1. Diagnosis dari kasus tsb ? dari gigi brp statusnya bagaimana ,fraktur dulu atau
nekrosis dulu (memakai formula)
Setyawati, A. (2012). Restorasi Estetik 1 Kali Kunjungan Dengan Penggunaan Pasak Pada Kasus Fraktur
(Laporan Kasus). Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 1(1)
2. Apa saja etiologi dan patofisiologi dari kasus tsb ? hubungan antara trauma dan
perubahan warna gigi ? patogenesis skema dari trauma sampai diskolorisasi
Jadi, Jaringan pulpa diitutupi oleh lapisan email dan dentin (tidak memiliki pemb.darah)
makanya jaringan pulpa hanya memiliki sirkulasi darah melalui periapikal apabila terjadi
trauma pada gigi akan mengakibatkan obstruksi (terjadi penyumbatan pembuluh darah)
selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi(pelebaran pemb.darah) pembuluh darah
pada pulpa Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema
(penumpukan cairan) pulpa
Karena kekurangan sirkulasi darah lama kelamaan kan menyebabkan jaringan pulpa menjadi
nekrosis sehingga gigi akan tampak berbeda warna daripada gigi yang lainnya
Tatalaksana kasus yang dilakukan, pada kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan subjektif,
objektif, foto intraoral gigi , radiograf diagnosis, serta pasien diberi penjelasan mengenai
prosedur rencana perawatan dan biaya serta penandatangan informed consent, kemudian
dilanjutkan isolasi dengan rubber dam dan saliva ejector. Jaringan karies pada kavitas yang
masih tersisa dibuang dengan round metal bur dan dibersihkan sampai didapat jaringan
dentin sehat.
Prosedur perawatan diawali dengan preparasi saluran akar teknik konvensional, apeksifikasi
menggunakan MTA dan bleaching intrakoronal teknik walking bleach, restorasi resin
komposit kavitas kelas IV dengan teknik mock up dan pasak resin komposit. Apeksifikasi dan
bleaching intra koronal disertai pasak dan restorasi resin komposit adalah perawatan yang
baik yang dapat dilakukan pada gigi insisivus sentralis kanan maksila imature, dengan pulpa
terbuka dan diskolorasi.
- Apeksifikasi adalah suatu perawatan endodontik pada gigi dewasa muda non vital
yang bertujuan untuk merangsang perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses
pembentukan akar gigi yang belum tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami
kematian pulpa dengan membentuk suatu jaringan keras pada akar gigi. Perawatan
saluran akar (PSA) merupakan salah satu bagian perawatan endodontik yang paling
banyak dilakukan. Tujuan PSA yaitu membersihkan jaringan pulpa dan atau
mikroorganisme yang terdapat di dalam sistem saluran akar sehingga dapat dilakukan
pengisian saluran akar dengan baik dan terjadi perbaikan jaringan periapikal.
Pemutihan kembali (bleaching) merupakan satu usaha memperbaiki perubahan warna pada
gigi dengan pemakaian bahan oksidator kuat. Bahan oksidator yang dipakai adalah larutan
superoksol (H2O2 30-35%), natrium perborat atau karbamid peroksid. Metode intracoronal
bleaching hanya digunakan pada gigi non vital pasca perawatan endodontik dengan
meletakkan bahan oksidator kuat dalam pulpa. Pada kasus ini digunakan teknik walking
bleach.
Prosedur bleaching dapat dilakukan secara internal pada gigi non vital dan eksternal untuk
gigi vital. Internal bleaching merupakan metode perawatan perubahan warna pada gigi non
vital yang sudah dilakukan perawatan saluran akar dengan meletakkan bahan oksidator kuat
dalam kamar pulpa
Rahmawati, C. L., & Nugraheni, T. Apeksifikasi Menggunakan Mineral Apeksifikasi Menggunakan
Mineral Trioxide Aggregate dan Bleaching Intrakoronal pada Insisivus Sentralis Kanan
Maksila. MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UGM, 1(1), 54-62.
Djuanda, R. (2019). Perawatan Internal Bleaching Menggunakan Teknik Walking Bleach Pada Gigi
Insisif Sentral Kanan Rahang Atas (Case Report). SONDE (Sound of Dentistry), 4(2), 1-11.
stanto, I. E. (2020). Tatalaksana Perawatan Doskolorasi Intrinsik Dengan Perawatan Saluran Akar
Dan Metode Walking Bleach. Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu, 2(1).
Pada pulpa yang sudah non vital atau jaringan pulpa nya sudah mati akan menimbulkan
diskolorisasi pada giginya sehingga tampak berwarna lebih hitam dibanding gigi yang
lain,pada pulpa yang nonvital akan terjadi penumpukan cairan pada jaringan periapikal dan
akan terjadi abses periapikal,pada pulpa yang non vital bakteri akan meluas sampai foramen
apikal dan melibatkan daerah periapikal sehingga menyebabkan peradangan pada periapikal
dan akan menimbulkan periodontitis apical
Buruk, karena pada pemeriksaan gigi sudah tidak vital dan dapat menyebabkan dampak
yang serius jika tidak segera ditangani dengan baik, salah satu dampaknya ialah nekrosis
pulpa, prognosis nya akan membaik jika dilakukan perawatan dengan benar dan baik.
Prognosis nya baik apabila penanganan yang dilakukan cepat dan tepat, dan juga si
pasien kooperatif dan tindakan nya tepat sesuai kasusnya, dan sesuai prosedur.
Grosman, L. I., Seymour, O., Carlos, E., D., R., 1995, Ilmu Endodontik dalam Praktek, edisi
kesebelas, EGC, Jakarta.