Krepitasi adalah suara pada persendian yang disebabkan oleh gesekan yang terjadi
pada persendian. Misalnya gesekan antara tulang dan otot, tulang dan tulang, tulang
dan tendon dan sebagainya.
Pengaruh stres terhadap terjadinya gangguan sendi temporomandibula pada umumnya dapat
digambarkan sebagai berikut, stres psikologis yang terjadi pada individu akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada tubuh yang pada dasarnya adalah mempersiapkan otot tubuh (termasuk
otot temporomandibula) untuk menghadapi segala bentuk ancaman atau beban yang melebihi
kemampuan normalnya. Perubahan pada otot tersebut berupa adanya peningkatan aktivitas otot
(hiperaktifitas). Keadaan hiperaktifitas yang berlangsung lama atau terus-menerus akan memicu
kelelahan otot yang akan diikuti oleh terjadinya kekejangan otot. kekejangan otot inilah yang
kemudian akan memicu terjadinya perubahan- perubahan pada pola pengunyahan, disharmoni
hubungan gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah, ketidakseimbangan distribusi beban atau
pembebanan yang berlebihan pada sendi, yang bila berlangsung lama atau terus-menerus akan
menyebabkan terjadinya gangguan bahkan kerusakan iebih lanjut pada sendi temporomandibula dan
atau daerah sekitarnya.
Deteksi terhadap adanya gangguan pada sendi temporomandibula dilakukan melalui anamnesa
terhadap keluhan yang dirasakan oleh penderita, pemeriksaan klinis terhadap gejala-gejala yang
muncul serta pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk melihat keadaan sendi
dan faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan munculnya keluhan.
1. Inspection (Bilateral).
Pada saat inspeksi dapat diperhatikan adanya pembengkakan, deformasi ,deviasi pada
dagu dan kondisi gigi-geligi. Pembengkakan dapat terjadi karena adanya infeksi bakteri atau
inflamasi sendi. Beberapa inflamasi sendi yang terjadi pada anak-anak juga dapat
menyebabkan terlihatnya pertumbuhan asimetri pada wajah bagian bawah. Synovitis juga
dapat mengakibatkan deviasi ipsilateral ketika membuka mulut dan deviasi kontralateral
ketika menutup mulut. Kehilangan gigi, maloklusi, kondisi abnormal yang diakibatkan oleh
bruxism merupakan beberapa kondisi gigi-geligi yang dapat mengawali adanya gangguan
sendi temporomandibular (Hodges, 1990; Bont dkk., 1989)
2. Palpation (Bilateral).
Palpasi dapat dilakukan pada area sendi temporomandibular yaitu di anterior tragus.
Palpasi TMJ dan otot dilakukan untuk mengetahui adanya rasa sakit dan abnormalitas pada
saat TMJ dalam kondisi statis dan kondisi bergerak. Pergerakan kondilus yang asimetri
dapat dirasakan saat palpasi dilakukan ketika pasien diintruksikan untuk membukan dan
menutup mulut.
3. TMJ Sounds.
Auskultasi stetoskop padaTMJ untuk mendengarkan suara yang tidak normal saat
pembukaan dan penutupan mandibula (cliking, crepitus, popping). Kliking yang terjadi pada
awal fase membuka mulut menunjukkan dislokasi discus ke antrior ringan, sedangkan
kliking yang terjadi atau timbul lebih lambat berkaitan dengan kelainan meniscus. Krepitus
sendi ditunjukkan melalui bunyi kemeretak atau mencericit yang lebih sering timbul saat
translasi. Perforasi perlekatan discus posterior juga berkaitan dengan krepitus sendi
(Pedersen, 1988)