Anda di halaman 1dari 4

PBL 2 BLOK 16

A 25-year-old man visits a dentist to have his right upper molar tooth extracted because it is felt
painful when it is used for chewing and it has big cavity. However, the clinical examination
shows that tooth extraction has to be postponed. Following the dentist’s instruction, the patient
comes back to the clinic 4 days later. To prevent complication that may occur during tooth
extraction, the dentist performs complete examination and extraction preparation.
Seorang pria berusia 25 tahun mengunjungi dokter gigi untuk mencabut gigi geraham atas
kanannya karena terasa sakit ketika digunakan untuk mengunyah dan memiliki rongga yang
besar. namun, pemeriksaan klinis menunjukkan bahwa pencabutan gigi harus ditunda. mengikuti
instruksi dokter gigi, pasien kembali ke klinik 4 hari kemudian. untuk mencegah komplikasi
yang mungkin terjadi selama pencabutan gigi, dokter gigi melakukan pemeriksaan lengkap dan
persiapan pencabutan.
A. Klarifikasi istilah
1
B. Rumusan masalah
1) apa saja pemeriksaan lengkap dan persiapan yang harus dilakukan sebelum
ekstraksi?
2) apa pengertian ekstraksi?
3) apa saja prinsip-prinsip dari ekstraksi?
4) indikasi dan kontraindikasi dari ekstraksi?
5) apa saja pertimbangan dalam pencabutan?
6) apa saja tahapan pelaksanaan ekstraksi?
7) apa saja instrumen ektraksi gigi dan fungsinya serta teknik pengunaannya?
8) komplikasi apa saja yang dapat terjadi ketika ekstraksi?
9) bagaimana penatalaksanaan jika terjadi komplikasi pasca ekstraksi?
10) kenapa pencabutan harus ditunda dan harus kembali 4 hari kemudian?

C. Analisis masalah
1 apa saja pemeriksaan lengkap dan persiapan yang harus dilakukan sebelum ekstraksi?
fiqa – vital sign (badannya harus fit, sudah makan, tubuh dalam kondisi sehat), apakah
ada penyakit sistemik
indah – subjektif (anamnesis lengkap), objektif (perkusi, palpasi,dll), persiapan alat
bahan, alat perlingungan dokter gigi
nisa – alat dan bahan (kaca mulut, dll), pasien (anamnesis, pemeriksaan penunjang,
inform consent), operator (keterampilan dan pengetahuan)

2 apa pengertian ekstraksi?


deylin – tidakan mengeluarkan gigi dari soketnya
mayang – etraksi gigi yg ideal yaitu penghilangan seluruh gigi atau akar gigi dgn minimal
trauma atau nyeri yang seminimal mungkin shg jaringan yg terdapat luka dapat sembuh
dgn baik dan malah prostotik setelahnya yg seminimal mungkin
dinda – suatu tindakan bedah mulut yg bertujuan untuk mengeluarkan seluruh bagian gigi
bersama jaringan patologisnya dari dalam sokt=et gigi serta menanggulangi komplikasi
yg mungkin ditimbulkannya

3 apa saja prinsip-prinsip dari ekstraksi?


deylin – asepsis (membebaskan mikroorganisme menggunakan povidone iodine,
sterilisasi alat), anastesi (menghilangkan nyeri/ meminimalisir rasa nyeri), atraumatik
(meminimalkan trauma, pemilihan alat sesuai fungsi)

4 indikasi dan kontraindikasi dari ekstraksi?


ratih
indikasi : nekrosis pulpa (nekrosis pulpa yg tidak dindikasi untuk perawatan endodontik)
pasien orto (memberikan ruang untuk keselarasan gigi), gigi yg mengalami malposisi
(trauma jaringan lunak yg tidak dapat ditangani),
kontraindikasi : relatif (periapikal paotologi jika pencabutan gigi dilakukan maka infeksi
akan menyebar luas), perikoronitis akut (harus dirawat dulu sebelum dilakukan
pencabutan), penyakit ganas (gigi yg terkena tumor bisa menyebarkan sel)
dinda
indikasi : persistensi gigi sulung, penyakit periodontal yg parah, gigi fraktur yg dapat
menyababkan abses periapikal, gigi dgn karies yg dalam dan tidak dapat dipertahankan
dengan restorasi, gigi impaksi, pasien yg ingin dibuat protesa, pasien yg ingin dirawat
orto
kontraindikasi : faktor lokal (penyakit periapikal yg terlokalisir, keberadaan infeksi oral),
faktor sistemik (penyakit diabetes yg tidak terkontrol, hipertensi, penyakit jantung, pasien
dengan terapi steroid, kehamilan, disikrasia darah
sandia
indikasi : supernumary teeth, adanya penyakit di pulpa, fragmen akar, adanya penyakit
periodontal
arya –
indah -

5 apa saja pertimbangan dalam pencabutan?


nisa – dilihat dari keadaan umum pasien, diidentifikasi dari penyakit sistemik, dilhat dari
pemeriksaan intraoral dan ekstraoral, dilihat dari pemeriksaan penunjang, indikasi dan
kontraindikasi dari pencabutan, persiapan-persiapan sblm dilakukan pencabutan
arya – gigi apa yg dicabut (utk mempertimbangkan tekanan), pemeriksana penunjang
(radiograf), ada kelainan/tidak

6 apa saja tahapan pelaksanaan ekstraksi?


fiqa – tahap persiapan : memberi inform consent, anamnesis, pemeriksaan klinis
(intraoral ektraoral), pemeriksaan penunjang, persiapan alat (tang, anastesi,dll), perispan
pasien, persiapan operator
prosedur : anastesi lalu ekstraksi
arya – dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sblm diberikan inform consent (tahap
persiapan akhir)
prosedur : prinsip ektraksi
asepsis, anestesi adekuat, atraumatik, kontrol pendarahan

7 apa saja instrumen ektraksi gigi dan fungsinya serta teknik pengunaannya?
fiqa – tang cabut rahang atas dan rahang bawah (digunakan jika radix dan mahkotanya
utuh), alat anestesi (spuit injeksi, cairan anestesi), alat diagnostik
sandia – alat anestesi (sitojack isinya karpul), bein, luksator, bonefile (menghaluskan
tulang runcing)
arya – kriyer
tang cabut (RA : tang berbentuk lurus, beda untuk M1 kanan kiri, RB : membentuk sudut
di ujung kepala)
tang cabut untuk desidui ada pegasnya, lebih kecil
tang cabut bayonet (khusus untuk radix)

8 komplikasi apa saja yang dapat terjadi ketika ekstraksi?


ata – intraoperatif (menyebabkan pendarahan spt kerusakan pada gigi sebelahnya, cidera
pada bagian disekitarnya, pergeseran gigi pd ruang kosong, adanya fraktur akar),
posoperatif (dapat mengifeksi spt infeksi luka pada pembedahan, abses, namun ada juga
yg tidak menular spt nyeri, edema, tmj,dll)

mayang
komplikasi langsung (lokal : fraktur pd mahkota, akar, alveolus, mandibula dan gigi yg
berdekatan, bisa terjadi cedera jaringan lunak spt pd gingiva, mukosa alveolar, dan terjadi
fraktur, regional : bibir terluka atau terbakar, cedera inferior dental atau saraf lingual,
laserasi lidah atau palatum, terjadi tertelannya inrtumen atau gigi),
komplikasi tertunda (lokal : drysocket, infeksi lokal yg lainnya, perdarahan tertunda,
regional : infeksi yg menyebar, myofasial disfunction, injection track hematoma),
komplikasi terlambat (lokal : alveolar atrofi, regional : osteomyelitis, dan actinomy

ratih – kegagalan pemberian anestesi (teknik yg salah, dosis tidak cukup), kegagalan
mencabut gigi dgn tang, pergeseran (terlibatnya antrum pergesaran gigi atau fragmen ke
fosa intratemporalis), pergeseran gigi ke mandibula

nisa – fraktur gigi tetangga / antagonisnya, perpindahan akar kedalam jar lunak,
perpindahan kedalam sinus maksilaris, kerusakan pada gusi dan bibir
arya -

9 bagaimana penatalaksanaan jika terjadi komplikasi pasca ekstraksi?


nisa – posoperatif yg bisa dilakukan : istirahat yg cukup, banyak minum air utk mencegah
dehidrasi, pasien tidak makan yg keras, selalu menjaga kebersihan mulut, mengurangi
rasa sakit diberikan obat analgesik, tidak bleh merokok krn dapat meningkatkan
terjadinya drysocket, pemberian vit c &b yg berfungsi untuk membantu penyembuhan
jaringan

arya – pemberian gel, penggunakan antiobiotik

10 kenapa pencabutan harus ditunda dan harus kembali 4 hari kemudian?


indah – banyak bakteri yg sifatnya asam sedangkan asepsis itu sifatnya basa shg
menyebabkan netral jadi anestesi tidak adekuat
bakteri bisa masuk ke pembuluh darah
arya – kenapa harus ditunda padahal anestesi blok masih bisa dilakukan

LO
1. apakah dalam keadaan akut boleh dilakukan pencabutan? atas indikasi apa?
2. pencegahan agar tdk terjadi komplikasi?
3. 4 hari ditunda medikasi apa yg diberikan?
4. apa saja prinsip-prinsip dari ekstraksi?
5. indikasi dan kontraindikasi dari ekstraksi?
6. apa saja tahapan pelaksanaan ekstraksi?
7. apa saja instrumen ektraksi gigi dan fungsinya serta teknik pengunaannya?
8. komplikasi apa saja yang dapat terjadi ketika ekstraksi?
9. bagaimana penatalaksanaan jika terjadi komplikasi pasca ekstraksi?
10. kenapa pencabutan harus ditunda dan harus kembali 4 hari kemudian?
11. pemeriksaan apa saja yg perlu dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai