Anda di halaman 1dari 54

I Endodonsia

II Konservasi GigiTumpatan
DEFINISI ENDODONSI :
 Bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang

menyangkut diagnosa serta perawatan penyakit /


cedera pada jaringan pulpa dan kelainan
periapikal yang disebabkan oleh pulpa gigi

Operative Dentistry adalah


Seni dan pengetahuan yang berkaitan dengan
diagnosa, perawatan dan prognosa kelainan gigi
yang membutuhkan perbaikan secara
menyeluruh dengan merestorasi bentuk gigi,
fungsi dan estetik serta memelihara
keseimbangan fungsi fisiologis gigi yang
berhubungan dengan jaringan keras dan jaringan
lunak
Diagnosa :
Suatu tindakan untuk menentukan adanya
penyakit yang berhubungan dengan gigi dan
jaringan penyangganya

Gejala : Merupakan sebagian informasi, yang


perlu dicari dalam diagnosa

Yaitu suatu fenomena permulaan dari suatu yang


normal ke arah indikasi suatu penyakit

Gejala yang timbul :


 Subyektif
 Obyektif
Pemeriksaan Subyektif Pemeriksaan Obyektif

Informasi diagnostik

Interpretasi informasi

Diagnosa

Perawatan
Hal hal yang perlu dicatat
 Nama, Alamat, Pekerjaan
 Keluhan penderita
 Keadaan umum dan riwayat sistemik
 Gigi dan jaringan sekitar
 Mengungkap riwayat sakit dari penderita (MEDIK
DENTAL, MEDIK SISTEMIK)
 Mengarahkan pertanyaan pertanyaan menjadi

informasi diagnostik dengan ANAMNESA


 Tujuan penderita datang
 Lokasi gigi yang mana?
 Kapan pertama kali sakit?

- Akut - Kronis
 Bagaimana rasa sakitnya
 Berapa lama rasa sakitnya
 Penyebab rasa sakit :

◦ Spontan
◦ Rangsangan
Pemeriksaan Secara Visual :

Ekstra Oral
 Asimetri wajah (pembengkakan)
 Pemeriksaan kelenjar :

◦ Kel.submandibularis
◦ Kel.submentalis

Intra Oral
 Gigi
 Jaringan lunak sekitar gigi
Pemeriksaan IO :

Secara Visual ( dg instrumen atau non instrumen) :

◦ Kedalaman karies, fraktur, abrasi, atrisi, abfraksi,


anomali gigi
◦ Perkusi
◦ Palpasi
◦ Tekanan
◦ Tes vitalitas gigi :
 Tes Termal Panas & Dingin
 Tes Listrik (EPT)
 Tes Kavitas
 Tes dengan jarum Miller
◦ Pmx Penunjang dg Foto Sinar
 Anatomi dan histologi gigi
Morfologi gigi
Ketebalan lapisan gigi
Umur erupsi gigi
 Bantuan peralatan :

sonde tumpul,pinset,ekskavator, probe.


 Pmx penunjang foto ronsen
Cara : Tepi insisal/oklusal gigi diketuk dengan
ujung pegangan hand instrument
Dimulai dari gigi tetangga/gigi senama
Reaksi : sakit karena rangsangan pada
jar.periodontal
Cara : pada insisal/oklusal ditekan dengan jari
tangan atau tangkai hand instrument
Dimulai dari gigi tetangga/gigi senama
Reaksi : sakit karena rangsangan pada
jar.periodontal

Perkusi & Tekanan :


Untuk mengetahui keradangan jar.periodontal
Cara : diraba dengan tekanan ujung jari
Extra Oral & Intra Oral

Aplikasi Klinis :
Melihat basis inflamasi atau pembengkakan serta
menentukan tempat insisi atau drainage
Untuk mengetahui derajat kerusakan jaringan
periodontal
°1 Mobilitas ringan lebih dari normal
°2 Mobilitas sedang lebih dari normal
°3 Mobilitas parah dalam arah
fasiolingual/mesiodistal,dikombinasi dengan
pemindahan/pergerakan vertikal
Cara : Gigi dipegang dengan telunjuk
dan ibu jari kemudian digerakkan
atau dengan PINSET
TES TERMAL DINGIN
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi pulpa
Rasa dingin diperoleh dari :
● Bulatan kapas kecil yang disemprot etil klorida
● Es yang berbentuk batang kecil
Lokasi : daerah servikal
TES TERMAL PANAS
Rangsangan yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah dalam pulpa ekspansi pulpa
Panas diperoleh dari :
 Gutta Percha
 Udara
 Burnisher
Lokasi : daerah servikal
§ Tes Listrik (Vitalistester = EPT)
Untuk mengetahui derajat vitalitas gigi dengan
rangsangan arus listrik
Cara :
1. Daerah sekitar gigi diisolasi dan gigi dikeringkan
2. Arus EPT : skala O
Letakkan pasta gigi (elektrolit) pada ujung alat
(elektroda)
Kemudian ditempelkan pada daerah servikal gigi
dimulai dari “GIGI SENAMA”
3. Pipi penderita ditarik dengan tangan operator dengan
bantuan kaca mulut
4. Saklar EPT diputar. Catat bila terjadi sensasi pada gigi
5. Ulangi lagi untuk memperoleh hasil yang akurat
Cara kerja EPT tergantung sirkulasi darah di dalam
pulpa
RESPON + : GIGI VITAL
RESPON - : GIGI NON VITAL
§ PENTING
Untuk mendiagnosa vitalitas gigi, baik tumpatan
sementara maupun tumpatan tetap harus dibuka
dulu & dibersihkan, sampai kavitas terlihat
TES KAVITAS
Merupakan tes vitalitas yang terakhir apabila
pemeriksaan vitalitas sebelumnya meragukan

Cara :
mengebor dentin pada dasar kavitas sampai
timbul rasa sakit atau hingga atap pulpa.
Bila tidak ada reaksi dilanjutkan sampai
terjadi :PERFORASI ATAP PULPA, dilanjutkan
dengan TES JARUM MILLER

A sebelum tes kavitas B. sesudah tes kavitas


dilanjutkan tes jarum miller
Tes Jarum
 Bila terdapat PERFORASI, Jarum MILLER atau jarum
file dimasukkan ke dalam saluran akar hingga
timbul reaksi sakit atau sampai panjang rata2 tetapi
tidak sakit.
 Dengan bantuan foto sinar X dapat diketahui
seberapa jauh jarum mencapai kedalaman pulpa
sehingga dapat diketahui VITALITAS GIGI
Harus tahu panjang rata rata gigi!

A. Karies profunda perforasi B. Tes jarum


§ FOTO SINAR X
Tujuan : Memberikan gambaran radiografik dua dimensi
dari suatu struktur tiga dimensi
 Memberikan/menunjukkan perbedaan kepadatan suatu
obyek
 Gambaran radiolusens dan radio opaque

 Hasil yang optimal dipengaruhi


◦ Obyek
◦ Sumber penyinaran
◦ Film X Ray
◦ Sudut pengambilan
Aplikasi klinis
 Keadaan jaringan periapikal
 Keadaan S.A.
 Keadaan Proc.alveolaris (lihat status ENDO)

Menentukan Rencana Perawatan


Fungsi Lain Foto Sinar X
 Mengukur panjang gigi
 Foto Trial dan pengisian
 Foto Kontrol dan evaluasi

Pengukuran Panjang Gigi


 Mengukur panjang jarum MILLER
 Mengukur panjang jarum MILLER dari foto sinar X
 Mengukur panjang gigi dari foto sinar X
 Mengukur panjang gigi dari foto sinar X
 Mengukur panjang gigi sesungguhnya
 Pgs = Pas

Pgf Paf
Pgs = Pas x Pgf
Paf
 Kariesbelum perforasi (KS,KM, KP)
- tes termal ( EPT)
- bila hasil meragukan dilakukan tes kavitas ,
selanjutnya diikuti tes jarum miller

 KariesSudah perforasi (KPP) :


- Tes jarum miller sampai timbul keluhan atau
sampai panjang rata-rata gigi.

Anda mungkin juga menyukai