Anda di halaman 1dari 12

KELAINAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR

10.1 Definisi kelainan temporomandibular Secara singkat akan di jelakan antomi dari sendi temporomandibular Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah persendiaan dari kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal. Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telingaa. Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. Kelainan sendi temporomandibula disebut dengan disfungsi temporomandibular. Salah satu gejala kelainan ini munculnya bunyi saat rahang membuka dan menutup. Bunyi ini disebut dengan clicking yang seringkali, tidak disertai nyeri sehingga pasien tidak menyadari adanya kelainan sendi temporomandibular5. Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint ini dibentuk oleh bagian bagian: 1. Fossa glenoidalis 2. Prosesus kondiloideus 3. Ligamen 4. Rongga Synovial 5. Diskus artikularis Definisi dari kelainan temporomandibular merupakan kelainan pada bagian sendi temporal dimana hal tersebut menyebabkan terjadinya ke abnormalan pada fungsi dan antomi dari senti temporal tersebut.Gangguan pada TMJ merupakan kondisi yang bersifat progresif. Secara garis besar gangguan pada sendi temporal akan menyebabkan rasa sakit,rasa sakit itulah yang disebut arthalgia dimana rasa sakit itu hanya bersal dari nociceptor yang berada di jaringan lunak sekitar sendi discal ligament,capsular ligament,dan retrodiscal tissue.Jika ligament ini elongasi atau tertekan maka nosiseptor akan meneruskan implus sehingga timbul rasa sakit dimana penderita tidaka akan bias membedakan sumber rasa sakit yang pasti Karena semua di artikan sebagai sakit sendi.jika rasa sakit timbul maka gerakan mandibula akan terhambat (reflex nociceptive).pada rasa sakit kronis,gerakan rahang

menjadi terbatas dan penderita akan berhati-hati untuk menghindari timbulnya rasa sakit (protective co-contraction) Juga dapat menimbulkan disfungsi organ pada bagian temporamandibular biasanya akan menghambat pengerakan normal dari kondilus-diskus disertai bunyi clik atau pop (jika lebih keras ) atau krepitasi. 10.2 Etiologi kelainan sendi temporomandibular Etiologi dari trauma itu sendiri terbagi atas 2 yaitu makrotrauma dan mikro trauma.tekanan yang berlebihan akan menyebaban gangguan fungsional pada bagian tersebut dan dapat berdampak kerusakan pada jaringan tersebut juga. y Makro trauma Tekanan yang terjadi secara langsung pada bagian yang mengalami kerusakan yang menyebabkan perubahan pada bagian diskus dan kondilaris secara langsung.makro trauma dapat juga terjadi ketika gigi bersamaan atau dapat juga menyebabkan perubahan pada kondilus dengan fossa ketika mulut di buka. Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan. y Mikro trauma Dimana trauma ini merubah posisi diskus dan kondilus secara perlahan-lahan.Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot. Kondisi oklusi Dulu oklusi selalu dianggap sebagai penyebab utama terjadinya TMD, namun akhir-akhir ini banyak diperdebatkan y Stress emosional Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan adalah peningkatan stres emosional. Pusat emosi dari otak mempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem limbik adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat emosional individu. Stres sering memiliki peran yang sangat penting pada TMD. Stres adalah suatu tipe energi. Bila terjadi stres, energi yang timbul akan disalurkan ke seluruh tubuh. Pelepasan secara internal dapat mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti hipertensi, asma, sakit jantung, dan/atau peningkatan tonus otot kepala dan leher. Dapat juga terjadi

peningkatan aktivitas otot nonfungsional seperti bruxism atau clenching yang merupakan salah satu etiologi TMD. y Deep pain input Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaan-kebiasaan lain seperti menggigitgigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding. Bruxism adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Pasien yang melakukan clenching atau grinding pada saat tidur sering melaporkan adanya rasa nyeri pada sendi rahang dan kelelahan pada otot-otot wajah saat bangun tidur.. Pada anak bruxism yang juga disertai keluhan nyeri kepala, perlu dilakukan pemeriksaan fungsi mastikasi dan TMD-nya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keduanya. Bila ternyata tidak ada hubungan, anak tersebut harus dirujuk ke spesialis lain. Sehubungan dengan adanya rasa nyeri, beberapa peneliti menemukan bahwa 70-85 % pasien TMD sering merasakan nyeri kepala dan 40 % melaporkan adanya nyeri wajah. Nyeri tersebut bertambah pada saat membuka dan menutup mulut. 50 % pasien TMD sering mengeluhkan nyeri telinga, namun pada saat diperiksa tidak ditemukan tanda infeksi. Bunyi sendi juga sering dilaporkan oleh pasien TMD ,tanpa atau disertai rasa nyeri. Pening (dizziness) juga dilaporkan oleh 40 % pasien, selain itu 33 % melaporkan telinga terasa penuh dan berdengung. Gejala-gejala tersebut lokasinya berada di daerah orofasial namun karena tidak berada dalam rongga mulut seperti sakit gigi, maka pasien tidak mencari pengobatan ke dokter gigi melainkan ke dokter umum atau spesialis lain seperti THT, neurologi, rehabilitasi medik maupun chiropractor. Studi di Finlandia menemukan bahwa banyak pasien TMD mengalami overdiagnosis dan overtreatment karena tanda dan gejala TMD sering tidak betul-betul dipahami oleh para praktisi. Namun karena TMD banyak berhubungan dengan mastikasi, dokter gigilah yang merupakan tenaga medis pertama yang harus dapat mendiagnosa dan merawat pasien dengan tanda dan gejala TMD.

10.3 Klasifikasi / pembagian kelainan temporomandibular y Pertumbuhan abnormal dibagi ke

Gangguan pertumbuhan pada sistem mastikasi dalam 2 kategori umum menurut jaringan yang terlibat: (1) Gangguan pada tulang (2) Gangguan pada otot

Gangguan Kongenital dan Perkembangan Tulang diantaranya agenesis (tidak tumbuh), hypoplasia (perkembangan yang tidak sempurna), hyperplasia (pertumbuhan yang berlebihan), atau neoplasia (pertumbuhan yang tidak terkontrol) Trauma merupakan salah satu fantor penyebab terutama pada sendi seseorang yang masih muda bisa ditandai dengan hypoplasia pada kondilusnya, yang mengakibatkan ketidakseimbangan pola pertumbuhannya. Pada akhirnya ini akan mengakibatkan pergeseran mandibula yang berhubungan dengan maloklusi. Ketidakseimbangan pola pertumbuhan mungkin juga mengakibatkan rheumatoid arthritis dari perkembangan yang cepat. Trauma dapat menyebabkan reaksi hyperplastic, yang mengakibatkan pertumbuhan yang berlebihan pada tulang. Ini biasanya dapat dilihat pada tempat fracture yang sudah lama. . Suatu perubahan fungsi atau rasa sakit yang ada bukan yang utama dalam perubakan struktur. Ketidakseimbangan klinis mungkin berhubungan dengan perubahan struktur dan juga menunjukan berhentinya pertumbuhan atau perkembangan. Radiograph pada TMJ, sebagaimana CT scans, sangat penting dan mengidentifikasi perubahan struktur tulang . y Kelainan letak pada sendi temporomandibular

Disc displacement Permukaan posterior dari disc menipis dan inferior retrodiscal lamina dan lateral distal dan lateral ligamen memanjang, maka disc akan bergeser melalui permukaan artikularis dari kondilus y Degenerative joint disease atau inflamasi

Bukan merupakan gangguan pada sendi temporalnya,kelainan ini jarang di temui pada penderita kelainan pada sendit temporomandibularnya.perawatan Obat anti inflamasi. Untuk mengurangi inflamasi (peradangan) dan rasa sakit, dokter gigi anda mungkin akan menyarankan aspirin atau obat anti inflamasi nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen (Advil, Motrin, dll) y Dislokasi

Kelainan lain dapat berupa dislokasi dimana di bagi atas 2 bagian: Dislokasi tanpa adanya pengurangan atau reduksi dan dislokasi dengan adanya pengurangan atau reduksi. y Ankylosis

Merupakan penyakit yang menyebabkan keterbatasa pada saat pembukaan mulut yang di sebabkan pleh kelainan dari TMJ.dimana ankylosis terbagi atas 2 yaitu: 1. Extracapsular ankylosis 2. Intracapsular ankylosis r Fibrous ankylosis r Bony ankylosis Intracapsular ankylosis. Intracapsular ankylosis, atau penyatuan dari sendi, dapat menyebabkan pembukaan/depresi pada mandibula berkurang. Intracapsular ankylosis timbul akibat penyatuan dari kondilus, disk, dan kompleks fossa, juga merupakan hasil dari pembentukan jaringan fibrosa, penyatuan tulang, atau kombinasi keduanya. Penyebabnya yang paling umum mencakup macrotrauma, paling sering berhubungan dengan fraktur kondilar. Penyebab lain dari ankylosis juga karena sebelumnya menjalani perawatan surgical yang menimbulkan bekas/goresan dan juga infeksi.Evaluasi pada pasien memperlihatkan pembatasan pada pembukaan maksimal yang cukup parah, penyimpangan pada sisi yang kena, dan ekskursi lateral pada sisi kontralateral. Ankylosis yang disebabkan jaringan fibrosa, mobilitas rahangnya lebih besar daripada ankylosis yang disebabkan oleh penyatuan tulang. Extracapsular ankylosis. Ankylosis tipe ini biasanya melibatkan prosessus koronoid dan otot temporalis. Penyebab yang paling sering dari ankylosis extracapsular antara lain, pembesaran dari prosessus koronoid, atau hiperplasia, dan trauma pada area lengkung zygomatic. Infeksi di sekitar otot temporalis juga dapat menghasilkan ankylosis extracapsular.Pasien ini biasanya mempunyai pembatasan pada pembukaan mulut dan penyimpangan pada sisi yang kena. Pada kasus ini, sangat jarang terjadi restriksi total pada pembukaan, dan pembatasan gerakan lateral dan protrusif biasanya menunjukkan tidak adanya ankylosis intracapsular. y Trauma / Fraktur

Luka pada bagian tmj khususnya kondilus, bisa disebabkan oleh mekanisme yang sangat bervariasi. Pada orang dewasa, penyebab dari fraktur ini sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan kandaraaan bermotor, kekerasan, kecelakaan kerja, serta kecelakaan saat melakukan olahraga, faktor lain yang juga menjadi penyebab fraktur ini adalah jatuh. Lindahl, membagi gaya traumatic penyebab luka pada kondilus ke dalam tiga kategori. Pertama adalah energy yang yang

dikeluarkan oleh masing masing individu karena objek bergerak. Luka jenis ini digolongkan kedalam luka pukulan wajah oleh karena tinju, pemukul baseball, atau objek lain. Luka yang kedua adalah luka ketika seorang individu yang bergerak mengenai benda yang diam, sebagai contoh ketika seorang anak terjatuh dan dagu menghantam aspal. Mekanisme jenis ini secara klasik di deskripsikan sebagai parade ground fracture. Kategori yang terakhir adalah energi yang merupakan kombinasi dari yang pertama dan kedua, seperti pada kecelakaan ketika seorang pengendara mobil menabrak mobil dari arah yang berlawanan, dan biasanya menyebabkan luka yang lebih berat. y Neoplasia Neoplasma pada TMJ sangatlah jarang. Kadang-kadang menimbulkan restriksi/pembatasan pada pembukaan rahang dan sakit pada sendi.Tumor di dalam TMJ mengakibatkan kelainan pada kondilus dan hubungan fossa serta dapat mengakibatkan ankylosis intracapsular. Infeksi Infeksi pada TMJ juga sangat jarang ditemukan, bahkan pada kasus trauma atau pengobatan surgical pada area ini. Perluasan dari proses infeksi pada telinga kadang melibatkan TMJ dan mengakibatkan ankylosis intracapsular.

10.4 Gejala umum kelainan TMJ Gejalanya biasanya lebih dari satu, yaitu : 1. Nyeri di sekitar sendi rahang 2. Nyeri kepala 3. Gangguan pengunyahan 4. Bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut dapat disertai atau tanpa rasa nyeri 5. Terbatasnya buka mulut 6. Selain gejala diatas, mungkin juga terjadi gejala lain, seperti :  Nyeri otot terutama otot leher dan bahu  Nyeri telinga  Telinga berdengung  Vertigo: sakit kepala TMD adalah kejadian yang kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor. Perawatan TMD dapat mencapai keberhasilan bila faktor-faktor penyebab tersebut dapat dikenali dan dikendalikan. Untuk itu seorang dokter gigi harus melakukan anamnesa yang seksama untuk mencari penyebab utama terjadinya TMD, sebelum melakukan perawatan. 10.5 Patofisiologi kelainan TMJ Kelainan pada bagian TMJ terbagu atas 2 menurut caranya: 1. Faktor sistemik (degeneratif, endokrin, infeksi)

2. Faktor lokal (berhubungan dengan mastikasi) Kelainan patofisiologi berupa Dislokasi,Internal derangement,dan closed lock y Dislokasi

Dislokasi dari TMJ seringkali timbul dan disebabkan oleh hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi) menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan, atau pada saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menibulkan kejang otot parah. Dislokasi dapat diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan membuat tekanan ke bawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas pada dagu, disertai dengan displacement/pemindahan pada posterior mandibula. Pengurangan ini biasanya juga tidak sulit. Bagaimanapun, kejang otot dapat menghambat pengurangan tersebut, terutama sekali ketika dislokasi tidak dapat dikurangi sesegara mungkin.

Internal derangement Merupakan salah satu kelainan intraartikular sendi temporomandibular,dimana terdapat hubungan yang tidak harmonis antara diskus artikularis dengan kondilus.baik itu bersifat unilateral ataupun bilateral. Jika perlekatan meniscus pada kutub processus condylaris lateral mengendur atau terputus, atau jika zona bilaminar mengalami kerusakan atau degenerasi akibat trauma atau penyakit sendi (terutama stratum superior, yaitu serabut elastic), atau keduanya, maka stabilitas sendi akan terganggu. Akibatnya akan terjadi pergeseran discus ke arah anteromedial akibat tidak adanya penahan

terhadap musculus pterygoideus lateralis superior. Berkurangnya pergeseran ke arah lateral anterior yang spontan dari discus ini akan menimbulkan clicking yang khas, yang akan terjadi bila jarak antar insisal meningkat (Gb. 13-6). Sumber clicking sendi ini berhubungan dengan pergeseran processus condylaris melewati pita posterior meniscus yang tebal. Dengan memendeknya pergeseran anterior dari meniscus, terjadi clicking berikutnya. Pada tahap inilah diskus akan bersifat fibrokartilagenus, yang mendorong terbentuknya konfigurasi cembung-cembung Terdapat 2 klasifikasi dalam internal derangement: 1. dengan reduksi r cliking opening dan closing (reciprocal cliking) r pembukaan mulut normal r rasa sakit r deviasi mandibula 2. tanpa reduksi r tidak adanya cliking r keterbatasan membuka mulut r pain r mandibular deflection y closed lock Merupakan akibat dari pergeseran diskus ke anterior yang terus bertahan. Bila pita posterior dari diskus yang mengalami deformasi tertahan di anterior processus condylaris, akan terbentuk barier mekanis untuk pergeseran processus condylaris yang normal (Gb. 13-7). Jarak antar insisal jarang melebihi 25mm, tidak terjadi translasi, dan fenomena clicking hilang. Closed lock dapat terjadi sebentar-sebentar dengan disela oleh clicking dan locking, atau bias juga bersifat permanen. Pada kondisi persisten, jarak antara insisal secara bertahap akan meningkat akibat peregangan dari perlekatan posterior discus yang disertai dengan osteoarthritis pada processus condylaris dan eminentia articularis. Terdapat juga keadaan dimana closed lock bersifat akut yang mana Keadaan closed lock yang akut biasanya diakibatkan oleh trauma yang menyebabkan processus condylaris terdorong ke posterior dengan akibat terjadi cedera pada perlekatan posterior. Rasa sakit atau tidak enak yang ditimbulkannya dapat sangat parah, dan keadaan ini kadang disebut sebagai discitis. Discitis ini lebih menggambarkan keradangan pada perlekatan discus daripada keadaan discus yang avascular/aneural.

10.6 cara menegakkan diagnosis Diagnosis dan evaluasi yang baik di perlukan untuk mengetahui adanya kelainan dimana ideal treatment plan akan menghasilkan successful of treatment. Langkah-langkah yang di gunakan dengan cara: 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan klinis 3. Pemeriksaan radiologis y Anamnesis Dengan meninjau sisi dari etiologi pasien,lama pasien mengalami trauma tersebut,maupun usia dari pasien penderita tersebut.anamnesisi yang dilakukan harus benar karena ketepatan dalam melakukan anamnesis akan menentukan keberhasilan dalam perawatan sehingga kita mengetahui apa dan mengapa kelainan tersebut terjadi pada pasien. y Pemeriksaan klinis Terbagi atas 2 yaitu pemeriksaan secara ekstra oral maupun dengan cara pemeriksaan intra oral. Pemeriksaan ekstra oral terbagi atas: o Rentang Pergerakan Pasien diminta untuk mebuka mulut lebar lebar dan dengan bantuan sepasang kaliper atau jangka, jarak antara tepi gigi seri atas dan bawah diukur. Nevakari (1960) melaporkan bahwa jarak rata rata pada pria 57,5 mm sedang pada wanita 54 mm. Dengan berdasar pada pendapat ini, jarak lebih dari 40 mm pada orang dewasa dapat dianggap tidak normal. Agerberg (1974) juga menemukan angka yang sama.jarak rata rata pada pria 58,6 mm dan pada wanita 53,3 mm. Batas terendah adalah 42 mm dan 38 mm. Tetapi penting untuk mempertimbangkan juga kedalaman overbite yang ada. Pergerakan pada bidang horizontal dapat diukur dengan pergeseran garis tengah insisal pada pergerakan lateral mandibula yang eksterm ke salah satu sisi. Agerberg menemukan bahwa batas terendah dari jarak normal adalah 5mm pada kedua jenis kelamin1. o Bunyi Sendi  kliking Gejala ini paling sering menandakan adanya TMD dan dislokasi diskusi artikularis. Bunyi kliking muncul saat rahang dibuka atau saat menutup. Umumnya bunyi tersebut hanya dapat didengar oleh penderita, namun pada beberapa kasus, bunyi tersebut

menjadi cukup keras sehingga dapat didengar oleh orang lain. Bunyi tersebut dideskripsikan penderita sebagai suara yang berbunyi 'klik'. Di antara fossa dan kondil terdapat diskus yang berfungsi sebagai penyerap tekanan dan mencegah tulang saling bergesekan ketika rahang bergerak. Bila diskus ini mengalami dislokasi, dapat menyebabkan timbulnya bunyi saat rahang bergerak. Penyebab dislokasi bisa trauma, kontak oklusi gigi posterior yang tidak baik atau tidak ada, dan bisa saja karena gangguan tumbuh kembang rahang dan tulang fasial. Kondisi seperti ini dapat juga menyebabkan sakit kepala, nyeri wajah dan teliga. Jika dibiarkan tidak dirawat, dapat menyebabkan rahang terkunci.  Krepitus

