NAMA DPJP:
drg. Jatu Rachel Keshena, Sp.RKG
NAMA MAHASISWA/NIM:
Fitri Fauziah Pulungan / G4B020016
Komponen
pembelajaran Kognitif Psikomotor
daring
Nilai
Tanda tangan
drg. Jatu Rachel Keshena, drg. Jatu Rachel Keshena,
DPJP
Sp.RKG Sp.RKG
Alat yang digunakan pada pengambilan radiografi ekstraoral dan intra oral adalah dental x-ray.
Dental x-ray dibagi menjadi dua bagian, yaitu fixed (menempel pada dinding) dan mobile (dapat
digerakkan). Terdapat tiga komponen utama pada dental x-ray, yaitu tubehead, positioning
arms,dan control panel and circuly (Whites dan Drage, 2013).
A
C
Gambar 1.1Dental X-ray untuk intra oral(A) Tubehead, (B) Positioning arm (C) Control Panel
Gambar 1.2Dental X-ray untuk ekstra oral(A) X-ray Tubehead (B) Cephalostat
head ) (C)
( stabilizing
contr
Control panel (D) Cassett holder
B. Prinsip Asepsis
Prosedur kerja di Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi dikategorikan dalam prosedur yang
memiliki risiko penularan penyakit rendah (pemeriksaan radiografi ekstraoral) dan risiko sedang
(pemeriksaan radiografi intra oral). Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang disarankan pada
pemeriksaan radiografi ekstraoral adalah level 2 sedangkan pada pemeriksaan radiografi intra
oral adalah level 3. Petugas pada resepsionis, dapat menggunakan APD level. Melakukan
prosedur mencuci tangan yang baik dan benar bagi seluruh petugas medis dan pasien
(Saki,2020). Menurut White dan Pharoah (2014), standar precautions yang dapat dilakukan
untuk mengontrol infeksi yang bertujuan agar kondisi asepsis dapat tercipta dalam penggunaan
radiografi, adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan APD seperti sarung tangan (handscoon), kacamata, masker, atau face
shield pada setiap prosedur radiografi untuk mengantisipasi kontaminasi dari cairan
tubuh pasien.
b. Membersihkan dan menutupi semua permukaan kontak klinis (permukaan yang
mungkin dapat disentuh pasien) seperti mesin x-ray dan panel kontrol, komputer, dental
chair dan headrest, apron timbal, thyroid collar, dan permukaan tempat film ditempatkan.
c. Mensterilkan nondisposable instrument setelah pengambilan radiografi dengan air panas
dan sabun untuk menghilangkan saliva dan kotoran. Komponen yang dibersihkan
kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik atau kertas dan disterilkan dengan uap
di bawah tekanan (autoclave).
d. Mencegah kontaminasi peralatan pemrosesan, setelah semua eksposur film dibuat,
operator harus mengganti sarung tangannya dan membawa wadah film yang
terkontaminasi ke kamar gelap. Tujuan di kamar gelap adalah untuk memutus rantai
infeksi sehingga hanya film bersih yang ditempatkan ke dalam larutan pemrosesan
2. Sefalometri postero-anterior.
Sefalometri ini memiliki kegunaan tinggi untuk mengamati bagian anatomi
orbita, nasal cavity, dan frontal sinus. Teknik dan posisi pengambilan
radiografi sefalometri postero-anterior:
Head stabilizing aparatus diputar 90.
Pasien diposisikan pada alat dengan foreheadnose position.
Ear rods dimasukkan ke telinga.
Sinar-X diberikan horizontal dengan pusat di cervical spine pada
ramus mandibular.
Gambar 1.4 Posisi pengambilan foto sefalometri posteroanterior
Indikasi dari radiografi sefalometri adalah sebagai berikut (Whaites dan Drag, 2013):
1. Digunakan untuk diagnosis awal dan menentukan rencana perawatan ortodontik.
2. Dilakukan untuk melihat dan mengevaluasi perkembangan perawatan
3. Dilakukan sebagai evaluasi pre evaluatif dalam orthognatic surgery
4. Dilakukan sebagai evaluasi post evaluatif setelah dilakukan orthognatic surgery
Radiografi sefalometri menggunakan titik-titik tertentu pada kraniofasial yang digunakan
sebagai acuan untuk membentuk garis, sudut, maupun bidang yang akan digunakan untuk
menganalisis. Metode konvensional untuk menganalisis sefalogram dilakukan dengan
cara tracing. Titik, garis dan bidang yang digunakan dalam sefalometri terbagi menjadi
beberapa bagian diantaranya: titik kranial (S, N, O, Po), titik maksila (A, ANS, PNS),
titik mandibula B, Pog/Pg, Gn, Me, Go) dan bidang-bidang (S-N, FHP/Po-O, ANS-PNS,
Go-Gn, Go-Me, N-Pg). Analisis sefalometri meliputi analisis dental, skeletal, dan
jaringan lunak. Analisis sefalometri didapat daengan cara menumpuk (superimposed) dua
tracing sefalogram pada bidang orientasi tertentu (Rahardjo, 2012).
Gambar 1.5 Gambaran anatomical landmark sefalometri
Tanda-tanda penting pada sefalometri radiografik adalah titik-titik yang dapat digunakan
sebagai petunjuk dalam pengukuran atau untuk membentuk suatu bidang. Titik-titik
tersebut antara lain:
1. Titik Kranial
a. Sella (S) : titik pusat dari Sella Tursika
b. Nasion : perpotongan bidang sagital dengan sutura frontonasalis atau titik
terdepan dari sutura frontonasalis
c. Porion : titik tengah dari tepi atas meatus akustikus eksternus
d. Orbita : titik terendah dari tepi bawah rongga mata
2. Titik Maksila
a. Anterior Nasal Spine (ANS) : ujung paling anterior dari tulang makila
setingkat dengan palatum
b. Posterior Nasal Spine (PNS) : ujung paling posterior dari palatum durum yang
terletak pada bidang sagital
c. Subspinale (A) : titik paling dalam pada kontur premaksila terletak antara titik
Anterior Nasal `Spine (ANS) dengan titik Prosthion (Pr)
3. Titik Mandibula
a. Submentale (B) : titik terdalam pada kontur mandibula yang terletak
antara Infradental (Id) dan Pogonion (Po/Pg)
b. Pogonion (Po/Pg) : titik terdepan dari symphisis mandibula (dapat dicari
dengan menarik garis singgung dari Nasion ke dagu)
c. Gnation (Gn) : titik antero inferior dari dagu yang terletak antara
Pogonion dan Menton pada kontur luar dagu
d. Menton (Me) : titik paling inferior dari symphysis
e. Gonion (Go) : titik yang terletak antara titik yang paling inferior dan titik
yang paling posterior dari angulus mandibula.
4. Bidang-bidang
a. Bidang S-N
Bidang S-N merupakan garis yang menghubungkan titik Sella dan
Nasion, merupakan garis perpanjangan dari basis anterior. Garsi ini
dianggap sebagai garis yang paling stabil (Sulandjari, 2008).
b. Bidang Frankfurt Horizontal Plane (FHP)
Bidang FHP merupakan gabungan dari titik Porion dan Orbita. Garis ini
merupakan bidang horizontal (Sulandjari, 2008).
c. Bidang Maksila
Bidang maksila merupakan garis yang terbentuk oleh titik Anterior Nasal
Spine (ANS ) dan titik Posterior Nasal Spine (PNS).
d. Bidang Mandibula
Bidang mandibula merupakan garis yang terebentuk dari garis Go-Me,
Go-Gn, dan Me dengan garis yang menyinggung tepi bawah mandibula
(Rahardjo, 2012).
e. Bidang Fasial
Bidang fasial merupakan garis yang mengubungkan titik Sella dan
Pogonion.
f. Bidang Oklusal
Pengertian bidang oklusal terdapat perbedaan dari pendapat Downs dan
Steiner. Menurut Downs, bidang oklusal merupakan garis yang mrmbagi
dua overlapping cusp gigi molar pertama dan insisal overbite, sedangkan
menurut Steiner, bidang oklusal merupakan garis yang membagi
overlapping gigi molar pertama dan gigi premolar pertama (Sulandjari,
2008).
Analisis skeletal kraniofasial pada sefalometri dapat dilihat dari sudut SNA, SNB,
ANB, Angle of Convexcity, Facial angle, Growth axis (Y axis), dan Frankfurt
Mandibular Plane Angle (FMPA).
2. Sudut SNB
Sudut SNB merupakan sudut yang tediri dari titik Sella, Nasion, dan titik
Supramental. Sudut SNB menyatakan letak mandibula terhadap kranium.
Sudut SNB normal untuk ras Kaukasoid sebesar 80°± 2° , menurut Sitepu
untuk nilai normal sudut SNB di Surabaya adalah 81°± 2°. Sudut SNB
dipengaruhi oleh posisi titik B (Supramental). Apabila titik B terletak
lebih anterior maka sudut SNB yang terbentuk akan semakin besar.
Apabila titik B terletak lebih ke posterior maka sudut SNB akan lebih
kecil (Rahardjo, 2011).
Gambar 1.8: Sudut SNB
3. Sudut ANB
Sudut ANB merupakan perbedaan antara sudut SNA dan SNB yang
menyatakan relasi maksila dengan mandibula. Nilai normal untuk sudu
ANB ini menurut Sitepu dalam populasi Surabaya adalah 3º. Referensi
lain menyatakan nilai normal untuk sudut ANB adalah 3º. Kelas II
sebesar 4º dan kelas III akan menghasilkan sudut negatif (Rahardjo.
2011)
Regio:
Dewasa
876543211 2345678
876543211 2345678
Anak
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Untuk pasien
Nama : Ny. K
Usia : X tahun
Alamat :-
Telp :-
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih
Hormat kami,
2
1
20
4 3
7 5
8 6
16
15
17 18
9 8
14
13
19
12
10 11
Keterangan Gambar:
1. Sela tursica 11. Titik gnation
2. Titik nasion 12. Titik pogonio
3. Orbita 13. Titik B
4. porion 14. Titik Id
5. sinus maksilaris 15. Titik Pr
6. Titik ANS 16. Titik A
7. Titik PNS 17. Gigi geligi
8. Ramus mandibularis 18. Upper lip
9. Titik gonion 19. Lower lip
10. Titik menton 20. Tulang hidung
Evaluasi mutu radiografi
1. Kelengkapan
Berdasarkan kelangkapan , semua area anatomis gigi terlihat jelas dan lengkap.
2. Kontras
Tingkat kontras sangat baik dan terlihat jelas perbedaan gambar radiolusen dan radiopak.
3. Densitas
Gradasi kehitaman pada radiograf baik
4. Ketajaman atau sharpness
Garis batas terluar objek terlihat jelas.
5. Detail
Perbedaan dari tiap anatomi terlihat jelas.
6. Distorsi
Tidak terjadi distorsi atau rendah karena objek masih menunjukkan bentuk dan ukuran
yang relatif sama dengan objek aslinya.
7. Resolusi
Resolusi baik
8. Brightness
Tingkat kecerahan baik.
H. Gambaran kesalahan radiografi
Beberapa area anatomi terlihat superimpose sehingga batas antar struktur anatomi kurang
terlihat jelas.
BAB III
KESIMPULAN
Radiografi sefalometri merupakan salah satu teknik radiologi foto ekstraoral yang
sering digunakan oleh dokter gigi pada bidang ortodonsi. Pada bidang ortodonsi
sefalometri berfungsi untuk menentukan ukuran wajah, arah pertumbuhan dan evaluasi
perawatan. Berdasarkan pemeriksaan radiografi dapat disimpulkan bahwa gambaran
radiografi dapat di interpretasi dengan baik dengan kesalahan minimal.
DAFTAR PUSTAKA