PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiology merupakan cabang ilmu kesehatan yang berhubungan dengan
bahan radioaktif. Pada bidang kedokteran gigi bahan radioaktif yang digunakan
adalah sinar X untuk menghasilkan gambaran radiografi keadaan rongga mulut pasien
yang tidak kasat mata. Gambaran radiografi gigi dapat digunakan sebagai
pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis, merncanakan terapi
yang akan diberikan kepada pasien dan untuk mengevaluasi hasil perawatan gigi.
1.2 Tujuan
Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat
menjelaskan :
-
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui peran radiology dalam bidang kedokteran gigi
serta mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal untuk
mempelajari ilmu yang nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya.
.
BAB 2
1
2.2 STEP 1
Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit :
Radiology
Radiologi merupakan cabang ilmu kesehatan yang berhubungan
dengan
2.3 STEP 2
Identifikasi Masalah
1. Apa saja fungsi dan tujuan dari radiologi?
2. Sebutkan sifat-sifat sinar-X!
3. Sebutkan efek dari radiasi!
3
4. Sebutkan prosedur kerja dalam radiografi serta hal-hal yang perlu dperhatikan
dalam pemakaian sinar radiasi!
5. Apa saja tekhnik pemeriksaan ekstra oral dan intra oral?
6. Sebutkan alat-alat yang digunakan dalam rontgen (kedokteran gigi)!
7. Bagaimana cara meminimalisir kesalahan dalam foto rontgen?
8. Sebutkan tahap-tahap dalam pengelolaan film!
9. Apa yang menyebabkan foto rontgen tidak jelas?
10. Sebutkan cirri-ciri foto rontgen yang bagus dan tidak!
11. Pada keadaan gigi yang bagaimana sehingga dilakukan rontgen?
2.4 STEP 3
Analisis Masalah
1. Pada pemeriksaan radiologi berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan di
rongga mulut misalnya karies, membantu para medis melihat rongga mulut
yang tidak kasat mata, menunjang diagnosis penyakit di rongga mulut,
membantu melihat ahsil dari perawatan gigi, merencanakan perawatan, dan
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan gigi.
2. Sinar-X memiliki sifat yaitu:
a. Daya tembus
Makin besar tegangan tabung maka makin besar daya tembusnya, dan bila
b.
c.
d.
e.
f.
g.
makin kecil kepadatan suatu benda maka makin besar daya tembusnya.
Tidak dapat dilihat
Mempuyai frekuensi gelombang yang tinggi
Memutasi sel-sel gonad
Menimbulkan kelaina pada sel drah contonhya leukemia
Dapat diserap oleh timah hitam
Apabila dapat menembus objek akan menimbulkan warna gelap yang
disebut radio lucent sedangkan bila tidak dapa menembus akan berwarna
b. Kronik :
Kronik terjadi setelah bertahun-tahun dapat menimbulkan kanker,
tumor dan lainnya
Efek radiasi terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi secara
langsung berupa interaksi dengan DNA yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan struktur DNA dan perubahan baik jumlah maupun struktur kromosom
yang dapat menyebabkan mutasi, sedangkan radiasi secara tidak langsung yaitu
penyerapan energi radiasi dengan molekul air dalam proses hidrolisis air yang
akan menghasilkan radikal bebas yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik
terhadap molekul organik vital tubuh.
Efek radiasi pada Tulang yang menyebabkan kerusakan pada osteoblas dan
osteoklas sehingga menyebabkan derajat mineralisasi tulang berkurang dan
memicu terjadinya kerapuhan.
Efek radiasi terhadap gigi yang dapat terjadi secara langsung yaitu pada benih
giginya, dan berupa gangguan kalsifikasi pada gigi, dan terjadi secara tidak
langsung yang terjadi setelah pembentukan gigi.
Efek radiasi pada kelenjar air liur yang menyebabkan gangguan sekresi
(Radiasinya 3000 R), dan terjadi pada lidah yang dapat menyebabkan lidah kaku,
keras dan sakit bila terkena makanan.
Efek radiasi akut yang disebabkan oleh dosis radiasi yang besar
Dosis (Sv)
0,25
0,25-1,0
1-2
2-6
beberapa mingu).
Muntah dalm 2 jam, perubahan darah yang parah,
5
>10
minggu.
Kerusakan otak, koma, kematian.
Tidak boleh mengenai orang lain selain orang yang ingin di foto
Film harus dipasang pada posisinya
Petugas berdiri sejauh mungkin minimal 3 meter
Pasien harus dilindungi menggunakan apron
Ukuran sinarnya harus dibatasi
Harus ada indikasi klinis yang jelas
Tahap-tahapnya berupa :
Menerangkan cara kerja kepada pasien
Memakaikan apron pada pasien
Pasien melepaskan benda-benda penghalang radiograf
Perhatikan kepala pasien dan letakkan kepala pasien pada posisi yang tepat
Memposisikan sesuai dengan yang mau diperiksa
Meletakkan film pada area yang mau diperiksa
Operator harus berdiri sejauh 3 meter dibelakang dinding dengan memakai
apron khusus
Mengarahkan sinar X
Dilakukan pemotretan
Radiografnya digantung dan dikeringkan
a. Teknik Rontgen Periapikal pada gigi anterior film diletakkan secara vertikal
sedangkan pada gigi posterior diletakkan secara horizontal. Filmnya diletakkan
didalam mulut dengan ukuran 31 x 41 mm. Rontgen Periapikal dapat dilakukan
dengan 2 teknik berupa teknik kesejajaran (pararel) yang diletakkan sejajar
dengan gigi menggunakan film holder dan teknik bidang bagi (bisetion) yang
mengharuskan pasien memegang filmnya sendiri.
b. Teknik Rontgen Bitewing yang mengharuskan pasien menggigit sayap dari film
yang berukuran 22 x 36 mm, berfungsi untuk mendeteksi karies, dan kondisi
periodontal gigi.
c. Teknik Rontgen Oklusal berupa sinar diletakkan tegak lurus diarahkan 90o, film
berukuran 57 x 76 mm, rontgen oklusal berfungsi untuk melihat area gigi dan
tulang didaerah periapikal, melihat kelainan pda gigi, membantu pemeriksaan
timus, menentukan fraktur maksila dan mandibula serta mendeteksi adanya
penyakit pada dasar mulut.
Teknik rontgen ekstraoral
Teknik Panoramik yang memperlihatkan struktur facial mandibula dan
maksila beserta sturuktur pendukungnya, foto rontgen ini digunakan untuk
7
panas
yang
timbul,
Aluminium
Filtration
untuk
adanya sisa radiasi yang dapat melewati film menunju kejaringan pasien.
Grid digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi radiasi sinar hambur
yang dapat menyebabkan kabut pada hasil radiografis.
Duty Cycle untuk mengatur frekuensi penyinaran
Extention Arm untuk mengatur posisi dan jarak dari tube head dengan control
panel.
7. Untuk meminimalisir kesalahan dalam rontgen bisa dengan menggunakan alat
tambahan seperti film holder yang dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh
gerakan pasien dan mempertahankan film pada posisi yang telah di atur.
8. Tahap pengelolaan/prosessing film
Pembangkitan/developing dengan larutan developer yang bertujuan untuk
mengurangi paparan dan mengubah energi kristal perak halida menjadi perak
hitam metalik dan melembutkan emulsi film selama proses developing.
Pembilasan/rinsing bertujuan untuk menghilangkan developer dri film dan
menghentikan proses pengembangan. Pembilasan harus dilakukan selama 5
detik.
Penetapan/fixing untuk menghindari kabut pada film.
Pencucian/washing setelah film menjalani proses penetapan maka akan
terbentuk
perak
kompleks
dan
garam,
pencucian
bertujuan
untuk
10. Ciri-ciri dari hasil rontgen yang baik adalah memiliki kontras yang baik, memiliki
kontras yang sama dan pas serta struktur anatomisnya harus terlihat jelas.
9
11. Pada keadaan gigi yang membutuhkan informasi tambahan yang berupa keadaan
di dalam rongga mulut yang tidak kasat mata seperti keadaan periapikal gigi dan
keadaan jaringan tulang disekitar gigi sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis
maka, dibutuhkan foto rontgen.
2.5 STEP 4
Kerangka Konsep
RADIASI
RADIOLOGI GIGI
INTRA ORAL
EKSTRA ORAL
TEKNIK RONTGEN
2.6STEP 5
Identifikasi sasaran belajar
1.
2.
3.
4.
Prosedur keamanan
2.7 STEP 6
10
Belajar Mandiri
2.8 STEP 7
Sintesis
GAMBARAN RADIOGRAFI
Gambar radiografi di produksi oleh sinar-X yang menembus suatu objek dan
kemudian berinteraksi dengan emulsi pada film. Interaksi ini menghasilkan warna
hitam (radiolucent) pada film. Jumlah sinar-X yang mencapai film menentukan
seberapa luas permukaan film yang berubah warna menjadi hitam, kepadatan suatu
objek akan mempengaruhi banyaknya sinar-X yang dapat mencapai film.
Hasil akhir dari gambar radiogarfi merupakan gambar 2 dimensi yang dibentuk
oleh oleh bayangan yang berwarna hitam, putih dan abu-abu yang disebut dengan
shadowgraph.
Banyaknya sinar-X yang dihalangi oleh suatu objek akan menentukan bayangan
yang terbentuk pada film :
Gambar yang terbentuk pada film radiograph meupakan gambar dua dimensi yang
memiliki keterbatasan atau kekurangan dibandingkan dengan gambar tiga dimensi :
Terkadang untuk menentukan bentuk dan letak suatu objek pada gambar dua dimensi
tidak cukup hanya menggunakan satu sudut pandang saja, tetapi dibutuhkan lebih dari
satu sudut pandang untuk mendapatkan informasi yang cukup agar bisa menentukan
bentuk dan letak suatu objek.
Superimposisi dan tidak dapat menentukan bentuk dan letak dari struktur yang
ada didalam objek.
Bayangan yang dihasilkan oleh suatu objek radiasi atau pasien akan mengalami
superimposisi satu sama lain pada radiograph. Gambar yang mengalami
superimposisi memiliki informasi yang kurang bahkan terkadang dapat menimbulkan
kesalahpahaman terhadap bentuk dan letak dari struktur yang mengalami
superimposisi.
Untuk menilai kualitas baik atau buruknya suatu gambar radiograph ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
Contrast -- perbedaan warna yang jelas antara warna hitam (radiolucent), putih
12
Unit Sinar X
Film
Unit Processing
Larutan processing
Unit Pengering Film
Radiography Protection Film
Viewer
(Lukman, 1995)
saliva tergantung dosis dan lamanya penyinaran.. Mulut akan menjadi kering
(Xerostomia) dan sakit, serta pembengkakan dan nyeri karena berkurangnya saliva
sehingga menyebabkan hilangnya fungsi lubrikasi.
Efek Radiasi pada Gigi
Gigi yang telah erupsi cenderung mengalami kerukan akibat radiasi daerah rongga
mulut, meskipun kerusakannya baru tampak setelah beberapa tahun setelah radiasi.
Manifestasi kerusakan berupa destruksi substansi gigi yang disebut karies radiasi dan
dimulai pada servikal gigi. Lesi berupa demineralisasi yang lebih daripada karies
pada umumnya, dengan pola melintas gigi dan menyebabkan kerusakan mahkota gigi
pada daerah servikal.
Kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin, sementum) mengakibatkan
karies gigi. Secara radiografi daerah karies bersifat radiolusen bila dibandingkan
dengan email atau dentin. Hal ini penting bagi pendiagnosa untuk melihat radiografi
dalam situasi pengamatan yang tepat dengan pandangan yang jelas agar dapat
membedakan antara restorasi dan anatomi gigi yang normal. Pada gigi terjadi dua
efek radiasi yaitu efek radiasi secara langsung dan tidak langsung.
15
16
Apoptosis adalah mekanisme biologis yang merupakan jenis kematian sel yang
terprogram, yang dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis. Apoptosis
digunakan oleh organism multi sel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan
oleh tubuh. Apoptosis umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat
menguntungkan bagi tubuh.
Apoptosis dapat terjadi selama selama perkembangan, sebagai mekanisme
homeostatis untuk menjaga atau memelihara populasi sel dalam jaringan, sebagai
mekanisme pertahanan jika sel rusak oleh suatu penyakit atau bahan racun pada
proses penuaan.
Apoptosis pada jaringan fibroral pulpa dapat terjadi akibat dosis radiasi yang
diterima selama terapi radiasi adalah 200 rad sehingga apoptosis pada sel fibrolas
pulpa meningkat pulpa sehingga selain sel sel fibrolas, sel-sel lain juga turut mati
akibat efek radiasi. Dikarenakan sel fibrolas merupakan sel terbanyak yang ada di
pulpa dengan fungsi sebagai menjaga integritas dan vitalitas pulpa berupa
membentuk dan mempertahankan matriks jaringan pulpa dengan membentuk ground
substance dan serat kolagen sehingga apoptosis pada sel fibrolas pulpa menjadi
proses awal terjadinya karies radiasi.
Selain itu, Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan
interaksdi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi
akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila
penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai
arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih
dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian
akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia
terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak
langsung.
(OBrien, 1982)
RONTGEN INTRA ORAL
17
Periapikal radiografi
Radiografi periapikal memperlihatkan gambaran gigi secara spesifik 2 sampai 4 gigi
dan memberikan informasi yang lebih detail mulai dari mahkota gigi hingga ke
daerah periapikal gigi
Ada 2 teknik dalam pengambilan foto rontgen peri apikal :
Rahang Bawah
Konusnya tegak lurus dengan bidang bagi.
Pada bagian anterior : kunus diarahkan ke protuberantia.
Pada bagian posterior : konusnya diarahkan pada inci diatas tepi
mandibula.
Pada teknik bidang bagi menggunakan sudut sesuai dengan gigi yang akan di foto :
Gigi
Insisivus
Caninus
Premolar
Maksila
45o
50o
40o
Mandibula
25o
20o
15o
18
Molar
30o
5o
2. Teknik kesejajaran atau teknik konus panjang atau disebut juga teknik paralel.
Ada 3 macam konus yaitu : - untuk gigi depan /anterior
- Untuk gigi belakang anterior kanan bawah dan
untuk gigi belakang kiri atas.
- Untuk gigi belakang kiri bawah dan gigi
belakang kanan atas.
Bitewing Radiografi
19
Pada bitewing radiografi pasien diminta untuk menggigit pada sayap kecil yang
dipasang pada film intraoral. Pada bitewing radiografi terlihat gambaran mahkota
gigi premolar dan molar dari kedua rahang dalam satu sisi (dextra/sinistra).
Bitewing radiografi dapat digunakan untuk mendeteksi karies pada proksimal dan
puncak alveolar.
Oklusal Radiografi
Pada oklusal radiografi film yang digunakan berukuran 5,7 x 7,6 cm dan
diletakkan pada oklusal plane. Secara garis besar oklusal radiografi di bagi
menjadi 2, yaitu maxila projections untuk rahang atas dan mandibula projection
untuk rahang bawah.
Maxila Projection
atas.
Oblique oklusal atas
Pada proyeksi ini bagian posterior dari maxila dan gigi posterior rahang atas.
Vertex oklusal
Pada proyeksi ini di dapatkan gambaran seluruh bagian maksila yang menjadi
tempat melekatnya gigi dari atas. Teknik ini jarang digunakan karena
RONTGEN EKSTRAORAL
Radiografi Oblique Lateral
Radiografi oblique lateral biasa digunakan untuk membuat gambaran radiografi dari
mandibula. Radiografi oblique lateral terbagi menjadi 3 teknik yaitu :
1. True lateral
Film dan bidang sagital dari kepala pasien sejajar dan sinar X tegak lurus pada
keduanya.
2. Oblique lateral
Film dan bidang sagital dari kepala pasien tidak sejajar dan sinar X tegak lurus film
dan miring dari bidang sagital kepala pasien.
3. Bimolar
Cara ini digunakan untuk melihat oblique lateral dari sisi kanan dan kiri rahang dalam
satu radiograf yang di bagi menjadi dua, setengah kanan dan setengah kiri
Radiografi Sefalometri
Radiografi sefalometri biasanya digunakan oleh bidang orthodonti untuk melihat
hubungan gigi rahang atas dan rahang bawah, hubungan gigi dan rahangnya, juga
hubungan rahang dan tulang facial disekitarnya. Pada radiografi sefalometri terlihat
seluruha bagian kepala dari satu sisi kanan/kiri dengan pandangan lateral.
21
Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik merupakan radiografi yang sering digunakan karena memiliki
banyak kelebihan. Pada radiografi panoramik terlihat seluruh bagian rahang bawah
dan rahang atas, juga terlihat sinus maksilaris dengan pandangan frontal.
22
Proyeksi ini memperlihatkan tulang facial, maksila dan beberapa sinus, proyeksi ini
menghindari adanya superimposisi dari basis cranii.
23
Ocipitomental 30o
proyeksi ini juga memperlihatkan tulang facial, tetapi dengan sudut yang berbeda
untuk mengetahui adanya disposisi pada tulang.
Posteroanterior
Anteroposterior
Proyeksi ini memperlihatkan sisi posterior dari mandibula. Proyeksi ini tidak cocok
untuk melihat keadaan tulang facial karena superimposisi dari basiscranii dan tulang
nasal
24
Reverse towne
Posteroanterior diputar
Proyeksi ini memperlihatkan jaringan dari slah satu sisi wajah, digunakan untuk
melihat kelenjar parotis dan ramus mandibula
Proyeksi ini memperlihatkan tulang cranium dan facial dari sisi lateral, tetapi tidak
diambil dari cephalostat, tidak seperti sefalometri. True lateral tulang kepala
digunakan untuk melihat satu sisi kepala dari lateral tapi tidak mendapatkan informasi
tentang perkembangan ortodonti
Proyeksi ini memperlihatkan basis cranii, sinus sphenoidal dan tulang facial dari
bawah.
(Whaites, 2003)
25
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa :
1.
Radiologi dalam kedokteran gigi dibagi menjadi dua, yaitu rontgen intraoral
dan rontgen ekstraoral. Rontgen intraoral terbagi menjadi radiografi
periapikal, bitewing dan oklusal, sedangkan rontgen ekstra oral terbagi
menjadi raadiografi oblique lateral, sefalometri, panoramik, tulang kepala
dan maksilo facial
2.
Alat dan bahan yang digunakan dalam radiologi kedokteran gigi adalah unit
sinar X, film, unit prosessing, larutan prossesing, unit pengering, radiografi
protection film dan viewer.
3.
4.
Foto rontgen memiliki manfaat yang cukup besar, tetapi juga memiliki resiko
yang besar pula, karena apabila seseorang terkena radiasi terlalu lama dan
terlalu sering, maka akan berbahaya bagi kesehatan tubuh orang tersebut.
1.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
26
Daftar Pustaka
27