Anda di halaman 1dari 65

2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Kasus


Pasien seorang ibu rumah tangga umur 37 tahun datang ke RSGM FKG
UNPAD dengan keluhan penampilannya yang terganggu. Gigi seri atas kanan
patah karena jatuh terpleset di kamar mandi tiga minggu yang lalu. Selain itu
pasien mengeluhkan gigi seri atas kiri berubah warna menjadi lebih gelap sejak
dua tahun yang lalu. Pasien menginginkan giginya yang patah diperbaiki dan
warna gigi depan lainnya diputihkan agar warnanya tidak berbeda-beda dan
senyumnya menjadi lebih menarik.

2.2. Anamnesis
Anamnesis disini terdiri dari beberapa pemeriksaan, yaitu: pemeriksaan
ekstra oral, intra oral, radiografi, dan fotografi. Dari hasil anamnesis diketahui
bahwa pasien pernah mengalami kecelakaan motor lima tahun yang lalu yang
menyebabkan gigi depan mengalami benturan. Saat itu gigi seri kanan dan kiri
dilakukan perawatan saraf dan direstorasi langsung dengan bahan tambal sewarna
gigi.
2.2.1. Pemeriksaan Ekstraoral
Pasien tampak sehat dan tidak terlihat adanya kelainan pada wajahnya.
TMJ dan pergerakan mandibular terlihat normal.

2.2.2. Pemeriksaan Intraoral


Pada pemeriksaan intraoral didapatkan hasil pemeriksaan sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Oral Hygine sedang


Probing gigi 11, 21 pada permukaan labial 3mm
Overbite/Overjet normal
Perkusi: negatif (-)
Palpasi: negatif (-)
Rasa nyeri: negatif (-)

2.2.3. Pemeriksaan Radiografi


Pada gambaran radiografis pengisian sudah hermetis dan tidak ada
kelainan di daerah periapikal. Gigi insisif sentral kanan atas fraktur 2/3 koronal,
memperlihatkan tambalan komposit yang masih menutupi kamar pulpa.

Gambar 1. Gambaran Foto Periapikal

2.2.4. Pemeriksaan Fotografi


Bagian labial insisif sentral kiri atas terlihat berwarna coklat dari insisal ke
gingival, di bagian palatal terdapat restorasi komposit pada kavitas akses dengan
kondisi baik. Gigi insisif sentral kanan atas fraktur 2/3 koronal.

Gambar 2. Gambaran Fotografi

2.3. Diagnosis
Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis baik itu secara ekstraoral
ataupun intraoral, analisis kasus dalam hal ini dilakukan analisis radiologis,
analisis laboratoris, analisis model, analisis fotografi maka didapatlah suatu
diagnosis. Ada 2 diagnosis yang dapat ditarik yaitu fraktur pada gigi 11 akibat
kecelakaan dan staining pada gigi 21 akibat adanya tambalan.
2.3.1. Fraktur
Pada gigi seri pertama kanan atas mengalami patah 2/3 mahkota yang telah
melibatkan pulpa, sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam kelas III menurut
Klasifikasi Ellis.
Berikut ini adalah klasifikasi fraktur gigi menurut Ellis:
a) Kelas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau tanpa
memakai perubahan tempat.
b) Kelas II : Fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa dengan atau
tanpa memakai perubahan tempat.
c) Kelas III : Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka dengan atau tanpa
perubahan tempat.

d) Kelas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan
e)
f)
g)
h)
i)

atau tanpa hilangnya struktur mahkota.


Kelas V : Hilangnya gigi sebagai akibat trauma.
Kelas VI : Fraktur akar dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota.
Kelas VII : Perpindahan gigi atau tanpa fraktur mahkota atau akar gigi.
Kelas VIII : Fraktur mahkota sampai akar.
Kelas IX : Fraktur pada gigi desidua

.
Gambar 3. Klasifikasi Ellis

2.3.2. Staining
Pada gigi seri pertama kiri atas dan gigi anterior lainnya mengalami
perubahan warna. Penyebab staining bisa karena faktor ekstrinsik atau faktor
intrinsik. Staining merupakan masalah umum, bias terjadi pada gigi anak atau gigi
dewasa. Etiologi perubahan warna pada gigi ini multifaktorial.
Etiologi Staining Ekstrinsik
1) Plaque
Pellicle dan kalkulus pada permukaan gigi dapat member warna kuning pada
gigi.

Gambar 4. Pewarnaan pada gigi akibat penumpukan plaque

2) Tembakau
Produk tembakau larut dalam saliva dan menurunkan pH, memfasilitasi
penetrasi dari pit dan fissure. Memberikan warna coklat atau hitam.

3) Makanan dan Minuman


Konsumsi makanan dan minuman seperti kopi, teh, anggur merah dan berry,
curry menghasilkan pewarnaan dan penyerapan pada permukaan gigi.

Gambar 5. Pewarnaan pada gigi akibat konsumsi makanan dan minuman

4) Oral Hygiene yang buruk


Oral hygiene yang buruk menghasilkan pewarnaan hijau, coklat kehitaman,
dan oranye yang diproduksi oleh bakteri khromogenik. Normalnya ditemukan
pada anak-anak di bagian permukaan bukal gigi rahang atas.

Gambar 6. Pewarnaan pada gigi akibat Oral Hygine yang buruk

5) Chlorhexidine
Obat kumur yang mengandung chlorhexidine menyebabkan pewarnaan hitam
dan coklat pada permukaan superfisial gigi.

Gambar 7. Pewarnaan pada gigi akibat Chlorhexidine

Etiologi Staining Intrinsik


1) Perkembangan enamel dan dentin yang cacat

Cacat pada enamel bias karena hypocalcific atau hypoplastic. Pada


hipokalsifikasi enamel ditemukan daerah kecokelatan atau keputihan yang
berbeda pada aspek bukal gigi. Permukaan giginya cacat dan berporus dan
mungkin berubah warna karena material yang ada dirongga mulut.

Gambar 8. Pewarnaan pada gigi akibat hipoklasifikasi enamel

2) Fluorosis
Pewarnaan ini karena penyerapan floride yang berlebihan pada lapisan enamel
yang berkembang. Dapat dari konsumsi fluoride yang berlebihan dari air minum
atau penggunaan tablet atau pasta gigi fluoride yang berlebihan. Perubahan warna
ini terjadi pada enamel superfisial dan muncul seperti bercak putih atau cokelat
dengan bentuk yang irregular.

Gambar 9. Pewarnaan pada gigi akibat fluorosis


Pewarnaan karena fluorosis bermanifestasi dalam tiga cara:
a) Simple fluorosis muncul seperti pigmen coklat pada permukaan halus
enamel
b) Opaque fluorosis muncul seperti noda putih atau abu pada permukaan gigi
c) Fluorosis dengan pitting muncul seperti cacat pada permukaan enamel
dan warnanya muncul menjadi lebih gelap.

3) Tetracycline

Penggunaan tetracycline selama odontogenesis menyebabkan perubahan


warna saat primary and secondary dentition. Perubahan warnanya bervariasi
tergantung tipe tetracycline yang digunakan.

Gambar 10. Pewarnaan pada gigi akibat tetracycline

4) Nekrosis pulpa
Ini bisa terjadi karena bakteri, iritasi mekanik atau kimia ke pulpa. Substansi
dapat masuk ke tubulus dentin dan menyebabkan perubahan warna pada gigi.

5) Haemorrhage intrapulpal karena trauma


Cedera pada gigi dapat menyebabkan perubahan degenerative pulpa dan
dentin yang mengubah warna gigi. Perubahan warna karena haemorrhage
menyebabkan lisis sel darah merah. Hasil disintegrasi darah seperti besi sulfide
masuk ke tubulus dentin, menyebabkan perubahan warna pada gigi.

10

Gambar 11. Pewarnaan pada gigi akibat haemorrhage

6) Hiperkalsifikasi dentin
Ini terjadi ketika ada dentin irregular yang berlebihan di dalam ruang pulpa
dan dinding saluran. Mungkin ada gangguan sementara di suplai darah diikuti
oleh gangguan odontoblas. Terdapat penurunan bertahap pada daerah translusen
gigi ini yang menghasilkan perubahan warna kuning coklat atau kekuningkuningan.

Gambar 12. Pewarnaan pada gigi akibat hiperklasifikasi dentin

7) Bahan restorasi
Eugenol menyebabkan pewarnaan oranye kuning. Material endodontik dan
sisa-sisa pulpa menyebabkan pewarnaan abu atau merah muda. Penggelapan
mahkota gigi yang dirawat saluran akar dikaitkan dengan penggunaan bahan
endodontik yang berubah warna seperti yang mengandung perak sebagai bagian

11

konstituen dari sealer endodontik. Perubahan warna ini terlihat setelah tiga
minggu aplikasi sealer endodontik.

Gambar 13. Pewarnaan pada gigi akibat bahan restorasi

8) Ageing
Tingkat manifestasi terkait dengan anatomi gigi, kekerasaan struktural, dan
jumlah penggunaan dan penyalahgunaan. Faktor yang mengikuti perubahan umur
yaitu perubahan enamel, dentin deposition, dan perubahan saliva

Gambar 14. Pewarnaan pada gigi akibat ageing

2.4. Rencana Perawatan


2.4.1. Mahkota Pasak
Pada gigi anterior yang telah dirawat sarafnya (endodontik), bagian
mahkotanya menjadi lemah karena kontuinitas jaringan dentin terputus akibat dari
pembuangan jaringan dipermukaan lingual untuk membuat lubang bagi perawatan

12

sarafnya atau adanya karies yang besar. Dentin yang telah dirawat endodontik
menjadi lebih rapuh, sehingga sisa mahkota (preparasi) dapat patah jika dibuat
mahkota jaket biasa. Untuk menghilangkan keraguan mengenai kekuatan dentin
yang

sudah

lapuk

dan

rapuh

ini,

sebaiknya

seluruh

sisa

mahkota

dipotong/dihabiskan sampai permukaan gusi.


Sebagai pengganti pengganti dari jaringan gigi yang dipotong, dibentuk
suatu inti (core) dari bahan logam atau bahan lain yang merupakan satu bagian
dengan suatu pasak (post, dowel) yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang
telah dipreparasi. Inti diberi bentuk seperti preparasi pada gigi yang masih vital
untuk kemudian dibuat mahkota dengan cara yang sama seperti pembuatan
restorasi pada gigi yang masih vital.
Dengan demikian, restorasi mahkota pasak ini merupakan pengganti gigi
yang terdiri dari 2 bagian, yaitu inti yang berpasak dan mahkota yang nantinya
disemen pada inti tersebut.
Konstruksi 2 unit ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain
mahkota jaket akrilik misalnya, yang diketahui dalam waktu tertentu akan berubah
warna, dapat mudah diganti tanpa perlu mengeluarkan atau merusak pasak. Begitu
juga, jika dikemudian hari penderita misalnya pasien menginginkan suatu
restorasi yang lebih sempurrna seperti mahkota jaket porselen atau mahkota
berlapis porselen.
Keuntungan yang kedua dari konstruksi 2 bagian tersebut adalah bahwa
adaptasi pinggiran mahkota terhadap permukaan akar dan posisi mahkota terhadap

13

gigi-gigi sebelahnya dan gigi-gigi lawan tidak bergantung pada keakuratan (fit)
dari pasak dengan saluran akar.
Keuntungan selanjutnya adalah, bahwa jika restorasi berpasak ini
digunakan untuk merubah posisi mahkota atau dijadikan penyangga jembatan,
maka preparasi saluran akar tidak bergantung pada jurusan masuk mahkota atau
jembatan.

Indikasi
Restorasi ini dapat dibuat pada mahkota gigi post perawatan endodontik
yang mengalami kerusakan tetapi tidak dapat direstorasi dengan inlay, Selain itu
dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi gigi pada perawatan orthodonti atau
untuk abutmen bridge.

Gambar 15. Anatomi Mahkota Pasak

Kontra Indikasi
1) Gigi dengan kelainan periapikal menetap.
2) Jaringan yang mendukung gigi tidak cukup.
3) Oral Hygiene buruk.

14

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan suatu mahkota pasak adalah
sebagai berikut:
1. Pada akar tidak boleh ada proses peradangan periapikal.
2. Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat, tidak ada resorbsi tulang
horizontal maupun vertikal yang berarti akar tidak goyah dan tidak sakit
jika diperkusi dan ditekan.
3. Jaringan akar masih padat dan keras serta dinding saluran akar masih
cukup tebal.
4. Pengisian saluran akar yang lengkap sampai di ujung akar.
5. Posisi gigi lawan yang dalam segala kedudukan rahang bawah
menyediakan tempat bagi inti dan bahan mahkota yang cukup.
Pada perawatan endodontik, seluruh jaringan yang ada pada ruang pulpa
dan saluran akar dibuang. Dan diganti dengan bahan / obat pengisi saluran akar.
Bahan pengisi ini tidak cukup kuat untuk menahan tekanan yang datang dari gigi
lawan pada proses pengunyahan. Untuk itu diperlukan kekuatan dalam ruang
pulpa dan saluran akar yang sama dengan kekuatan yang datang dari luar sehingga
tidak terjadi fraktur karena gigi dapat menahan tekanan. Sebuah penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan kekuatan resistensi pada gigi yang telah dirawat
endodontik dan dibuatkan pasak dengan gigi yang telah dirawat endodontik tetapi
tidak dibuatkan pasak dimana gigi yang dibuatkan pasak inti lebih bisa bertahan
terhadap fraktur dibandingkan gigi yang tidak dibuatkan pasak inti.
Sebagai pengganti jaringan yang hilang tadi maka dibuatlah suatu inti
( core ) yang terbuat dari logam atau bahan lain. Inti atau core ini satu kesatuan
dengan suatu pasak atau dowel yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang telah

15

dipreparasi, oleh karena itu restorasi ini sering juga dinamakan sebagai restorasi
interradikuler.
Pasak inti ada yang diproduksi oleh pabrik ( Manufactured post and
core/fabricated ) dan ada dalam bentuk logam tuang.
Macam macam core ( inti )
1.

Gold post
Suatu restorasi dimana mahkota gigi asli masih ada dan dipreparasi sesuai
dengan preparasi mahkota jaket.

2.

Full Gold Core


Mahkota gigi asli telah hilang setelah saluran akar dipreparasi.

3.

Partial Gold Core


Sebagian mahkota gigi asli masih tertinggal sedikit, di sebelah palatinal atau
labial dan masih cukup kuat untuk dipertahankan.

4.

Gold Core With Window


Window diisi dengan bahan akrilik atau porselen atau semen silikat.

5.

Off Centre Gold Core


Pasak inti dibuat sesuai dengan kemauan operator. Hampir sama dengan full
gold core hanya saja pasak inti dibuat untuk koreksi posisi gigi.

Macam-macam pasak
1.

Endopost.

16

Terbuat dari campuran logam mulia dengan ukuran sesuai standar alat
endodontik, yaitu : 70 140. Merupakancampuran emas atau logam mulia
lainnya.
2.

Endowel.
Pasak plastik, ukuran sesuai dengan alat endo 80 140. Pada saat pengecoran
logam pasak ini dapat mencair keluar dari investment.

3.

Parapost.
Pasak plastik ukuran tidak disesuaikan dengan alat endo, tetapi preparasi
saluran akar memakai rotary instrument khusus yang nantinya disesuaikan
panjangnya dengan pasak.

Menurut klasifikasinya pasak dapat dibagi dua kategori:


1. Pasak buatan sendiri
Terbuat dari alloy, amalgam, glass ionomer, dan resin komposit. Pasak buatan
sendiri dapat dibuat secara langsung di dalam mulut pasien saat pasien datang
ke klinik ataupun secara tidak langsung dengan membuat model terlebih
dahulu. Pasak buatan sendiri dapat mengikuti morfologi saluran akar yang
telah dipreparasi.
2. Pasak buatan pabrik
Terdapat berbagai macam disain yang bertujuan untuk menambah retensi dan
daya tahan serta melindungi struktur gigi yang masih ada. Pasak sediaan
buatan pabrik dapat dipakai secara langsung yang disesuaikan dengan saluran
akar yang telah dipreparasi.
Macam-macam mahota pasak ( post crown )
1.

Davis crown

17

Suatu mahkota yang keseluruhannya terbuat dari porselen dan diberi dowell
dari silver.
Terdapat dua tipe, yaitu;
a). Ground in type : Pada kasus belum ada kerusakan gigi dibawah permukaan
gusi.
b). Case base type : Pada kasus dimana terjadi kerusakan gigi di bawah
permukaan gusi.
2.

Richmond crown
Mahkota pasak yang terbuat dari porselen dengan facing dari porselen dan
backing logam. Digunakan pada kasus yang memerlukan kekuatan besar,
misalnya GTC dengan empat insisvus hilang.

3.

Porselen jacket crown dengan dowell crown


Untuk gigi anterior dimana sebagian mahkota klinis masih utuh, tetapi sudah
tidak cukup kuat untuk menahan tekanan daya kunyah.

4.

Akrilik crown
Restorasi pada gigi anterior dimana gigi anterior dalam keadaan berjejal,
sehingga sulit untuk menentukan lebar mesio distal gigi tersebut.

Bentuk preparasi
Mahkota dipotong habis sehingga permukaan rata dengan permukaan
gusi,maka dengan sendirinya permukaan akar mengikuti bentuk permukaan gusi.
Permukaan tersebut terdiri dari dua bidang yaiu bidang labial dan bagian lingual.
Secara anatomis seluruh pinggiran mahkota nantinya akan berada pada atau di

18

bawah pinggiran gusi dan permukaan berbidang dua yang berebntuk atap itu
dengan sendirinya juga mencegah rotasi dari mahkota pasak. Untuk mencegah
kasus gigi pasak patah atau bengkok/lepas di daerah leher gigi perlu dibuat
dudukan (seat)

PREPARASI
Preparasi Bagian Mahkota
1. Dimulai dengan pembuangan jaringan (sisa) mahkota dengan cakram pemisah
(separating disc) berdiameter 21mm. Pemotongan mahkota bagian distal
dimulai dari sudut mesial menuju ke disto-servikal. Bagian mesial yang
tertinggal dipotong serong mulai dari tengah diagonal menuju ke sudut mesioservikal
2. Sisa bagian tengah berbentuk segi tiga digerinda habis dengan batu gerinda
berbentuk roda berdiameter 21mm dan setebal 3mm Hasil dari pembuangan
mahkota adalah suatu permukaan akar yang terdiri dari dua bidang yaitu
bidang labial dan bidang lingual yang membentuk sudut tumpul.
3. permukaan akar jangan digerinda dahulu sampai ke bawah tepi gusi. Nanti
sebelum pasak dipasang (disemen) pinggiran permukaan akar dikurangi lagi
dengan batu gerinda berbentuk kerucut terbalik berdiameter 5mm, sampai
kebawah permukaan gusi yaitu 0,5mm atau setengah dari kedalaman sela gusi.
4. Setelah pengurangan, pasak disemen dan dilakukan pencetakan inti. Tujuan
dari tindakan tersebut di atas ialah untuk mencegah terjadinya kerusakankerusakan akibat dari mahkota sementara atau penutupan pinggiran preparasi
oleh gusi yang dapat mengganggu ketepatan cetakan.

19

Gambar 16. (a) Gigi sebelum di preparasi.

Gambar 17.(b) Pemotongan mahkota gigi bagian mesial.


(c) Pemotongan mahkota bagian distal

Gambar 18. (d)Pemotongan sisa mahkota.


(e) Pembentukan saluran akar dan dudukan
Pembentuka Saluran Akar
Preparasi saluran akar dirintis terlebih dahulu dengan bor bulat
berdiameter 0,9 , 1.0 atau 1,2mm bergantung pada besarnya garis tengah akar.
Pembentukan lubang perintis dimaksudkan untuk mengetahui arah
jalannya saluran akar , sehingga perforasi menembus dinding akar dapat dicegah.
Pada preparasi saluran akar ini dan tindakan-tindakan selanjutnya harus

20

diusahakan agar bahan pengisi akar dan atau kerucut gutta-percha dan pasta
pengisi akar.
Dengan bor-bor fisur berdiameter 1,50 , 1,70 , 2,00 mm pada straight
handpiece,

saluran

perintis

dilurus/ratakan

dan

dibesarkan

sehingga

penampangnya berbentuk bulat panjang yang sumbu panjangnya berjalan labiolingual.


Diameter saluran akar dibuat kurang lebih dari ukuran penampang
akar . Dalamnya saluran adalah 2/3 dari pangajang akar atau sedikitnya sama
dengan panjang mahkota asli yang diganti, diukur dari proksimal ke incisal.
Dijaga agar jangan membuat undercut pada dinding saluran.
Penampang yang berbentuk bulat panjang akan menghasilkan pasak yang
mempunyai pertahanan yang lebih besar terhadap daya gigit yang hendak
membengkok pasak dan juga mencegah rotasi. Daya membengkok akan ditahan
lebih baik lagi oleh pasak dengan cara membuat dudukan pada permukaan akar
yang akan nantinya ditempati oleh inti.
Dudukan (seat,niche) dibuat sedalam 0,7-1mm, mempunyai bentuk
mengikuti keliling akar dan nantinya akan membentuk pundak (shoulder) selebar
kurang lebih 1/6 diameter akar. Dudukan ini dibuat dengan bor fissure pada
straight-handpiece.

21

Gambar 19. Pembentukkan saluran akar


Pembuatan Pola Lilin untuk Pasak dan Inti
Pembuatan pola lilin pasak dan inti ini dilakukan secara langsung (direct)
pada saluran akar dan harus diperhatikan saluran akar dalam keadaan basah.
Ada dua cara untuk pembentukkan pola lilin ini:
1. Cara Pertama: Lilin inlay yang sudah lunak dimasukkan ke dalam akar
kemudian dipadatkan sampai saluran akar terisi semuanya. Pemadatan lilin
inlay ini dengan menggunakan alat-alat berujung tumpul (instrumen plastic,
amalgam plugger) kemudian kawat sepanjang 2.5 cm dipanaskan ujungnya
dan dimasukkan ke dalam saluran akar. Setelah lilin mengeras kawat ditarik
keluar perlahan-lahan.
2. Cara Kedua: Dengan menggunakan sebatang kawat berukuran 2.5 cm yang
ujungnya sudah diberi retensi, lilin inlay yang sudah lunak diletakkan pada
kawat, sedikit dibentuk dan kemudian dimasukkan ke dalam saluran akar
ditekan perlahan-lahan hingga memasuki seluruh preparasi saluran akar.
Setelah lilin mengeras kawat ditarik keluar perlahan-lahan.

Hasil pencetakan cara satu dan dua diperiksa apakah bentuk dan
panjangnya sudah sama dengan hasil hasil pencetakan dengan xantigen. Bila
sudah sama barulah membentuk intinya Sebelum kita melanjutkan pembuatan
pola lilin inti, perlu diperhatikan apakah inklinasi kawat sudah sejajar dengan
inklinasi gigi disebelahnya atau belum. Bila sudah barulah pola lilin inti
dibuatkan.

22

Pembuatan Pola Lilin Inti


Pola lilin inti ini dibuat sesuai dengan bentuk preparasi Mahkota Jaket,
hanya dalam ukuran yang sedikit lebih kecil.

Gambar 20. Pembentukan Pola lilin untuk pasak/inti (Cara Langsung)


a. Lilin inlay dipanaskan di atas lampu spirtus ditekan bentuk kerucut
sampai lunak. Lilin dimasukkan ke dalam saluran akar yang telah
dibasahi dengan aquades. Dipadatkan penuh pada seluruh preparasi
saluran akar dan membentuk atap.
b. Dipasang stift kawat yang dipanaskan terlebih dahulu,ditekan
masuk ke dalam lilin di saluran akar. Pada bagian atap stift
disisakan tidak tertutup lilin dan dibengkokkan sebagai tanda yang
membedakan bagian palatal dan labial.
c. Setelah lilin mengeras dan melekat pada kawat, pola lilin ditarik
keluar dari saluran akar untuk melakukan koreksi. Koreksi ini
dapat dilakukan dengan membandingkan hasil preparasi saluran
akar yang tercetak pada santigen.
d. Bentuk akhir pola inti menyerupai bentuk preparasi mahkota jaket
hanya saja ukurannya lebih kecil.

Gambar 21. Pembentukan Pola Lilin untuk Pasak/Inti (Cara Tidak Langsung)

23

a. Memasukkan bahan cetak elastomer ke dalam saluran akar dengan


semprotan
b. Sebatang kawat yang diulas bahan perekat (tray-adhesive)
c. Kawat dengan adhesive dilumuri bahan cetak
d. Kawat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan gerak memompa
(pumping-action)
e. Dengan kawat pada tempatnya dilakukan pencetakan dengan bahan cetak
elastomer
f. Cetakan yang sudah jadi
g. Model kerja dengan pola lilin
Pembuatan Mahkota Sementara
Oleh karena dalam pembuatan mahkota pasak seluruh jaringan mahkota
dihilangkan, maka untuk melekatkan suatu mahkota diperlukan pasak sementara.
Pasak sementara dapat dibuat dari sisa paper-clips yang dilipat sampai kedua
ujungnya merapat seperti pada gambar. Kedua ujung yang merapat dapat
direnggangkan seperlunya agar jika dimasukkan dalam saluran akar terdapat
friksi/gesekan terhadap didnding saluran akar dapat memegang pasak pada
tempatnya.

Gambar 22. Pemasangan Sprue


Mahkota sementara untuk keperluan ini dapat digunakan mahkota
sementara buatan pabrik yang ukuran, bentuk dan warna disesuaikan. Dapat juga
menggunakan gigi artifisial yang terbuat dari akrilik dan harus memenuhi syarat
estetik. Bagian palatal gigi akrilik dikurangi sedemikian rupa sehingga tersedia
tempat yang cukup untuk penempatan kawat paper clips yang berfungsi sebagai

24

pasak sementara (gambar 5). Kemudian mahkota ini disemenkan pada preparasi.
Untuk memudahkan pengeluaran digunakan semen fletcher yang biasa digunakan
sebagai bahan tambalan sementara.

Gambar 23. Pemasangan Mahkota

Persiapan Pemendaman dan Pemendaman Pola Lilin Pasak Inti


Kawat yang digunakan pada pembentukan pola lilin pasak inti dapat
berfungsi sebagai sprue. Kawat sprue ini ditancapkan pada lilin yang sudah
dibentuk seperti kawah (crucible-former). Pembentukan kawah ini pada casting
ring dengan sudut kawah sebesar 120.

Gambar 24. Ukuran casting ring dan letak pola lilin pasak dalam casting ring

Kemudian pola lilin dipendam dalam casting ring. Sebelum dipendam


pola lilin ini terlebih dahulu diulas dengan alkohol untuk menghilangkan tegangan
permukaan. Setelah pola lilin dimasukkan dalam casting ring kemudian diisi

25

dengan investment plaster di atas vibrator hingga casting ring terisi 6 mm di atas
ujung pola lilin, biarkan mengeras 30 menit.
Setelah investment plaster mengeras dilakukan pengecoran.
a)
b)
c)
d)

Casting ring dipanaskan hingga pola lilin terbakar habis


Logam dipanaskan pada crucible casting ring.
Logam dicor dengan cara slinger.
Hasil cor-an pasak inti yang masih lengkap dengan sisa logamnya

dicobakan pada preparasi saluran akar. Bila tidak masuk, periksalah apakah ada
bintil logam pada cor-an tersebut, bila ada bintil-bintil digerinda kemudian
dicobakan lagi pada saluran akar hingga masuk (beradaptasi dengan baik)
barulah sprue dipotong. Pasak inti logam ini kemudian dirapikan dan
disemenkan ke dalam saluran akar memakai semen seng fosfat.

Gambar 25. Pengecoran dan Percobaan Inti/Pasak


Keterangan: A. Posisi pola lilin di tabung cor; B. Coran inti/pasak berikut
kelebihan coran (casting-button); C. Mencoba inti/pasak di saluran akar.

Gambar 26. Pemotongan Kelebihan Coran.


(1) Separating disc, (2) Sprue-button terpotong, dan (3) Gigi lawan.

26

Pemansangan Pasak
1.

Pasak dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar. Jika terdapat kelebihan


logam seperti bintil logam yang dapat menghalangi arah masuk atau insersi,
maka kelebihan logam tersebut dipotong / dibuang.

2.

Inti tidak boleh tergigit gigi antagonis. Khusus untuk koreksi posisi gigi,
inti dapat dibengkokkan sesuai dengan maksud koreksi maksimal 30 derajad.

3.

Pada pasak terlebih dahulu dibuat alur lolos ( escape vent ) sebagai tempat
mengalirnya semen dengan mudah untuk menghilangkan adanya tekanan balik
dari pasak pada saat penyemenan. Tekanan balik ini akan menyulitkan
pengepasan pasak ( gambar 6.d )

Gambar 27. Pembuatan Escape Vent


4.

Untuk melekatkan pasak dalam saluran akar digunakan adukan semen


yang agak encer dimasukkan ke saluran akar menggunakan sonde atau
reamers

5.

Pasak juga dilumuri dengan adukan semen tersebut kemudian dimasukkan


ke dalam saluran akar dan dipertahankan kedudukan yang semestinya sampai

27

semen mengeras. Untuk memudahkan pekerjaan, kelebihan semen dibuang


sebelum semen mengeras.
6.

Selanjutnya dilakukan pencetakan, kemudian model dari hasil cetakan ini


digunakan untuk pembuatan mahkota jaket.

PEMASANGAN MAHKOTA PASAK ( POST CROWN )


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat uji coba pemasangan / try in mahkota
pasak, ( post crown ) antara lain ;
1.

Estetik
Warna dari post crown harus sesuai dengan gigi asli yang ada dalam rongga
mulut. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan anatomi gigi.

2.

Oklusi
Tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma oklusi.
Untuk mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan yang lebih
tebal menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.

3.

Adaptasi
Terutama keakuratan / kerapatan pinggiran servikal antara tepi mahkota jaket
dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran mahkota tidak
boleh menekan gusi ( overhang ), karena kelebihan mahkota dapat menjadi
tempat tertimbunnya plak yang akan mengakibatkan peradangan gusi.

4.

Kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan dengan
kedudukannya terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut.

28

5.

Daerah titik kontak


Untuk pemeriksaan daerah titik kontak digunakan dental floss. Daerah titik
kontak harus dapat dilalui oleh dental floss ini.

PENYEMENAN POST CROWN


Semen yang akan digunakan harus disesuaikan dengan bahan crown.
Semen-semen yang mengandung eugenol ( zinc oxide eugenol cement, Alumina
EBA cement ) tidak cocok untuk menyemen mahkota yang terbuat dari bahan
akrilik, karena akan bereaksi dengan bahan akrilik dimana akrilik akan berubah
warna, menjadi lunak dan permukaannya menjadi retak-retak (crazing).
Semen jenis komposit memiliki sifat mekanis yang lebih baik. Semen jenis
polokarboksilat memiliki sifat adhesi terhadap dentin dan glasir lebih baik
daripada semen zinc-phospat dimana semen Zinc phospat lenih mudah larut dalam
cairan mulut.
Cara: Ambil bubuk semen dan cairannya, letakkan pada glass lab, bagi
bubuk semen menjadi enak bagian. Kemudian bubuk semen dan cairannya ini
diadukan dengan gerakkan memutar bagian per bagian hingga didapatkan
adukkan yang homogen. Semen dimasukkan ke dalam saluran akar dan juga pada
pasak logamnya kemudian pasak logam ini dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan gerakan memompa (pumping action). Tujuan memompa ini adalah untuk
mengeluarkan udara yang terperangkap.
Mahkota diisi penuh dengan adukan semen dan sebagian diulaskan merata
pada sekeliling preparasi post untuk mencegah terkurungnya gelembung udara

29

pada sudut pundak. Setelah mahkota masuk dengan seksama pada tempatnya,
operator harus mepertahankan kedudukannya sampai semen mengeras. Kemudian
sisa-sisa semen dibersihkan.

INSTRUKSI PADA PASIEN


Instruksi yang diberikan sama dengan instruksi pada pembuatan mahkota
jaket, dimana pasien diminta tidak menggunakan mahkota pasak untuk menggigit
sesuatu yang keras dengan sengaja. Pasien diminta untuk datang kembali 3 7
hari setelah pemasangan untuk diperiksa oklusi, keadaan sela gusi dan kebersihan
mulutnya.

MAHKOTA PASAK DENGAN BAHAN NON- LOGAM


Pasak-Inti Komposit
Indikasi Pemakain Pasak Inti Komposit
Permasalahan penting pada gigi yang telah dirawat endodontik adalah bagaimana
cara memperkuat sisa jaringan gigi yang ada dan melakukan restorasinya.
Penentuan beberapa gigi yang telah dirawat endodontik perlu dipasak atau tidak
tergantung beberapa hal yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Seberapa banyak sisa jaringan mahkota gigi yang ada


Tekanan yang diterima pada oklusi
Apakah gigi tersebut akan menjadi penyangga gigi mahkota atau jembatan
Morfologi akar, apakah bentuk akar memungkinkan dipasangnya pasak
Daerah disekitar serviks gigi yang sempit dengan dentin yang tipis sangat
rawan terjadinya fraktur.

30

Pasak komposit sangat sesuai digunakan pada gigi dengan saluran akar tidak
teratur. Pada keadaan tersebut resin komposit diindikasikan karena saat insersi
bahan pasak tidak diperlukan arah pasang yang konvergen. Pasak komposit
diindikasikan jika pasak tuang merupakan kontraindikasi. Misalnya pada gigi
yang brakar banyak, gigi yang mengalami tilting,dan gigi yanng memiliki akar
pendek.
Resin Komposit- Respon terhadap jaringan
Adaptasi marginal yang baik sangat penting untuk mencegah karies
sekunder dan untuk mengurangi perubahan warna serta terjadinya kerusakan
marginal. Persyaratan adaptasi marginal yang baik dapat diperoleh jika sifat fisik
dan mekanik yang adekuat dari bahan restorasi dan penanganan klinis yang hatihati. Resin komposit tidak berikatan kimia dengan struktur gigi, tetapi dengan
bantuan sistem etsa sehingga terbentuk mikroporositas. Penggunaan teknik etsa
adalah untuk menciptakan retensi mikromekanis sehingga dapat digunakan untuk
menyatukan perlekatan antara email dengan resin komposit. Restorasi ressin
komposit menunjukan adhesi yang baik terhadap email. Penyingkiran smear layer
pada permukaan dentin akan mengakibatkan tubulus terbuka, hal ini akan
mempermudah penetrasi monomer kedalam tubulus dimana terjadi proses
polimerisasi , sehingga didapatkan bonding mekanis yang cukup baik.
Pembuatan Pasak-Inti Komposit
Bahan pengisi saluran akar (gutta percha) dikeluarkan sesuai kedalaman
yang dibutuhkan dengan reamer, lalu dibuat retensi pada saluran akar, setelah
preparasi saluran akar selesai kemudian dilakukan pemilihan mahkota

31

polikarbonat dan dipaskan pada gigi yang akan direstorasi. Lalu bagian dalamnya
diolesi dengan separating medium. Berikutnya dilakukan retraksi gingiva yang
bertujuan mengurangi kemungkinan adanya gangguan adaptasi resin komposit
dengan gigi yang dipreparasi. Selanjutnya saluran akar dikeringkan, kemudian
resin komposit dimasukkan kedalam saluran akar dengan menggunakan syringe
sampai berlebihan. Mahkota yang telah diolesi bahan seperasi tadi selanjutnya
diisi dengan resin komposit yang sama lalu disatukan dengan resin komposit yang
berbeda pada akar gigi. Bagian yang berlebih dibuang sebelum mengeras.
Mahkota dari polikarbonat tadi tetap dipertahankan selama 8 menit untuk
mendapatkan pengerasan dari resin komposit. Setelah resin komposit mengeras,
selanjutnya dilakukan preparasi inti untuk menerima restorasi akhir.

Keuntungan Pasak-Inti Resin Komposit


1. Resin komposit sangat mudah aplikasinya dan cepat mengalami polimerisasi,
sehingga inti dapat segera dibentuk sesaat setelah terjadinya polimerisasi.
Kecepatan polimerisasi dari resin komposit merupakan keuntungan utama
dibandingkan bahan lain. Kecepatan polimerisasi ini sangat membantu
prosedur perawatan yang dilakukan dokter gigi, dan sangat menguntungkan
pasien , karena dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan.
2. Estetis
Resin komposit mempunyai warna dan kebeningan seperti gigi asli, dan
tersedia dalam berbagai macam pilihan warna, yang dapat disesuaikan dengan
warna asli gigi pasien. Resorasi dengan pasak inti tuang ataupun amalgam

32

cenderung menghasilkan warna keabu-abuan, hal ini biasanya tidak disukai


pasien yang mengutamakan estetis. Oleh karena itu resin komposit cenderung
menjadi pilihan perawatan estetis terutama gigi anterior.
3. Resin komposit memiliki adaptasi yang baik dengan struktur gigi yang
diperoleh melalui sistem etsa asam dan dentin bonding agent.
4. Pasak yang terbuat dari komposit diindiaksikan untuk gigi yang memiliki
saluran akar yang tidak teratur. Hal ini deisebabkan karena pasak resin
komposit tidak memerlukan arah pasang yang konvergen saat insersi bahan
seperti yang diperlukan pasak tuang atau pasak buatan pabrik. Selain itu pasak
resin komposit diindikasikan untuk gigi dengan akar banyak, gigi yang
mengalami tilting, gigi yang akarnya pendek, yang merupakan kontraindikasi
untuk pembuatan pasak tuang ataupun pasak buatan pabrik.
5. Pasak resin komposit tidak memerlukan preparasi saluran akar yang banyak,
seperti yang diperlukan untuk pembuatan pasak inti tuang dan pasak buatan
pabrik, sehingga mengurangi terjadinya perforasi saluran akar dan struktur
dentin dapat dipertahankan sebanyak mungkin.
6. Pasak inti komposit mempunyai kekuatan kompresif dan kekuatan tensil
yang cukup baik sehingga cukup kuat untuk menahan tekanan pengunyahan.
7. Resin komposit bersifat radioopak sehingga dapat dengan mudah dibedakan
dengan struktur jaringan gigi dengan rontgen foto.
8. Pasak dan inti dengan bahan komposit lebih murah secara ekonomi
dibandingkan pasak inti tuang ataupun pasak sediaan buatan pabrik
9. Inti resin komposit dabat dikombinasikan dengan pasak buatan pabrik.

33

Kerugian Pasak-Inti Resin Komposit


Pasak inti komposit memiliki sifat ideal yang menguntungkan , tetapi
bahan sewarna resstorasi gigi ini pun masih memiliki kekurangan dalam
penggunaannya yaitu terjadinya penyusutan waktu polimerisasi sehingga
menimbulkan celah mikro. Karena resin komposit tidak melekat dengan struktur
gigi, pengerasan menyebabkan bahan ini mengerut dari pinggiran dinding
kavitas, sehingga terjadi kebocoran tepi. R.A Olivia, dkk (1987) dalam
penelitiannya memperlihatkan bahwa resin komposit mengalami ketidakstabilan
dimensi yang lebih tinggi dibanding amalgam, dan terlebih lagi penyerapan air
jangka panjang komposit dapat mengakibatkan kehilangan bahan dan kebocoran
tepi.

Pita Fiber Reinforced Composit Resin (FRC ) Sebagai Pasak dan Inti
FRC merupakan bahan material yang populer saat ini karena memiliki
kegunaan dan kelebihan dalam pemakaiannya. Dengan kelebihan tersebut FRC
digunakan dokter gigi untuk berbagai macam hal seperti : pasak endodontik, splint
periodontal, spacemaintener estetis, dan sebagainya.

Gambar 28. Anyaman serat pita FRC dengan jahitan kunci yang istimewa

34

Sebelumnya pasak yang sering digunakan adalah pasak metal tuang dan
pasak metal pabrik yang ditempatkan dengan cara menyemenkan dengan semen
luting tetapi tetap dapat menimbulkan pergeseran antara pasak dan inti. Pasak
tersebut kurang memperkuat struktur gigi yang akan direstorasi karena hanya
mengandalkan retensi mekanis yang diperkuat dengan semen luting saja. Pasak ini
juga terkadang dapat menimbulkan bayangan abu-abu. Tatapi, sekarang ada jenis
pasak yang terbuat dari fiber dalam bentuk yang sudah jadi(fabricated) yang
disebut dengan pasak fiber, memiliki keugngulan estetis jika dibandingkan dengan
pasak metal. Selain pasak fiber, saat ini dikembangkan FRC bentuk pita yang
dapat dibentuk sendiri (built up) menjadi pasak dan inti yang disebut pasak
customised.

Gambar 29. Pasak dan inti dari metal tuang, B. pasak metal dari bahan Titanium
dan alloy, C. Pasak zirconia, D. pasak fiber : 1 & 2. Pasak zirconia, 3&4 pasak
glass fiber, 5&6 pasak quartz fiber, 7 pasak carbon fiber
Pasak customised ini selain estetis juga lebih memperkuat struktur gigi, karena
dapat dibentuk sesuai dengan bentuk saluran akar sehingga lebih retentif.

35

Gambar 30. Penggunaan Pasak dan Inti Custom Maid yang terbuat dari pita FRC
Estetis Pasak Pita FRC
Apabila estetis menjadi fokus utama, pemilihan material restorasi menjadi
pertimbangan yang sangat penting. Transmisi cahaya membuat pasak tuang dan
pasak buatan pabrik tampak memberi bayangan pada daerah submarginal. Pada
pemakaian pasak metal, warna keburaman pasak tersebut tampak berbayang pada
daerah gingiva dan servik gigi. Pita FRC bersifat translusen, tidak berwarna,
menghilang didalam resin komposit tanpa menunjukkan bayangan warna apapun.
Pita FRC tidak hanya memberi keunggulan estetis, sifat translusentnya
menyebabkan ligh cure mudah melewti komposit.
Gutaperca dan sealer dikeluarkan dari saluran akar, sepanjang 12 mm dari
permukaan koronal gigi yang masih tertinggal. Pita FRC dengan lebar 3mm
dipotong menjadi dua bagian, bagian pertama diukur dengan panjang 30 mm dan
yang lainnya sepanjang 28 mm. Masing-masing lembaran dilipat menjadi dua.

36

Resin kkomposit dual core (terdiri dari basis dan katalis) dipersiapkan. Seluruh
saluran akar yang dipreparasi dan permukaan incisal gigi yang tersisa diberi etsa
dengan asam fosfat 37% selama 15 detik, dicuci bersih dasn sisa air disalurkan
akan dikeluarkan. Bahan bonding (0,2 Dentsply) diaplikasikan keseluruh
permukaan yang telah dietsa. Bahan bonding diberi sinar (light cure), kemudian
semen resin komposit dualcure diaduk, dan sitekan ke ujung needle sistem
syringe , beberapa bagian campuran disisakan, dan lembaran pita FRC dilumuri
dengan campuran resin tersebut.

Gambar 31. Gutta perca dan sealer dikeluarkan dari saluran akar menggunakan
bur gates gliden
Daerah saluran akar diisi dengan campuran resin. Lembaran pita FRC
yang telah dipersiapkan juga dimasukkan terlebih dahulu, kemudian yang lebih
pendek. Seluruh ruangan saluran akar terisi penuh lembaran pita dan ditutupi oleh
resin komposit. Ujung lembar pita FRC yang berjumlah 4 dibiarkan berlebih
sekitar 3mm, kemudian ditutupi resin komposit. Semen resin komposit yang
berlebih dikeluarkan dari saluran akar. Tionjolan lembar pita FRC dibentuk untuk
membangun kembali permukaan koronal gigi.

37

Sisa campuran resin yang masih ada pada syringe dikeluarkan untuk
membentuk sebuh inti yang bentuknya menyerupai preparasi gigi insisivus sentral
yang akan dipasang crown. Pastikan bahwa ruangan antara lembar pita telah terisi
penuh resin komposit dan resin tersebut menutup lembar pita sehingga tidak ada
yang tampak pada permukaan luar inti. Semua material disinari dan dibiarkan
dalam mulut beberapa saat untuk meyakinkan bahwa penyinaran campuran resin
telah sempurna. Pada pemasangan crown di daerah serviks tidak boleh menekan
gingiva. Selanjutnya crown disemenkan denagn semen luting resin komposit.

Gambar 32. Perlekatan sistem pasak dan inti, A. Perlekatan pasak dengan semen
luting, C.Perlekatan dentin dengan luting semen
Pembuatan Mahkota Jaket
Definisi
Mahkota jaket merupakan restorasi yang seluruhnya dari akrilik atau
porselen yang meliputi seluruh mahkota klinis gigi dengan berakhir pada atau di
bawah permukaan gusi. Prosedur pembuatan mahkota pasak sama dengan
pembuatan mahkota jaket untuk gigi vital.
1. Membuat Model Malam
Malam putih diteteskan pada model kerja dibentuk sesuai anatomi gigi
semula Perhatikan : daerah servikal harus tertutup semua, oklusi dengan

38

gigilawan, kontak dengan gigi tetangga, inklinasi/kemiringannya. Haluskan


seluruh permukaan model malam seperti pada pembuatanmodel malam inlay
mo/mod.

Model

malam

harus

dapat

dilepas

dari model

kerja

(die) dandiperiksa permukaan dalamnya (halus & rata) periksa juga bagian
model malam daerah tepi gusi ( servikal ) jangan sampai over contoured /
under contoured.
2.

Penanaman dalam kuvet


Cekungan pada kuvet bawah diberi gips biru, model malam ditanamkan pada
tengah-tengah

kuvet

dan model malam bagian

bawah

dengan

labial

menghadap

membentuk
keatas.

sudut

Permukaan

30o
gips

dihaluskan, tidak boleh ada bagian yang tajam Dibiarkan sampai mengeras.
Permukaan gips dan model malam diseparasi dengan vaselin. Daerah model
malam ditutup dengan gips biru sampai semua labial tertutup. Setelah gips
biru sedikit mengeras, kuvet atas dipasang dan sisa ruangan kuvet bagian atas
diisi dengan gips putih. Tutup kuvet atas dipasang kemudian dipress sampai
gips mengeras
3. Buang Malam
Setelah gips mengeras kuvet bawah dan atas dipisah / dibukamalam
dihilangkan dengan menuangkan air mendidih mengalir ke masing-masing
kuvet perhatikan pembersihan malam di sela bagian lingual.
4. Pengisian Akrilik
-Setelah kuvet dingin, kemudian ruang cetakan model malam( mould ) dan
sekitarnya diulas dengan could mould seal .

39

- pengisian akrilik dengan cara dry pack technic : pengisian polymer (bubuk)
akrilik sedikit demi sedikit dan kemudian ditetesi dengan monomer
(cairan) sampai semua bubuk terserap, diulang ulang sampai penuh .Selama
pengisian dilakukan vibrasi dengan cara mengetok ketokkan kuvet diatas
lipatan lap ( kain ) Bagian atas dari akrilik ditutup dengan celophan basah,
kuvet lawandipasang lalu dipress.
kelebihan akrilik dipotong dengan pisau

Kuvet

lawan

model,bagian

dibuka,
labial

dari

akrilik diiris miring / landai pada 1/3 bagian insisal lalu diberi guratan-guratan
dengan pisau model.
5. Perebusan Akrilik
Kuvet dalam keadaan dipres dimasukkan kedalam tempatperebusan yang
berisi air pada temperatur kamar. Temperatur dinaikkan perlahan lahan
sampai suhu 65 75 C selama 30 menit. Kemudian temperatur
dinaikkan sampai 100C(mendidih ) dandibiarkan selama 30 menit. Api
dimatikan dan kuvet dibiarkan didalam air sampai airnya dingin lalu dibuka
6. Penyelesaian dan Pemulasan

Setelah kuvet mendingindilakukan pembongkaran dan pengeluaran

mahkota
Bila pemberian bahan separasinya baik pembongkaran akan mudah
Gips yang masih melekat pada mahkota dibersihkan dengan alat yang

tajam tanpa merusak bentuk mahkota


Kelebihan akrilik berupa sayap-sayap atau bintil-bintil dihaluskan dan
dibentuk dengan stone

40

Seluruh permukaan dipulas dengan rubber cups dan bahan pulas


(pumice) untuk mengkilapkan digunakan whiting -bubuk atau bahan
pulas lain yang ada dipasaran (misalnya, clean polish dan super polish dll).
Sementara menunggu pemasanganmahkota jaket akrilik sebaiknya
direndam dalam air untuk mencegah pengeringanmengakibatkan distorsi

Kelebihan akrilik berupa sayap-sayap atau bintil-bintil dihaluskan dan

dibentuk dengan stone


Seluruh permukaan dipulas dengan rubber cups dan bahan pulas
(pumice) untuk mengkilapkandigunakan whiting -bubuk atau bahan pulas
lain yang ada dipasaran (misalnya, clean polish dan super polish dll).

Mahkota Jaket Porselen


Indikasi

mahkota

jaket

porselen

alumina

tetap

masih

harus

dipertimbangkan dengan seksama . posisi gigi , bagimana oklusinya, ukuran, dan


bentuk gigi, semuanya merupakan faktor yang penting demi keutuhan dan
keawetan mahkota porselen.
Kontra indikasi jaket porselen ini antara lain kurang cocok untuk dibuat
pada gigi yang berolkuli edge to edge atau gigi lawan bawah menggigit
mahkotanya pada pada daerah linguo-servikal, gigi yang pendek karena tidak
dapat memberi dukungan kepada mahkota di bagian incisal.
Teknik kramik dental merupakan keahlian yang khusus dan hanya dapat
dimiliki seseorang yang sudah mempunyai pengalaman yang banyak dan
pengetahuan luas tentang, bahan yang dipakainya. Oleh karena itu, pekerjaan

41

pembuatan mahkota porselen ini umumnya diserahkan kepada seorang ahli


porselen.
Pekerjaan-Pekerjaan yang umum yang dilakukan dokter gigi:
1.
2.
3.
4.
5.

Preparasi
Pencetakan untuk membuat die dan model kerja
Penentuan warna
Pembuatan mahkota sementara
Penyemenan

Dibandingkan dengan pembuatan mahkota jaket akrilik, pada prosedur


pembuatan mahkota

jaket porselen terdapat beberapa penyimpangan sebagai

berikut:

Preparasi mahkota jaket porselen ukuran servico-insisal dari preparasi


dibuat sepanjang mungkin (tidak kurang dari 2/3 panjang mahkota asli).
Bentuk akhiran pundak (shoulder) merupakan suatu keharusan. Pundak
yang dibuat selebar minimum 0,75 mm untuk menjamin keakuratan dan
estetik, dibuat datar dan letakknya kurang lebih tegak lurus terhadap

sumbu gigi.
Semua sudut dibulatkan untuk mencegah retakan dari dalam mahkota
Oleh karena pekerjaan teknik seluruhnya dilakukan dilaboratorium
(indirect) maka pembuatan model kerja dari cetakan alginat tanpa model

lawan, tidak memberi ketepatan.


Penentuan warna harus dilakukan dengan contoh warna (shade guide) dari

merek porselen yang dipakai oleh laboratorium


Pembuatan mahkota jaket porselen menggunakan matriks platina untuk

mempertahankan bentuk dalamnya


Dalam percobaan mahkota (try- in), platina foil tersebut jangan dikupas
terlebih dahulu. Koreksi seperti penambahan atau penggelasan kembali

42

memerlukan pembakaran ulang dan ini tidaklah mungkin setelah lapisan


platina dikupas ke luar.

Gambar 33. Matriks Palatinal

Teknik Pembuatan Mahkota Jaket


Jikalau laboratorium berada di dalam kota, maka cetakan elastomer dapat
diserahkan langsung kepada laboratorium, jika pengiriman kepada laboratorium
memerlukan waktu lebih dari satiu jam, maka untuk mencegah terjadinya
perubahan bentuk/distorsi dari cetakan, sebaiknya die dan model kerja dibuat
setempat oleh dokter gigi dan model tersebut dalaam oklusi sentrik, terpasang
pada artikulator atau diberi tanda-tanda lokasi atau disertai cetakan pencatat
gigitan, dikirim secepat mungkin ke laboratorium pada pengiriman kepada
laboratorium diikutsertakan peta warna dan petunjuk lain bila diperlukan. Oleh
karena diperlukan kekerasan dan kekuatann dari die untuk membuat matriks
platina, maka melalui duplikasi, oleh lab dibuat khusus die dari logam secara
disepuh dari bahan die khusus dari gips batu.

43

Matriks yang dibuat dari lembaran platina yang lunak setebal 0,001 inci
merupakan cetakan atau dasar untuk pembentukan mahkota. Untuk menekan
harga sekarang mulai banyak dipakai paladium sebagai pengganti platina.
Pembungkusan die dengan platina atau paladium foil dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan sambungan (Tinners joint) di lingual atau di salah
satu permukaan proksimal. Setelah dibentuk, matriks dibakar untuk mengeluarkan
gas da untuk melemaskan platinanya yang menjadi kaaku akibat dari manipulasi
menjadi bentuk matriks. Kemudian bubuk porselen dengan warna-warna yang
sesuai denagn peta warna diaduk dengan air suling atau cairan khusus pasda
porselen alumina,, menjadi satu adukan. Dengan cara tertentu adukan diulaskan
pada matriks, membentuk mahkota yang bentuk dan ukurannya disesuaikan
dengan keadaan yang ada di model kerja. Karen aterjadi pengisutan pada
pembakaran, maka mahkota dibentuk dalam ukuran yang lebih besar. Matriks
dengan adukan porselen yang masih mentah kemudiana diambil dari die,
ditempatkan di atas kerucut tanah liat (fireclay), lalau dimasukan ke dalam alat
pembakar porselen .
Pembentukan mahkota sebenarnya dilakukan lapis demi lapis. Misalnya,
setelah lapisan pertama yang biasanya terdiri dari porselen opaque selesai dibakar,
maka pekerjaan dilanjutkan dengan pembentukan warna body. Setelah lapisan
terakhir ini dibakar, maka dilakukan lagi pembakaran untuk meendapatkan
penggelasan.

44

Acara pembakaran (firing-cycle) merupakan salah satu bagian dari tata


kerja pengolahan porselen yang pelaksanaannya memelukan ketelitian, perhatian,
dan intuisi dari operator.

Gambar 34. Pembuatan Mahkota Jaket Porselen


Percobaan Mahkota
Mahkota jaket porselen diterima kembali dari laboratorium dengan matriks
yang masih melekat di dalamnya dan untuk dicoba (try in), matriks tersebut
jangan dikupas dahulu. Hal yang perlu diperhatikan saat pencobaan adalah:
a. Titik kontak
Seringkali mahkota terlampau lebar dalam ukuran mesio-distal sehingga tidak
dapat masuk pada tempatnya di antara gigi sebelahnya. Dengan batu grinda
yanbg khusus untuk porselen, kontak-kontak yang terlampau tebal dikurangi
sedikit demi sedikit. Sebaiknya selama penggerindaan menggunakna air

45

sebagai pelumas dan pendingin untuk mencegah/mengurangi terbangkitnya


panas gesekan dan kemungkinan fraktur. Untuk memeriksa tekanan kontak
dapat dipakai bengang dental floss. Jangan sekali mahkota dipukul masuk,
karena bahan porselen dapat patah atau retak.
b. Kecocokan pinggiran servikalddengna sonde yang tajam. Kelebihan porsselen
dapat dihilangkan dengan batu karborundum yang halus atau paper disk
dengan mahkota dipasang pada die.
Ketepatan (fit) dari pinggiran servikal dengan pundak diperiks
c. Oklusi
Dalam semua kedudukan rahang bawah tidak boleh terdapat traumatik oklusi.
Tempat-tempat yang terlampau tinggi dapat diketahui dengan kertas artikulasi.
Pengurangan tempat-tempat tersebut dapat dilakukan dengan batu grinda yang
halus.

Gambar 35. Pembentukan Mahkota Porselen


d. Bentuk
Perubahan-perubahan kecil pada bentuk mahkota seperti bentuk sudut incisoproksimal, pinngiran incisal, kecembungan labial dan sebagainya dapat
dilakukan dengan cara pengurangan atau penambahan. Pengurangna dapat
dilakukan dengan batu grinda di ruang praktek, tetapi penambahan harus
dikerjakan di laboratorium disertai petunjuk seperlunya dari dokter gigi.
Oleh karena tiap penggerindaan akan menghilangkan penggelasan (glaze),
maka setelah bentuk yang diinginkakan tercapai, mahkota dikirim kembali ke
laboratorium untuk diulang penggelasannya.

46

e. Warna
Warna dari semen yang dipakai untuk melekatkan mahkota sedikit banyak
dapat memengaruhi warna mahkota jaket porselen. Pengaruh warna semen
tidak dapat diketahui jika lapisan platina masih melekat pada permukaan
dalam dari mahkota. Oleh karena itu, maka pilihan warna semen baru
dilalkukan setelah persyaratan ketepatan (fit) dan bentuk terpenuhi. Seperti
halnya dengan mahkota jaket akrilik, warna semen dapat dicoba dengan
mengaduk bubuk semen dengan glycerin atau air biasa.
Pada mahkota jaket porselen alumina, warna semen tidak banyak dipersoalkan
karena lapisan inti (corea0 yang terdiri dai alumina tidak ditembus warna
(opaque).

Penyemenan
Setelah semua percobaan selesai dan memuaskan, maka matriks platina dapat
dikupas dari permukaan dalam mahkoota. Cara yang lazim adalah dengan
menggunakan pinset yang ujungnya meruncing dan dapat merapat dengan baik.
Lapisan platina dikupas ke arah pusat mahkota dan sedapat mungkin dijaga agar
lapisan tidak sobek. Oleh sebab yang belum diketahui, ternyata platina foil lebih
mudah melepaskan diri dari porsellen, jika pengupasannya dilakukan dalam
bentuk basah.
Sampai sekarang, semen seng fosfat masih merupakan bahan perekat yang
dianggap paling cocok untuk melekatkan mahkota jaket porselen kepada gigi.

47

Daerah rahang sekitar gigi yang akan dimahkota , preparasi gigi dan mahkota
porselen harus dalam keadaan kering . ruang an preparasi dari mahkota diisi
adukan semen . mahkota yang berisikan adukan semen perlahan-lahan
ditempatkan dipreparasi dan dipertahankan disitu dengan jari samapai semen
mengeras. Mahkota jangna sekali-kali dipukul atau diketuk.

Penyelesaian
Penyelesaian hanya terdiri dari pembuangan kelebihan semen dari
pinggiran mahkota. Alat yang dipaki untuk keperluan tersebut adalah sonde,
berbagai macam chisel, dan scaler. Disela gusi terutama proksimal tidak boleh
tersisa atau tertinggal sisa-sisa semen.

2.4.2. Bleaching
Gigi yang berubah warna dapat mengurangi keindahan penampilan dan
mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Saat ini, perkembangan kedokteran
gigi kosmetik sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut. Perkembangan
bahan dan teknik baru dalam kedokteran gigi mengharuskan dokter gigi
senantiasa mengembangkan kemampuan artistiknya dalam memanipulasi cahaya,
warna, ilusi dan bentuk untuk menciptakan hasil restorasi yang estetis (Aschheim
dan Dale, 2001). Meskipun tersedia cara restoratif, misalnya pembuatan mahkota
atau veneer, sering kali perubahan warna dapat diperbaiki seluruhnya atau
sebagian dengan pemutihan gigi atau biasa disebut bleaching (OBrien, 2002).
Pembuatan mahkota atauveener dapat dilakukan untuk pewarnaan intrinsik yang

48

tidak dapat diatasi dengan pemutihan gigi saja, misalnya pada hipoplastik email
dan noda tetrasiklin (Ummarah, 2009). Pemutihan gigi dapat dilakukan pada
pasien dengan diskolorasi gigi yang kontraindikasi perawatan restorasi misalnya
karena memiliki kebiasaanbruxism (kerot, gigi gemelatuk saat tidur). Baik
perawatan restoratif maupun pemutihan gigi juga dapat dilakukan bersamaan
seperti misalnya pada kasus pewarnaan gigi intrinsik karena patologi pulpa
(OBrien, 2002, Haywood, 2006).

Gambar 36. Gigi diskolorasi / berubah warna


Sumber : (http://www.metronycdentist.com/100105/images/washington-dc-teethwhiten.jpg)
A. Definisi
Pemutihan gigi adalah usaha untuk mencerahkan warna gigi dengan
mengaplikasikan

bahan

kimia

untuk

mengoksidasi

pewarnaan

organik

(Robersonet al, 2002). Proses pencerahan atau eliminasi noda permukaan ini
menggunakan larutan peroksida kuat (OBrien, 2002) pada gigi yang mengalami
diskolorasi (perubahan warna) intrinsik maupun ekstrinsik (Strasler, 2006). Teknik
ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik, tidak

49

mengambil jaringan keras gigi dan teknik perawatan relatif lebih mudah
dibandingkan dengan pembuatan mahkota tiruan.
B. Teknik Pemutihan Gigi
Teknik

pemutihan

gigi

dapat

dibagi

menjadi

beberapa

macam

klasifikasinya. Berdasarkan keterlebitan akses kavitas endodontik pemutihan gigi


dibagi menjadi pemutihan internal dan pemutihan ekternal.
1) Pemutihan internal.

Aplikasi internal bleaching ini diindikasikan untuk gigi yang telah


mengalami perawatan endodontik. Dapat disebut juga walking bleach yang
melibatkan penutupan agen bleaching setelah di masukkan kedalam akses kavitas
endodontik. Pasien harus kembali lagi selama masa perawatan agar dokter dapat
mengganti agen pemutih tersebut dengan yang baru sampai didapatkan perubahan
warna yang diinginkan. Resorpsi akar adalah efek yang dinilai potensial dan dapat
menyebabkan kehilangan gigi.
2) Pemutihan Eksternal.
Dokter gigi melakukan pemutihan eksternal dengan menggunakan 30-38%
hidrogen perioksida dengan mengisolasi jaringan gusi dan mengaplikasikan gel
pemtuih pada permukaan gigi. Proses ini dapat dengan atau tanpa proses
pemanasan ataupun penyinaran selama perawatan pemutihan ini. Efek samping
yang ditimbulkan untuk gigi vital adalah sensitifitas gigi dan iritasi gingiva.
Kedua teknik pemutihan internal dan eksternal efektif untuk memutihkan
pewarnaan pada gigi dan diindikasikan untuk perawatan satu atau dua gigi
dibandingkan untuk semua lengkung gigi.

50

Teknik pemutihan gigi juga dapat diklasifikasikan menurut vitalitas gigi


yaitu pemutihan gigi vital (gigi dengan pulpa yang masih hidup) dan nonvital
(gigi dengan pulpa nekrosis/mati) serta menurut prosedur yang dilakukan yaitu
pemutihan gigi yang dilakukan di klinik dan di luar klinik (Roberson et al, 2002).
Pemutihan gigi vital dapat dilakukan di klinik dokter gigi (in-office /
power bleaching) dan di luar klinik (home bleaching). Pemutihan gigi inoffice adalah proses pemutihan gigi yang dilakukan di klinik dokter gigi dengan
teknik termokatalitik (aktivasi panas), power bleaching, dan laser assisted
bleaching. Sedangkan pemutihan gigi home bleaching dilakukan sendiri oleh
pasien di rumah dengan petunjuk dan pengawasan dokter gigi. Proses home
bleachingmemerlukan tray yang dirancang khusus untuk mengaplikasikan bahan
pemutih gigi (Aschheim dan Dale, 2001).

C. In office Bleaching / Power Bleaching technique

Teknik bleaching dapat diklasifikan menjadi dua yaitu in-office bleaching


dan at home bleaching. Keduanya harus dapat dilakukan oleh dokter gigi. In
office bleaching atau power bleaching menjadi pilihan pemutihan gigi yang lebih
banyak di pilih oleh pasien. Teknik ini menggunakan konsentrasi hidroksi
perioksida yang tinggi dan juga aplikasinya dibantu dengan alat pemanas laser dan
sinar. Kegunaan in-office bleaching adalah untuk menghilangkan pewarnaan pada
lengkung gigi ( karena faktor usia ataupun pewarnaan tetrasiklin), untuk
memutihkan satu gigi (telah dirawat saluran akar), dan juga untuk merawat daerah
spesifik / satu gigi akibat adanya flourosis.

51

Ada banyak istilah yang terkait dengan in office bleaching yaitu Power
Bleaching, Chairside Bleaching, dan Laser Bleaching.
Power bleaching menggunakan material yang lebih agresif dan
menghasilkan efek yang cepat. Produk dengan kandungan 35% carbamideperoxide atau 35% hydrogen peroxide biasanya digunakan. Karena agresifitasnya,
kita harus benar-benar fokus dan memastikan bahwa gingival terlindungi oleh
rubber dam.

Gambar 37. Gambaran Efek Samping Bleaching

1) Indikasi
-

Untuk hasil yang cepat


Pewarnaan pada enamel dan dentin

52

Untuk menghilangkan warna kuning-coklat


Pasien dengan filling yang luas
Pewarnaan karena faktor umur
Untuk pewarnaan tetrasiklin dari ringan sampai berat

2) Material-material yang digunakan untuk Power bleaching


a) 35% liquid hidrogen perioksida, produk liquid/ bubuk atau gel ( tebal,
mengandung stabilizer, tipis, gel berwarna merah) disebut power gel
atau laser bleaching gel.
b) 35% carbamide perioksida
c) Berbagai macam konsentrasi atau kombinasi dari material-material diatas.
d) Dual-activated bleaching system. Material ini terdiri dari 35 % gel
hidrogen perioksida keduanya teraktivasi dengan cahaya dan bahan-bahan
kimia.

Gambar 38. karbamid peroksida dalam syringe. Sumber : //


(http://dentala2z.co.uk/WebRoot/StoreDaily/Shops/eshop133027/4C61)
3) Keuntungan Power Bleaching
Pasien terkadang lebih memilih teknik power bleaching karena teknik
home bleaching mengharuskan pasien memakai alat sendiri dirumah dan ada
beberapa pasien yang tidak dapat mentoleransi penggunaan trays. Power
bleaching pun memiliki kelebihan dalam segi waktu, diperoleh hasil yang
lebih cepat dibandingkan home bleaching karena dapat dikerjakan dalam satu
kali kunjungan. Penelitian secara mikroskopis elektron juga menunjukkan

53

bahwa tidak ada efek permukaan morfologis dan tidak ada etching yang
diproduksi oleh 35% gel carbamide perioksida ataupun gel hidrogen
perioksida.

4) Kerugian Power Bleaching


Material bleach berasal dari bahan yang kausatik, kuat dan berbahaya
bagi mukosa. Jaringan pada pipi, gingiva, dan bibir pasien dapat terbakar, oleh
karena itu dibutuhkan proteksi pada wajah, jaringan lunak, mata, kulit dan
bibir.

5) Prosedur perawatan
1. Evaluasi pasien. Menentukan anamnesis dan diagnosis klinis, serta
rencana perawatan seperti pada kasus home bleaching (oral diagnosis,
2.
3.
4.
5.

pembersihan gigi oleh dokter gigi, dan radiografi).


Penentuan warna bersama dengan pasien
Foto sebelum tindakan
Penempatan rubber dam
Penempatan bleaching agent dan diganti setelah 10-20 menit. Perawatan
ini berlangsung selama 30 menit, maksimalnya 60 menit dan normalnya

perubahan warna dari skala 1-1.5 dari Vita color scale


6. Setelah rubber dam diambil, gigi diremineralisasi dengan gel fluoride.

54

55

Gambar 39. Prosedur Bleaching


6) Kemungkinan komplikasi postoperative
Gingival etching: biarkan pasien untuk berkumur beberapa menit.
Kebanyakan iritasi gingival menghilang dalam dua jam
Sakit: peningkatan tingkat sensitivitas biasanya hilang beberapa hari.
Gunakan pasta gigi untuk gigi sensitive.

56

7) Power bleaching dengan Superoxol


1. Wajah pasien, mata, harus dilindungi selama penggunaan bahan kimia
yang agresif. Dokter gigi dan pasien harus menggunakan googles, yang
melindungi wajah pasien.
2. Lindungi gingival dengan vaselin atau orabase jika terjadi kebocoran
rubber dam
3. Posisi dari rubber dam. Lubang harus dibuat kecil untuk mengoptimalisasi
kemampuan untuk melindungi.
4. Bersihkan gigi dengan menggunakan pumice dan air, jangan menggunakan
pasta yang mengandung fluoride
5. Aduk pasta bleaching dan tempatkan pada gigi
6. Tambahan penggunaan panas dan kecepatan selama proses bleaching
7. Power bleaching harus dihentikan penggunaanya setelah 10-30 menit,
walupun tujuan dari bleaching belum tercapai. Jika pasien merasa sakit,
proses harus dihentikan secepatnya
8. Hilangkan sumber panas dan tunggu selama lima menit sehingga gigi lebih
dingin. Selanjutnya, sisa bleaching agent dibilas menggunakan air lalu
dibuang.
9. Selesaikan prosedur dengan menaplikasikan sodium fluoride gel netral
pada gigi dua atau tiga menit, setelah rubber dam diangkat. Selanjutnya
pasien harus berkumur perlahan.
8) Kemungkinan efek samping
Beritahukan pada pasien bahwa giginya akan terasa lebih sensitive selama
beberapa hari ke depan. Setelah dua minggu, hasil dari perawatan bleaching
dilihat kembali, dan jika dibutuhkan dapat dibleaching lagi.

57

Sedangkan Perawatan pada gigi nonvital meliputi:


a) Chairside bleaching
b) Walking bleach technique ( Internal Bleaching)
c) Inside-outiside bleaching
Preoperative assessment
Sebelum dilakukan teknik ini, gigi telah mengalami pengisian saluran
akar dan gigi juga telah dilakukan pemotretan foto periapikal.

a) Chairside bleaching
1. Hilangkan semua restorasi yang menghalangi obturasi akses kavitas dan
hilangkan semua stain atau perwarnaan yang menutupi dentin.
2. Gunakan rubber dam dan tutup pinggirannya dengan menggunakan
varnish atau unfilled resin ( jangan mengenai enamel).
3. Potong kembali bagian koronal gutta-percha sampai kebawah gingival
( periksa dengan menggunakan probing) dan tutup dengan lapisan
GIC/polycarboxylate.
4. Etsa dentin dengan menggunakan gel asam fosfat selama 30-60 detik
untuk menghilangkan lapisan tipis dan membuka tubulus dentin. Lalu cuci
dan keringkan.
5. Masukan cotton wool yang mengandung 30% hidrogen peroxide dan
letakkan pada ruang koronal pulpa.
6. Panaskan dengan menggunakan flat palstic atau sejenisnya.
7. Ulangi selama 5 sampai 6 kali.

b) Walking bleach technique


1. Hilangkan restorasi di daerah palatal, gunakan rubber dam dan tutup akses
kavitas koronal sama dengan cara chairside bleaching.

58

2. Gabungkan 35% hidrogen peroxide dengan sodium perborat untuk


memberikan konsistensi yang tebal.
3. Etsa dentin dengan menggunakan gel asam fosfat untuk 30-60 detik
sampai semua lapisan tipis hilang dan buka tubulus dentin. Bilas dan
keringkan
4. Gunakan peroxide /perborate campurkan pada dentin koronal dan tutup
dengan menggunakan cotton wool dan GIC/polycarboxylate.
5. Setelah 1 minggu lihat hasilnya, ulangi 3 sampai 4 kali
6. Restorasi dentin dengan menggunakan komposit.

c) Inside-outside bleaching
1. Pasien diberi tray sendiri ( sama dengan professional home-use products)
2. Buang restorasi dari akses kavitas di palatal dan tutup akses kavitas
koronal sama dengan teknik chairside bleaching.
3. pasien diaplikasikan penggunaan bleaching gel di daerah labial dan palatal
akses kavitas sampai 2-3 jam perhari.
4. Restorasi dengan dentin komposit untuk mengganti warna gigi tersebut.

D. Home Bleaching
Metode bleaching ini telah ada sejak 1989. Metode ini efektif ketika
digunakan untuk pewarnaan oranye-coklat dan pewarnaan karena usia.
Kebanyakan agen bleaching bersifat asam. Akibatnya, permukaan akar yang
terpapar lebih sensitif. Sehingga pasien dengan permukaan akar yang terpapar
harus menggunakan pasta gigi yang mengandung sodium fluoride dari awal.
Home bleaching dikenal juga dengan istilah:
-

Night guard vital bleaching


Matrix bleaching
Dentist-assisted/ prescribed home applied bleaching

59

Dentist-supervised at-home bleaching


At-home bleaching

1) Keuntungan dari home bleaching


-

Sederhana dan cepat untuk digunakan pasien


Sederhana untuk dokter gigi memonitor tanpa memperpanjang waktu di

klinik
Biayanya efektif
Biaya lab untuk membuat sendok cetak bleaching tidak mahal
Biasanya bukan merupakan prosedur yang menyakitkan
Pasien dapat membleaching gigi mereka sesuai kenyamanan mereka dan

waktu yang mereka miliki


Pasien dapat melihat hasilnya dengan cepat
Pasien biasanya puas dengan hasil yang didapatkan

2) Kerugian
-

Diperlukan pasrtisipasi aktif dari pasien pada perawatan ini


Perubahan warna bergantung pada jumlah waktu pemakaian sendok cetak
Beberapa pasien terganggu dengan pemakaian sendok cetak bleaching

setiap hari
Sulit untuk pasien yang mudah muntah ketika mengadaptasikan sendok
cetaknya ke dalam mulut

Efek samping yang mungkin dari home bleaching adalah:


-

Iritasi gingival
Gangguan TMJ (karena tray dibawa tidur)
Merasa tertekan pada perut (pengisian tray yang berlebihan dan bleaching
agen yang tertelan)

60

3) Prosedur perawatan
Ketika pasien menunjukkan ketertarikan untuk mencerahkan warna
giginya, terdapat beberapa aspek yang butuh untuk didiskusikan, khususny apada
kunjungan pertama. Setelah penilaian riwayat medis pasien, dokter gigi harus
bertanya kepada pasien untuk melengkapi kuisioner pewarnaan gigi untuk
meyakinkan makanan atau minuman apa yang menyebabkan pewarnaan pada
gigi. Pasien harus mengurangi makanan yang dapat menyebabkan pewarnaan
pada gigi pada saat perawatan bleaching. Pasein harus diingatkan mengenai gejala
putus zat kaffein yang mungkin terjadi jika mereka berhenti meminum teh atau
kopi secara tiba-tiba.
Dokter gigi harus mengetahui obat-obatan yang dikonsumsi pasien seperti
antihistamin yang dapat menyebabkan mulut kering. Atau riwayat alergi lain pada
komponen bleaching agent seperti glycerine. Pasien perokok juga disarankan
untuk berhenti.

4) Konsultasi awal
Pada diskusi awal pasien harus diinformasikan mengenai:
-

Keuntungan dan kerugian dari bleaching


Alternative lain selain pearawatan bleaching
Efek samping dari perwatan ini
Resiko dan keuntungan selam perawatan bleaching termasuk pada inform

consent
Lama perawatan

5) Pemeriksaan klinis dari seluruh gigi

61

Pada pemeriksaan ini harus menilai lingkungan mulut pasien, jaringan


lunak, gingival dan status oral hygiene. Periksa restorasi yang ada, dan kelainan
patologis pada gigi dengan menggunakan radiograf. Lakukan pula tes vitalitas.
Resesi servikal, kesehatan jaringan periodontal dan garis fraktur pada gigi anterior
harus dilihat. Mengukur translusensi pada gigi, gigi dengan translusensi yang
tinggi biasanya tidak dilakukan bleaching karena akan menghasilkan warna
keabu-abuan dibandingkan menjadi putih.

6) Evaluasi warna gigi


Diskusikan dengan pasien kemungkinan warna hasil perawatan. Biasanya
dua tingkat lebih cerah dari warna asli gigi.

7) Rencana perawatan
Biasanya perawatan bleching ini dilakukan pada satu rahang terlebih
dahulu, sehingga pasien diberi kesempatan untuk membandingkan. Pasien yang
membleaching dua rahang giginya sekaligus biasanya beresiko tinggai pada efek
samping dar bleaching dan mengalami masalah oklusal.

8) Pencetakan
Pencetakan yang baik pada gigi rahang atas dan bawah dibuat bersamaan
sehingga sendok cetaj bleaching dapat dibuat. Alginate atau marial yang lebih
akurat lainnya dapat digunakan.

62

9) Pemilihan material bleaching yang tepat


Bleaching agent terbaru untuk home bleaching mengandung carbamide
peroxide. Gel ini mengandung 10-15% bleaching agent yang biasanya digunakan.
Carbamide peroxide biasanya terdiri dari urea dan hydrogen peroksida. 10%
carbamide proxide sama efektifnya dengan 3% hydrogen peroxide.
Pada produk yang beredar biasanya murni berasal dari hydrogenperoksida. Agent ini membleaching 2.76 lebih cepat dibandingkan dengan
konsentrasi yang sama dari carbamide-peroxide. Produk home bleaching harus
diaplikasikan pada gigi dengan menggunakan sendok cetak khusus. Sendok cetak
ini harus memiliki ruangan untuk belaching agent.
Pemilihan bleaching agent ini bergantung pada:
a. Pewarnaan
- Sumber pewarnaan
- Bentuk, kedalaman dari pewarnaan
- Warna yang timbul, warna yang lebih gelap memakan waktu lebih lama
untuk dilakukan bleaching
b. Material bleaching
- Harga dari material
- Nilai pH
- Keamanan produk
- Material kimia yang menjadi dasar dari kandungan bahan
- Toleransi jaringan
- Saran pemakaian
- Mudah digunakan
- Rasa
c. Faktor pasien
- Keberadaan sensitifitas pada gigi
- Gaya hidup
- Jadwal personal
- Tujuan dari pemutihan

63

10) Perkenalan bleaching


Sebelum prosedur pemutihan dimulai, dilakukan oral prophylaxis.
Tuliskan instruksi home bleaching untuk pasien dan dipaparkan dengan jelas.

11)

Penempatan sendok cetak untuk rahang penuh


Sendok cetak dinilai apakah fit pada gigi, diperiksa retensi dan perluasan

yang berlebihan pada area gingival.


1. Pembersihan gigi oleh dokter gigi, memoles seluruh permukaan gigi
2. Menentukan warna gigi dengan pasien
3. Foto radiograf pada gigi yang akan dibleaching untuk mendeksi kerusakan
internal
4. Foto dengan shade tab
5. Mendiagnosa dan menentukan penyebab dari perubahan warna gigi
(menggambarkan factor eksternal)
6. Membuat cetakan dental
7. Membuat sendok cetak bleaching
8. Memberikan agen bleaching kepada pasien dan mendemonstrasikan
bagaimana penggunaan dari sendok cetak dan bleaching agent dan
menyerahkan instruksi
9. Kontrol dan memeriksa kemajuan dari perawatan

12) Indikasi
-

Pewarnaan kuning-oranye dan coklat muda merupakan indikasi ideal

untuk home bleaching (pewarnaan yan disebakan oleh usia).


Gigi dengan bentuk ringan dari flourosis atau pewarnaan tipis tetrasiklin
dapt dibleaching. Berdasarkan penelitian terbaru dari Haywood (1997),
kesuksesan bleaching pada pasien dengan pewarnaan karena tetrasiklin
meningkat jika pasien menggunakan sendok cetak selama setengah tahun.

64

Walaupun terjadi perubahan anatomis pada permukaan enamel, pasien


-

harus diinformasikan bahwa hasil ideal sulit didapatkan.


Pewarnaan ringan dari tetracycline
Pewarnaan dari tembakau
Pewarnaan absortif dari kopi dan the
Perubahan warna terkait trauma pulpa atau nekrosis
Pasien muda dengan pewarnaan bawaan abu atau kuning
Home bleaching ideal sebagai terapi preprostetik. Jika gigi dibleaching

sebelum perawatan dental keseluruhan, hasil lebih estetik akan didapatkan selam
fase restorative.

13) Kontraindikasi
-

Pasien dengan penyakit sistemik yang parah


Pasien dengan pewarnaan yang parah dari tetracycline
Pasien dengan flourosis yang parah
Pasien dengan kehilangan permukaan enamelnya karena atrisi, abrasi, dan

erosi
Ibu hamil atau menyusui
Pasien yang menderita reaksi alergi terhadap bleaching agent atau sendok

cetak bleaching yang terbuat dari resin


Pasien dengan kerusakan gigi yang luas atau telah pernah direstorasi luas

sebelumnya
Pasien dengan kelainan TMJ. Sendok cetak bleaching bukan merupakan
bite splint, sendok cetak bleaching dapat menekan kelainan TMJ yang

sudah ada
Pasien dengan pewarnaan biru-abu yang ekstrim
Pasien dengan hipersensitifitas gigi
Gigi dengan garis fraktur yang dalam
Gigi dengan kondisi patologis seperti radiolusen periapikal
Pasien yang merokok

14) Fabricating bleaching tray

65

Sendok cetak bleaching merupakan medikamen yang menjaga bleaching


gel pada posisi tertentu di gigi. Biasanya terbuat dari plastik lunak. Sangat penting
sendok cetak beradaptasi baik untuk mencegah bleaching agent larut oleh saliva,
yang mana akan mengurangi efeknya.
Bleaching agent seharusnya terlokasi pada gigi bukan pada gingival. Jika
sendok cetak tidak beradaptasi dengan baik, memudahkan bleaching agent bocor,
dan dapat menyebabkan iritasi gingival selama pemakaian dari bleaching agent.
Dalam hal untuk mendapatkan efek yang besar dengan menggunakan
bleaching agent, reservoir dibuat pada permukaan gigi dengan plastic yang di
light-cure. Material yang tebal dipilih untuk pasien yang cenderung memiliki
kebiasaan bruxism. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan prosedur untuk
penggunaan sendok cetak. Teknik ini juga biasa digunakan untuk sendok cetak
dari pabrik .
Efek samping yang mungkin dari home bleaching adalah:
-

Iritasi gingival
Gangguan TMJ (karena tray dibawa tidur)
Merasa tertekan pada perut (pengisian tray yang berlebihan dan bleaching
agen yang tertelan)

15) Prosedur perawatan


1.
2.
3.

Pembersihan gigi oleh dokter gigi, memoles seluruh permukaan gigi


Menentukan warna gigi dengan pasien
Foto radiograf pada gigi yang akan dibleaching untuk mendeksi

4.

kerusakan internal
Foto dengan shade tab

66

5.

Mendiagnosa dan menentukan penyebab dari perubahan warna gigi

6.
7.
8.

(menggambarkan factor eksternal)


Membuat cetakan dental
Membuat sendok cetak bleaching
Memberikan agen bleaching kepada pasien dan mendemonstrasikan
bagaimana penggunaan dari sendok cetak dan bleaching agent dan

9.

menyerahkan instruksi
Kontrol dan memeriksa kemajuan dari perawatan

Anda mungkin juga menyukai