, yang diwajibkan oleh lembaga

pemeriksa dan perizinan negara bagian, dan radiografi yang diambil

untuk memverifikasi perawatan untuk kompensasi oleh perusahaan

asuransi atau operator pihak ketiga lainnya.

3. Teknik Paralel

Menurut Stabulas dan Savage (2019) prinsip pertama teknik paralel

menyatakan bahwa reseptor diletakkan sejajar dengan sumbu panjang

gigi seperti pada Gambar 2.5 sehingga menghasilkan peningkatan jarak

objek – reseptor (OFD). Untuk mengatasi pembesaran yang disebabkan

oleh peningkatan OFD, maka digunakan jarak target – reseptor (FFD)

12 hingga 16 inci. Prinsip kedua teknik paralel menyatakan bahwa sinar

sentral diarahkan tegak lurus terhadap gigi dan reseptor (yang sejajar

satu sama lain).

Keuntungan penggunaan teknik paralel adalah membentuk citra

dengan akurasi linear dan dimensi untuk mendukung diagnosis yang

lebih valid. Tidak menghasilkan superimposisi lengkung zygomatic.

Angulasi vertikal berkas primer ± 10° mampu mengurangi paparan


15

kelenjar tiroid dan lensa mata, karena tidak terletak di jalur berkas

primer.

Sumbu
Panjang Gigi

Reseptor

Reseptor
Resepto
r

Gambar 2.5 Hubungan Sinar Sentral, Gigi, dan Reseptor pada


Teknik Paralel (Stabulas & Savage, 2019)
Keuntungan penting lainnya dari peningkatan FFD adalah volume

jaringan lebih sedikit yang berada di jalur berkas primer 16 inci. Sinar

x-ray menjadi kurang divergen dan berkurangnya total area tubuh yang

diradiasi. Diameter maksimum berkas primer harus tetap tidak melebihi

2¾ inci (2,75 inci atau 7 cm) ketika menyentuh kulit seperti pada

Gambar 2.6.

Gambar 2.6 FFD dan Volume Jaringan Terpapar (Stabulas &


Savage, 2019)
16

4. Teknik Pemeriksaan Panoramik

Teknik pemeriksaan panoramik menurut Lampignano (2018).

a. Persiapan Alat :

1) Memasang IR ke unit panoramik.

2) Memposisikan tabung dan IR pada posisi awal.

3) Menaikkan chin rest kira-kira setinggi dagu pasien.

b. Persiapan Pasien :

1) Melepaskan semua logam, plastik, dan benda yang dapat

dilepas lainnya pada daerah kepala dan leher.

2) Menjelaskan kepada pasien bahwa tabung dan IR akan

bergerak berputar mengelilinginya dan lama waktu yang

dibutuhkan selama pemeriksaan.

c. Posisi Pasien :

1) Mengarahkan pasien ke dalam unit, kemudian meletakkan

dagu pasien pada chin rest dan menggigit bite block.

2) Memposisikan tubuh, kepala, dan leher pasien agar dalam satu

bidang lurus.

3) Meminta pasien berdiri tegak, dengan pinggul ke atas dan

tulang belakang lurus.

d. Posisi Objek :

1) Menyesuaikan ketinggian dagu hingga IOML sejajar dengan

lantai seperti pada Gambar 2.7. Bidang oklusal (bidang

permukaan yang menggigit gigi) diturunkan 10°.


17

2) Mensejajarkan MSP dengan garis tengah vertikal dari chin

rest.

3) Memposisikan bite block di antara gigi depan pasien.

4) Menginstruksikan pasien untuk menyatukan bibir dan

menempatkan lidah di atap mulut.

Gambar 2.7 Posisi Objek (Lampignano, 2018)


e. CR & SID :

1) CR tetap dan diarahkan sedikit ke cephalic untuk

memproyeksikan struktur anatomi.

2) SID tetap.

f. Faktor teknis :

1) Ukuran IR 23 x 30 cm (9 x 12 inci) dipasang melintang.

2) Kaset curved nongrid.

3) Analog, 70 – 80 kV.

4) Digital, 85 – 95 kV.

g. Kriteria Evaluasi :

1) Tampak gambar tunggal gigi, mandibula, TMJ, fossa nasal,

arkus zygomatikum, dan maksila seperti pada Gambar 2. 8.

2) Sebagian vertebrae cervical tervisualisasikan.


18

3) Mandibula yang tervisualisasi tak tampak rotasi atau miring

ditandai dengan : TMJ pada bidang horizontal yang sama pada

gambar, ramus dan gigi posterior diperbesar sama rata pada

setiap sisi gambar, gigi anterior dan posterior divisualisasikan

dengan tajam dan perbesaran seragam.

Keterangan :
1 2 1. Nasal fossae
3 2. Maxillary sinus
4 3. Zygomatic arch
5 4. Condyle
6 5. Mandibular notch
7 6. Occlusal plane
8 7. Ramus
9 8. Angle (gonion)
9. Body
10
10. Symphysis
Gambar 2.8 Kriteria Radiografi (Lampignano, 2018)
4) Posisi pasien yang benar diindikasikan dengan : simpisis

mandibula diproyeksikan sedikit di bawah sudut mandibula,

mandibula berbentuk oval, bidang oklusal sejajar dengan

sumbu panjang gambar, gigi atas dan bawah tampak agak

terpisah tanpa superimposisi, vertebrae cervical tampak tanpa

superimposisi dengan TMJ.

5) Densitas mandibula dan gigi seragam di seluruh gambar, tidak

ada loss density yang jelas di pusat.

6) Tidak ada artefak pada gambar.

5. Klasifikasi Pediatrik

Menurut Whietley (2005), Masa kanak-kanak dibagi menjadi enam

kelompok umur yang memiliki kebutuhan dan kemampuan berbeda :


19

a. Lahir sampai enam bulan

Pada kelompok usia baru lahir hingga enam bulan, relatif mudah

untuk diperiksa karena belum takut pada orang asing. Mereka tidur

dengan mudah dan biasanya dapat ditenangkan dengan pemberian

susu botol.

b. Masa bayi (enam bulan hingga tiga tahun)

Pada kelompok usia enam bulan hingga tiga tahun, anak-anak

menjadi semakin takut pada orang asing dan berpegang teguh pada

orang tua mereka. Komunikasi dengan anak-anak di usia ini

mungkin sangat sulit. Orang tua biasanya harus selalu dekat dengan

anak mereka. Penggunaan mainan, musik, meniup gelembung,

kerincingan atau lonceng dapat mengalihkan perhatian anak-anak

usia ini. Memberikan waktu bagi anak dan orang tua mereka untuk

mengenal lingkungan baru sebelum prosedur dilakukan juga dapat

membantu.

c. Anak usia dini (tiga hingga enam tahun)

Pada kelompok usia tiga hingga enam tahun, berkomunikasi lebih

mudah tetapi harus menggunakan bahasa sederhana yang mudah

dipahami anak-anak. Anak-anak pada usia ini akan lebih kooperatif

jika ada unsur permainan yang terlibat. Anak-anak di usia ini sering

sangat aktif dan sering tidak merespons dengan baik upaya

pengekangan fisik. Jika keterlibatan orang tua tidak membantu,


20

maka membungkus anak-anak dengan selimut katun atau handuk

dapat membantu untuk beberapa pemeriksaan.

d. Masa kanak-kanak tengah (enam hingga 12 tahun)

Anak-anak berusia enam hingga 12 tahun adalah usia sekolah dan

sudah mampu melakukan kerja sama.

e. Remaja awal (12 – 15 tahun)

f. Remaja akhir (15 – 19 tahun)

Pada 12-19 tahun, anak-anak menjadi semakin malu dan sadar akan

tubuh mereka dan perkembangan mereka. Sangat penting pada usia

ini bahwa komunikasi dan penjelasan harus sesuai dengan tingkat

kedewasaan mereka. Hak privasi mereka harus dihormati setiap

saat.

6. Proteksi Radiasi pada Pediatrik

Menurut Hardy & Boynes (2003), Proteksi radiasi pada pediatrik

terdiri dari :

a. Posisi pasien

Posisi yang salah adalah penyebab paling sering kualitas gambar

radiografi yang tidak memadai pada pediatrik. Meskipun secara

umum memposisikan pasien anak jauh lebih sulit daripada

memposisikan pasien dewasa yang kooperatif, hal ini tidak boleh

digunakan sebagai alasan untuk kualitas gambar di bawah standar.


21

b. Luas lapangan dan pembatasan sinar

Luas lapangan yang tidak tepat adalah kesalahan umum dalam

teknik radiografi pediatrik dan koreksi adalah metode yang efektif

untuk mengurangi dosis yang tidak perlu bagi pasien. Pembatasan

sinar yang benar mengharuskan ahli radiografi untuk menerapkan

pengetahuan yang tepat tentang landmark anatomi eksternal untuk

pasien anak yang diperiksa. Namun, landmark ini berbeda dengan

pertumbuhan fisik dan perkembangan anak, oleh karena itu belum

tentu identik untuk anak-anak dari usia yang sama.

c. Perisai pelindung

Pada pediatrik sangat penting digunakan karet timbal konsisten

untuk melindungi bagian tubuh yang dekat dengan paparan.

d. Parameter paparan radiografi

1) Ukuran fokal spot 5) Screen film

2) Filter tabung 6) Sistem digital

3) Voltage 7) Kontrol eksposi otomatis

4) Grid 8) Kontrol kecerahan otomatis

7. Tahapan Interaksi Radiasi dengan Bahan Biologi

Menurut Akhadi (2000), Interaksi antara radiasi dengan bahan

biologi ada empat tahapan, yaitu :

a. Tahap fisik

Absorbsi energi radiasi pengion yang menyebabkan terjadinya

eksitasi dan ionisasi pada molekul atau atom penyusun bahan


22

biologis. Terurainya molekul air menjadi ion positif H2O+ dan e-

sebagai ion negatif.

b. Tahap fisikokimia

Atom atau molekul yang tereksitasi atau terionisasi mengalami

reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal bebas yang tidak stabil.

Ion-ion yang terbentuk pada tahap pertama interaksi akan bereaksi

dengan molekul air lainnya sehingga menghasilkan beberapa

macam produk, diantaranya radikal bebas yang sangat reaktif dan

toksik melalui radiolosis air, OH- dan H-. Radikal bebas OH- dapat

membentuk peroksida (H2O2) yang bersifat oksidator kuat.

c. Tahap kimia dan biologi

Terjadinya reaksi antara radikal bebas dan peroksida dengan

molekul organik sel serta inti sel yang terdiri atas kromosom-

kromosom. Reaksi ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan-

kerusakan terhadap molekul-molekul dalam sel.

d. Tahap biologis

Terjadinya tanggapan biologis yang bervariasi. Beberapa akibat

dapat muncul kerusakan sel, seperti kematian sel secara langsung,

pembelahan sel terhambat atau tertunda serta terjadinya perubahan

permanen pada sel anak setelah sel induknya membelah.

Kerusakan yang terjadi dapat meluas dari skala seluler ke jaringan,

organ dan dapat pula menyebabkan kematian.


23

8. Organ Tubuh yang Sensitif Terhadap Radiasi

Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang

dapat terjadi, yaitu hanya melewati saja atau berinteraksi dengan tubuh

manusia dengan cara mengionisasi atau mengeksitasi atom yang

kemudian radiasi akan kehilangan sebagian energinya dan

menyebabkan peningkatan temperatur pada atomnya. Dengan kata lain,

semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul

sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur

molekul yang merupakan awal dari perubahan kimiawi dan kemudian

dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan. (Ancila &

Hidayanto, 2016)

Menurut Stabulas dan Savage (2019) organ yang sensitif yang

terpapar radiasi pada pemeriksaan radiografi gigi adalah :

a. Kulit

Dosis kulit adalah nilai yang paling sering dilaporkan untuk

pemeriksaan radiografi gigi, eritema bukan resiko utama pada

pemeriksaan ini. Dosis kulit memiliki keterbatasan yaitu :

1) Kulit susah ditembus dan tidak mencerminkan dosis ke

jaringan yang lebih dalam,

2) Dosis kulit sangat bervariasi dengan kV yang digunakan,

3) Kulit kurang sensitif daripada banyak jaringan lain terpapar

selama radiografi gigi.


24

Treshold Erythema Dose (TED), jumlah radiasi yang diperlukan

untuk menghasilkan eritema atau memerahnya individu yang

paling sensitif, sangat tinggi dibandingkan dengan paparan yang

diterima dari prosedur radiografi gigi.

b. Mata

Paparan radiasi pengion terhadap lensa mata dalam dosis tinggi

dapat menyebabkan pembentukan katarak. Lensa mata terpapar

radiasi selama radiografi intraoral, tetapi risiko pembentukan

katarak sangat rendah.

c. Tiroid

Kelenjar tiroid yang sangat sensitif terhadap radiasi mungkin

mendapat paparan radiasi primer pada beberapa Teknik radiografi

gigi. Dosis untuk jaringan radiosensitif ini harus dijaga agar tetap

minimum dengan menggunakan pelindung tiroid Pb dan teknik

parallel, terutama pada anak-anak.

d. Sumsum tulang

Bahaya somatik terbesar bagi pasien dari paparan radiografi gigi

adalah leukemia karena sumsum tulang hematopoietik yang

terletak di calvarium, vertebrae cervical, mandibula dan maxilla

terpapar radiasi primer pada radiografi ekstraoral dan panoramik.

e. Gonad

Sel-sel reproduksi (sperma dan sel telur) sangat sensitif terhadap

radiasi. Dosis ke gonad selama prosedur radiografi gigi adalah


25

dalam bentuk radiasi sekunder (scatter). Akibatnya, area ini

terlindung dari paparan sinar-X dengan menggunakan apron

selama prosedur radiografi gigi.

f. Janin

Sel-sel janin yang membelah dengan cepat sangat radiosensitif,

maka perlu perhatian khusus terhadap pasien hamil. Dalam

radiografi gigi, sinar primer hanya pada daerah kepala dan leher,

dan radiasi yang diterima janin adalah radiasi sekunder (scatter).

Dosis uterus tanpa menggunakan apron telah terbukti kurang dari

1 mrem. Adanya kemungkinan paparan sinar-X daerah tiroid dapat

mengakibatkan berat badan lahir rendah, sehingga penggunaan

pelindung tiroid Pb adalah prosedur rutin.

9. Efek Radiasi pada Tiroid

Menurut White dan Pharoah (2009), insiden karsinoma tiroid

(timbul dari epitel folikel) meningkat pada manusia setelah paparan.

Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu dengan kanker tersebut

meninggal karena penyakit mereka. Kelompok yang paling terpapar

adalah anak-anak Israel yang diradiasi ke kulit kepala untuk kurap;

anak-anak di Rochester, New York, diiradiasi ke kelenjar timus; dan

yang selamat dari bom atom di Jepang. Kerentanan terhadap kanker

tiroid yang dipicu oleh radiasi lebih besar pada awal masa kanak-kanak

daripada pada saat di kemudian hari, dan anak-anak lebih rentan

daripada orang dewasa. Wanita dua atau tiga kali lebih rentan daripada
26

pria untuk kanker tiroid radiogenik dan spontan. Dampak dari

kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, terutama

yodium 131, diperkirakan telah menyebabkan sekitar 4000 kasus

kanker tiroid pada anak-anak dan 15 kematian.

B. Pertanyaan Penelitian

1. Seberapa penting pemeriksaan panoramik pada pediatrik?

2. Seberapa sensitif kelenjar tiroid pada anak?

3. Bagaimana persiapan pasien pediatrik sebelum pemeriksaan

panoramik?

4. Seberapa penting penggunaan pelindung tiroid Pb pada pemeriksaan

panoramik?

5. Mengapa perlu dikenakan apron pada pemeriksaan panoramik?

6. Faktor eksposi yang bagaimana yang mampu untuk mereduksi radiasi

pada pemeriksaan panoramik?

7. Mengapa penggunaan pelindung tiroid Pb lebih ditekankan kepada

anak-anak pada pemeriksaan panoramik pediatrik?

8. Apakah hasil radiograf dengan pelindung tiroid Pb masih informatif?

Anda mungkin juga menyukai