Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

METODOLOGI
PENDIDIKAN
Disusun oleh : Jackson (1440190002)
SKENARIO DISKUSI
Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun datang ke RSGM
dengan keluhan ingin dicabut giginya, pemeriksaan ekstra
oral tidak ada kelainan, pemeriksaan intra oral ditemukan
sisa akar pada gigi 21. Hasil foto rontgen periapikal gigi 21
tidak ada kelainan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik dan tidak memiliki riwayat merokok.
PERTANYAAN
1. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dalam pencabutan gigi ?
2. Pertanyaan apa yang harus ditanyakan dalam anamnesis ?
3. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan ekstra oral dan intra oral ?
4. Bagaimana posisi operator dan pasien dalam pencabutan gigi 21 ?
5. Pada pencabutan gigi 21 tersebut Teknik pencabutan apa yang digunakan?
6. Jelaskan Teknik suntikan yang digunakan beserta saraf yang teranastesi !
7. Sebutkan langkah-langkah dalam mencabut gigi 21 !
8. Apa saja instruksi yang harus diberikan kepada pasien paska pencabutan?
TUTOR GUIDE
1. INDIKASI
 Gigi gigi dengan karies sangat besar
 Gigi-gigi non vital
 Penyakit periodontal yang tidak dapat diperbaiki sehingga tulang penyangga
gigi banyak rusak
 Dan lain-lain
 KONTRAINDIKASI PENCABUTAN GIGI
 Kontraindikasi Local
 Infeksi/peradangan akut
 Misalnya : acute gingival infection ( gingivitis ), acute pericoronitis, acute
sinusitis maxillaris
 Penyakit/tumor ganas
 Rahang yang sudang mengalami Iradiasi
 Kontraindikasi Sistemik
 Penyakit jantung
 Kelainan darah
 Diabetes Melitus, dll
2. ANAMNESIS
 Anamensis pada pasien yang akan dilakukan ekstrasi gigi meliputi :
 Data biografi : berisi tentang nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan tempat
tinggal
 Keluhan utama : alasan pasien datang berobat
 Riwayat keluhan utama : sejak kapan mulai, dimana lokasi keluhan, adakah
factor yang memperberat kondisi tersebut
 Riwayat kesehatan umum : apakah ada alergi, apakah ada riwayat penyakit
jantung, kelainan darah, asma, penyakit paru, ginjal, hati dll
 Riwayat kesehatan gigi : terakhir kedokter gigi kapan, perawatan yang
dilakukan terakhir kali mengunjungi dokter gigi ? , apakah pernah dilakukan
pencabutan gigi sebelumnya, riwayat oral hygiene pasien, dll
3. PEMERIKSAAN EO
 Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi :
 Inspeksi : dari daerah leher ke kepala
 Palpasi : TMJ, paranasal,dan leher
 Perkusi : paranasal
 Auskultasi : TMJ dan leher

PEMERIKSAAN IO
 Mengeluarkan protesa jika ada
 melihat kedalaam rongga mulut meliputi karies gigi, apakah ada lesi pada
mukosa mulut, faring, tonsil dan uvula.
 Melihat sisi lateral dari lidah
 Palpasi pada Palatum, dorsum lidah, dasar mulut, dan pemeriksaan kelenjar
liur
4. POSISI OPERATOR
Dalam pencabutan gigi, hal paling pertama yang harus dilakukan adalah memposisikan diri
sebagai operator dengan benar sesuai dengan gigi/ regio yang akan dikerjakan. Posisi operator
terdiri dari :
 Postur tubuh

Berdiri tegak dengan berat badan dibagi rata pada kedua kaki

 Relasi/hubungan terhadap pasien


 RA : operator berdiri didepan kanan
 RB kiri : pecabutan kanan depan , anastesi kanan belakang
 RB kanan :pencabutan kanan belakang, anastesi kanan depan
 Fungsi tangan kiri operator
 Waktu forcep dijepit : menarik bibir, pipi dan lidah

 Selama forcep digerakan : menstabilkan RA dan RB , memegang tulang alveolar, merasakan


dilatasi tulang, melindungi jaringan lunak, mengambil pecahan gusi dan memperkirakan
besarnya tekanan
 Sesudah gigi keluar : mengembalikan cortical plate, memeriksa apakah ada tulang tajam/ ada
pecahan gigi
 posisi pasien dalam ekstraksi gigi, hal tersebut dapat disesuaikan
dengan regio/ gigi yang dikerjakan, dengan prinsip sebagai berikut :
 Kepala, leher, punggung/ badan penderita harus pada 1 garis lurus
 Chair angulation :
 headrest dan backrest diatur untuk dapat melihat pada daerah operasi dengan
baik dan penerangan harus cukup
 RB : bidang oklusi RB sejajar atau membentuk sudut < 10derajat dengan
lantai
 RA : bidang oklusi RA membentuk sudut < 45-60derajat dengan lantai

 Tinggi kursi : RB ( bidang oklusi rahang bawah setinggi siku


operator) RA ( bidang oklusi rahang atas diatas siku/setinggi bahu
operator)
5. TEKNIK PENCABUTAN GIGI YANG DIGUNAKAN
 Pencabutan gigi dapat dilakukan dengan 2 teknik, yaitu
open method dan closed method, closed method dikenal
sebagai Teknik yang umum biasanya dilakukan pada
praktek dokter gigi sehari hari, sedangkan open method di
kenal sebagai surgical method atau Teknik yang
membutuhkan tindakan bedah. Open method dilakukan bila
pencabutan dengan closed method tidak bisa dilakukan,
seperti halnya pada gigi yang kehilangan struktur mahkota
yang banyak serta sudah ditutupi oleh gusi, akses ke akar
gigi sulit didapatkan, gigi yang terlihat tampak rapuh dan
diperkirakan jika di ekstraksi dengan Teknik biasa akan
menyebabkan fraktur dari gigi,
6. TEKNIK SUNTIKAN YANG DILAKUKAN BESERTA
SARAF YANG TERANASTESI
 Teknik suntikan infiltrasi gigi 21 :
 Jarum diinsersikan 45 derajat terhadap sumbu gigi menembus gingiva dan
mentok dengan tulang.
 Bevel dari jarum suntik dihadapkan ke arah gigi.
 Setelah jarum suntik dirasakan mentok dengan tulang, lakukan aspirasi dan
jika negatif, deponir bahan anastesi sebanyak 1.5cc untuk nervus alveolaris
superior anterior.
 Lakukan hal yang sama di area palatal atau lingualis menggunakan sisa
cairan anastesi (0.3cc untuk area palatal ) untuk nervus nasopalatina.
7. PENCABUTAN GIGI
Cara pencabutan gigi anterior
 Asepsis EO dan IO
 Anastesi topical : setelah itu tunggu 2 menit
 Anastesi ( disesuaikan dia RA / RB )( RA infiltrasi supraperiosteal : I dan C (nerves
nasopalatinus, nervus alveoraris superior anterior)(RB infiltrasi supraperiosteal I dan C(nerves
alveolaris inferior dan nerves lingualis)
 Gunakan bein untuk memisahkan gigi dengan jaringan periodontal
 Pilih forceps sesuai dengan indikasi dan gerakan sesuai gigi dan lakukan pencabutan
 Gigi keluar lakukan kuretase dan penghalusan tulang jika ada yang tajam serta keluarkan
serpihan tulang jika ada dan kembalikan cortical plate.
 Spoling dengan povidon iodin
 Lakukan penjahitan jika diperlukan ( jika penjahitan dilakuakn instruksi untuk datang kembali
jika terjadi perdarahan)
8. INSTRUKSI PASKA PENCABUTAN
 Instruksi untuk mengigit tampon ( jika dijahit step ini di
abaikan) selama 30menit, tidak melakukan gerakan
menghisap, jangan menyentuh gusi bekas pencabutan ex :
memainkan luka pencabutan dengan lidah, minum jangan
menggunakan sedotan, jangan sering berkumur, hindari
makan minum yang panas dan pedas, jangan merokok
terlebih dahulu, jangan sering meludah, jangan
mengunakan sisi bekas pencabutan untuk mengunyah
makanan.
TUJUAN UMUM
 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencabutan gigi anterior
secara komprehensif.
TUJUAN KHUSUS :
 Mampu mengetahui dan menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari
pencabutan gigi
 Mampu menjelaskan cara melakukan anamnesis, pemeriksaan klinis ekstra
oral dan intra oral
 Mampu menjelaskan posisi operator dan pasien pada saat melakukan
pencabutan gigi
 Mampu menjeleskan cara melakukan anastesi, pencabutan serta instruksi yang
diberikan kpeada pasien paska pencabutan
KEPUSTAKAAN
1. Hupp James R, Edward Ellis III, Myron R. Trucker. Contemporary Oral And
Maxillofacial Surgery. Elsevier. 2019
2. Colyer J.F. Extraction of Teeth. Deaurider. 2016.
3. Lederer Wiliam J. The Principle and Practice of Tooth extraction and Local
Anasthesia of the maxillae. The Rebman Company. 2010
EVALUASI
 Evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan ujian dalam bentuk
CBT
 Objective Structured Clinical Examination (OSCE).
 Adapun cara lain yang bisa digunakan untuk evaluasi misalnya
ujian dalam bentuk essay, mini-Cex, SOCA, dll.
 CBT merupakan ujian dengan jawaban pilihan ganda yang diselengarakan
secara langsung dengan menggunakan komputer.
 OSCE merupakan ujian memperagakan tatalaksana suatu kasus secara
komprehensif. Dengan beberapa ruangan dan beberapa penguji sekaligus.
 Essay merupakan ujian yang diselengarakan dengan soal terbuka dan
mahasiswa diminta untuk menguraikai, membandingkan baik secara lisan
maupun Tulisan.
 Mini Clinical Evaluation Exercise (mini-Cex) adalah metode penilian
performa peserta didik pada Pendidikan tahap klinik baik kepanitraan
maupun residensi. Digunkaan untuk menilai keterampilan klinis esensial
yang dibutuhkan dalam pelayanan klinik yang baik.
 Student oral case analysis (SOCA) adalah ujian pemahanan dan peragaan
dengan diberikan sebuah scenario dalam satu ruangan dan hanya satu
penguji.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai