Anda di halaman 1dari 47

PEMERIKSAAN GIGI

Oleh
1. Dinar Dewi Miftah (G99172058)
2. Andika Pratama (G99162088)
3. Muthia Azzira Palupi (G99172118)
4. Avicena Hafsah (G99162097)

Pembimbing :
Drg. Sandy Trimelda, Sp.Ort

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS- RUMAH SAKIT DR MOEWARDI
SURAKARTA
2018
Anamnesis
1. Sakit pada waktu kapan? (siang/malam)
2. Apakah ada hubungan dengan makan yang manis, asam, panas, dingin?
3. Sakit terus menerus atau kumat-kumatan?
4. Apakah masih dapat dengan tepat menunjukan gigi mana yang sakit?
5. Timbul spontan atau sakit bila kemasukan makanan?
6. Sakit bila bersentuhan dengan gigi lain?
7. Sakitnya menjalar atau tidak?
PEMBENGKAKAN
1. Sejak kapan ?
2. Membesar secara cepat atau lambat ?
3. Terasa sakit atau tidak ?
4. Berhubungan atau tidak dengan sesuatu gigi yang sakit ?
5. Apakah terasa parasthesi ?

KELUHAN TAMBAHAN
1. Penyakit interna, diabetes, hipertensi, dll
2. Sedang hamil
PEMERIKSAAN GIGI
Inspeksi
Asimetri
Inspeksi Gigi
wajah, distensi

Mencari karies abrasion,


erosion,

darkened/discoloration/s
tained teeth, observable
swelling, fractured or
cracked crown,
developmental defect in
the crown,
Tooth discoloration/staining
dikarenakan deposit perdarahan
sebagai produk dr tubulus dentinal
yang menyertai trauma pulpa .
Hemolisis eritrosit di pupa dan
penetrasi produk (Hb Fe)
menghasilkan warna gigi lebih
gelap)
Inflamasi,
Kadang yidak terlihat tapi bisa
terpalpasi
Untuk melihat
SONDASI GIGI adanya karies

Sonde digoreskan pd permukaan gigi, bila sonde tersangkut, berarti ada karies

Hati2 dgn fisur yg dalam maupun pewarnaan pd pit & fisur


Untuk menentukan kedalaman karies:
Dibantu dgn inspeksi

Untuk menentukan reaksi pulpa:


Cara: sonde digoreskan/ ditekankan ringan pd dasar
kavitas. Hati2 jgn smp perforasi.
Untuk menentukan reaksi pulpa maupun kedalaman
karies, kavitas hrs dibersihkan dari sisa2 makanan/
kotoran spy hasil sondasi tdk bias.

Untuk menentukan adanya perforasi:


Bila saat disondasi sonde masuk ke dlm ruang pulpa,
berarti telah terjadi perforasi.
PERKUSI GIGI

Digunakan untuk Fungsi


menentukan adanya
radang pd jar. Untuk mengevaluasi status periodonsium sekitar
Periodontal dgn cara gigi

mengetuk gigi secara


Untuk mengevaluasi status apikal dan periapikal
ringan menggunakan
gigi
jari dan atau tangkai
instrumen Adakah Inflamasi?
Metode Perkusi Gigi

Perkusi Vertikal Perkusi Horizontal


Menilai daerah periapikal Menilai daerah periodonsium
Ilustrasi teknik perkusi gigi
PROSEDUR

1. Pukulan cepat dan tidak keras pada gigi,


mula-mula memakai jari dengan intensitas
rendah kemudian intensitas ditingkatkan
dengan menggunakan tangkai suatu
instrumen, untuk mengetahui apakah gigi
terasa sakit

2. Gigi sebelahnya sebaiknya di perkusi lebih


dahulu dan kemudian diikuti gigi yang
mengalami keluhan

3. Lihat reaksi pasien ketika gigi yang


mengalami keluhan diperkusi. Sebelumnya
peringatkan pasien bahwa pemeriksaan ini
akan menimbulkan nyeri.
Interpretasi :
(+) kuat : ada inflamasi periapikal
(+) ringan-sedang : ada inflamasi periodontal
ligamen
(-) : tidak ada inflamasi pada jaringan periodontal
PALPASI

Fungsi
Mengetahui kondisi akut/ kronis. Misal:
infeksi pada kelenjar sub mandibula. Pada
yang akut, saat palpasi akan terasa sakit dan
terasa seperti ada biji.

Mengetahui suhu di daerah yg sakit. Misal:


pada abses, suhu daerah setempat akan
terasa hangat/ panas

Mengetahui keras lunaknya suatu


pembengkakan. Misal: pada abses yang
sudah matang, palpasinya terasa lunak

Mengetahui adanya fraktur, misal;


fraktur tulang alveolar

Mengetahui lokasi pembengkakan


Ekstraoral
•Untuk deteksi pembekakan limfonodi

Intraoral
•Mendeteksi adanya nyeri pada area periapikal
•Identifikasi pembekakan jaringan lunak
•Perlu dibandingkan satu area dengan area lalinnya
ILUSTRASI
PALPASI
Apakah jaringan
fluktuan dan cukup Adanya rasa sakit,
membesar untuk insisi intensitas, dan lokasi
dan drainase?

Bengkak?

Adanya adenopati dan


Adanya krepitasi tulang
lokasi
PALPASI EKSTRAORAL
Kepala
1 Atur posisi pasien duduk
2 Anjurkan melepas penutup kepala, kacamata, dll
3 Inspeksi
4 Lakukan palpasi dengan gerakan memutar mulai dari depan
turun ke bawah melalui garis tengah kemudian palpasi setiap
sudut garis kepala. Rasakan adanya benjolan/massa, tanda
bekas luka, bengkak, nyeri tekan, dll. Jika ditemukan,
perhatikan seberapa besarnya, konsistensi, dan letaknya(dalam
kulit, pada tulang, atau dibawah kulit terlepas dari tulang)
PALPASI EKSTRAORAL

Kepala
Kemungkinan kelainan pada kepala:
Kelainan kulit kepala (termasuk benjolan) akibat kista pilar (kista
berisi cairan yang terbentuk dari folikel rambut),
Kelainan tulang tengkorak termasuk ukuran (hidrosefalus) atau
lekukan akibat trauma
PALPASI EKSTRAORAL
Wajah
Pemeriksaan wajah dilakukan secara inspeksi dan
palpasi, pemeriksa mengamati simetrisitas wajah.
Terdapatnya ketidaksimetrisan wajah kemungkinan
disebabkan oleh masalah gigi geligi, khususnya yang
berhubungan dengan nyeri. Adanya abses pada gigi
atau jaringan periodontal merupakan penyebab
umum terjadi pembengkakan pada wajah
PALPASI EKSTRAORAL

Leher
Palpasi pada daerah leher terutama untuk megetahui keadaan dan
lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trakea.
PALPASI EKSTRAORAL

Kelenjar Tiroid
1 Letakkan tangan pada leher
pasien dengan posisi
pemeriksa berdiri di
belakang pasien
2 Palpasi fosa suprasternal
3 Minta pasien untuk
menelan ludah
4 Bila teraba kelenjar tiroid
maka determinasikan
menurut bentuk, ukuran,
konsistensi, dan
permukaannya
Trakea
1 Berdiri di samping kanan pasien
2 Letakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea
keatas, kebawah dan kesamping sehingga kedudukan trakea
dapat diketahui

Pemeriksaan glandula parotis


Pemeriksaan Temporomandibular Joint
Pemeriksaan limfonodi cervicalis
PALPASI INTRAORAL
Pemeriksaan Bibir
Palpasi mukosa labial bibir bawah, atas, dan mukosa buccal untuk melihat
konsistensi, karakteristik jaringan dan indurasi.
palpasi juga pada bagian retromolar pad, tuberositas, palatum untuk melihat rugae
yang ada pada palatum
Palatum Durum dan Tuberositas Maksilaris
Pada palatum durum terdapat papila incisivus yang terletak di posterior gigi incisivus
maksilla yang tampak sebagai nodul kecil imobil dibawah muara duktus nasopalatinal.
Tuberositas maksila merupakan daerah distal molar terakhir, jaringan warna pink secara
homogen. Pemeriksaan tuberositas maksila dilakukan dengan cara palpasi untuk
mengetahui nyeri dan pembengkakan
Palatum Molle dan Uvula
Biasanya diperiksa dengan melakukan inspeksi saja
Lidah dan Dasar mulut
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual dan sublingual
fold
Pemeriksaan dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah, lihat lingual space dan palpasi
aspek lingual.
Lakukan palpasi pada daerah submandibula
Pemeriksaan Periodontium
 Warna gingiva
 Kontur gingiva
 Konsistensi
 Tekstur
 Ada/tidaknya perdarahan dan eksudasi purulen
Pemeriksaan Gigi geligi
Palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasi telah meluas kearah periapikal.
Palpasi dilakukan dengan menekan mukosa diatas apeks dengan cukup kuat.
Pemeriksaan hendaknya menggunakan minimal satu gigi lain sebagai pembanding
INTERPRETASI : (+) =
INFLAMASI SUDAH
MENCAPAI TULANG
DAN MUKOSA REGIO
APIKAL GIGI
Tes vitalitas merupakan
TES VITALITAS pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu gigi
GIGI masih bisa dipertahankan atau
tidak
Tujuannya untuk menstimulasi respon pulpa dengan gigi
secarasubjektif dengan meningkatkan ambang elektrisitas

Respon positif merupakan indikasi adanya vitalitas dan


membantu untuk menentukan normal tidaknya pulpa.

Respon negative bisa menjadi indikasi adanya nekrosis pulpa.


Membendingkan gigi yang dipeeriksa dengan gigi yang sehat
Panas

Tes Thermal

Dingin

Electronic pulp tester


Tes Vitalitas
(EPT)

Tes kavitas Tes jarum Miller


EPT

merupakan tes yang dilakukan untuk mengetes vitalitas gigi dengan listrik, untuk
stimulasi saraf ke tubuh. Alatnya menggunakan Electronic pulp tester (EPT).
PROSEDUR

Gigi yang sudah dibersihkan dan


dikeringkan disentuh dengan menggunakan
alat EPT pada bagian bukal atau labial,
tetapi tidak boleh mengenai jaringan lunak

Sebelum alat ditempelkan, gigi yang sudah


dibersihkan diberi konduktor berupa pasta
gigi.

Tes ini dilakukan sebanyak tiga kali supaya


memperoleh hasil yang valid.

Gigi dikatakan vital apabila terasa


kesemutan, geli, atau hangat dan gigi
dikatakan non vital jika sebaliknya.
- Alasan terjadinya respon false-positive
1. Conductor/electrode kontak dengan restorai metal yang lebih besar (bridge,
class II restoration)
2. Kecemasan Pasien : Hiperaktif
3. Liquefaction/ Nekrosis pulpa yang lunak muncul di kanal akar
4.Kegagalan untuk mengisolasi dan mengeringkan gigi
- Alasan terjadinya response false-negative
1. Kontak yang tidak adekuat dengan enamel
2. Gigi yang terkena trauma sebelumnya
3. Adanya kalsifikasi pada kanal
4. Sebelumnya merupakan gigi erupsi dengan puncak imatur
5. Nekrosis parsial
6. Pasien di premedikasi dengan analgesic, narkotik, alcohol atau transquilizer
TES THERMIS
Pengertian:
Salah satu metode pemeriksaan/ penentuan
vitalitas gigi dgn menggunakan suhu

Jenis:
1. Pemeriksaan dgn thermis dingin
2. Pemeriksaan dgn thermis panas

Hasil dari tes thermis adalah untuk menentukan


vitalitas pulpa
TES THERMIS
Cara:
Sebelum melakukan tes thermis, gigi hrs dibersihkan dr
sisa2 makanan dan dikeringkan.
1. Tes thermis dingin
- menggunakan CE (chlorethyl)
- semprotkan CE pd cotton pellet
- tunggu hingga cotton pellet bersalju
- aplikasikan pd dasar kavitas
2. Tes thermis panas
- menggunakan burnisher yg dipanaskan
- menggunakan gutta percha yg dipanaskan
A.

B.
Cold Test :
A. Dry ice
B. Ice cone
Apabila pasien merespon
Apabila tidak ada respon
ketika diberi stimulus
atau pasien tidak
dingin dengan keluhan
merasakan apa-apa maka
nyeri tajam yang singkat
gigi tersebut nonvital atau
maka menandakan bahwa
nekrosis pulpa.
gigi tersebut vital.

Respon dapat berupa Respon negatif palsu


respon positif palsu dapat terjadi karena tes
apabila aplikasi tes dingin dingin diaplikasikan pada
terkena gigi sebelahnya gigi yang mengalami
tau mengenai gingiva penyempitan
(Grossman, dkk, 1995). (metamorfosis kalsium).
Heat Test

A. Warm Gutta Percha B. Warm/ Hot water


Rasa nyeri yang tajam dan singkat ketika diberi stimulus gutta perca
menandakan gigi vital, sebaliknya respon negatif atau tidak
merasakan apa-apa menandakan gigi sudah non vital
TES KAVITAS
Tes kavitas, bertujuan untuk mengetahui vitalitas gigi
dengan cara melubangi gigi.

Alat yang digunakan bur tajam dengan cara


melubangi atap pulpa hingga timbul rasa sakit.

Jika tidak merasakan rasa sakit dilanjutkan dengan


tes jarum miller. Hasil vital jika terasa sakit dan tidak
vital jika tidak ada sakit (Grossman, dkk, 1995).
TES JARUM MILLER
Diindikasikan pada gigi yang terdapat perforasi akibat
karies atau tes kavitas.

Tes jarum miller dilakukan dengan cara memasukkan


jarum miller hingga ke saluran akar.

Apabila tidak dirasakan nyeri maka hasil adalah negatif


yang menandakan bahwa gigi sudah nonvital, sebaliknya
apabila terasa nyeri menandakan gigi masih vital
(Walton dan Torabinejad, 2008).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai