Anda di halaman 1dari 17

Lecture 25

By sgd 1
 Seorang laki-laki, 32th, mengeluhkan nyeri pada
rahang sejak seminggu yll. Awalnya pasien masih
bisa membuka mulut dgn nyaman, tapi sejak 3
hari terakhir pasien merasa nyeri spt habis dipukul
dan mulai kesulitan utk mengunyah makanan
1. Berdasarkan skenario kasus di atas, apa yang
harus dilengkapi pada anamnesis?
 Present illnes (Keluhan utama)
 Riwayat penyakit sekarang : menggunakan secret seven :
Onset : dari sejak kapan sakit atau keluhan tersebut dirasakan.
Lokasi : di mana rasa sakit atau keluhan tersebut dirasakan (di bagian tubuh yang mana)
Kronologis : bagaimana cerita tentang sakit atau keluhan tersebut hingga bisa sampai seperti ini.
Kualitas : rasa sakit dari keluhan pasien seperti apa (sakit sekali, sakit bila disentuh, dan lain-lain).
Kuantitas : apakah penyakitnya sering kumat, atau seberapa sering penyakit tersebut menyerang pasien.
Gejala penyerta atau keluhan penyerta: keluhan-keluhan lain.
Faktor pencetus atau modifikasi : faktor yang memperberat atau memperingan penyakit dari pasien.
Faktor modifikasi juga terkadang dibagi menjadi faktor risiko dan faktor diagnostik. Faktor risiko adalah
faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu penyakit, sedangkan faktor prognostik
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan suatu penyakit atau hasil pengobatan penyakit. Faktor
risiko dan faktor prognosti dapat berasal dari pasien, keluarganya maupun lingkungan
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga dan sosio-ekonomi
2. Pemeriksaan klinis apa yg harus
dikerjakan?
 Inspeksi
 Untuk melihat adanya kelainan sendi temporomandibular perlu diperhatikan gigi,
sendi rahang dan otot pada wajah serta kepala dan wajah. Apakah pasien
menggerakan mulutnya dengan nyaman selama berbicara atau pasien seperti
menjaga gerakan dari rahang bawahnya. Terkadang pasien memperlihatkan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik selama interview seperti bruxism.
 Palpasi
 Palpasi sendi pada saat membuka dan menutup mulut serta ketika deviasi ke kiri
dan ke kanan. Saat membuka mulut, TMJ dipalpasi dibawah tulang zygomatic pada
anterior condyle. Saat menutup mulut ujung jari diletakan di anterior tragus
dibelakang condyle atau di meatus akustikus eksterna. Rasakan apakah ada suara
abnormal, krepitasi, dan bagaimana pergerakan gliding anteroposterior condylenya
 Range of motion
 Pemeriksaan pergerakan ”Range of Motion” dilakukan dengan pembukaan mulut
secara maksimal, pergerakan dari TMJ normalnya lembut tanpa bunyi atau nyeri.
Mandibular range of motion diukur dengan :
 Maximal interticisal opening (active and passive range of motion)
 Lateral movement
 Protrusio movement
3.Apa diagnosis banding untuk kasus di
atas?
 Temporomandibular joint disorder (TMD)
 Gangguan yang terjadi pada sendi rahang. Gangguan ini terjadi akibat adanya masalah pada sendi
rahang atau otot sekitar. Gejala yang dapat ditimbulkan pada keadaan ini berupa nyeri yang terasa pada
sekitar rahang, sendi rahang, atau pada sekitar telinga, kesulitan dalam membuka dan menutup mulut,
dapat terdengar bunyi saat menggerakan rahang, dan terasa pegal pada wajah
 Rheumatoid arthritis
 Peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian.
Rheumatoid arthritis terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh Anda sendiri.
Gejala yang timbul pada persendian berupa rasa kaku, kemerahan, bengkak, terasa hangat, dan nyeri.
 Trigeminal neuralgia
 Gangguan nyeri kronis yang mempengaruhi saraf trigeminal. Rasa nyeri yang timbul
dapat terasa seperti tersengat setrum, kejang atau keram, atau rasa terbakar yang
terus menerus dengan intensitas rasa sakit yang lebih rendah. Penderita dapat
merasakan sakit pada satu titik di area wajah atau seperti menyebar ke seluruh
wajah, namun sakit jarang dirasakan pada kedua sisi wajah. Kondisi ini dapat
dengan mudah terpicu oleh kegiatan lain, seperti menyikat gigi bahkan berbicara.
 Giant cell arteritis
 Penyakit inflamasi yang mempengaruhi pembuluh darah besar di kulit kepala, leher
dan lengan. Inflamasi menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh
darah, yang mengganggu aliran darah. Gejala yang ditimbulkan berupa sakit
kepala, penglihatan ganda (double vision), dan kesulitan membuka mulut.
4. Bagaimana membedakan kondisi yang
disebabkan oleh gangguan otot atau akibat sendi?

 Gangguan muskular ( otot)


 Umumnya gangguan fungsional pada otot dikelompokan dalam ketegori besar yang
disebut masticatory muscle disorder, berupa dua gejala utama yang dapat diamati
yaitu sakit dan difungsi.
 Keluhan paling umum adalah myalgia yaitu rasa sakit pada otot yang berkisar dari
ketidaknyamanan ringan hingga berat. Myalgia dapat disebabkan oleh
meningkatkan aktifitas otot. Gejalanya yaitu perasaan lelah otot dan ketegangn
otot yang dikaitkan dengan vasokontriksi arteri nutrien yang relevan dan akumulasi
produk-produk limbah metabolik dalam jaringan otot Yang dapat menyebabkan
sakit pada otot
 Tanda klunis dari masalah otot meliputi difungsi yang dianggap sebagai
berkurangnya kisaran gerakan mandibula dan adanya rasa nyeri akibat kontraksi
otot.
 Gangguan pada artikular (gangguan sendi)
 Menimpulkan dua gejala utama : nyeri dan difungsi
 Adanya bunyi pada sendi “clicking sound” yang disebabkan oleh disk displacement
dengan berbagai tingkatan dan arah
 Bunyi clicking ternjadi selama gerak membuka mandibula, tetapi juga bisa terjadi
sesaat sebelum menutup mulut
5. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari
kemungkinan diagnosis pada kasus di atas ?

 Stress emosional merupakan penyebab utama disfungsi temporomandibula.


Factor factor etiologi disfungsi sendi dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
  Faktor predisposisi
  Merupakan factor yang meningkatkan resiko terjadinya dsifungsi sendi. Terdiri dari :
 Keadaan sistemik. Penyakit sistemik yang sering menimbulkan gangguan sendi temporomandibula
adalah rematik
 Keadaan structural. Keadaan structural yang mempengaruhi sendi temporomandibular adalah
oklusi dan anatomi sendi, meliputi :
 Hilangnya gigi posterior openbite anterior
 Impaksi molar 3
 Overbite yang lebih dari 6-7 mm, dll
 Faktor inisiasi (presipitasi)
 Merupakan factor yang memicu terjadinya gejala-gejala disfungsi sendi
temporomandibula misalnya kebiasaan parafungsi oral dan trauma yang diterima
sendi temporomandibula. Trauma pada dagu dapat menimbulkan traumatic atritis
sendi temporomandibula.
 Factor Perpetuasi
 Merupakan factor etiologi dalam gangguan sendi temporomandibula yang
menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan sehingga gangguan ini bersifat
menetap, meliputi tingkah laku sosial, kondisi emosional, dan pengaruh lingkungan
sekitar
Patofisiologi Dislokasi
Temporomandibular Joint (TMJ)
 Dislokasi dari temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan oleh
hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)
menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan
medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi ke
anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi dapat
terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan ketika
mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada saat
prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan lebih dari
beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menimbulakn
kejang otot parah.
6. Apa pilihan terapi yang disarankan
pada pasien di atas?
Perawatan pada penderita kelainan TMJ dapat menggunakan beberapa cara :
1. Pemberian obat-obatan Obat-obatan dapat membantu meredakan gejala
gangguan sendi temporomandibular seperti rasa sakit, hiperaktivitas otot,
ansietas dan depresi.
Obat-obatan yang bermanfaat terdiri dari, analgetik, anti inflamasi, kortikosteroid,
relaxan otot, anti anxietas dan anti depresi.
Analgetik : aspirin, acetaminophen, ibuprofen.
Anti inflamasi NSAID : naproxen, ibupropen.
Antianxiety : diazepam.
Muscle relaxan: cyclobenzaprine (flexeril).
Lokal anastetik : lidokain dan mepivakain
Lecture 26
By sgd 1
1. Jelaskan manifestasi klinis pada penyakit
Parkinson yang terkait dengan gangguan pada rongga
mulut

 Tremor : terjadi pada bibir (mulut membuka menutup), lidah (lidah terjulur-
tertarik). Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi
terangsang (resting/ alternating tremor). Gerakan volunter menjadi lambat
sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya refleks menelan berkurang,
sehingga sering keluar air liur.
 Gingivitis : Keadaan tremor, rigiditas, akinesia dan gangguan keseimbangan
postural akan memperburuk oral hygiene pasien,akibat tidak adanya koordinasi
otot-otot anggota gerak,dan berkurangnya kontrol dari lidah- otot-otot
pengunyah – mulut. Sehingga gangguan OH dapat menyebabkan peningkatan
prevalensi gingivitis dan penyakit gigi.
 Bruxism :terjadi teeth grinding akibat gigi-geligi saling bergeretakan.
Penggunaan obat-obat golongan levodopa yang berkepanjangan dapat
menyebabkan teeth grinding
2. Jelaskan pencegahan dan penatalaksanaan yang
sebaiknya diberikan pada pasien dengan penyakit
Parkinson terkait gangguan pada rongga mulut
Pencegahan

Menggunakansikat gigi elektrik dengan handle yang panjang untuk


memudahkan dalam menggenggam
Gunakan dental floss dan mouthwash
Banyak minum air untuk mencegah mulut kering
Kurangi makanan dan minuman yang tinggi gula dan karobohidrat
Kontrol rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali
Meminta keluarga atau orang terdekat untuk membantu membersihkan
gigi
2. Jelaskan pencegahan dan penatalaksanaan yang
sebaiknya diberikan pada pasien dengan penyakit
Parkinson terkait gangguan pada rongga mulut
Penatalaksanaan

Karies dan penyakit periodontal  restorasi dan scalling/root planning


Sialorrhea obat anticholinergic (ipratropium bromide dan
glycopyrrolate)
Xerostomia  cholinergic agonists seperti pilocarpine HCl tablets (5 mg)
Bruxism  oral splint

Anda mungkin juga menyukai