Anda di halaman 1dari 4

Jawaban Pemicu 5 No 6,7,8

6. Apa sajakah anatomi normal yang dapat terlihat pada radiograf periapikal gigi 47,14, dan
28?

Radiografi periapikal adalah komponen penunjang diagnostik yang menghasilkan


gambar radiografi dari beberapa gigi dan jaringan apeks sekitarnya. Gambaran tulang
(jaringan keras) akan menghasilkan bayangan putih (radiopak) pada film. Sedangkan
gambaran hitam (radiolusen) dihasilkan dari sinar-x yang langsung terpapar pada film
atau objek yang sedikit menahan radiasi (daerah pulpa,gusi,akar). Radiografi periapikal
menggunakan film yang berukuran 3x4 cm. Setiap film biasanya menunjukkan 2-4 gigi
dan dapat memberikan gambaran secara rinci tentang gigi dan jaringan sekitarnya seperti
mahkota,dentin,pulpa,akar gigi, dan tulang alveolar sekitar gigi sampai ke apikal.
Anatomi yang terlihat apabila pasien mengalami radiografi secara periapikal
dapat dijelaskan melalui gambar berikut
Secara radiografi gambaran anatomi normal pada gigi sampai yang terlihat pada gambar satu:

1. Enamel merupakan bagian gigi yang terpadat, mahkota gigi terlihat radiopak yang
berakhir pada batas cemento-enamel junction.
2. Dentin merupakan struktur gigi setelah enamel tetapi tidak mengalami kalsifikasi
sehingga tidak begitu radiopak. Jika hasil radiografi tidak begitu baik maka sulit
membedakan atas dari enamel,dentin, dan dentino-enamel junction.
3. Pulpa berada di tengah mahkota dan akar gigi yaitu terlihat radiolusen. Seiring
pertambahan umur maka kamar pulpa akan semakin mengecil bahkan dalam beberapa
kasus hilang tertutup dentin sekunder.
4. Lamina dura terlihat radiopak dan berjalan tanpa putus (lamina dura terlihat jelas ketika
setelah dilakukan pencabutan).
5. Crest alveolar adalah anatomi gigi antara margin gingiva dengan puncak tulang alveolar
yang terletak diantara gigi dan terlihat radiopak pada radiografi.
6. Tulang alveolar adalah anatomi gigi yang berguna sebagai pendukung dan penahan gigi
yang terlihat radiopak.

Sumber:

27 Oct. 2020, repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49868/Chapter%20II.pdf?


sequence=4.

Topo S. Toppo, Syamsiar. “Distribusi Pemakaian Radiografi Periapikal Dan Radiografi


Panoramik Pada Pasien Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah Di Kota Makassar. Dentofasial.
2012;11(2):75-78.
7. Apabila anda harus melakukan lebih dari satu kali radiografi, hal apa yang menguatkan
anda sehingga anda dibenarkan untuk melakukan hal ini?

Radiografi dibidang ilmu kedokteran gigi adalah pengambilan gambar


menggunakan radiografi dengan sejumlah radiasi untuk membentuk bayangan yang dapat
dikaji pada foto film ronsen. Radiografi memunyai peranan yang sangat penting. Hampir
semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi
agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal. Sebelum mengambil
gambar radiografi tentu sebagai dokter gigi harus menentukan diagnosis penyakit
pasien,jenis radiografi yang akan digunakan agar dapat dilakukan penanganan paling baik
dan efisien selanjutnya.
Apabila seorang dokter harus melakukan radiografi lebih dari satu kali,hal
tersebut harus sejalan dengan kebutuhan penanganan selanjutnya seperti (letak regio gigi
yang berbeda tetapi dokter gigi memerlukan radiografi secara intraoral) serta prinsip
keselamatan dan kesehatan dalam dunia radiologi yaitu,justifikasi (risiko yang
ditimbulkan harus lebih kecil dari manfaat yang diterima),limitasi (nilai batas dosis yang
sudah ditetapkan dan tidak boleh dilampaui),optimasi (pemanfaatan radiasi diupayakan
serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi).
Selain itu,hasil dari foto radiografi yang dapat dokter gigi pakai adalah hasil foto
radiografi terbaik agar dapat dibaca dengan baik dan benar sehingga penanganan lanjutan
dapat berjalan dengan lancar. Pengulangan foto radiografi tentu harus berada pada dosis
ambang batas dengan penggunaan alat proteksi baik pada pasien maupun dokter gigi
untuk meminimalisir efek yang berbahaya.

Sumber:

Boel T. Dental Radiografi Prinsip dan Teknik. 4th ed. Medan: USU Press; 2020.

8. Usaha apa yang akan anda lakukan agar pasien merasa aman akan bahaya radiasi yang
mungkin terjadi?

Radiografi dental merupakan sarana pemeriksaan untuk melihat manifetasi oral


dirongga mulut yang tidak dapat dilihat dari pemeriksaan klinis namun dapat dengan jelas
terlihat gambaran seperti perluasan dari penyakit periodontal,karies pada gigi serta
kelainan patologis rongga mulut lainnya. Radiologi dental menjadi pedoman untuk
memaksimalkan hasil diagnostik yang terlihat dari intrepetasi gambar. Meskipun dosis
paparan dari radiografi dental sangat kecil namun,dosis paparan cahaya radiasi harus
diminimalisasikan seminimal mungkin untuk mengurangi akumulasi dosis paparan
terhadap pasien.
Sama seperti prosedur rontgen umum,radiografi gigi juga memiliki risiko radiasi.
Namun,risiko paparan radiasi dari sinar X terbilang rendah sehingga aman untuk anak-
anak maupun orang dewasa. Sebagai dokter gigi nantinya saya akan menjelaskan terlebih
dahulu penanganan yang akan dilakukan serta penjelasan teknik foto radiografi jenis apa
yang akan diterapkan pada pasien. Dokter gigi juga harus menyakinkan bahwa teknik
radiografi yang dilakukan adalah teknik paling baik dan diyakinkan aman. Dokter gigi
harus melakukan teknik radiografi kepada pasien dengan tetap menegakkan tiga prinsip
keselamatan dan kesehatan dalam dunia radiologi.
Pemberian proteksi kepada pasien seperti penggunaan apron,pemakaian filtrasi
maksimum pada sinar primer,jarak fokus pasien jangan terlalu pendek,daerah yang
disinari harus sekecil mungkin,waktu penyinaran harus sesingkat mungkin,alat kelamin
harus dilindungi,pasien hamil trimester pertama tidak boleh diperiksa radiolog dan hal-
hal yang harus diperhatikan lainnya. Selain itu,dokter gigi harus melakukan jenis
radiografi terbaik dan terefisien untuk kasus yang dialami setiap pasien agar tidak terjadi
pengulangan dalam melakukan foto radiografi

Sumber:

Boel T. Dental Radiografi Prinsip dan Teknik. 4th ed. Medan: USU Press; 2020.

Farizka I, Nandary D, Wijaya D. Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan Radiografi Kedokteran Gigi


Pada Pasien Anak. Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu. 2020;2(1):86-90.

Anda mungkin juga menyukai