Anda di halaman 1dari 11

KLASIFIKASI KARIES MENURUT G.J.

MOUNT
Klasifikasi mount adalah prisip preparasi seminimal mungkin. Merupakan klasifikasi
baru kombinasi antara Site dan Size. Keuntungan dari menggunakan klasifikasi ini adalah
kemungkinan mengenal semua lesi mulai dari tahap awal terbentuknya lesi dan melakukan
tindakan invasif seminimal mungkin/ membuang jaringan gigi yang tidak mendukung seminimal
mungkin.

I. SITE 1 LESSION

Lesi site 1 paling sering dimulai pada permukaan oklusal fissure gigi posterior. Kavitas
juga ditemukan pada bagian lingual gigi anterior rahang atas dan mungkin terjadi pada bukal gigi
molar rahang bawah, dan perpanjangan lingual distal aklusal groove gigi molar rahang atas. Lesi
korosi dan atrisi pada permukaan oklusal gigi posterior dan tepi incisal gigi anterior juga masuk
dalam klasifikasi ini karena prinsip dari restorasinya yang sama.

Site 1 – Size 0 (1.0) : pit atau fissure pada gigi atau lesi erosi pada tepi incisal yang dianggap
mencurigakan dan harus dicatat dan tetap diobservasi

Site 1 – Size 1 (1.1) : kavitas kecil dengan lesi karies tahap awal dalam satu bagian fissure atau
lebih. Seringnya dilakukan restorasi kombinasi dengan fissure sealent.

Berdasarkan klasifikasi ini, lesi umumnya akan dimulai pada fissure permukaan oklusal gigi
posterior. Pit pada lingual gigi anterior atas jarang terjadi dan lesi yang sama juga terjadi pada
bukal gigi molar bawah atau perpanjangan dari alur oklusal distal gigi molar atas atau lesi korosi
dan atrisi pada permukaan oklusal dari posterior dan incisal edge dari gigi anterior.

Gambar : Site 1 Size 1 (1.1). Pasien pada gambar sudah bebas karies sebelumnya, namun pada
usia 18 tahun ada bukti adanya karies pada bagian fissure distal gigi molar bawah.
Aktivitas karies diobservasi dan dilakukan perawatan.
Site 1 – Size 2 (1.2) : lesi dengan ukuran sedang yang setidaknya telah melibatkan satu bagian
fissure yang menunjukkan karies aktif

Ini adalah kavitas baru dimana karies telah berkembang beberapa waktu jauh sebelum pasien
dating untuk perawatan . Umumnya hanya melibatkan satu bagian fissure dan dapat di tumpat
dengan baik tanpa eksplorasi lebih lanjut. Bisa menggunakan SIK atau RK.

Gambar : Lesi ini mirip dengan klasifikasi Site 1 Size 1 . Saat membuka lesi tampak jelas
bahwa lesi telah berkembang lebih lanjut sehingga klasifikasi dimodifikasi menjadi
Site 1 Size 2

Site 1 – Size 3 (1.3) : lesi yang lebih besar yang telah melibatkan satu atau lebih cusp yang
membutuhkan beberapa tingkat perlindungan dari tekanan oklusal untuk
mendukung dan mencegah pecahnya cusp

Bila kavitas mencapai ukuran ini, setidaknya sudah melibatkan satu cusp dengan kemungkinan
telah berkembang pada bagian dasarnya. Ini mungkin lesi baru, yang telah melibatkan hampir
keseluruhan dentin bagian mahkota atau mungkin juga sebuah restorasi lama yg recurrent.

Gambar : Awalnya ini digolongkan sebagai lesi size 2, tapi setelah eksplorasi penuh, itu
diklasifikasikan sebagai lesi size 3 karena dibutuhkan perlindungan untuk cusp bagian
disto-bukal
Site 1 – Size 4 (1.4) : lesi yang luas yang telah melibatkan satu atau lebih cusp

Ini akan menjadi kavitas yang luas dan pada size ini telah terjadi kerusakan leih lanjut dengan
kehilangan satu atau lebih cusp.

Gambar : Tingkat lesi sudah sangat besar, dimana sebagian besar cusp distal terlihat rapuh.

II. SITE 2 LESSION

Ini adalah lesi yang timbul pada permukaan proksimal gigi anterior atau posterior yang
dimulai dari area kontak proksimal.

Site 2 – Size 0 (2.0) : lesi ini merupakan demineralisasi dini dari enamel tanpa adanya
kavitas pada bagian permukaan. Hal itu bisa disembuhkan dengan
mengeliminasi penyakit dan remineralisasi.

Demineralisasi dini pada enamel tanpa adanya kavitas dipermukaan. Diharapkan lesi bisa
disembuhkan melalui eliminasi dari penyakit dan remineralisasi. Pencegahan dengan
menggunakan resin sealent bisa menjadi indikasi. Kontraindikasi untuk bedah intervensi.
Sangat penting untuk dilakukan observasi dari waktu ke waktu

Gambar : lesi white spot pada permukaan proksimal dari bicuspid ini mewakili
demineralisasi namun telah mengalami beberapa tingkat stain. Permukaannya
tetap halus sehingga bisa dibersihkan dan tidak akan menahan plak.
Site 2 – Size 1 (2.1) : kavitas permukaan enamel dengan minimal keterlibatan dentin,
menstabilkan dan memperbaikinya hanya melalui proses
remineralisasi. Bisa diidentifikasi oleh radiografi atau
transiluminasi.

lesi awal umunya dimulai di enamel langsung dibawah area kontak antara dua gigi dan
meluas secara facial dan lingual dengan bentuk elips sesuai dengan bentuk luas area
kontak. Biasanya tidak melibatkan area kontak itu sendiri, tidak juga merusak marginal
ridge dan sudut incisal sampai lesi berkembang ke size 2. Oleh karena itu, seringkali
memungkinkan untuk mempertahankan hampir seluruh permukaan proksimal pada
permukaan enamel.

Gambar : gigi premolar pada gambar menunjukkan lesi tinggi pada proksimal.
dibutuhkan restorasi pada lesi ini.

Site 2 – Size 2 (2.2) : keterlibatan lebih luas melalui enamel ke dentin dengan marginal
ridge yang telah rapuh atau pecah namun struktur gigi yg masih
tersisa, diikuti preparasi kavitas untuk mendukung restorasi. Bisa
jadi mengganti kavitas Black klass II dan Klass III kecil

lesi proksimal akan lebih luas daripada lesi minimal sebelumnya, dapat diidentifikasi
secara visual dengan marginal ridge dan permukaan proksimal yang rapuh.

Gambar : ini adalah pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan lesi Site 2 Size 2 yang
baru, di mesial molar kedua atas dan restorasi amalgam yang gagal di distal
molar pertama
Site 2 – Size 3 (2.3) : pada gigi posterior, akan ada cukup banyak dentin yang terlibat
dengan dasar cusp yg pecah atau setidaknya berpotensi mengalami
pecah, yang membutuhkan satu atau lebih perlindungan cusp dari
tekanan oklusal. Pada gigi anterior ada karies proksimal yang luas
dengan hilangnya sudut incisal dengan kerusakan yg sangat dalam.

a. 2.3 Anterior Teeth : Lesi ini merupakan perpanjangan dari lesi Site 2 Size 2
tanpa benar – benar melibatkan sudut incisal gigi anterior yang sehat. Lesi
mungkin cukup luas namun dengan enamel sehat yang memadai disekitar
margin untuk meningkatkan ikatan mekanik adhesi dengan resin komposit
melalui etsa asam dari enamel. Namun dengan karies yang luas atau
penggantian restorasi yang sudah lama enamel pada margin gingival mungkin
lemah dan rapuh dan tidak adekuat untuk retensi restorasi.

Gambar : ada karies sekunder dibawah restorasi amalgam pada bagian distal
gigi caninus dan sudut incisal melemah.
b. 2.3 Posterior Teeth : Pada gigi posterior, karena lesi karies menjadi lebih luas
sehingga struktur gigi yang tersisa menjadi semakin lemah sampai mencapai
titik dimana restorasi harus dilakukan yang diandalkan untuk memberikan
beberapa dukungan pada gigi dan bukan sebaliknya.

Gambar : pemeriksaan laboratorium dimana kavitas diharapkan menjadi lesi


Site 2 Size 3 karena cusp cenderung membutuhkan beberapa
perlindungan terhadap tekanan oklusal.
Site 2 – Size 4 (2.4) : setidaknya hilangnya satu cusp dari gigi posterior atau kehilangan
beberapa tepi incisal gigi anterior akibat karies atau trauma.

2.4 Anterior Teeth : Lesi ini umumnya akibat trauma dengan hilangnya sebagian besar
dari incisal mahkota gigi. Hal ini dapat juga menjadi lesi karies perpanjangan dari
Site 2 Size 2 atau Size 3. Dalam beberapa kasus, tekanan oklusal tidak terlalu menjadi
masalah, restorasi ditonjolkan pada estetika.

Gambar : Lesi Site 2 Size 4 di gigi anterior. Ada restorasi resin komposit kelas III
yang ada pada bagian mesial gigi Incisivus sentral atas. Sudut incisal
menjadi lemah karena adanya restorasi.

