Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN APLIKASI DIGITAL RADIOGRAPHY di BIDANG

KEDOKTERAN GIGI

Radiografi
Radiografi adalah salah satu alat klinis penting untuk membuat diagnosis. Alat ini
memungkinkan pemeriksaan visual struktur mulut yang tidak mungkin dapat dilihat dengan
mata telanjang. Radiografi dapat berisi informasi mengenai adanya karies yang dapat
melibatkan atau mengancam pulpa. Radiografi dapat menunjukan bentuk, jumlah, bagian, ,
panjang dan lebar saluran akar, adanya material mengapur di dalam rongga pulpa atau saluran
akar, resorpsi dentin yang mulai dari dalam saluran akar (resorpsi interna) atau dari
permukaan akar (resorpsi eksternal), klasifikasi atau penyembuhan kavitas pulpa, penebalan
ligamentum periodontal, resorpsi sementum, dan sifat serta perluasan periapikal dan tulang
alveolar.
Dalam melakukan pemeriksaan kita harus memperhatikan dosis efektif. Dosis efektif
adalah besaran dosis yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi yang nilainya adalah
jumlah perkalian dosis ekuivalen yang diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan.
Proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang
merusak akibat paparan radiasi.
Masih banyak pengguna sinar-X yang tidak menyadari dalam mengambil langkah-
langkah kesehatan dan keselamatan kerja sebagai prioritas utama pada operator, dokter dan
pasien. Keselamatan sebagai sebuah konsep didefinisikan sebagai keadaan yang bertanggung
jawab terhadap bahaya atau cedera apapun bentuknya, bebas dari cedera luka atau kerusakan.
Indonesia memiliki undang-undang dan pedoman penggunaan radiasi. Namun hanya sedikit
informasi tentang bagaimana hal ini diterapkan dalam praktek dokter gigi.
Sejak diketahui sinar-X dapat menembus masuk hampir setiap obyek dan mampu
menghasilkan perubahan kimia pada film fo- tografi, maka citra radiograf dapat digunakan
sebagai citra Radiografi. Radiograf (citra sinar- X) merupakan hasil fotografik yang
dihasilkan oleh sinar-X yang menembus objek atau tubuh dan dicatat oleh film radiograf
analog atau file radiograf digital. Perkembangan selanjutnya, dengan menggunakan media
penyimpan ber- bahan fosfor (phosfor storage) yang diikuti pembacaan berbasis pendaran
melalui proses scanning oleh sinar laser, kemudian dikenal dengan system Computed
Radiography (CR), seperti yang terdapat pada Rumah Sakit besar di Indonesia. Penggunaan
sinar-X adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan
pemakaian yang paling banyak pada dignostik imaging system.
Prinsip dari radiografi digital adalah memanfaatkan perbedaan penyerapan sinar-X pada
bagian-bagian obyek atau tulang dan jaringan lainnya. Pada tulang padat, sinar- X yang
diserap lebih banyak sehingga sinar yang datang ke image plate menjadi berkurang
mengakibatkan gambaran tulang menjadi lebih putih dibanding dengan jaringan tulang lain-
nya.

Langkah siklus pencitraan sistem CR

Diagram alir pengukuran data radiograf

Radiografi dalam bidang Kedokteran Gigi


Pada tahun 1895, dua minggu setelah sinar X ditemukan, radiografi dental pertama
dibuat oleh seorang dokter gigi dari Jerman yaitu Otto Walkoff. Ia menempatkan
lempengan kaca fotografi yang dibungkus rubber dam kedalam mulutnya sendiri dan
disinari selama 25 menit. Akhirnya, baru pada pertengahan tahun 1980 radiografi digital
pertama diperkenalkan di kedokteran gigi oleh Francis Mouyen dalam tulisannya yang
menjelaskan mengenai RadioVisioGraphy (RVG) pada 1989.
Radiografi digital yang pertama sekali diperkenalkan di kedokteran gigi adalah

sensor digital intra-oral. Pada saat itu, banyak dokter gigi yang masih enggan
mengadopsi teknologi baru ini, karena tidak mencakup gambaran panoramik dan
sefalometri sehingga tidak memungkinkan dokter gigi untuk meninggalkan proses
film dan mengadopsi teknologi digital.
Telah lebih dari satu abad profesi kedokteran gigi menggunakan pemeriksaan
radiografik sebagai sarana untuk memperoleh informasi diagnostik yang tidak dapat
diperoleh dari pemeriksaan klinis dan pemeriksaan lain sebelumnya. Hingga saat ini dental
radiografi menjadi salah satu peralatan penting yang digunakan dalam perawatan kedokteran
gigi modern. Pemotretan radiografi gigi baik proyeksi intra oral maupun ekstra oral hampir
merupakan prosedur umum yang dilakukan oleh dokter gigi dalam membantu
penatalaksanaan suatu kasus. Radiografi digital merupakan panduan radiografi diagnostik
konvensional, dengan kemajuan teknologi komputer. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
gambaran yang memberikan informasi diagnostik maksimum, dengan radiasi minimum

a. Proyeksi Intra Oral


Pemeriksaan intra oral adalah salah satu aplikasi radiologi klinik yang pertama kali
digunakan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Secara umum dapat dikatakan bahwa
radiografi intraoral dapat memberikan informasi diagnostik yang tidak diperoleh dari
pemeriksaan sebelumnya. Sampai saat ini radiografi merupakan metode diagnostik non
invasive utama untuk eveluasi perubahan internal jaringan yang termineralisasi di daerah
orofasial. Pemeriksaan ini terdiri dari 3 macam proyeksi yaitu : periapical, bitewing dan
occlusal.
b.
Proyeksi Ekstra Oral
Radiografi yang termasuk proyeksi ekstra oral adalah semua proyeksi radiografik daerah
maksilofasial, dengan film diletakan di luar mulut pasien. proyeksi ekstraoral di bidang
kedokteran gigi meliputi proyeksi-proyeksi standar maupun proyeksi khusus untuk
pemeriksaan daerah kepala, sendi temporomandibula, sinus, tulang nasal, zigomatik dan
sebagainya.

Secara skematis, sistem Radiografi Digital (RD) dapat dijelaskan sebagai berikut:
generator sinar-X memberi paparan pada obyek, kemudian oleh unit tabung kedap cahaya
yang terdiri dari detektor (intensyfying screen) dan kamera CCD mengubah gambaran
sinar-X menjadi sinar tampak, sehingga unit video capture (VC) citra radiografi bisa
ditampilkan oleh unit PC dengan monitor penampil radiograf.
Sedangkan untuk sistem Computed Radiography (CR) secara skematis dapat
dijelaskan sebagai berikut: sinar-X memberi paparan pada pasien (obyek), kemudian
gambaran diterima oleh kaset detector pelat pencitraan (storege phosphor image plat
SPIP) untuk proses berikutnya kaset tersebut diolah oleh scanner, sehingga terjadi proses
pembacaan citra, pengaturan skala, dan penyimpanan/pengolahan citra (oleh
image reader, image scaling, image record), dan akhir radiograf bisa ditampilkan pada layar
monitor.

Dengan menggunakan perangkat lunak berbasis Matlab hasil rekayasa, citra radiograf
keluaran sistem CR dengan jenis image *.BMP atau *.JPG tersebut diamati, kemudian dipilih
dengan mengambil sebagian (crop) bagian-bagian tertentu pada ROI (region of interes) tanpa
obyek, ROI Step 1 s.d 11. ROI yang telah dipilih dan secara visual dapat dibedakan secara
kualitatif dari gelap sampai terang tersebut kemudian oleh perangkat lunak yang sama bisa
diubah menjadi angka-angka tingkat keabuan GL dari 0 255, yaitu dari warna gelap sampai
putih. Metode pengukuran menggunakan perangkat lunak berbasis Matlab pada sistem ra-
diografi CR ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif metode baru pengganti densitometer
optis yang mahal dan metode ini tanpa membutuhkan perawatan secara periodik yang rumit.

Digital Radiography di bidang Kedokteran Gigi ini sudah berkembang dengan sangat luas
dengan berbagai manfaat dan kelebihannya sendiri-sendiri, seperti sistem radiografi CR yang
dapat menghasilkan gambar hasil rontgen secara langsung di komputer yang praktis dan
mudah dioperasikan sehingga membantu tenaga medis terutama dokter gigi untuk melakukan
diagnosis terhadap pasien.

Daftar Pustaka:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21348/4/Chapter%20I.pdf (N. Astari. 2010.
Universitas Sumatera Utara)
Mustafa, Ahmad. 2012. Kondisi Ruangan Radiografi Gigi Pada Instalasi Kesehatan di Kota
Makassar. Universitas Hasanuddin.
Susilo, et al. 2011. Analisis Homogenitas Bahan Acrylic Dengan Teknik Radiografi Sinar-X.
Jurnal Fisika Vol.1 No.1.
Susilo, et al. 2013. Aplikasi Perangkat Lunak Berbasis Matlab Untuk Pengukuran Radiograf
Digital. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol.9.

Anda mungkin juga menyukai