Krepitus sangat berbeda dari kliking. Krepitus merupakan bunyi mengerat atau menggesek yang terjadi selama pergerakan mandibula, terutama pergerakan dari sisi yang satu dengan sisi yang lain. Bunyi sering kali dapat lebih diketahui dengan perabaan dari pada pendengaran. Hanya sedikit atau tidak ada keterangan tambahan yang diperoleh pada penggunaan stetoskop untuk memeriksa bunyi sendi  Rasa Sakit dan Nyeri

Usaha dari pasien atau dokter gigi untuk membuka rahang yang terkunci akan menimbulkan rasa sakit yang juga terasa pada sendi dan otot yang bergubungan denganny. Pemeriksaan secara Intra-Oral Pemeriksaan mulut yang meyelurh dilakukan untuk mengetahui kapasitas fungsional dari gigi geligi. Pemeriksaan tersebut harus termasuk pemeriksaan keadaan patologi yang mungkin merupakan penyebab dari gejala, baik sifat maupun pengaruhnya pada fungsi mandibula. Contoh yang sering ditemukan adalah peradangan gusi pada geraham besar ketiga yang sedang bererupsi sebagian. Rahang menyimpang untuk menghindari daerah yang sakit ini. Gigi yang terserang periodontitis atau tambalan yang terlalu tinggi juga dapat menimbulakan gejala yang sama1. Faktor faktor berikut harus diperhatikan : 1. Hubungan Oklusi. 2. Freeway space.

3. Overjet dan overbite. 4. Gigi yang tanggal. 5. Protesa, bila ada. 6. Atrisi dan bekas abrasi. 7. Kontak gigi prematur1. Bila keparahan kelainan tersebut mengurangi hasil pemeriksaan fungsional dari oklusi, perawatan harus diarahkan untuk mengurangi gejala yang ada terlebih dahulu. Analisa dapat dilanjutkan nanti dengan cara yang normal y Pemeriksaan secara radiologis Ada banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan cara radiologis di antaranya: 1. Orthopantomogram radiographic 2. TMJ radiographic 3. Schedule lateral 4. Lateral oblique of the mandible 5. Submentovertex 6. CT scan 7. MRI

10.7 Perawatan pada penderita kelainan TMJ Perawatan pada penderita kelainan TMJ dapat menggunakan beberapa cara: 1. 2. 3. 4. 5. Pemberian obat Pemberian obat-obatan Phsioterapi Reposisi secara manual Occlusal Splint Pembedahan

Obat-obatan yang diberikan bisa berupa obat yang melenturkan otot, untuk menghilangkan sesak dan nyeri. Tetapi pemberian obat tidak bersifat menyembuhkan, dan tidak dianjurkan pada orang lanjut usia dan hanya diberikan dalam waktu yang singkat (biasanya 1 bulan atau kurang). Obat pereda nyeri (misalnya anti peradangan nonsteroid, contohnya aspirin) juga bisa mengurangi nyeri. Obat tidur kadang diberikan untuk membantu penderita yang mengalami kesulitan tidur karena nyeri yang timbul. y Phisioterapi

Dapat berupa pengurangan stress atau rasa depresi dari pasien itu,dapat juga berupa menghilangkan gangguan secar psikis yang kasat mata. y Reposisi secara manual Dengan menggunakan tangan

Occlusal splint

Occlusal splint (Anterior mandibular reposition) y Pembedahan Ada 2 metode yaitu 1. Discoplasty merupakan pembedahan untuk membentuk atau contouring meniscus dari temporomandibular 2. Disectomy merupakan prosedur operasi di mana pusat dari sebuah intervertebral disc, nukleus pulposus, yang menyebabkan sakit pada saraf tulang belakang atau radiating urat, akan dihilangkan(dibuang)

Anda mungkin juga menyukai