PENDAHULUAN
b. Koronoideus
c. Ramus
d. Sudut mandibula
e. Body mandibula
f. Simfisis
5. Bagaimana gambaran radiografi dari fraktur 1/3 facial skeleton:
a. Dento-alveolar Fractures / proc. Alveolaris maksilla
b. Central middle third fractures
c. Fractures of zygomatic
d. Fractures af the orbitale
e. Fractures of the naso-ethmoidal complex
1.3 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi gambaran radiografi dari fraktur gigi:
f. Fraktur mahkota
g. Fraktur akar
h. Fraktur mahkota akar
2. Mampu mengidentifikasi gambaran radiografi dari luksasi:
a. Concussion
b. Subluksasi
c. Avulsi
3. Mampu mengidentifikasi gambaran radiografi dari fraktur tulang
alveolar:
a. Fraktur pada socket
b. Fraktur pada prosesus alveolar
c. Fraktur yang melibatkan rahang
4. Mampu mengidentifikasi gambaran radiografi dari fraktur Mandibula :
a. Kondilus
b. Koronoideus
c. Ramus
d. Sudut mandibula
e. Body mandibular
f. Simfisis
5. Mampu mengidentifikasi gambaran radiografi dari fraktur 1/3 facial
skeleton:
a. Dento-alveolar
b.
c.
d.
e.
Fractures
proc.
Alveolaris
maksilla
Central middle third fractures
Fractures of zygomatic
Fractures af the orbitale
Fractures of the naso-ethmoidal complex
BAB II
ISI
A. FRAKTUR GIGI
Definisi Fraktur
Fraktur adalah patah tulang maupun jaringan keras gigi atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang maupun jaringan keras gigi yang ditentukan sesuai
dengan jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2000). Interpretasi pada gambaran
radiografi adalah sebagai berikut:
1. Garis radiolusen
gambar A dan B)
2. Garis radiopak
gambar D)
Gambaran radiografi
1. Enamel Infraction
Yaitu fraktur tidak sempurna berupa retakan pd email tanpa adanya
substansi gigi dan penampakan mikroskop, tampak seperti garis gelap yang
parallel terhadap prisma email dan berhenti pada dentinoenamel junction. Nampak
pada gambar dibawah terdapat retakan pada selapis enamel, dan tidak sampai
menghilangkan substansi dari enamel tersebut.
Apabila diperbesar:
Enamel
infraction
terdapat hilangnya substansi lapisan enamel, tidak melibatkan dentin dan ruang
pulpa.
7. Fraktur akar
sepertiga koronal (gingiva). Nampak pada gambaran radiograf dibawah ini, garis
fraktur pada daerah apikal yang melibatkan struktur dentin, saluran akar dan
sementum.
Secara skema, macam-macam fraktur pada gigi dapat digambarkan seperti gambar
dibawah ini:
10
KLASIFIKASI ELLIS
Fraktur dental adalah patahnya gigi atau hilangnya gigi atau lepasnya fragmen
dari suatu gigi utuh yang biasanya disebabkan oleh trauma atau benturan. Fraktur
ini dikelompokkan oleh Ellis dalam beberapa klas. Berikut klasifikasi fraktur Ellis
yang didasarkan kerusakan pada gigi :
1. Fraktur Ellis Klas I
Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau tanpa memakai
perubahan tempat, menunjukkan luka kecil chipping dengan kasar.
11
B. LUXATION
1) Conccusion
Injury pada struktur pendukung gigi tanpa menyebabkan peningkatan
mobilitas gigi atau perpindahan gigi, tapi pada tes perkusi terasa sakit.
Trauma yang mengenai jaringan pendukung gigi yang menyebabkan gigi
lebih sensitive terhadap tekanan dan perkusi tanpa adanya kegoyangan
atau perubahan posisi gigi.
12
2) Subluxation
Injury pada struktur pendukung gigi yang mengakibatkan peningkatan
mobilitas gigi tetapi tanpa adanya perpindahan gigi. Pendarahan pada
sulkus gingiva menegaskan dari diagnosa ini.
13
3) Avulsion
Gigi sudah keluar dari soketnya. Soket gigi ini sudah kosong dan terisi
oleh koagulum
14
15
Klas 4: Fraktur prosesus alveolaris dimana satu atau beberapa garis fraktur
bergabung dengan fraktur tulang fasial
16
17
melibatkan gigi daerah maksila atau mandibula, dimana fraktur memiliki sebagai
luka ekstraoral atau bantalan intraoral. Kominusi mengacu menghancurkan tulang
menjadi fragmen kecil dan biasanya terjadi sebagai akibat dari dampak energi
tinggi di wilayah yang terbatas. Dalam patah tulang alveolar kominuta,
periosteum dan terkait ligamen periodontal (PDL) biasanya terluka parah dan
mungkin ada gangguan atau fraktur dengan keterlibatan gigi.
Andreasen mengklasifikasikan luka dari tulang pendukung ke dalam jenis
berikut:
1
Gambar 7-1 Cedera tulang pendukung. A, Kominusi dari soket alveolar. B dan C,
Fraktur dinding soket alveolar. D dan E, Fraktur prosesus alveolar. F dan G,
Fraktur mandibula dan maksila.
