Anda di halaman 1dari 3

LBM 4

Kata sulit

1. Dentoalveolar? Niken

Pertanyaan

1. Bagaimana hasil interpretasi pemeriksaan intraoral kasus di skenario?ameng


2. Bagaimana tatalaksana dari fraktur dentoalveolar? Oping
3. mengapa dan bagaimana pasien dapat merasakan sakit spontan? bima
4. Bagaimana interpretasi radiograf kasus skenario? Ripa
5. Apa saja klasifikasi fraktur dan masuk kategori klasifikasi manakah fraktur gigi 11 tersebut?
Niken
JAWABAN:
Klasifikasi fraktur dentoalveolar menurut WHO tahun 1995 terdiri atas empat tipe
rudapaksa yaitu:
1. tipe 1 yang menyangkut jaringan keras gigi dan pulpa
2. tipe 2 yang mengenai jaringan keras gigi, pulpa, dan tulang alveolar
3. tipe 3 fraktur pada jaringan periodontal, seperti luksasi dan avulsi gigi
4. tipe 4 pada jaringan lunak, seperti abrasi dan laserasi gingiva atau mukosa.
Klasifikasi Ellis:
1. Klas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau tanpa
memakai perubahab tempat
2. Klas II : Fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa dengan atau tanpa
memakai perubahan tempat.
3. Klas III : Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka dengan atau tanpa perubahan
tempat
4. Klas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan atau
tanpa hilangnya struktur mahkota
5. Klas V : Hilangnya gigi sebagai akibat trauma
6. Klas VI : Fraktur akar dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota
7. Klas VII : Perpindahan gigi atau tanpa fraktur mahkota atau akar gigi
8. Klas VIII : Fraktur mahkota sampai akar
9. Klas IX : Fraktur pada gigi desidui

6. Bagaimana etiologi terjadinya fraktur dentoalveolar? Nat


JAWABAN:
Etiologi Menurut frekuensi terjadinya antara lain:

1. kekerasan inter personal


2. sporting injuries (olahraga)
3. jatuh
4. kecelakaan lalu lintas
5. industrial trauma

Dentoalveolar injury dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak,
remaja, hingga dewasa. Pada masa kanak-kanak dan balita, penyebab utamanya biasanya
adalah jatuh, terutama pada usia setahun pertama. Penyebab lainnya dapat berupa kekerasan
yang dilakukan pada anak. Pada masa remaja, penyebabnya umumnya adalah olahraga. Pada
usia dewasa, biasanya penyebabnya adalah karena kecelakaan dalam berkendara, assaults,
jatuh, olahraga, dan kecelakaan pabrik.

JAWABAN 2:
1. Jatuh dan benturan, Sering terjadi pada anak dan orang tua. Seperti jatuh dari tangga, di
garasi, teras, dan anak2 pada area bermain.
2. Aktivitas fisik (olahraga), Olahraga beresiko tinggi contohnya American football,
hockey, ice hockey, lacrosse, martial sport, rugby, dan skating. Olahraga yang beresiko
medium misalnya basket, selam, squash, gymnastic, parachuting, dan waterpolo.
3. Kecelakaan lalu lintas, Termasuk kedalamnya pejalan kaki, sepeda, dan mobil/motor.
Trauma disini didominasi oleh multiple dental injuri, meliputi tulang pendukung,
jaringan lunak, bibir, dan dagu.
4. Penggunaan gigi yang tidak sesuai , Contohnya adalah menggigit pulpen, membuka
bungkus makanan, memotong atau memegang barang dengan gigi, dan lainnya.
5. Menggigit benda keras, dapat terjadi pada pasien pemakai tindikan pada lidah dan oral.
Tindikan telah dilaporkan dapat mengakibatkan potong dan frakturnya suatu gigi dan
restorasi, kerusakan pulpa, gigi yang retak, dan abrasi gigi.
6. Keadaan sakit, keterbatasan fisik, Penderita epilepsi, cerebral palsy, anemia, dan
kepusingan beresiko
7. Penyiksaan fisik , Penyiksaan dan pemukulan terhadap anak atau orang sering
mengakibatkan terjadinya TDI. Pasien-pasien tersebut dibawa ke rumah sakit karena
trauma fasial. Penyembuhan fraktur multipel pada gigi atau rahang, terutama dengan
tahapan penyembuhan yang berbeda dapat menjadi tanda terjadinya suatu penyiksaan.
Pukulan saat berkelahi pun termasuk pada kategori ini. Penyiksaan ini sering
mengakibatkan kegoyangan, avulsi, atau fraktur gigi dan laserasi jaringan lunak.

7. apa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus di skenario? Hana


JAWABAN:
komplikasi dini:
1. Pada Tulang, Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa infeksi, osteomyelitis dan atritis
supuratif.
2. Pada Otot, Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif oleh otot tersebut
menjadi terganggu.
3. Pada Pembuluh Darah, Pada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus
menerus. Sedangkan pada robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami
retraksi dan perdarahan berhenti secara spontan
4. Maloklusi, Ketidakakuratan dalam mereduksi tulang alveolar dapat menyebabkan
maloklusi.
2. Kehilangan tulang alveolar, Fiksasi yang tidak baik dapat menyebabkan pergerakan dari
segmen, dan umumnya bagian kecil dari segmen alveolar dapat mengalami sequester yang
berdampak pada hilangnya tulang dan gigi.
3. Kehilangan Gigi, Kehilangan gigi pada fraktur alveolar dapat terjadi sebagai akibat dari
kerusakan soket tulang yang parah, fraktur dan akar gigi yang tidak diperbaiki, atau
mengikuti resorbsi akar.

Komplikasi lanjut:
1. Delayed Union, Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal.
2. Non Union, Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan.
3. Mal Union, Mal union yaitu penyambungan fraktur yang tidak normal sehingga
menimbulkan deformitas tulang.
8. apa saja pemeriksaan yg harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus skenario?
sukma
JAWABAN:
Pemeriksaan klinis untuk fraktur dentoalveolar dilakukan dalam tiga pemeriksaan yaitu
melalui palpasi ,inspeksi, dan perkusi dari gigi yang terkena fraktur. Pemeriksaan juga dapat
dilakukan untuk memeriksa vitalitas gigi seperti pemeriksaan thermal.
Pada pemeriksaan ekstra oral, pemeriksaan dilakukan dengan visualisasi dan palpasi.
Secara visualisasi dapat terlihat adanya laserasi, edema dan ekimosisi pada daerah bibir.
Sedangkan secara palpasi terdapat pecahan gigi pada jaringan bibir.
Pada pemeriksaan intra oral, pemeriksaan dilakukan secara visualisasi dan palpasi. Secara
visualisasi dapat terlihat adanya laserasi pada permukaan lidah dan sulkus labial, avulsi dan
subluksasi. Sedangkan secara palpasi terdapat deformitas krepitasi tulang

Pemeriksaan Radiografis
Foto periapikal atau panoramic dapat memperlihatkan adanya fraktur pada akar, ekstruksi
atau intrusi gigi, fraktur pada tulang alveolar dan soket gigi, dan adanya fragmen gigi atau
benda asing di dalam jaringan lunak. Diagnosa yang akurat sulit dilakukan dan membutuhkan
beberapa kali pengambilan foto dari berbagai angulasi. CT-scan dengan soft tissue window
dapat digunakan untuk melihat lokasi gigi atau fragmen yang salah posisi di bagian jaringan
lunak yang lebih dalam atau di daerah muka dan leher.

9. bagaimana gejala klinis dari fraktur dentoalveolar (berdasarkan jenis/klasifikasinya)? nadira

Anda mungkin juga menyukai