1. Fraktur Ellis Klas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau
tanpa memakai perubahab tempat, menunjukkan luka kecil chipping dengan kasar.
2. Fraktur Ellis Klas II : Fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa dengan
atau tanpa memakai perubahan tempat. pasien mungkin mengeluh rasa sakit untuk
menyentuh dan kepekaan terhadap udara. Sebuah paparan kuning pucat proses
dentinal, yang berkomunikasi langsung dengan pulp, dapat terjadi. Pasien lebih muda
dari 12 tahun memiliki gigi belum menghasilkan dentin apalagi mencakup ruang
antara pulp dan email. Kesempatan infeksi dan kerusakan pada pulp di kelompok usia
ini jauh lebih besar karena ukuran pulp lebih besar dan lebih pendek jarak dentin
infeksi harus melintasi.
3. Fraktur Ellis Klas III : Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka dengan atau tanpa
perubahan tempat. ; pasien mengeluh sakit dengan manipulasi, udara, dan suhu. tanda
merah muda atau kemerahan di sekitar dentin sekitarnya atau darah di tengah-tengah
gigi dari pulp terkena mungkin hadir.
4. Fraktur Ellis Klas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital
dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota
5. Fraktur Ellis Klas V : Hilangnya gigi sebagai akibat trauma
6. Fraktur Ellis Klas VI : Fraktur akar dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota
7. Fraktur Ellis Klas VII : Perpindahan gigi atau tanpa fraktur mahkota atau akar gigi
Sumber: Kapil Loomba, et al: A proposal for classification of tooth fractures based on
treatment need. Journal of Oral Science 52(4): 517-529, 2010.
a. Onlay :
- Pengganti Restorasi amalgam yang rusak
- Karies interproksimal pada gigi posterior
- Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal besar
b. Inlay :
- Kavitas kecil
- Untuk mengembalikan estetik dari post karies sekunder
c. Crown dari RK
- Karies meluas
- Sisa jaringan di mahkota cukup untuk dilakukan crown
Kontra indikasi :
A. inlay :
- OH jelek
B. Onlay
- Mahkota
- OH buruk
- Frekuensi karies tinggi
5. Apasaja keuntungan dan kerugian dari indirect restoration ?
Keuntungan :
a. Crown dari rk :
- Mengurangi proses pengerutan dari polimerisasi
- Membentuk anatomi gigi lebih mudah
b. IRC
c. Poselain
- Daya kompresi tinggi
- Tidak korosif
- Permukaan halus
Kerugian :
a. Crown dari rk :
- Crown dapat menepel pada gigi mengandalkan bahan
sementasi
b. Porselain :
- Biaya mahal
- Mudah retak
1. PORSELEN
Porselen yang digunakan untuk tambalan gigi tersusun atas kristal, alumina dan silica
yang dileburkan secara bersamaan pada temperatur tinggi, untuk membentuk
kekuatan, keseragaman dan material yang terlihat seperti kaca. Porselen digunakan
sebagai inlay, onlay, crown atau veneer, Veneer adalah lapisan porselan sangat tipis
yang ditempatkan pada gigi menggantikan email. Biasanya digunakan untuk
memperbaiki penampilan gigi yang berwarna kurang baik. Bahan porselen sangat
baik secara estetika karena warnanya yang sangat mirip dengan warna gigi.
Pemasangan restorasi porselen beresiko pecah bila diletakkan dengan tekanan atau
bila terbentur. Kekuatannya tergantung pada ketebalan porselen dan kemampuannya
melekat pada gigi. Setelah melekat pada gigi, porselen sangat kuat, tapi akan
mengikis gigi antagonisnya bila permukaannya kasar.
2. LOGAM BERLAPIS PORSELEN
Dibandingkan dengan porselen, restorasi ini sangat kuat karena kombinasinya dengan
kekuatan logam, karena itu sering digunakan untuk membuat crown atau jembatan.
Banyak struktur gigi yang harus diambil untuk memberi tempat bagi restorasi jenis
ini. Kadang-kadang muncul rasa tidak nyaman bila terkena rangsang panas atau
dingin di awal penggunaan dan beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap
beberapa jenis logam yang digunakan dalam restorasi.
3. ALLOY EMAS
Alloy emas terdiri dari emas, tembaga dan logam lain, terutama digunakan untuk
crown, inlay, onlay dan jembatan. Alloy ini tahan karat. Kekuatannya yang besar
sehingga sulit pecah maupun terkikis, memungkinkan dokter gigi untuk mengambil
sesedikit mungkin struktur gigi yang akan direstorasi. Alloy ini tidak merusak gigi
antagonis dan tidak pernah memunculkan reaksi alergi. Namun, warnanya tidak bagus
karena tidak seperti warna gigi.
4. ALLOY LOGAM
Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau rangka
gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau terkikis.
Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan merasa tidak
nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya pun tidak baik
karena tidak seperti warna gigi.
Komposisi:
Bubuk semen ini terdiri atas oksida seng.Magnesium oksida
dapatdijumpai dalam jumlah yang kecil, zinc asetat dalam jumlah hingga
1%dipergunakan sebagai akselerator untuk reaksi seting.Cairannya terdiri
dari eugenol yang merupakan konstitusi utama minyak cengkeh.Minyak
olive juga dapat ditemukan dalam jumlah hingga 15%,kadang-kadang
diberi asam asetat sebagai akselerator.
Klasifikasi :
a. Tipe1 digunakan untuk semen sementara.
b. Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat
yangdibuat di luar mulut.
c. Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
d. Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas.
Sifat :
a. Meminimalkan kebocoran mikro
b. Memberikan perlindungan terhadap pulpa
c. Daya antibakteri
d. PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen
dentalyang paling mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
e. Rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan
f. Kekuatannya berkisar 3 – 55 Mpa
Fungsi:
a. Sebagai bahan tambalan sementara
Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside
yang dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan
Seng phosphate maka kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan
pengunyahan yang dipusatkan pada daerah gigi tersebut tidak boleh
terlalu besar. Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan
sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas
yang besar, bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga
lembut yang dipotong dan dibentuk yang kemudian disemenkan di
sekliling mahkota.
Komposisi:
Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 %
dan asam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan
sebagaibasis, konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan
liquiddengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan
yang tidak cairtidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam,
tempatkan adonanpada tumpatan yang telah diberi semen eugenol
sebagai subbasis. Waktupengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan
tumpatan dibuang.
Sifat :
a. Insolator panas yang baik
b. Daya larut relatif rendah di dalam air
c. Keasamanan semen cukup tinggi
d. Compressive strength yang tinggi
e. Iritatif terhadap pulpa
3. Semen Silicat
Semen Silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuat dari
alumino-Fluoro - Silikat glass dengan liquid 37% asam fosfat. Secara kimia
asammelarutkan dan menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan
suatu matriks yang sangat keras dan rapuh. Campuran cairan semen ini
sama dengan semen Seng fosfat, bagaimanapun, penggunaan utama
dalam kedokteran gigia dalah sebagai material yang sewarna dengan gigi.
Karena matriks sangat keras, rapuh dan kurangnya ketahanannya
terhadap abrasi membatasi penggunaannya sebagai bahan basis
restorative. Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi
hanya mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif untuk
amalgam perak sebagai (non emas) sederhana bahan pengisi permanen.
Penggunaannya terbatas pada gigi depan, atau daerah kerusakan tidak
pada permukaan gigi belakang yang mempunyai kekutan tekan besar.
Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat fluoride dari
glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat
dalam pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah
karies lebih lanjut di sekitar margin, (kenyataannya, merupakan
karakteristik dari semua formulasi menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam
kombinasi). Masalah utama dengan semen silikat sebagai bahan
restoratif adalah tampilannya. Partikel-partikel kaca rentan terhadap
tekanan, mudah berubah warna dan kasar. Kesulitan lain adalah
kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan
2. Tahapan Prosedur
Urutan preparasi untuk mahkota all porselen sama dengan untuk mahkota
metalporselen; perbedaan utama adalah kebutuhan untuk :
1 mm chamfer sirkumferensial.
1 mm chamfer sirkumferensial.
2) (Fig.
C. Setelah menempatkan alur, kurangi permukaan fasial atau permukaan bukal dan
memverifikasi bahwa terdapat pengurangan memadai 1 mm dari ketebalan
porselen. Salah satu alur ditempatkan di tengah dinding fasial, dan masing-masing
di garis transisi sudut mesiofasial dan distofasial. (Fig.5)