Anda di halaman 1dari 2

REPUBLIKA.CO.

ID, JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR mengguncang wilayah Kabupaten Pidie
Jaya, Provinsi Aceh pada pukul 05.00 WIB. Pusat gempabumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT,
tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km. Gempa ini
menyebabkan sejumlah bangunan rusak bahkan roboh. Walaupun gempa ini tidak berpotensi tsunami,
tapi kerugian yang ditimbulkan cukup parah. Sejumlah rumah rusak parah, tembok-tembok banyak yang
retak, bahkan sejumlah bangunan mengalami rusak parah hingga roboh.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Moch Riyadi mengatakan, guncangan kuat dirasakan di
beberapa daerah, seperti Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong,
Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI).
Menurutnya, daerah-daerah tersebut diperkirakan mengalami kerusakan parah.

"Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempa bumi berupa kerusakan ringan
seperti retak dinding dan atap rumah bergeser," kata Riyadi dalam keterangan tertulis yang diterima
Republika.co.id, Rabu (7/12).

Link : https://m-republika.co.id

https://asuransisimasnet.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berskala 6,4 skala Richter yang mengguncang Pidie Jaya, Aceh, hari ini
menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Puluhan bangunan dan tiang listrik roboh. Jalan retak dan
sebagian rusak berat. Korban tewas hingga kini yang tercatat sudah 54 orang dan kemungkinan akan
terus bertambah.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Tsunami BMKG Daryono mengatakan besarnya
kerusakan yang timbul disebabkan tanah di zona gempa yang relatif lunak. Ditambah banyak bangunan
yang tidak memenuhi standar tahan gempa.

"Kondisi di zona gempa tanahnya cukup lunak sehingga terjadi amplifikasi getaran gempa ditambah
banyak bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa," kata Daryono saat dihubungi Tempo,
Rabu, 7 Desember 2016.

Dihubungi terpisah, pakar gempa Institut Teknologi Bandung, Sri Widianto, berpendapat kerusakan
parah karena gempa terjadi di darat dan kedalaman pusat gempa relatif dangkal. Gempa yang terjadi
pada subuh tadi memiliki kedalaman 15 kilometer.

"Ini mirip dengan gempa di Yogya. Kedalaman relatif dangkal dan banyak yang rusak juga," ujar Sri.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan gempa hari ini terjadi karena
adanya sesar atau patahan Samalanga Sipopok. Menurut Sri, sesar ini belum diteliti sehingga
karakteristik gerakannya belum diketahui. Namun, kata dia, dari kejadian gempa subuh tadi, baru
diketahui bahwa patahan Samalanga Sipopok bergerak horizontal ke kanan.
Menurut Daryono, patahan Samalanga Sipopok pernah membuat gempa di Aceh pada 1967. Kala itu,
gempa yang dihasilkan berkekuatan 6,1 skala Richter. Sama seperti hari ini, gempa terjadi di darat dan
menimbulkan kerusakan. "Ini repot. Gempa itu berulang tapi kita enggak bisa memprediksi periodenya,"
tutur Sri.

Link : https://nasional-tempo-co.cdn

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki memaparkan rincian terbaru kerugian
akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh kepada Presiden Joko Widodo. Berdasarkan laporannya, ada 12 ribuan
rumah rusak akibat gempa tersebut.

Ada 105 ruko runtuh, 12.560 unit rumah rusak ringan hingga berat, 49 masjid roboh, dan 1 RSUD Pidie
Jaya rusak berat," ujar Teten dalam rapat koordinasi penanganan bencana Pidie Jaya dengan Presiden
Joko Widodo di Banda Aceh, Kamis, 8 Desember 2016.

Teten mengatakan, bahwa kerusakan akibat gempa tidak hanya di Kabupaten Pidie Jaya. Di Kabupaten
Bireun, kerusakan akibat gempa juga cukup parah.

Berdasarkan rinciannya, di Bireun, ada 41 rumah rusak ringan hingga berat, 1 masjid rusak berat, satu
bangunan sekolah rusak, dan satu kilang padi rusak. Sementara itu, di Kabupaten Pidie, ada 40 rumah
rusak.

Link : https://nasional-tempo-co.cdn.ampproject.org

Anda mungkin juga menyukai