Anda di halaman 1dari 4

KESIMPULAN KASUS

Dari kasus tersebut, diperoleh informasi bahwa keluhan utama pasien adalah
penampilan yang kurang menarik dikarenakan adanya gigi yang patah dan gigi yang
mengalami perubahan warna. Setelah dilakukan anamnesis, maka dapat ditarik 2 diagnosa
yaitu fraktur dan staining.

Gambar. Kondisi gigi pasien

Fraktur yang dialami pasien termasuk kedalam klasifikasi fraktur kelas III menurut
Ellis dan Davey. Yaitu fraktur pada mahkota gigi dengan terbukanya dentin yang luas dan
mengenai pulpa.

Gambar. Klasifikasi ellis

Menurut WHO fraktur yang dialami pasien termasuk dalam klasifikasi fraktur
mahkota yang kompleks, yaitu fraktur yang mengenai email, dentin dan pulpa.

Gambar: Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa.


Sumber: Tsukiboshi, Mitsuhiro.2000. Treatment Planning for Traumatized Teeth. Tokyo:
Quintessence Publishing Co Inc.

Pada kasus tersebut, perawatan untuk diagnosis pertama fraktur pada gigi 1.1
adalah dengan menggunakan mahkota pasak. Yaitu restorasi untuk memperbaiki gigi yang
telah dilakukan perawatan saluran akar (endodontic) dimana keadaan gigi sudah sangat
rapuh.
A Indikasi:
1
2
3

Gigi non vital yang fraktur melebihi setengah mahkota klinis.


Memperbaiki inklinasi gigi dengan batas-batas atau ketentuan tertentu.
Gigi yang telah dirawat endodontik, sedangkan sisa gigi tidak mungkin dilakukan
penumpatan langsung.

B Kontra Indikasi:
1
2
3

Gigi dengan kelainan periapikal menetap.


Jaringan yang mendukung gigi tidak cukup.
Oral Hygiene buruk.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan suatu mahkota pasak adalah:
1
2

Pada akar tidak boleh terdapat proses peradangan periapikal.


Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat. Tidak terdapat resorpsi tulang secara
vertical maupun horizontal yang membuktikan bahwa akar tidak goyah dan tidak sakit

3
4
5

diperkusi maupun ditekan.


Jaringan akar masih padat dan keras. Dinding akar cukup tebal
Pengisian saluran akar yang lengkap sampai di ujung akar
Posisi gigi lawan yang cukup dalam segala kedudukan. Rahang bawah menyediakan
tempat bagi inti dan bahan mahkota yang cukup.

Untuk diagnosa ke 2, pasien didiagnosa mengalami staining atau perubahan warna


gigi. Pada gigi seri pertama kiri atas dan gigi anterior lainnya mengalami perubahan warna.
Penyebab staining bias karena faktor ekstrinsik atau factor intrinsik. Staining merupakan
masalah umum, bias terjadi pada gigi anak atau gigi dewasa. Etiologi perubahan warna pada
gigi ini multifaktorial. Bisa karena plak, tembakau, makanan dan minuman, OH yang buruk,
dan Chlorhexidine. Untuk alternatif perawatan pada gigi yang mengalami perubahan warna,
bisa denga cara restoratif misalnya dengan pembuatan mahkota atau veneer ataupun juga
dengan pemutihan gigi atau bleaching. Pembuatan mahkota atauveener dapat dilakukan
untuk pewarnaan intrinsik yang tidak dapat diatasi dengan pemutihan gigi saja, misalnya
pada hipoplastik email dan noda tetrasiklin (Ummarah, 2009). Pemutihan gigi dapat
dilakukan pada pasien dengan diskolorasi gigi yang kontraindikasi perawatan restorasi
misalnya karena memiliki kebiasaanbruxism (kerot, gigi gemelatuk saat tidur). Baik

perawatan restoratif maupun pemutihan gigi juga dapat dilakukan bersamaan seperti misalnya
pada kasus pewarnaan gigi intrinsik karena patologi pulpa (OBrien, 2002, Haywood, 2006).

Anda mungkin juga menyukai