Anda di halaman 1dari 5

Skenario

Seorang anak berusia 7 tahun datang Bersama ibunya ke dokter gigi dengan keluhan gigi
anterior bawah berwarna kekuningan sejak beberapa bulan terakhir. Berdasarkan anamnesa
terdapat riwayat trauma sehingga gigi decidui anteriornya tanggal pada saat berumur 2 tahun.
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tidak terdapat karies pada gigi dan gigi nonvital. Drg
kemudian menegakkan diagnosis untuk menemukan kelainan gigi tersebut.
Hasil pemeriksaan Io dan Ro dapat dilihat pada scenario

1. pemeriksaan io (lulu)
jadi px yang dilakukan yaitu px subjektif dan objektif. pada px subjektif kita melakukan
anamnesis dari kapan trauma terjadi (waktu penting diketahui untuk menentukkan tipe
perawatan dan pengaruh prognosa), bagaimana trauma terjadi spt kerusakan benturan
menimbulkan benih gigi tetap, tempat tjd trauma (pemberian anti tetanus jika pada tempat
kotor(, apakah ada cedera lain

setelah itu dilanjutkan px objektif dari palpasi tulang alveolar, tes mobilitas gigi, tes reaksi
sensitifitas pulpa apakah masi vital atau tidak dan terakhir px penunjang seperti radiograf
untuk mengetahui kelainan periapikal, perkembangan akar gigi, hubungan dengan benih
gigi tetap  (fatul)
Melakukan anemnesa meliputi lokasi gigi, kuntitas, kualitas, faktor yg memperberat dan
memperingan terlebih dahulu kepada orang tua pasien. Pemeriksaan klinis seperti
pemeriksaan visual dilihat secara langsung dibantu penerangan yg baik dan kaca mulut
untuk melihat bagian yg tidak bisa dilihat, vitalitas untuk mengetahui gigi masih vital atau
sudah nonvital, mobilitas untuk mengetahui derajat kegoyangan gigi, dan perkusi untuk
mengetahui terdapat kelainan pada jaringan periodontal atau tidak. Sebelum dilakukan
pemeriksaan klinis dilakukan pembersihan gigi terlebih dahulu dan gigi dalam keadaan
kering.(feny)
Pada pemeriksaan IO: dilakukan inspeksi/pemeriksaan visual, gigi harus dalam keadaan
bersih dan kering (dilakukan profilaksis oral terlebih dl), juga pemeriksaan dilakukan pada
ruang yang cukup sinar agar kelainan dapat terlihat dengan jelas. Untuk penunjangnya bisa
dilakukan pemeriksaan radiografi untuk melihat struktur gigi (emailnya, dentinnya) (linda)
pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah dengan menggunakan radiografi,dimana
nantinya didapatkan gambaran gigi secara keseluruhan agar mendapatkan hasil yang lebih
maksimal (Jodie)

2. Bagaimana interpretasi gambaran radiografi dari kasus tersebut (afra)


secara radiografis melalui Radiografi Periapikal Intraoral (IOPA)
tampak apeks menyempit tetapi bagian Apeks gigi masih terbuka dan saluran akar lebih
lebar di bagian apeks dibanding dengan daerah servikal.
terdapat gambaran radiolusen pada bagian kamar pulpa (pulp camber) (fera)
gambaran radiografi dari gigi 31dan 41 memperlihatkan gambaran hilangnya email pada
bagian atas mahkota dan abnormalitas yaitu elongasi kamar pulpa (farah)
Secara radiologis enamel terlihat tipis mengelilingi mahkota gigi dan tidak ada
perbedaan ganbaran email dan dentin seolah-olah terdiri dari dentin semua (feny)
kualitas gambar : Kontras : cukup baik, Densitas : cukup baik, Resolusi : cukup baik,
Posisi pasien : cukup baik karena posisi
pasien berada di tengah, Distorsi : minimal. Kesimpulannya : Kualitas gambar diagnostic
acceptable (yulya)

Gigi 31 dan 41
- Mahkota : terlihat gambaran radiolusen pada email gigi
- Akar : berjumlah 1, saluran akar 1 dan terdapat gambaran radiolusen pada saluran
akar
- Membrane periodontal : dalam batas normal
- Apical : dalam batas normal
- Lamina dura : dalam batas normal
- Tidak terdapat lesi patologik (adinda)