2.4 Posterior Teeth : Restorasi dari Site 2 Size 4 di gigi posterior menimbulkan
kerusakan lebih lanjut karena keseluruhan cusp telah hilang, bisa karena karies
yang makin meluas atau akibat dari struktur gigi yang hilang, dan setidaknya
menyisakan satu margin enamel bagian mahkota. Desain kavitas kemudian sangat
mirip dengan Site 2 Size 3 , kecuali yang membentuk kembali ketinggian oklusal,
yang dimana akan sulit karena kurangnya panduan dari cusp yang telah hilang.
Gambar : Lesi Site 2 Size 4 pada bicuspid atas yang telah kehilangan buccal cusp
dibawah tekanan oklusal.

III. SITE 3 LESSIONS

Lesi site 3 terjadi pada sepertiga gingival mahkota atau pada permukaan akar
yang terbuka dari gigi manapun. Lesi dapat terjadi pada permukaan yang terbuka (facial
atau lingual) yang berhubungan dengan kontur jaringan gingival atau jauh dibawah
interproksimal dan tidak berhubungan dengan area kontak yang diikuti resesi gingival.

Site 3 – Size 0 (3.0) : Tidak ada ekuivalen dalam klasifikasi Black. Tanda – tanda awal
karies aktif atau kehilangan gigi non – karies pada margin gingival
disekeliling gigi.

Gambar : serangkaian dari lesi Site 3 yang dimana dibutuhkan sebuah keputusan untuk
menentukan lesi tersebut adalah Size 0 atau Size 1. Keputusan akan tergantung
pada adanya karies aktif, adanya hipersensitifitas, atau apakah lesi mengurangi
estetik? Apapun penyebabnya harus diidentifikasi dan dihilangkan terlebih
dahulu dan dibuat sebuah keputusan untuk kebutuhan restorasi dan bahan yang
akan digunakan.

Site 3 – Size 1 (3.1) : Tahap awal dari karies aktif yang lebih luas atau kehilangan gigi
karies di daerah serviks pada sekeliling gigi, dan membutuhkan
restorasi.

Lesi karies Site 3 umumnya ditemukan pada margin gingival dengan adanya tingkat
karies yang tinggi dan kebersihan mulut yang buruk.
Gambar : meskipun lesi ini tidak aktif, namun perlu direstorasi untuk memperbaiki
estetika.

Site 3 – Size 2 (3.2) : Advanced karies, pengganti dari restorasi yang gagal atau
kehilangan gigi non – karies yang luas di facial atau lingual atau
daerah serviks lingual gigi manapun.

Lesi 3.2 mirip dengan lesi 3.1, kecuali bahwa itu lebih luas dan mungkin lebih kompleks
untuk direstorasi. Biasanya akan muncul lesi karies yang besar pada permukaan facial
atau lingual gigi yang timbul dari kebersihan mulut yang buruk ditunjukkan dengan
adanya rampan karies.

Gambar : Site 3 Size 2 pada gigi Incisivus atas. Restorasi ini sudah bertahun – tahun dan
sekarang dianggap tidak memuaskan. Dan akan diganti dengan tumpatan SIK.

Site 3 – Size 3 (3.3) : Advanced karies atau kehilangan gigi non – karies yang luas pada
batas serviks interproksimal antara gigi (karies permukaan akar),
tidak berhubungan dengan area kontak gigi.

Kategori ini meupakan lesi karies yang telah berkembang biak pada permukaan akar
mengikuti resesi gingiva atau karies sekunder pada restorasi pada bagian margin gingival.
Penggantian seluruh restorasi mungkin tidak diperlukan, sehingga diperlukan pendekatan
konservatif untuk pemeliharaan jumlah struktur gigi yang masih ada baik dari sisi facial
atau lingual tergantung pada posisi lesinya.
Gambar : Site 3 Size 3 muncul karies pada permukaan akar bagian gingival distal pada
gigi premolar pertama

Site 3 – Size 4 (3.4) : Advanced karies atau kehilangan gigi non – caries pada margin
serviks gigi pada gigi manapun yang melibatkan lebih dari satu
permukaan dan diperlukan system matriks kompleks selama
restorasi.

Kategori ini merupakan kombinasi dari dua atau lebih lesi disekitar margin servikal setiap
gigi. Kondisi khasnya cenderung muncul di kaninus rahang bawah berupa lesi 3.2 pada
bagian labial kombinasi dengan lesi 3.2 pada bagian distal bahkan mungkin adanya lesi
3.2 pada bagian lingual. Perawatannya sama dengan lesi individual namun lebih
kompleks.

Gambar : menunjukkan restorasi Site 3 Size 4. Ada tiga restorasi yang tidak memuaskan
disekitar margin gingival gigi kaninus bawah : labial, distal, dan lingual.
TUGAS ORAL ASSASMENT
KLASIFIKASI KARIES MENURUT G.J. MOUNT

Operator : Erisa Rinintia Pratiwi


NIM : 20070340004
Penguji : drg. Erma Sofiani, Sp.KG

MODUL ENDODONTIK
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai