Anda di halaman 1dari 47

Pemeriksaan GIGI

Oleh
1. Aprilya Restu Surya Wirananda
(G99162012)
2. Romzi Humam Muhammad (G1771036)
3. Rumaisha Azka (G99172145)
4. Ridhani Rahma Verdianti (G99171034)
5. Afryanda Taufirachman (G99172045)

Pembimbing :
Drg. Sandy Trimelda, Sp.Ort

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS- RUMAH SAKIT DR MOEWARDI
SURAKARTA
2018
Anamnesis
1. Sakit pada waktu kapan? (siang/malam)
2. Apakah ada hubungan dengan makan yang manis, asam, panas,
dingin?
3. Sakit terus menerus atau kumat-kumatan?
4. Apakah masih dapat dengan tepat menunjukan gigi mana yang
sakit?
5. Timbul spontan atau sakit bila kemasukan makanan?
6. Sakit bila bersentuhan dengan gigi lain?
7. Sakitnya menjalar atau tidak?
PEMBENGKAKAN
1. Sejak kapan ?
2. Membesar secara cepat atau lambat ?
3. Terasa sakit atau tidak ?
4. Berhubungan atau tidak dengan sesuatu gigi yang sakit ?
5. Apakah terasa parasthesi ?

KELUHAN TAMBAHAN
1. Penyakit interna, diabetes, hipertensi, dll
2. Sedang hamil
PEMERIKSAAN GIGI
Inspeksi
Asimetri
Inspeksi Gigi
wajah, distensi

Mencari karies abrasion,


erosion,

darkened/discoloration/stained
teeth, observable swelling,
fractured or cracked crown,
developmental defect in the
crown,
Tooth discoloration/staining
dikarenakan deposit perdarahan
sebagai produk dr tubulus dentinal
yang menyertai trauma pulpa .
Hemolisis eritrosit di pupa dan
penetrasi produk (Hb Fe)
menghasilkan warna gigi lebih gelap)
Inflamasi,
Kadang yidak terlihat tapi bisa terpalpasi
Untuk melihat
SONDASI GIGI adanya karies

Sonde digoreskan pd permukaan gigi, bila sonde tersangkut, berarti ada karies

Hati2 dgn fisur yg dalam maupun pewarnaan pd pit & fisur


Untuk menentukan kedalaman karies:
Dibantu dgn inspeksi

Untuk menentukan reaksi pulpa:


Cara: sonde digoreskan/ ditekankan ringan pd dasar
kavitas. Hati2 jgn smp perforasi.
Untuk menentukan reaksi pulpa maupun kedalaman
karies, kavitas hrs dibersihkan dari sisa2 makanan/ kotoran
spy hasil sondasi tdk bias.

Untuk menentukan adanya perforasi:


Bila saat disondasi sonde masuk ke dlm ruang pulpa,
berarti telah terjadi perforasi.
PERKUSI GIGI

Digunakan untuk Fungsi


menentukan adanya
radang pd jar. Untuk mengevaluasi status periodonsium sekitar
Periodontal dgn cara gigi

mengetuk gigi secara


Untuk mengevaluasi status apikal dan periapikal
ringan menggunakan
gigi
jari dan atau tangkai
instrumen Adakah Inflamasi?
Metode Perkusi Gigi

Perkusi Vertikal Perkusi Horizontal


Menilai daerah periapikal Menilai daerah periodonsium
Ilustrasi teknik perkusi gigi
PROSEDUR

1. Pukulan cepat dan tidak keras pada gigi, mula-


mula memakai jari dengan intensitas rendah
kemudian intensitas ditingkatkan dengan
menggunakan tangkai suatu instrumen, untuk
mengetahui apakah gigi terasa sakit

2. Gigi sebelahnya sebaiknya di perkusi lebih


dahulu dan kemudian diikuti gigi yang mengalami
keluhan

3. Lihat reaksi pasien ketika gigi yang mengalami


keluhan diperkusi. Sebelumnya peringatkan
pasien bahwa pemeriksaan ini akan menimbulkan
nyeri.
Interpretasi :
(+) kuat : ada inflamasi periapikal
(+) ringan-sedang : ada inflamasi periodontal
ligamen
(-) : tidak ada inflamasi pada jaringan periodontal
PALPASI

Fungsi
Mengetahui kondisi akut/ kronis. Misal: infeksi
pada kelenjar sub mandibula. Pada yang akut,
saat palpasi akan terasa sakit dan terasa
seperti ada biji.

Mengetahui suhu di daerah yg sakit. Misal:


pada abses, suhu daerah setempat akan terasa
hangat/ panas

Mengetahui keras lunaknya suatu


pembengkakan. Misal: pada abses yang sudah
matang, palpasinya terasa lunak

Mengetahui adanya fraktur, misal;


fraktur tulang alveolar

Mengetahui lokasi pembengkakan


Ekstraoral

• Untuk deteksi pembekakan limfonodi

Intraoral
• Mendeteksi adanya nyeri pada area periapikal
• Identifikasi pembekakan jaringan lunak
• Perlu dibandingkan satu area dengan area lalinnya
ILUSTRASI
PALPASI
Apakah jaringan
fluktuan dan cukup Adanya rasa sakit,
membesar untuk insisi intensitas, dan lokasi
dan drainase?

Bengkak?

Adanya adenopati dan


Adanya krepitasi tulang
lokasi
PALPASI EKSTRAORAL

Kepala
1 Atur posisi pasien duduk
2 Anjurkan melepas penutup kepala, kacamata, dll
3 Inspeksi
4 Lakukan palpasi dengan gerakan memutar mulai dari depan turun
ke bawah melalui garis tengah kemudian palpasi setiap sudut garis
kepala. Rasakan adanya benjolan/massa, tanda bekas luka,
bengkak, nyeri tekan, dll. Jika ditemukan, perhatikan seberapa
besarnya, konsistensi, dan letaknya(dalam kulit, pada tulang, atau
dibawah kulit terlepas dari tulang)
PALPASI EKSTRAORAL

Kepala
Kemungkinan kelainan pada kepala:
Kelainan kulit kepala (termasuk benjolan) akibat kista
pilar (kista berisi cairan yang terbentuk dari folikel
rambut),
Kelainan tulang tengkorak termasuk ukuran
(hidrosefalus) atau lekukan akibat trauma
PALPASI EKSTRAORAL
Wajah
Pemeriksaan wajah dilakukan secara inspeksi dan palpasi,
pemeriksa mengamati simetrisitas wajah.
Terdapatnya ketidaksimetrisan wajah kemungkinan
disebabkan oleh masalah gigi geligi, khususnya yang
berhubungan dengan nyeri. Adanya abses pada gigi atau
jaringan periodontal merupakan penyebab umum terjadi
pembengkakan pada wajah
PALPASI EKSTRAORAL

Leher
Palpasi pada daerah leher terutama untuk megetahui keadaan dan
lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trakea.
PALPASI EKSTRAORAL

Kelenjar Tiroid
1 Letakkan tangan pada leher
pasien dengan posisi
pemeriksa berdiri di
belakang pasien
2 Palpasi fosa suprasternal
3 Minta pasien untuk
menelan ludah
4 Bila teraba kelenjar tiroid
maka determinasikan
menurut bentuk, ukuran,
konsistensi, dan
permukaannya
Trakea
1 Berdiri di samping kanan pasien
2 Letakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea
keatas, kebawah dan kesamping sehingga kedudukan trakea dapat
diketahui

Pemeriksaan glandula parotis


Pemeriksaan Temporomandibular Joint
Pemeriksaan limfonodi cervicalis
PALPASI INTRAORAL

Pemeriksaan Bibir
Palpasi mukosa labial bibir bawah, atas, dan mukosa buccal untuk
melihat konsistensi, karakteristik jaringan dan indurasi.
palpasi juga pada bagian retromolar pad, tuberositas, palatum untuk
melihat rugae yang ada pada palatum
Palatum Durum dan Tuberositas Maksilaris
Pada palatum durum terdapat papila incisivus yang terletak di posterior
gigi incisivus maksilla yang tampak sebagai nodul kecil imobil dibawah
muara duktus nasopalatinal.
Tuberositas maksila merupakan daerah distal molar terakhir, jaringan
warna pink secara homogen. Pemeriksaan tuberositas maksila dilakukan
dengan cara palpasi untuk mengetahui nyeri dan pembengkakan
Palatum Molle dan Uvula
Biasanya diperiksa dengan melakukan inspeksi saja
Lidah dan Dasar mulut
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual
dan sublingual fold
Pemeriksaan dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah, lihat lingual
space dan palpasi aspek lingual.
Lakukan palpasi pada daerah submandibula
Pemeriksaan Periodontium
Warna gingiva
Kontur gingiva
Konsistensi
Tekstur
Ada/tidaknya perdarahan dan eksudasi purulen
Pemeriksaan Gigi geligi
Palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasi telah meluas kearah
periapikal.
Palpasi dilakukan dengan menekan mukosa diatas apeks dengan cukup
kuat. Pemeriksaan hendaknya menggunakan minimal satu gigi lain
sebagai pembanding
Interpretasi : (+) =
inflamasi sudah mencapai
tulang dan mukosa regio
apikal gigi
TES VITALITAS Tes vitalitas merupakan pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu gigi masih bisa
GIGI dipertahankan atau tidak

Tujuannya untuk menstimulasi respon pulpa dengan gigi


secarasubjektif dengan meningkatkan ambang elektrisitas

Respon positif merupakan indikasi adanya vitalitas dan


membantu untuk menentukan normal tidaknya pulpa.

Respon negative bisa menjadi indikasi adanya nekrosis pulpa.


Membendingkan gigi yang dipeeriksa dengan gigi yang sehat
Panas

Tes Thermal

Dingin
Electronic pulp tester
Tes Vitalitas
(EPT)

Tes kavitas Tes jarum Miller


EPT

• merupakan tes yang dilakukan untuk mengetes vitalitas gigi


dengan listrik, untuk stimulasi saraf ke tubuh. Alatnya
menggunakan Electronic pulp tester (EPT).
PROSEDUR

Gigi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan


disentuh dengan menggunakan alat EPT pada
bagian bukal atau labial, tetapi tidak boleh
mengenai jaringan lunak

Sebelum alat ditempelkan, gigi yang sudah


dibersihkan diberi konduktor berupa pasta gigi.

Tes ini dilakukan sebanyak tiga kali supaya


memperoleh hasil yang valid.

Gigi dikatakan vital apabila terasa kesemutan,


geli, atau hangat dan gigi dikatakan non vital jika
sebaliknya.
- Alasan terjadinya respon false-positive
1. Conductor/electrode kontak dengan restorai metal yang lebih
besar (bridge, class II restoration)
2. Kecemasan Pasien : Hiperaktif
3. Liquefaction/ Nekrosis pulpa yang lunak muncul di kanal akar
4.Kegagalan untuk mengisolasi dan mengeringkan gigi
- Alasan terjadinya response false-negative
1. Kontak yang tidak adekuat dengan enamel
2. Gigi yang terkena trauma sebelumnya
3. Adanya kalsifikasi pada kanal
4. Sebelumnya merupakan gigi erupsi dengan puncak imatur
5. Nekrosis parsial
6. Pasien di premedikasi dengan analgesic, narkotik, alcohol atau
transquilizer
TES THERMIS

Pengertian:
Salah satu metode pemeriksaan/ penentuan vitalitas
gigi dgn menggunakan suhu

Jenis:
1. Pemeriksaan dgn thermis dingin
2. Pemeriksaan dgn thermis panas

Hasil dari tes thermis adalah untuk menentukan


vitalitas pulpa
TES THERMIS

Cara:
Sebelum melakukan tes thermis, gigi hrs dibersihkan dr sisa2
makanan dan dikeringkan.
1. Tes thermis dingin
- menggunakan CE (chlorethyl)
- semprotkan CE pd cotton pellet
- tunggu hingga cotton pellet bersalju
- aplikasikan pd dasar kavitas
2. Tes thermis panas
- menggunakan burnisher yg dipanaskan
- menggunakan gutta percha yg dipanaskan
A.

B.
Cold Test :
A. Dry ice
B. Ice cone
Apabila pasien merespon
Apabila tidak ada respon
ketika diberi stimulus dingin
atau pasien tidak
dengan keluhan nyeri tajam
merasakan apa-apa maka
yang singkat maka
gigi tersebut nonvital atau
menandakan bahwa gigi
nekrosis pulpa.
tersebut vital.

Respon dapat berupa


Respon negatif palsu dapat
respon positif palsu apabila
terjadi karena tes dingin
aplikasi tes dingin terkena
diaplikasikan pada gigi yang
gigi sebelahnya tau
mengalami penyempitan
mengenai gingiva
(metamorfosis kalsium).
(Grossman, dkk, 1995).
Heat Test

A. Warm Gutta Percha B. Warm/ Hot water


Rasa nyeri yang tajam dan singkat ketika diberi stimulus gutta perca
menandakan gigi vital, sebaliknya respon negatif atau tidak merasakan
apa-apa menandakan gigi sudah non vital
TES KAVITAS
Tes kavitas, bertujuan untuk mengetahui vitalitas gigi
dengan cara melubangi gigi.

Alat yang digunakan bur tajam dengan cara


melubangi atap pulpa hingga timbul rasa sakit.

Jika tidak merasakan rasa sakit dilanjutkan dengan


tes jarum miller. Hasil vital jika terasa sakit dan tidak
vital jika tidak ada sakit (Grossman, dkk, 1995).
TES JARUM MILLER
Diindikasikan pada gigi yang terdapat perforasi akibat
karies atau tes kavitas.

Tes jarum miller dilakukan dengan cara memasukkan jarum


miller hingga ke saluran akar.

Apabila tidak dirasakan nyeri maka hasil adalah negatif


yang menandakan bahwa gigi sudah nonvital, sebaliknya
apabila terasa nyeri menandakan gigi masih vital (Walton
dan Torabinejad, 2008).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai