Anda di halaman 1dari 6

.

Oral Bad Habit


Oral bad habit (kebiasaan buruk pada rongga mulut) adalah pola perilaku yang
dilakukan seseorang secara berulang dan spontan secara tidak normal pada rongga
mulut sehingga mengganggu fungsi rongga mulut. Oral habit memiliki peranan
penting dalam perkembangan fisik dan emosional individu, tetapi oral habit menjadi
masalah apabila dilakukan lebih lama dari waktunya sehingga mempengaruhi
perkembangan fisik dan sosial.

2.1 Etiologi dan klasifikasi


Klasifikasi oral habit:
 Kompulsif: Apakah kebiasaan-kebiasaan yang telah memperoleh fiksasi sejauh
mana anak kembali ke kebiasaan itu setiap kali keamanannya terancam.
 Nonkompulsif: Dapat dengan mudah ditarik dari perilaku anak saat ia dewasa.
 Bermakna: Yang memiliki latar belakang psikologis.
 Kosong: Tidak ada latar belakang psikologis.
 Intraoral: Lidah menyodok, mengisap ibu jari, menggigit kuku.
 Ekstraoral: Bantal abnormal.
 Tekanan: Menggigit, mengisap, menyodorkan, postural.
 Non Tekanan: Bernafas Mulut.

Bruxism
Bruksisme atau yang paling sering dikenal dengan istilah kerot (tooth grinding)
adalah mengatupkan rahang atas dan rahang bawah yang disertai dengan grinding
(mengunyahkan) gigi-gigi atas dengan gigi-gigi bawah. Kebiasaan menggertakan pada
malam hari. Ini adalah penyempitan total dari pengunyahan otot-otot di bawah gertak
gigi berirama selama tidur.

Etiologi :
 Prematuritas oklusal
Oklusi gigi geligi terkait dalam penyebab dari bruxism. Oklusal yang bentuknya
dapat berupa trauma oklusal ataupun tonjol yang tajam.
 Masalah emosional, mis. Kemarahan, kecemasan, ketegangan.
 Parasomnia. Gangguan tidur yang muncul pada ambang batas antara saat terjaga
atau tidak, misalnya gangguan mimpi buruk.

Lip Habit
Merupakan kebiasaan yang melibatkan manipulasi dan struktur perioral.

Etiologi
i. Maloklusi
Kelas II divisi I, maloklusi gigitan dalam karena dapat mempengaruhi tingkat
overbite dan overjet, kebiasaan ini berkembang ketika anak ingin menghasilkan bibir
normal selama menelan dengan menempatkan bibir bawah ke gigi seri rahang atas.

Menarik bibir ke dalam mulut

ii. Kebiasaan
Kebiasaan lain seperti mengisap jempol, mengisap digit; akan
meningkatkan overjet dan overbite.
iii. Stres emosional
Anak-anak yang berada dalam tekanan telah meningkatkan produksi
saliva, sehingga meningkatkan jumlah menelan dan meningkatkan menutup
bibir yang diperlukan.

Cheek Biting
Merupakan kebiasaan yang tidak normal dengan menggigit otot pipi diantara gigi
posterior atas dan bawah.
Etiologi :
Terjadi pd org yg sedang stress/kegelisahan atau psikologinya yg sedang bermasalah,
sehingga menyebabkan bibir dan pipinya tergigit tidak sengaja.
Nail Biting
Ini adalah salah satu kebiasaan paling umum pada anak-anak dan orang dewasa.
Ini adalah tanda ketegangan internal. Biasanya berawal pada anak berumur 3 tahun,
berlanjut pada anak berumur 4-6 tahun, tingkat konstan antara 7-10 tahun dan naik lagi
menjadi insiden puncak selama masa remaja.

Etiologi : Masalah emosional

Menggigit kuku

Self-Injurious Habits (Masochistic Habit, Sado Masochistic Habits, Self-Mutilating


Habits)
Kebiasaan berulang yang mengakibatkan kerusakan fisik pada anak. Kebiasaan
ini menunjukkan peningkatan insiden pada populasi keterbelakangan mental.
Etiologi :
a. Organik
 Sindrom dan kelainan seperti sindrom penyakit Lesch-Nyhan, sindrom de
Lange di mana gejala seperti bibir berulang, jari, lidah, lutut dan bahu
menggigit adalah hal biasa.
b. Fungsional
Tipe A: Cedera yang terjadi pada lesi yang sudah ada sebelumnya
 Contoh: seorang anak dengan menggigit kuku jari sedang dalam perawatan
lesi kulit. Lesi tidak akan menunjukkan bukti penyembuhan karena terus-
menerus melakukan kebiasaan berbahaya ini
Tipe B: Cedera akibat kebiasaan yang sudah ada
 Contoh: Rotasi ibu jari selama mengisap ibu jari dapat membahayakan
jaringan lunak.
Tipe C: Termasuk injuri yang kompleks

Mout Breathing
Didefinisikan sebagai kebiasaan bernafas melalui mulut bukan hidung.
Klasifikasi menurut FINN, yaitu :
 Anatomic: anak yang mempunyai bibir atas yang pendek sehingga tidak
memungkinkan menutup bibir dengan sempurna tanpa usaha yang tidak
semestinya.
 Obstruktif: Anak yang bernafas melalui mulut karena adanya hambatan atau
penyumbatan aliran udara melalui saluran hidung.
 Kebiasaan: anak yang terus menerus bernafas melalui mulutnya karena
kebiasaan meskipun obtruktif nya sudah dihilangkan. 
Etiologi :
 Faktor psikologis : anak yang mengalami kecemasan, frustasi dan anak yang
mengalami trauma kecelakaan.
 Faktor lokal : merupakan penyebab terjadinya pernafasan mulut yang
disebabkan oleh keadaan gigi dan mulut, meliputi : pencabutan gigi sulung
terlalu cepat, kehilangan gigi permanen, adanya gangguan oklusal, seperti
kontak prematur antara gigi atas dan gigi bawah, dan adanya tumpatan yang
tinggi.
 Rinitis alergi, polip hidung.
 Infeksi : hiperplasia adenoid, tonsil.
 Bibir atas pendek yang tidak normal.
 Sindrom apnea tidur obstruktif.
 Mengisap jempol atau kebiasaan oral serupa bisa menjadi agen penghasut.

Tongue Thrusting
Tongue Thrusting yaitu suatu kebiasaan menjulurkan lidah ke depan dan
menekan gigi-gigi seri pada waktu istirahat, selama berbicara atau menelan. Gigi depan
atas akan merongos ke depan dan terjadi gigitan terbuka. Dan apabila menekan lidah ke
pipi sambil menggigitnya maka dapat menyebabkan gigi belakang menjadi miring ke
arah dalam. Terjadi penyimpangan pola menelan dan berbicara yang tidak normal.

Klasifikasi :
Tipe 1 : Mendorong lidah yang tidak berbentuk.
Tipe 2 : Mendorong lidah anterior.
Tipe 3 : mendorong lidah lateral.
Tipe 4 : Mendorong lidah anterior dan lateral.

Tongue Thrusting
Etiologi
 Infeksi saluran pernapasan atas : Seperti kronis radang amandel, alergi, hidung
tersumbat sehingga bernafas melalui mulut yang menyebabkan posisi lidah turun
di dasar mulut.
 Gangguan neurologis: Langit-langit hiposensitif, kecacatan motorik moderat,
gangguan kontrol sensorik, dan koordinasi menelan dapat menyebabkan dorongan
lidah.
 Adaptasi fungsional terhadap perubahan transien dalam anatomi: Lidah dapat
menonjol keluar ketika gigi seri hilang setelah kehilangan gigi sulung dan
sebelum erupsi lengkap gigi permanen (gigi seri) terdapat lubang alami untuk
ujung lidah untuk menonjol saat menelan. Telah terlihat bahwa aktivitas protrusif
akan berubah dengan erupsi penuh gigi seri permanen.
 Praktik pemberian makan: Pengembangan menelan yang tidak tepat adalah karena
pemberian susu botol atau menyusui adalah masalah yang kontroversial.
 Diinduksi karena kebiasaan lain: Kebiasaan seperti mengisap jempol mengarah ke
gigitan terbuka anterior terlihat saat menelan.
 Turunan: Jenis struktur rahang atas yang mendukung perkembangan dorongan
lidah mungkin bersifat herediter.
 Ukuran lidah yang abnormal atau macroglossia dapat mengubah keseimbangan
tekanan lidah dengan bibir dan pipi sehingga incicivus bergerak ke labial.

Thumb/Finger Sucking
Thumb/finger sucking adalah sebuah kebiasaan dimana anak menempatkan jari
atau ibu jarinya di belakang gigi, kontak dengan bagian atas mulut, mengisap dengan
bibir, dan gigi tertutup rapat. Aktivitas mengisap jari dan ibu jari sangat berkaitan
dengan otot-otot sekitar rongga mulut.
Etiologi :
1. Orangtua terlambat memberi minum susu pada anak yang berusia 1-2 tahun
sehingga anak mencari benda-benda lain untuk dimasukkan ke dalam mulutnya.
2. Kurang eratnya jalinan kasih sayang antara orang tua dan anak, sehingga anak
mencari perhatian dengan melakukan hal-hal yang tidak disukai orang tuanya.
3. Anak mengalami gangguan emosi, misalnya merasa sedih dan kesepian sehingga
mencari ketenangan dengan cara mengisap jarinya.

Referensi : Asnani, Kanchan Harikishan. 2010. Essentials of Pediatric Dentistry. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publisher. Page 125-131

Anda mungkin juga menyukai