BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Anamnesis
Anamnesis disini terdiri dari beberapa pemeriksaan, yaitu: pemeriksaan
ekstra oral, intra oral, radiografi, dan fotografi. Dari hasil anamnesis diketahui
bahwa pasien pernah mengalami kecelakaan motor lima tahun yang lalu yang
menyebabkan gigi depan mengalami benturan. Saat itu gigi seri kanan dan kiri
dilakukan perawatan saraf dan direstorasi langsung dengan bahan tambal sewarna
gigi.
2.2.1. Pemeriksaan Ekstraoral
Pasien tampak sehat dan tidak terlihat adanya kelainan pada wajahnya.
TMJ dan pergerakan mandibular terlihat normal.
2.3. Diagnosis
Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis baik itu secara ekstraoral
ataupun intraoral, analisis kasus dalam hal ini dilakukan analisis radiologis,
analisis laboratoris, analisis model, analisis fotografi maka didapatlah suatu
diagnosis. Ada 2 diagnosis yang dapat ditarik yaitu fraktur pada gigi 11 akibat
kecelakaan dan staining pada gigi 21 akibat adanya tambalan.
2.3.1. Fraktur
Pada gigi seri pertama kanan atas mengalami patah 2/3 mahkota yang telah
melibatkan pulpa, sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam kelas III menurut
Klasifikasi Ellis.
Berikut ini adalah klasifikasi fraktur gigi menurut Ellis:
a) Kelas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau tanpa
memakai perubahan tempat.
b) Kelas II : Fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa dengan atau
tanpa memakai perubahan tempat.
c) Kelas III : Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka dengan atau tanpa
perubahan tempat.
d) Kelas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan
e)
f)
g)
h)
i)
.
Gambar 3. Klasifikasi Ellis
2.3.2. Staining
Pada gigi seri pertama kiri atas dan gigi anterior lainnya mengalami
perubahan warna. Penyebab staining bisa karena faktor ekstrinsik atau faktor
intrinsik. Staining merupakan masalah umum, bias terjadi pada gigi anak atau gigi
dewasa. Etiologi perubahan warna pada gigi ini multifaktorial.
Etiologi Staining Ekstrinsik
1) Plaque
Pellicle dan kalkulus pada permukaan gigi dapat member warna kuning pada
gigi.
2) Tembakau
Produk tembakau larut dalam saliva dan menurunkan pH, memfasilitasi
penetrasi dari pit dan fissure. Memberikan warna coklat atau hitam.
5) Chlorhexidine
Obat kumur yang mengandung chlorhexidine menyebabkan pewarnaan hitam
dan coklat pada permukaan superfisial gigi.
2) Fluorosis
Pewarnaan ini karena penyerapan floride yang berlebihan pada lapisan enamel
yang berkembang. Dapat dari konsumsi fluoride yang berlebihan dari air minum
atau penggunaan tablet atau pasta gigi fluoride yang berlebihan. Perubahan warna
ini terjadi pada enamel superfisial dan muncul seperti bercak putih atau cokelat
dengan bentuk yang irregular.
3) Tetracycline
4) Nekrosis pulpa
Ini bisa terjadi karena bakteri, iritasi mekanik atau kimia ke pulpa. Substansi
dapat masuk ke tubulus dentin dan menyebabkan perubahan warna pada gigi.
10
6) Hiperkalsifikasi dentin
Ini terjadi ketika ada dentin irregular yang berlebihan di dalam ruang pulpa
dan dinding saluran. Mungkin ada gangguan sementara di suplai darah diikuti
oleh gangguan odontoblas. Terdapat penurunan bertahap pada daerah translusen
gigi ini yang menghasilkan perubahan warna kuning coklat atau kekuningkuningan.
7) Bahan restorasi
Eugenol menyebabkan pewarnaan oranye kuning. Material endodontik dan
sisa-sisa pulpa menyebabkan pewarnaan abu atau merah muda. Penggelapan
mahkota gigi yang dirawat saluran akar dikaitkan dengan penggunaan bahan
endodontik yang berubah warna seperti yang mengandung perak sebagai bagian
11
konstituen dari sealer endodontik. Perubahan warna ini terlihat setelah tiga
minggu aplikasi sealer endodontik.
8) Ageing
Tingkat manifestasi terkait dengan anatomi gigi, kekerasaan struktural, dan
jumlah penggunaan dan penyalahgunaan. Faktor yang mengikuti perubahan umur
yaitu perubahan enamel, dentin deposition, dan perubahan saliva
12
sarafnya atau adanya karies yang besar. Dentin yang telah dirawat endodontik
menjadi lebih rapuh, sehingga sisa mahkota (preparasi) dapat patah jika dibuat
mahkota jaket biasa. Untuk menghilangkan keraguan mengenai kekuatan dentin
yang
sudah
lapuk
dan
rapuh
ini,
sebaiknya
seluruh
sisa
mahkota
13
gigi-gigi sebelahnya dan gigi-gigi lawan tidak bergantung pada keakuratan (fit)
dari pasak dengan saluran akar.
Keuntungan selanjutnya adalah, bahwa jika restorasi berpasak ini
digunakan untuk merubah posisi mahkota atau dijadikan penyangga jembatan,
maka preparasi saluran akar tidak bergantung pada jurusan masuk mahkota atau
jembatan.
Indikasi
Restorasi ini dapat dibuat pada mahkota gigi post perawatan endodontik
yang mengalami kerusakan tetapi tidak dapat direstorasi dengan inlay, Selain itu
dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi gigi pada perawatan orthodonti atau
untuk abutmen bridge.
Kontra Indikasi
1) Gigi dengan kelainan periapikal menetap.
2) Jaringan yang mendukung gigi tidak cukup.
3) Oral Hygiene buruk.
14
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan suatu mahkota pasak adalah
sebagai berikut:
1. Pada akar tidak boleh ada proses peradangan periapikal.
2. Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat, tidak ada resorbsi tulang
horizontal maupun vertikal yang berarti akar tidak goyah dan tidak sakit
jika diperkusi dan ditekan.
3. Jaringan akar masih padat dan keras serta dinding saluran akar masih
cukup tebal.
4. Pengisian saluran akar yang lengkap sampai di ujung akar.
5. Posisi gigi lawan yang dalam segala kedudukan rahang bawah
menyediakan tempat bagi inti dan bahan mahkota yang cukup.
Pada perawatan endodontik, seluruh jaringan yang ada pada ruang pulpa
dan saluran akar dibuang. Dan diganti dengan bahan / obat pengisi saluran akar.
Bahan pengisi ini tidak cukup kuat untuk menahan tekanan yang datang dari gigi
lawan pada proses pengunyahan. Untuk itu diperlukan kekuatan dalam ruang
pulpa dan saluran akar yang sama dengan kekuatan yang datang dari luar sehingga
tidak terjadi fraktur karena gigi dapat menahan tekanan. Sebuah penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan kekuatan resistensi pada gigi yang telah dirawat
endodontik dan dibuatkan pasak dengan gigi yang telah dirawat endodontik tetapi
tidak dibuatkan pasak dimana gigi yang dibuatkan pasak inti lebih bisa bertahan
terhadap fraktur dibandingkan gigi yang tidak dibuatkan pasak inti.
Sebagai pengganti jaringan yang hilang tadi maka dibuatlah suatu inti
( core ) yang terbuat dari logam atau bahan lain. Inti atau core ini satu kesatuan
dengan suatu pasak atau dowel yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang telah
15
dipreparasi, oleh karena itu restorasi ini sering juga dinamakan sebagai restorasi
interradikuler.
Pasak inti ada yang diproduksi oleh pabrik ( Manufactured post and
core/fabricated ) dan ada dalam bentuk logam tuang.
Macam macam core ( inti )
1.
Gold post
Suatu restorasi dimana mahkota gigi asli masih ada dan dipreparasi sesuai
dengan preparasi mahkota jaket.
2.
3.
4.
5.
Macam-macam pasak
1.
Endopost.
16
Terbuat dari campuran logam mulia dengan ukuran sesuai standar alat
endodontik, yaitu : 70 140. Merupakancampuran emas atau logam mulia
lainnya.
2.
Endowel.
Pasak plastik, ukuran sesuai dengan alat endo 80 140. Pada saat pengecoran
logam pasak ini dapat mencair keluar dari investment.
3.
Parapost.
Pasak plastik ukuran tidak disesuaikan dengan alat endo, tetapi preparasi
saluran akar memakai rotary instrument khusus yang nantinya disesuaikan
panjangnya dengan pasak.
Davis crown
17
Suatu mahkota yang keseluruhannya terbuat dari porselen dan diberi dowell
dari silver.
Terdapat dua tipe, yaitu;
a). Ground in type : Pada kasus belum ada kerusakan gigi dibawah permukaan
gusi.
b). Case base type : Pada kasus dimana terjadi kerusakan gigi di bawah
permukaan gusi.
2.
Richmond crown
Mahkota pasak yang terbuat dari porselen dengan facing dari porselen dan
backing logam. Digunakan pada kasus yang memerlukan kekuatan besar,
misalnya GTC dengan empat insisvus hilang.
3.
4.
Akrilik crown
Restorasi pada gigi anterior dimana gigi anterior dalam keadaan berjejal,
sehingga sulit untuk menentukan lebar mesio distal gigi tersebut.
Bentuk preparasi
Mahkota dipotong habis sehingga permukaan rata dengan permukaan
gusi,maka dengan sendirinya permukaan akar mengikuti bentuk permukaan gusi.
Permukaan tersebut terdiri dari dua bidang yaiu bidang labial dan bagian lingual.
Secara anatomis seluruh pinggiran mahkota nantinya akan berada pada atau di
18
bawah pinggiran gusi dan permukaan berbidang dua yang berebntuk atap itu
dengan sendirinya juga mencegah rotasi dari mahkota pasak. Untuk mencegah
kasus gigi pasak patah atau bengkok/lepas di daerah leher gigi perlu dibuat
dudukan (seat)
PREPARASI
Preparasi Bagian Mahkota
1. Dimulai dengan pembuangan jaringan (sisa) mahkota dengan cakram pemisah
(separating disc) berdiameter 21mm. Pemotongan mahkota bagian distal
dimulai dari sudut mesial menuju ke disto-servikal. Bagian mesial yang
tertinggal dipotong serong mulai dari tengah diagonal menuju ke sudut mesioservikal
2. Sisa bagian tengah berbentuk segi tiga digerinda habis dengan batu gerinda
berbentuk roda berdiameter 21mm dan setebal 3mm Hasil dari pembuangan
mahkota adalah suatu permukaan akar yang terdiri dari dua bidang yaitu
bidang labial dan bidang lingual yang membentuk sudut tumpul.
3. permukaan akar jangan digerinda dahulu sampai ke bawah tepi gusi. Nanti
sebelum pasak dipasang (disemen) pinggiran permukaan akar dikurangi lagi
dengan batu gerinda berbentuk kerucut terbalik berdiameter 5mm, sampai
kebawah permukaan gusi yaitu 0,5mm atau setengah dari kedalaman sela gusi.
4. Setelah pengurangan, pasak disemen dan dilakukan pencetakan inti. Tujuan
dari tindakan tersebut di atas ialah untuk mencegah terjadinya kerusakankerusakan akibat dari mahkota sementara atau penutupan pinggiran preparasi
oleh gusi yang dapat mengganggu ketepatan cetakan.
19
20
diusahakan agar bahan pengisi akar dan atau kerucut gutta-percha dan pasta
pengisi akar.
Dengan bor-bor fisur berdiameter 1,50 , 1,70 , 2,00 mm pada straight
handpiece,
saluran
perintis
dilurus/ratakan
dan
dibesarkan
sehingga
21
Hasil pencetakan cara satu dan dua diperiksa apakah bentuk dan
panjangnya sudah sama dengan hasil hasil pencetakan dengan xantigen. Bila
sudah sama barulah membentuk intinya Sebelum kita melanjutkan pembuatan
pola lilin inti, perlu diperhatikan apakah inklinasi kawat sudah sejajar dengan
inklinasi gigi disebelahnya atau belum. Bila sudah barulah pola lilin inti
dibuatkan.
22
Gambar 21. Pembentukan Pola Lilin untuk Pasak/Inti (Cara Tidak Langsung)
23
24
pasak sementara (gambar 5). Kemudian mahkota ini disemenkan pada preparasi.
Untuk memudahkan pengeluaran digunakan semen fletcher yang biasa digunakan
sebagai bahan tambalan sementara.
Gambar 24. Ukuran casting ring dan letak pola lilin pasak dalam casting ring
25
dengan investment plaster di atas vibrator hingga casting ring terisi 6 mm di atas
ujung pola lilin, biarkan mengeras 30 menit.
Setelah investment plaster mengeras dilakukan pengecoran.
a)
b)
c)
d)
dicobakan pada preparasi saluran akar. Bila tidak masuk, periksalah apakah ada
bintil logam pada cor-an tersebut, bila ada bintil-bintil digerinda kemudian
dicobakan lagi pada saluran akar hingga masuk (beradaptasi dengan baik)
barulah sprue dipotong. Pasak inti logam ini kemudian dirapikan dan
disemenkan ke dalam saluran akar memakai semen seng fosfat.
26
Pemansangan Pasak
1.
2.
Inti tidak boleh tergigit gigi antagonis. Khusus untuk koreksi posisi gigi,
inti dapat dibengkokkan sesuai dengan maksud koreksi maksimal 30 derajad.
3.
Pada pasak terlebih dahulu dibuat alur lolos ( escape vent ) sebagai tempat
mengalirnya semen dengan mudah untuk menghilangkan adanya tekanan balik
dari pasak pada saat penyemenan. Tekanan balik ini akan menyulitkan
pengepasan pasak ( gambar 6.d )
5.
27
Estetik
Warna dari post crown harus sesuai dengan gigi asli yang ada dalam rongga
mulut. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan anatomi gigi.
2.
Oklusi
Tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma oklusi.
Untuk mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan yang lebih
tebal menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.
3.
Adaptasi
Terutama keakuratan / kerapatan pinggiran servikal antara tepi mahkota jaket
dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran mahkota tidak
boleh menekan gusi ( overhang ), karena kelebihan mahkota dapat menjadi
tempat tertimbunnya plak yang akan mengakibatkan peradangan gusi.
4.
Kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan dengan
kedudukannya terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut.
28
5.
29
pada sudut pundak. Setelah mahkota masuk dengan seksama pada tempatnya,
operator harus mepertahankan kedudukannya sampai semen mengeras. Kemudian
sisa-sisa semen dibersihkan.
30
Pasak komposit sangat sesuai digunakan pada gigi dengan saluran akar tidak
teratur. Pada keadaan tersebut resin komposit diindikasikan karena saat insersi
bahan pasak tidak diperlukan arah pasang yang konvergen. Pasak komposit
diindikasikan jika pasak tuang merupakan kontraindikasi. Misalnya pada gigi
yang brakar banyak, gigi yang mengalami tilting,dan gigi yanng memiliki akar
pendek.
Resin Komposit- Respon terhadap jaringan
Adaptasi marginal yang baik sangat penting untuk mencegah karies
sekunder dan untuk mengurangi perubahan warna serta terjadinya kerusakan
marginal. Persyaratan adaptasi marginal yang baik dapat diperoleh jika sifat fisik
dan mekanik yang adekuat dari bahan restorasi dan penanganan klinis yang hatihati. Resin komposit tidak berikatan kimia dengan struktur gigi, tetapi dengan
bantuan sistem etsa sehingga terbentuk mikroporositas. Penggunaan teknik etsa
adalah untuk menciptakan retensi mikromekanis sehingga dapat digunakan untuk
menyatukan perlekatan antara email dengan resin komposit. Restorasi ressin
komposit menunjukan adhesi yang baik terhadap email. Penyingkiran smear layer
pada permukaan dentin akan mengakibatkan tubulus terbuka, hal ini akan
mempermudah penetrasi monomer kedalam tubulus dimana terjadi proses
polimerisasi , sehingga didapatkan bonding mekanis yang cukup baik.
Pembuatan Pasak-Inti Komposit
Bahan pengisi saluran akar (gutta percha) dikeluarkan sesuai kedalaman
yang dibutuhkan dengan reamer, lalu dibuat retensi pada saluran akar, setelah
preparasi saluran akar selesai kemudian dilakukan pemilihan mahkota
31
polikarbonat dan dipaskan pada gigi yang akan direstorasi. Lalu bagian dalamnya
diolesi dengan separating medium. Berikutnya dilakukan retraksi gingiva yang
bertujuan mengurangi kemungkinan adanya gangguan adaptasi resin komposit
dengan gigi yang dipreparasi. Selanjutnya saluran akar dikeringkan, kemudian
resin komposit dimasukkan kedalam saluran akar dengan menggunakan syringe
sampai berlebihan. Mahkota yang telah diolesi bahan seperasi tadi selanjutnya
diisi dengan resin komposit yang sama lalu disatukan dengan resin komposit yang
berbeda pada akar gigi. Bagian yang berlebih dibuang sebelum mengeras.
Mahkota dari polikarbonat tadi tetap dipertahankan selama 8 menit untuk
mendapatkan pengerasan dari resin komposit. Setelah resin komposit mengeras,
selanjutnya dilakukan preparasi inti untuk menerima restorasi akhir.
32
33
Pita Fiber Reinforced Composit Resin (FRC ) Sebagai Pasak dan Inti
FRC merupakan bahan material yang populer saat ini karena memiliki
kegunaan dan kelebihan dalam pemakaiannya. Dengan kelebihan tersebut FRC
digunakan dokter gigi untuk berbagai macam hal seperti : pasak endodontik, splint
periodontal, spacemaintener estetis, dan sebagainya.
Gambar 28. Anyaman serat pita FRC dengan jahitan kunci yang istimewa
34
Sebelumnya pasak yang sering digunakan adalah pasak metal tuang dan
pasak metal pabrik yang ditempatkan dengan cara menyemenkan dengan semen
luting tetapi tetap dapat menimbulkan pergeseran antara pasak dan inti. Pasak
tersebut kurang memperkuat struktur gigi yang akan direstorasi karena hanya
mengandalkan retensi mekanis yang diperkuat dengan semen luting saja. Pasak ini
juga terkadang dapat menimbulkan bayangan abu-abu. Tatapi, sekarang ada jenis
pasak yang terbuat dari fiber dalam bentuk yang sudah jadi(fabricated) yang
disebut dengan pasak fiber, memiliki keugngulan estetis jika dibandingkan dengan
pasak metal. Selain pasak fiber, saat ini dikembangkan FRC bentuk pita yang
dapat dibentuk sendiri (built up) menjadi pasak dan inti yang disebut pasak
customised.
Gambar 29. Pasak dan inti dari metal tuang, B. pasak metal dari bahan Titanium
dan alloy, C. Pasak zirconia, D. pasak fiber : 1 & 2. Pasak zirconia, 3&4 pasak
glass fiber, 5&6 pasak quartz fiber, 7 pasak carbon fiber
Pasak customised ini selain estetis juga lebih memperkuat struktur gigi, karena
dapat dibentuk sesuai dengan bentuk saluran akar sehingga lebih retentif.
35
Gambar 30. Penggunaan Pasak dan Inti Custom Maid yang terbuat dari pita FRC
Estetis Pasak Pita FRC
Apabila estetis menjadi fokus utama, pemilihan material restorasi menjadi
pertimbangan yang sangat penting. Transmisi cahaya membuat pasak tuang dan
pasak buatan pabrik tampak memberi bayangan pada daerah submarginal. Pada
pemakaian pasak metal, warna keburaman pasak tersebut tampak berbayang pada
daerah gingiva dan servik gigi. Pita FRC bersifat translusen, tidak berwarna,
menghilang didalam resin komposit tanpa menunjukkan bayangan warna apapun.
Pita FRC tidak hanya memberi keunggulan estetis, sifat translusentnya
menyebabkan ligh cure mudah melewti komposit.
Gutaperca dan sealer dikeluarkan dari saluran akar, sepanjang 12 mm dari
permukaan koronal gigi yang masih tertinggal. Pita FRC dengan lebar 3mm
dipotong menjadi dua bagian, bagian pertama diukur dengan panjang 30 mm dan
yang lainnya sepanjang 28 mm. Masing-masing lembaran dilipat menjadi dua.
36
Resin kkomposit dual core (terdiri dari basis dan katalis) dipersiapkan. Seluruh
saluran akar yang dipreparasi dan permukaan incisal gigi yang tersisa diberi etsa
dengan asam fosfat 37% selama 15 detik, dicuci bersih dasn sisa air disalurkan
akan dikeluarkan. Bahan bonding (0,2 Dentsply) diaplikasikan keseluruh
permukaan yang telah dietsa. Bahan bonding diberi sinar (light cure), kemudian
semen resin komposit dualcure diaduk, dan sitekan ke ujung needle sistem
syringe , beberapa bagian campuran disisakan, dan lembaran pita FRC dilumuri
dengan campuran resin tersebut.
Gambar 31. Gutta perca dan sealer dikeluarkan dari saluran akar menggunakan
bur gates gliden
Daerah saluran akar diisi dengan campuran resin. Lembaran pita FRC
yang telah dipersiapkan juga dimasukkan terlebih dahulu, kemudian yang lebih
pendek. Seluruh ruangan saluran akar terisi penuh lembaran pita dan ditutupi oleh
resin komposit. Ujung lembar pita FRC yang berjumlah 4 dibiarkan berlebih
sekitar 3mm, kemudian ditutupi resin komposit. Semen resin komposit yang
berlebih dikeluarkan dari saluran akar. Tionjolan lembar pita FRC dibentuk untuk
membangun kembali permukaan koronal gigi.
37
Sisa campuran resin yang masih ada pada syringe dikeluarkan untuk
membentuk sebuh inti yang bentuknya menyerupai preparasi gigi insisivus sentral
yang akan dipasang crown. Pastikan bahwa ruangan antara lembar pita telah terisi
penuh resin komposit dan resin tersebut menutup lembar pita sehingga tidak ada
yang tampak pada permukaan luar inti. Semua material disinari dan dibiarkan
dalam mulut beberapa saat untuk meyakinkan bahwa penyinaran campuran resin
telah sempurna. Pada pemasangan crown di daerah serviks tidak boleh menekan
gingiva. Selanjutnya crown disemenkan denagn semen luting resin komposit.
Gambar 32. Perlekatan sistem pasak dan inti, A. Perlekatan pasak dengan semen
luting, C.Perlekatan dentin dengan luting semen
Pembuatan Mahkota Jaket
Definisi
Mahkota jaket merupakan restorasi yang seluruhnya dari akrilik atau
porselen yang meliputi seluruh mahkota klinis gigi dengan berakhir pada atau di
bawah permukaan gusi. Prosedur pembuatan mahkota pasak sama dengan
pembuatan mahkota jaket untuk gigi vital.
1. Membuat Model Malam
Malam putih diteteskan pada model kerja dibentuk sesuai anatomi gigi
semula Perhatikan : daerah servikal harus tertutup semua, oklusi dengan
38
Model
malam
harus
dapat
dilepas
dari model
kerja
(die) dandiperiksa permukaan dalamnya (halus & rata) periksa juga bagian
model malam daerah tepi gusi ( servikal ) jangan sampai over contoured /
under contoured.
2.
kuvet
bawah
dengan
labial
menghadap
membentuk
keatas.
sudut
Permukaan
30o
gips
dihaluskan, tidak boleh ada bagian yang tajam Dibiarkan sampai mengeras.
Permukaan gips dan model malam diseparasi dengan vaselin. Daerah model
malam ditutup dengan gips biru sampai semua labial tertutup. Setelah gips
biru sedikit mengeras, kuvet atas dipasang dan sisa ruangan kuvet bagian atas
diisi dengan gips putih. Tutup kuvet atas dipasang kemudian dipress sampai
gips mengeras
3. Buang Malam
Setelah gips mengeras kuvet bawah dan atas dipisah / dibukamalam
dihilangkan dengan menuangkan air mendidih mengalir ke masing-masing
kuvet perhatikan pembersihan malam di sela bagian lingual.
4. Pengisian Akrilik
-Setelah kuvet dingin, kemudian ruang cetakan model malam( mould ) dan
sekitarnya diulas dengan could mould seal .
39
- pengisian akrilik dengan cara dry pack technic : pengisian polymer (bubuk)
akrilik sedikit demi sedikit dan kemudian ditetesi dengan monomer
(cairan) sampai semua bubuk terserap, diulang ulang sampai penuh .Selama
pengisian dilakukan vibrasi dengan cara mengetok ketokkan kuvet diatas
lipatan lap ( kain ) Bagian atas dari akrilik ditutup dengan celophan basah,
kuvet lawandipasang lalu dipress.
kelebihan akrilik dipotong dengan pisau
Kuvet
lawan
model,bagian
dibuka,
labial
dari
akrilik diiris miring / landai pada 1/3 bagian insisal lalu diberi guratan-guratan
dengan pisau model.
5. Perebusan Akrilik
Kuvet dalam keadaan dipres dimasukkan kedalam tempatperebusan yang
berisi air pada temperatur kamar. Temperatur dinaikkan perlahan lahan
sampai suhu 65 75 C selama 30 menit. Kemudian temperatur
dinaikkan sampai 100C(mendidih ) dandibiarkan selama 30 menit. Api
dimatikan dan kuvet dibiarkan didalam air sampai airnya dingin lalu dibuka
6. Penyelesaian dan Pemulasan
mahkota
Bila pemberian bahan separasinya baik pembongkaran akan mudah
Gips yang masih melekat pada mahkota dibersihkan dengan alat yang
40
mahkota
jaket
porselen
alumina
tetap
masih
harus
41
Preparasi
Pencetakan untuk membuat die dan model kerja
Penentuan warna
Pembuatan mahkota sementara
Penyemenan
berikut:
sumbu gigi.
Semua sudut dibulatkan untuk mencegah retakan dari dalam mahkota
Oleh karena pekerjaan teknik seluruhnya dilakukan dilaboratorium
(indirect) maka pembuatan model kerja dari cetakan alginat tanpa model
42
43
Matriks yang dibuat dari lembaran platina yang lunak setebal 0,001 inci
merupakan cetakan atau dasar untuk pembentukan mahkota. Untuk menekan
harga sekarang mulai banyak dipakai paladium sebagai pengganti platina.
Pembungkusan die dengan platina atau paladium foil dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan sambungan (Tinners joint) di lingual atau di salah
satu permukaan proksimal. Setelah dibentuk, matriks dibakar untuk mengeluarkan
gas da untuk melemaskan platinanya yang menjadi kaaku akibat dari manipulasi
menjadi bentuk matriks. Kemudian bubuk porselen dengan warna-warna yang
sesuai denagn peta warna diaduk dengan air suling atau cairan khusus pasda
porselen alumina,, menjadi satu adukan. Dengan cara tertentu adukan diulaskan
pada matriks, membentuk mahkota yang bentuk dan ukurannya disesuaikan
dengan keadaan yang ada di model kerja. Karen aterjadi pengisutan pada
pembakaran, maka mahkota dibentuk dalam ukuran yang lebih besar. Matriks
dengan adukan porselen yang masih mentah kemudiana diambil dari die,
ditempatkan di atas kerucut tanah liat (fireclay), lalau dimasukan ke dalam alat
pembakar porselen .
Pembentukan mahkota sebenarnya dilakukan lapis demi lapis. Misalnya,
setelah lapisan pertama yang biasanya terdiri dari porselen opaque selesai dibakar,
maka pekerjaan dilanjutkan dengan pembentukan warna body. Setelah lapisan
terakhir ini dibakar, maka dilakukan lagi pembakaran untuk meendapatkan
penggelasan.
44
45
46
e. Warna
Warna dari semen yang dipakai untuk melekatkan mahkota sedikit banyak
dapat memengaruhi warna mahkota jaket porselen. Pengaruh warna semen
tidak dapat diketahui jika lapisan platina masih melekat pada permukaan
dalam dari mahkota. Oleh karena itu, maka pilihan warna semen baru
dilalkukan setelah persyaratan ketepatan (fit) dan bentuk terpenuhi. Seperti
halnya dengan mahkota jaket akrilik, warna semen dapat dicoba dengan
mengaduk bubuk semen dengan glycerin atau air biasa.
Pada mahkota jaket porselen alumina, warna semen tidak banyak dipersoalkan
karena lapisan inti (corea0 yang terdiri dai alumina tidak ditembus warna
(opaque).
Penyemenan
Setelah semua percobaan selesai dan memuaskan, maka matriks platina dapat
dikupas dari permukaan dalam mahkoota. Cara yang lazim adalah dengan
menggunakan pinset yang ujungnya meruncing dan dapat merapat dengan baik.
Lapisan platina dikupas ke arah pusat mahkota dan sedapat mungkin dijaga agar
lapisan tidak sobek. Oleh sebab yang belum diketahui, ternyata platina foil lebih
mudah melepaskan diri dari porsellen, jika pengupasannya dilakukan dalam
bentuk basah.
Sampai sekarang, semen seng fosfat masih merupakan bahan perekat yang
dianggap paling cocok untuk melekatkan mahkota jaket porselen kepada gigi.
47
Daerah rahang sekitar gigi yang akan dimahkota , preparasi gigi dan mahkota
porselen harus dalam keadaan kering . ruang an preparasi dari mahkota diisi
adukan semen . mahkota yang berisikan adukan semen perlahan-lahan
ditempatkan dipreparasi dan dipertahankan disitu dengan jari samapai semen
mengeras. Mahkota jangna sekali-kali dipukul atau diketuk.
Penyelesaian
Penyelesaian hanya terdiri dari pembuangan kelebihan semen dari
pinggiran mahkota. Alat yang dipaki untuk keperluan tersebut adalah sonde,
berbagai macam chisel, dan scaler. Disela gusi terutama proksimal tidak boleh
tersisa atau tertinggal sisa-sisa semen.
2.4.2. Bleaching
Gigi yang berubah warna dapat mengurangi keindahan penampilan dan
mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Saat ini, perkembangan kedokteran
gigi kosmetik sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut. Perkembangan
bahan dan teknik baru dalam kedokteran gigi mengharuskan dokter gigi
senantiasa mengembangkan kemampuan artistiknya dalam memanipulasi cahaya,
warna, ilusi dan bentuk untuk menciptakan hasil restorasi yang estetis (Aschheim
dan Dale, 2001). Meskipun tersedia cara restoratif, misalnya pembuatan mahkota
atau veneer, sering kali perubahan warna dapat diperbaiki seluruhnya atau
sebagian dengan pemutihan gigi atau biasa disebut bleaching (OBrien, 2002).
Pembuatan mahkota atauveener dapat dilakukan untuk pewarnaan intrinsik yang
48
tidak dapat diatasi dengan pemutihan gigi saja, misalnya pada hipoplastik email
dan noda tetrasiklin (Ummarah, 2009). Pemutihan gigi dapat dilakukan pada
pasien dengan diskolorasi gigi yang kontraindikasi perawatan restorasi misalnya
karena memiliki kebiasaanbruxism (kerot, gigi gemelatuk saat tidur). Baik
perawatan restoratif maupun pemutihan gigi juga dapat dilakukan bersamaan
seperti misalnya pada kasus pewarnaan gigi intrinsik karena patologi pulpa
(OBrien, 2002, Haywood, 2006).
bahan
kimia
untuk
mengoksidasi
pewarnaan
organik
(Robersonet al, 2002). Proses pencerahan atau eliminasi noda permukaan ini
menggunakan larutan peroksida kuat (OBrien, 2002) pada gigi yang mengalami
diskolorasi (perubahan warna) intrinsik maupun ekstrinsik (Strasler, 2006). Teknik
ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik, tidak
49
mengambil jaringan keras gigi dan teknik perawatan relatif lebih mudah
dibandingkan dengan pembuatan mahkota tiruan.
B. Teknik Pemutihan Gigi
Teknik
pemutihan
gigi
dapat
dibagi
menjadi
beberapa
macam
50
51
Ada banyak istilah yang terkait dengan in office bleaching yaitu Power
Bleaching, Chairside Bleaching, dan Laser Bleaching.
Power bleaching menggunakan material yang lebih agresif dan
menghasilkan efek yang cepat. Produk dengan kandungan 35% carbamideperoxide atau 35% hydrogen peroxide biasanya digunakan. Karena agresifitasnya,
kita harus benar-benar fokus dan memastikan bahwa gingival terlindungi oleh
rubber dam.
1) Indikasi
-
52
53
bahwa tidak ada efek permukaan morfologis dan tidak ada etching yang
diproduksi oleh 35% gel carbamide perioksida ataupun gel hidrogen
perioksida.
5) Prosedur perawatan
1. Evaluasi pasien. Menentukan anamnesis dan diagnosis klinis, serta
rencana perawatan seperti pada kasus home bleaching (oral diagnosis,
2.
3.
4.
5.
54
55
56
57
a) Chairside bleaching
1. Hilangkan semua restorasi yang menghalangi obturasi akses kavitas dan
hilangkan semua stain atau perwarnaan yang menutupi dentin.
2. Gunakan rubber dam dan tutup pinggirannya dengan menggunakan
varnish atau unfilled resin ( jangan mengenai enamel).
3. Potong kembali bagian koronal gutta-percha sampai kebawah gingival
( periksa dengan menggunakan probing) dan tutup dengan lapisan
GIC/polycarboxylate.
4. Etsa dentin dengan menggunakan gel asam fosfat selama 30-60 detik
untuk menghilangkan lapisan tipis dan membuka tubulus dentin. Lalu cuci
dan keringkan.
5. Masukan cotton wool yang mengandung 30% hidrogen peroxide dan
letakkan pada ruang koronal pulpa.
6. Panaskan dengan menggunakan flat palstic atau sejenisnya.
7. Ulangi selama 5 sampai 6 kali.
58
c) Inside-outside bleaching
1. Pasien diberi tray sendiri ( sama dengan professional home-use products)
2. Buang restorasi dari akses kavitas di palatal dan tutup akses kavitas
koronal sama dengan teknik chairside bleaching.
3. pasien diaplikasikan penggunaan bleaching gel di daerah labial dan palatal
akses kavitas sampai 2-3 jam perhari.
4. Restorasi dengan dentin komposit untuk mengganti warna gigi tersebut.
D. Home Bleaching
Metode bleaching ini telah ada sejak 1989. Metode ini efektif ketika
digunakan untuk pewarnaan oranye-coklat dan pewarnaan karena usia.
Kebanyakan agen bleaching bersifat asam. Akibatnya, permukaan akar yang
terpapar lebih sensitif. Sehingga pasien dengan permukaan akar yang terpapar
harus menggunakan pasta gigi yang mengandung sodium fluoride dari awal.
Home bleaching dikenal juga dengan istilah:
-
59
klinik
Biayanya efektif
Biaya lab untuk membuat sendok cetak bleaching tidak mahal
Biasanya bukan merupakan prosedur yang menyakitkan
Pasien dapat membleaching gigi mereka sesuai kenyamanan mereka dan
2) Kerugian
-
setiap hari
Sulit untuk pasien yang mudah muntah ketika mengadaptasikan sendok
cetaknya ke dalam mulut
Iritasi gingival
Gangguan TMJ (karena tray dibawa tidur)
Merasa tertekan pada perut (pengisian tray yang berlebihan dan bleaching
agen yang tertelan)
60
3) Prosedur perawatan
Ketika pasien menunjukkan ketertarikan untuk mencerahkan warna
giginya, terdapat beberapa aspek yang butuh untuk didiskusikan, khususny apada
kunjungan pertama. Setelah penilaian riwayat medis pasien, dokter gigi harus
bertanya kepada pasien untuk melengkapi kuisioner pewarnaan gigi untuk
meyakinkan makanan atau minuman apa yang menyebabkan pewarnaan pada
gigi. Pasien harus mengurangi makanan yang dapat menyebabkan pewarnaan
pada gigi pada saat perawatan bleaching. Pasein harus diingatkan mengenai gejala
putus zat kaffein yang mungkin terjadi jika mereka berhenti meminum teh atau
kopi secara tiba-tiba.
Dokter gigi harus mengetahui obat-obatan yang dikonsumsi pasien seperti
antihistamin yang dapat menyebabkan mulut kering. Atau riwayat alergi lain pada
komponen bleaching agent seperti glycerine. Pasien perokok juga disarankan
untuk berhenti.
4) Konsultasi awal
Pada diskusi awal pasien harus diinformasikan mengenai:
-
consent
Lama perawatan
61
7) Rencana perawatan
Biasanya perawatan bleching ini dilakukan pada satu rahang terlebih
dahulu, sehingga pasien diberi kesempatan untuk membandingkan. Pasien yang
membleaching dua rahang giginya sekaligus biasanya beresiko tinggai pada efek
samping dar bleaching dan mengalami masalah oklusal.
8) Pencetakan
Pencetakan yang baik pada gigi rahang atas dan bawah dibuat bersamaan
sehingga sendok cetaj bleaching dapat dibuat. Alginate atau marial yang lebih
akurat lainnya dapat digunakan.
62
63
11)
12) Indikasi
-
64
sebelum perawatan dental keseluruhan, hasil lebih estetik akan didapatkan selam
fase restorative.
13) Kontraindikasi
-
erosi
Ibu hamil atau menyusui
Pasien yang menderita reaksi alergi terhadap bleaching agent atau sendok
sebelumnya
Pasien dengan kelainan TMJ. Sendok cetak bleaching bukan merupakan
bite splint, sendok cetak bleaching dapat menekan kelainan TMJ yang
sudah ada
Pasien dengan pewarnaan biru-abu yang ekstrim
Pasien dengan hipersensitifitas gigi
Gigi dengan garis fraktur yang dalam
Gigi dengan kondisi patologis seperti radiolusen periapikal
Pasien yang merokok
65
Iritasi gingival
Gangguan TMJ (karena tray dibawa tidur)
Merasa tertekan pada perut (pengisian tray yang berlebihan dan bleaching
agen yang tertelan)
4.
kerusakan internal
Foto dengan shade tab
66
5.
6.
7.
8.
9.
menyerahkan instruksi
Kontrol dan memeriksa kemajuan dari perawatan