18
atau
ke
lingual,
mungkin
ada
luksasi
terkait,
avulsions.
19
dari gigi. Proyeksi periapikal radiografi juga sangat berguna dalam memantau gigi
trauma dari waktu ke waktu (Gambar. 7-3). Gambaran radiografi oklusal dan
lateral berguna dalam mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan fraktur dinding
soket alveolar dan arah gigi. Proyeksi lateral harus mencakup jaringan lunak dari
bibir karena mereka berguna dalam mendeteksi keberadaan jaringan lunak
tertanam radiopak benda asing atau fragmen gigi. Luka dari gigi primer, rute
lateral membantu untuk menentukan posisi gigi primer dan hubungan mereka
dengan mengembangkan benih gigi tetap dan alveolar socket wall (Gbr. 7-4).
Gambar 7-3 A, radiografi Panoramic dari seorang anak 12 tahun setelah
kecelakaan
rahang
atas
mandibula
sepeda
dengan
dan
anterior
dento-alveolar
fraktur
menunjukkan
perpindahan
dan kehilangan
fraktur
maksila;
oklusal.
alveolar
proc.
alveolar
perhatikan
C,
bidang
patahnya
disertai
proc.
dengan
sentral
lateral
dan
kiri
yang
20
Gambar
7-4
A,
oklusal
radiografi
labial,
yang
akan
menjadi
D. RAKTUR MANDIBULAR
Fraktur mandibula adalah terputusnya kontinuitas struktur
tulang pada mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang
bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani
dengan benar.
21
tanpa
terbukanya
tulang
dan
tanpa
klasifikasi
fraktur
mandibula
dapat
mengakibatkan
tulang
hancur
berkeping-
22
dari
50% dari
fraktur
mandibula
berdasarkan
pada
letak
anatomi dari fraktur mandibula dapat terjadi pada daerahdaerah sebagai berikut :
g. Kondilus
h. Koronoideus
i. Ramus
j. Sudut mandibula
k. Body mandibula
l. Simfisis
23
24
radiolusen
(fraktur)
yang
koronoideus
25
yang
memisahkan
ramus
mandibular
dengan
body
27
Gambar
9.
2. Central
terdiri
middle third
fractures;
dari:
28
a. Le Fort I
b. Le Fort II
c. Le Fort III
LE FORT I
29
LE FORT II
Garis fraktur : bagian bawah os. Nasi, dinding orbita medial dan inferior, dinding
lateral SM dan septum nasi. Klinis : wajah bengkak (month face), perdarahan
hidung
LE FORT III
Garis fraktur : os.nasi,dinding medial dan leteral cavum orbita, arkus zigomatikus,
septum nasi. Klinis : edeme 1/3 tengah wajah (month face), edem konjuntiva,
kerusakan orbita(bleeding, penglihatan menurun), bleeding hidung
30
3. Fractures of zygomatic
31
dari
mata
yang
terkena.
Frontal
tomograph
konvensional dari fract frontal tomograph konvensional blowout dari fraktur blow-out.
Secara optimal, foto polos orbit harus mencakup akuisisi
frontal langsung (posteroanterior [PA] atau anteroposterior
[AP]),
Caldwell,
Waters,
Towne,
dan
lateral.
Artinya,
32
dasar
fragmen
dapat
muncul
sebagai
opacity
tingkat
udara-cairan
di
antrum
maksilaris
33
Antonio Pascotto, MD
5. Fractures of the naso-ethmoidal complex
Nasoorbitoethmoid (NOE) fraktur disebabkan oleh kekuatan
berdampak tinggi (high impact force) mengenai anterior
hidung dan ditransmisikan sampai ke posterior melalui
tulang ethmoid.
Pada gambaran radiografi, Kominusi (pecah/hancur) kedua
rahang atas medial dalam pola fraktur yang melibatkan
34
BAB III
KESIMPULAN
35
1. Fraktur adalah patah tulang maupun jaringan keras gigi atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang maupun jaringan keras gigi yang ditentukan
sesuai dengan jenis dan luasnya. Menurut American Dental Association
(ADA), fraktur dental atau patah gigi merupakan hilangnya atau lepasnya
fragmen dari satu gigi lengkap yang biasanya disebabkan oleh trauma atau
benturan. Fraktur gigi dibedakan menjadi fraktur pada mahkota, fraktur akar,
dan fraktur yang mengenai mahkota-akar. Fraktur dari luksai dibagi menjadi
3 yaitu concussion, subluksasi, dan avulsi. Selain itu ada fraktur tulang
alveolar diantaranya fraktur pada socket, fraktur pada prosesus alveolar.
Fraktur yang melibatkan rahang dapat menyebabkan hilangnya
kontinuitas pada rahang bawah (mandibula) serta dapat
berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.fraktur 1/3
facial skeleton diantaranya Dento-alveolar
Alveolaris
Fractures
proc.
melihat
jenis
fraktur
dan
mendeteksi
tingkat
36
DAFTAR PUSTAKA
37