NIM : 31102000001
SGD :7
Pemeriksaan intra oral dilakukan dalam mulut pasien untuk mengetahui kondisi
rongga mulut pasien baik jaringan keras maupun lunak. Beberapa pemeriksaan yang
dilakukan pada gigi diantaranya adalah :
Perkusi
Hal yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam pemeriksaan perkusi adalah :
nyeri terhadap pukulan (tenderness to percussion) dan bunyi (redup/dull dan
nyaring/solid metalic) Perkusi dilakukan dengan cara memberi pukulan cepat tetapi
tidak keras dengan menggunakan ujung jari, kemudian intensitas pukulan
ditingkatkan. Selain menggunakan ujung jari pemeriksaan ini juga sering dilakukan
dengan menggunakan ujung instrumen. Terkadang pemeriksaan ini mendapatkan
hasil yang bias dan membingungkan penegakan diagnosa. Cara lain untuk
memastikan ada tidaknya kelainan yaitu dengan mengubah arah pukulannya yaitu
mula-mula dari permukaan vertikal-oklusal ke permukaan bukal atau horisontal-
bukolingual mahkota.
Gigi yang memberikan respon nyeri terhadap perkusi vertikal-oklusal
menunjukkan kelainan di periapikal yang disebabkan oleh lesi karies. Gigi yang
memberikan respon nyeri terhadap perkusi horisontal-bukolingual menunjukkan
Nama : Ade Dian Karunia
NIM : 31102000001
SGD :7
kelainan di periapikal yang disebabkan oleh kerusakan jaringan periodontal. Gigi
yang dipukul bukan hanya satu tetapi gigi dengan jenis yang sama pada regio
sebelahnya. Ketika melakukan tes perkusi dokter juga harus memperhatikan gerakan
pasien saat merasa sakit.
Bunyi perkusi terhadap gigi juga akan menghasilkan bunyi yang berbeda.
Pada gigi yang mengalami ankilosis maka akan terdengar lebih nyaring (solid metalic
sound) dibandingkan gigi yang sehat. Gigi yang nekrosis dengan pulpa terbuka tanpa
disertai dengan kelainan periapikal juga bisa menimbulkan bunyi yang lebih nyaring
dikarenakan resonansi di dalam kamar pulpa yang kosong. Sedangkan pada gigi yang
menderita abses periapikal atau kista akan terdengar lebih redup (dull sound)
dibandingkan gigi yang sehat. Gigi yang sehat juga menimbulkan bunyi yang redul
(dull sound) karena terlindungi oleh jaringan periodontal. Gigi multiroted akan
menimbulkan bunyi yang lebih solid daripada gigi berakar tunggal (Miloro, 2004)
Sondasi
Sondasi merupakan pemeriksaan menggunakan sonde dengan cara
menggerakkan sonde pada area oklusal atau insisal untuk mengecek apakah ada suatu
kavitas atau tidak. Nyeri yang diakibatkan sondasi pada gigi menunjukkan ada
vitalitas gigi atau kelainan pada pulpa. Jika gigi tidak memberikan respon terhadap
sondasi pada kavitas yang dalam dengan pulpa terbuka, maka menunjukkan gigi
tersebut nonvital
Probing
Probing bertujuan untuk mengukur kedalaman jaringan periodontal dengan
menggunakan alat berupa probe. Cara yang dilakukan dengan memasukan probe ke
dalam attached gingiva, kemudian mengukur kedalaman poket periodontal dari gigi
pasien yang sakit.
Tes mobilitas – depresibilitas
Tes mobilitas dilakukan untuk mengetahui integritas apparatus-aparatus
pengikat di sekeliling gigi, mengetahui apakah gigi terikat kuat atau longgar pada
alveolusnya. Tes mobilitas dilakukan dengan menggerakkan gigi ke arah lateral dalam
soketnya dengan menggunakan jari atau tangkai dua instrumen. Jumlah gerakan
menunjukkan kondisi periodonsium, makin besar gerakannya, makin jelek status
periodontalnya. Hasil tes mobilitas dapat berupa tiga klasifikasi derajat kegoyangan.
Nama : Ade Dian Karunia
NIM : 31102000001
SGD :7
Derajat pertama sebagai gerakan gigi yang nyata dalam soketnya, derajat kedua
apabila gerakan gigi dalam jarak 1 mm bahkan bisa bergerak dengan sentuhan lidah
dan mobilitas derajat ketiga apabila gerakan lebih besar dari 1 mm atau bergerak ke
segala arah. Sedangkan, tes depresibilitas dilakukan dengan menggerakkan gigi ke
arah vertikal dalam soketnya menggunakan jari atau instrumen .
Tes vitalitas
Tes vitalitas merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu
gigi masih bisa dipertahankan atau tidak. Tes vitalitas terdiri dari empat pemeriksaan,
yaitu tes termal, tes kavitas, tes jarum miller dan tes elektris.
Tes termal, merupakan tes kevitalan gigi yang meliputi aplikasi panas dan
dingin pada gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal
Tes dingin, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu etil
klorida, salju karbon dioksida (es kering) dan refrigerant (-50oC). Aplikasi tes
dingin dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Apabila pasien merespon ketika diberi stimulus dingin dengan keluhan nyeri
tajam yang singkat maka menandakan bahwa gigi tersebut vital. Apabila tidak
ada respon atau pasien tidak merasakan apa-apa maka gigi tersebut nonvital
atau nekrosis pulpa. Respon dapat berupa respon positif palsu apabila aplikasi
tes dingin terkena gigi sebelahnya tau mengenai gingiva. Respon negatif palsu
dapat terjadi karena tes dingin diaplikasikan pada gigi yang mengalami
penyempitan (metamorfosis kalsium).
Infeksi Mikroorganisme
Menembus dentin
Inflamasi
Pulpitis reversibel
Pulpitis irreversibel
Nekrosis Pulpa
Lesi periapikal
Nama : Ade Dian Karunia
NIM : 31102000001
SGD :7
Perempuan 38 tahun
Pemeriksaan
Rasa sakit tidak mereda Gigi 36 karies profunda Mahkota : radiopak meluas
kamar pulpa, bagian enamel-
walaupun minum obat, pasien Pulpa terbuka pada dentin menghilang terdapat
ingin giginya dirawat koronal gigi radiolusen
CE (-) Akar : 2 divergen, resopsi 1/3
Sondasi (+) apikal
Lamina dura : menghilang
Perkusi (+) Alveolar crest : penurunan
Mobilitas derajat 2 mesial distal
Apikal : radiolusen berbatas
difus
Diagnosis
Referensi : Estraksi
Wedagama, Dewa Made, Hartini, Lusi Ernawati, 2019, Single Visit Endodontic Treatment on
Left Maxillary First Molar with Reciprocal System, Interdental Jurnal Kedokteran Gigi, Vol.
15(1):30-33
Ahmed F, Thosar N, Baliga MS, Rathi N,, 2016, Single visit endodontic therapy: A review,
Austin J Dent, Vol 3(2):1-4.
Santoso, Laurensia, Yulita Kristanti, 2016, Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan Gigi
Molar Kedua Kiri Mandibula Nekrosis Pulpa dan Lesi Periapikal, Majalah Kedokteran Gigi
Klinik, Vol. 2 (2): 65-71.
Hutami, Ovilya Septy, Anna Muryani, 2020, Perawatan Saluran Akar (PSA) Satu Kali
Kunjungan pada Gigi Molar Pertama Bawah Kanan dengan Restorasi endocrown Resin
Komposit (laporan kasus), Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Vol. 32(1): 54-63
Widyastuti, Noor Hafida, 2017, Penyakit Pulpa dan Periapikal beserta Pelaksanaannya,
Surakarta, Muhammadiyah University Press
Subrata, Anastasia Elsa Prahasti, Bernard Ongki Iskandar, 2019, Influence of Two Root
Canal Obturation Techniques with Resin Based Sealer to Enterococcus faecalis Penetration.
Journal of Indonesian Dental Association, Vol (1): 21-28.
Aishwarya, Tamase, Ghivari Sheetal, Pujar Madhu, Kadam Krutika, Dandavati Divyashree,
2020, Role of Single Visit Endodontics In Contemporary Dental Practice, IP Indian Journal of
Conservative and Endodontics, Vol. 5(4): 165-167.