3. Bagaimana gambaran klinis skenario (jassica)


gambaran klinis: -adanya perubahan
warna pada enamel gigi yaitu mahkota gigi berwarna kuning sampai kecoklatan, -adanya
perubahan groove dan pit yang dalam pada permukaan gigi kerena disebabkan oleh
hilangnya enamel dari permukaan gigi, trauma, dan adanya infeksi, -terjadi pada
gigi sulung dan gigi permanen. –hipoplasia ringan berupa ceruk (groove),
bintik-bintik, garis horizontal pada email gigi. –hipoplasia berat berupa
bintik/groove yang dalam. (henantika)
Perubahan kedalaman groove dan pit disebabkan karena terlepasnya atau hilangnya enamel
dari permukaan gigi, perubahan warna gigi yang menjadi kuning disebabkan karena
lapisan dentin tidak ditutupi atau sedikit ditutupi oleh enamel sehingga terjadi warna
kuning akibat pancaran warna dentin yang selanjutnya pada daerah ini terjadi penyerapan
stein dan akan berubah menjadi kecoklatan. Dapat juga timbul rasa ngilu pada gigi (afra)
Adanya perubahan warna spt yg dijelaskan Mbak Hena, terdapat groove, pit, fissure pada
permukaan enamel karena hilangnya struktur enamel, pada keadaan yang parah biasanya
terdapat guratan-guratan seperti pit tapi lebih dalam lagi, struktur gigi juga lebih rapuh
karena tipisnya enamel sehingga lebih sensitif terhadap rangsang thermal dan asamm.
(linda) 
secara klinis terdapat gambaran khas berupa permukaan gigi yang tidak halus,tipis ada
defisiensi struktur yang sudah dijelaskan yaitu pada pit atau groove di permukaan
email.dimana bagian incisalnya menjadi terkikis menyebabkan dentin terbuka( Jodie)
4. Mengapa pd skenario gigi anak bs menjadi kekuningan? (Linda)
menurut walton, perubahan warna terjadi sebelum dan sesudah terbentuknya email dan
dentin. penyebab dari diskolorisasi karena noda yang berikatan pada struktur gigi. pada
skenario, diskolorisasi terjadi akibat enamel yang tipis sehingga dentin terpapar
menjadikan warna kekuningan muncul pada permukaan gigi tersebut akibat trauma pd gigi
desidui (fatul)
untuk nomer 4 seperti yang sudah dijelaskan oleh afra tadi perubahan menjadi kekuningan
disebabkan karena lapisan dentin yang sedikit bahkan
tidak tertutupi oleh enamel karena struktur enamel mengalami kerusakan daat
pembentukan sehingga warna dentin terlihat (regita)

Diskolorasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Diskolorisasi intrinsik dan ekstrinsik.


Diskolorisasi intrinsik adalah adalah perubahan warna gigi yang biasanya disebabkan oleh
faktor genetik dan biasanya menyebabkan gigi berwarna kuning, coklat, dan abu-abu sampai
hitam. Diskolorasi instrinsik ini terjadi dibagian dalam gigi (Kwon et al, 2009). Menurut
Sundoro (2005) menjelaskan diskolorasi intrinsik dapat terjadi secara sistemik dan
kongenital. Diskolorasi intrinsik dapat terjadi ketika pembentukan dentin atau ketika dentin
sudah terbentuk. Diskolorasi intrinsik disebabkan oleh beberapa hal diantaranya trauma yang
mengakibatkan kematian jaringan pulpa, perdarahan yang terjadi ketika ekstirpasi jaringan
pulpa, serta obat dan bahan yang digunakan untuk perawatan saluran akar. (dinda)

5. dx dari skenario ?(fatulia)


berdasarkan gambaran klinis dan radiografis suspek diagnosis adalah Turners teeth atau
dikenal turner hypoplasia. turner hypoplasia merupakan kelainan pada email yang
dikarenakan inflamasi periapikal saat gigi desidui. turner teeth pada skenario masuk
hypoplasia tipe III Karena ada beberapa bagian enamel yang hilang. inflamasi peripaikal
bisa juga dikarenakan adanya trauma pada saat masih gigi desiudi seperti yang disebutkan
pada skenario (farah)
Turners
Hyposplasia.= salah satu Hypoplasia enamel yang terlokalisasi akibat Trauma
pada gigi decidui yang dapat mengganggu proses pembentukan enamel pada gigi
permanen muda, terutama pada bagian permukaan labial. Efek trauma lebih jelas terlihat
pada usia 2-3
tahun sebelumnya akibat defek perkembangan

(Tidak seperti kelainan lain yang mempengaruhi sejumlah besar


gigi, hipoplasia Turner biasanya mempengaruhi hanya satu / dua gigi dan itu
disebut sebagai Turner tooth.) (fera)
saya sediki menambahkan. menurut saya jawabannya turners hipoplasia, kenapa? karena
pada skenario dikatakan bahwa pasien mengalami trauma pada usia 2 th sehingga
menyebabkan gigi sulungnya tanggal. dari sumber yang saya baca, enamel hipoplasia yang
terjadin karena trauma disebut turners hypoplasia  (adinda)
Hipoplasia
Enamel. Karena disebutkan dalam skenario bahwa anak datang dengan keluhan ia
merasa giginya bagian bawah depan berwarna kekuningan sejak beberapa bulan
terakhir, terdapat riwayat trauma
sehingga gigi decidui anteriornya tanggal pada saat berumur 2 tahun, tidak
terdapat karies pada gigi dan gigi nonvital, serta di gambar bagian incisal gigi terlihat
terkikis sehingga menyebabkan denin terbuka dan bentuk anatomi gigi tidak baik.
Untuk gigi yang dentinnya terbuka akan membuat gigi lebih sensitif terhadap
rangsangan termal dan asam (henantika)

6. Dd dari skenario ?(yulya)


 amelogenesis imperfecta, ada 3 jenis: hipoplastik (terjadi akibat kerusakan pada
pembentukan matriks enamel),
hipokalsifikasi (terjadi akibat kerusakan pada mineralisasi deposit matriks enamel),
dan hipomaturasi (terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan atau
pematangan enamel). (feny)
AI merupakan kelainan kongenital yang tidak terkaiit dengan kondisi sistemik dan
imun tetapi malfungsi portein pd enamel sebgai pembentukan enamel yg tidak
normal melalui amelogenesis
 Amelogenesis imperfecta yang tipe
hipoplastic ini bedanya dengan enamel hipoplasia dikarenakan adanya kelainan
genetik yang mempengaruhi pembentukan
enamel. Untuk gambaran klinisnya hampir sama: permukaan mahkota kasar,
berwarna kuning
sampai cokelat, ketebalan enamel berkurang
 amelogenesis imperfecta : penyakit keturunan/genetic yang berupa gangguan
pembentukan email gigi tanpa adanya manifestasi sistemik (luthfiah)

 Hipokalsifikasi enamel ini disebabkan


oleh tidak terjadinya mineralisasi secara sempurna sehingga kalsifikasi matriks
enamel berkurangperbedaannya dengan enamel hipoplasia ada pada gambaran
klinis ketebalan enamel normal
tetapi translucency berkurang, enamel lunak dan mudah rusak
hipokalsifikasi enamel : kelianan struktur enamel karena gangguan pada tahap
kalsifikasi atau mineralisasi matriks enamel, ketebalanenamel nya normal namun
kepadatannya berkurang
dan -. (Regita)

hipokalsifikasi kondisi dimana enamel normal tapi kepadatan berkurang (lebih


radiolusen dr dentin) ciri khasnya enamel rapuh dan lunak shg gigi mudah patah,
warna kuning kecoklatan pada permukaan gigi dan tidak ada groove (fatulia)

7. bagaimana Etipatogenesis dariskenario? (rebel)


Trauma
pada gigi sulung yang mengakibatkan gigi mengalami fraktur mahkota yg
melibatkan enamel, dentin, dan terbukanya ruang pulpa sehingga bakteri dapat
masuk dan menginfeksi periapikal gigi sulung. Ketika infeksi sudah mencapai
akar gigi sulung dapat mengganggu pembentukan enamel pada gigi permanen yang
memang dekat dengan akar gigi sulung. Adanya trauma yang meninggalkan jejas
pada gigi sulung hingga menyebabkan infeksi pada periapikal gigi akan
mengganggu ameloblas pembentuk mahkota gigi permanen (Afra)
Dikarenakan adanya gangguan fungsi ameloblast (sehingga terjadi gangguan peletakkan
matriks email). Gangguan fungsi ameloblas sendiri bs dikarenakan berbagai faktor spt
peny. sistemik, infeksi, dan juga trauma utk yg di skenario di atas (Belinda)
Adanya
trauma yang meninggalkan jejas pada gigi sulung menyebabkan infeksi pada
periapikaalgigi akan mengganggu
ameloblas pembentuk mahkota gigi permanen sehingga ameloblas yang
semula berbentuk kolumnar berubah menjadi bentuk kuboid kemudian susunan epitel
ameloblas berubah (abnormal) lalu proses
degenerasi pada sel ameloblas yaitu adanya perubahan pada inti sel menjadi nekrosis
sehingga pada
fase formation atau fase pembentukan matriks organik enamel terganggu (yulya)
gigi menjadi non vital dikarenakan rusaknya enamel yang mengakibatkan
terbukanya dentin, dengan terbukanya dentin menjadikan invasi bakteri akan
lebih mudah dan menginfeksi dari pulpa. Dengan terpaparnya pulpa oleh invasi
bakteri terus menerus maka dapat menyebabkan nekrosis pulpa (regita dan jassica)

LI
8. Apa faktor predisposisi dr kasus skenario? (Hena)

9. Trauma apa yg menyebabkan gigi decisui tanggal sebelum gigi permanen erupsi?
(Jodie)

10. bagaimana perawtan dari skenario? (farah)

11. apa Indikasi kontraindikasi? (fera)

12. penjegahan kasus di skenario (Feny)

13. Bgmn prognosis stlah dilakukanya perawatan pd skenario (dea)

Anda mungkin juga menyukai