Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO 4

A patient comes for a follow up visit to his dentist after he had his lower left molar
extracted three days ago. He complains of having pain; and his tooth in anterior part of the one
extracted is wobbly (luxation). This tooth was normal prior to the extraction. The patient says
that he already does every instruction given by the dentist. When performing extraction of the
tooth, the dentist indeed had a little problem. The dentist had to use some extraction instrumen in
order get the molar 2 tooth wholly extracted.

STEP 1

STEP 2

1. Apa saja intrumen ekstraksi gigi? Sebutkan fungsinya + gambar, video


2. Teknik penggunaan instrumen? + video
3. Apa saja prinsip penggunaan instrumen ekstraksi gigi?
4. Bagaimana posisi ergonomis dari operator saat ekstraksi gigi?
5. Apa saja hal-hal yg hrs diperhatikan saat ekstraksi?
6. Apakah perlu pemeriksaan rontgen pada gigi yg akan di ekstraksi ? bila perlu, indikasi
apa saja pada gigi yg akan di ekstraksi?
7. Faktor apa saja yang mempersulit selama ekstraksi gigi?
8. Mengapa gigi bagian anterior mengalami luksasi setelah pencabutan molar 2 bawah?
9. Bagaimana penanganan dokter gigi untuk menangani gigi yang luksasi?
10. Apa saja komplikasi yang mgkn tjd setelah ekstraksi?
11. Penatalaksaan dari komplikasi pasca ekstraksi gigi?
12. Intruksi apa yang diberikan oleh dokter gigi setelah ekstraksi gigi? (medikasi pasca)

STEP 3

1. Apa saja intrumen ekstraksi gigi? Sebutkan fungsinya


- Tang lurus  gigi anterior
- Tang bertakik (pd bukal)
- Elevator, ada 2  lurus (pencabutan biasa dilakukan, fx: mengetes utk anastesi,
memisahkan epitel, dilatasi alveolus) dan bengkok (gigi impaksi)
- Bein
- Cryer
- Tang trismus  gigi RB utk px yg susah membuka mulut
- Tang tanduk  untuk gigi yg bifurkasi masih baik
- Bone file  utk mengikir tulang yg masih tajam
- Tang S  utk premolar
- Tang bengkok
- Hammer  utk menghaluskan tulang

2. Teknik penggunaan instrumen?


- Teknik pinch graps  utk RA (tangan kiri fiksasi pipi, tangan kanan memegang
instrumen)
- Teknik sling graps  menggunakan ibu jari utk menahan dagu, jari telunjuk untuk
retraksi, jari tengah untuk fiksasi lidah
- Teknik telapak tangan  telapak tangan menghadap ke arah gigi yg akan di ekstraksi
- Tumbs grap

3. Apa saja prinsip penggunaan instrumen ekstraksi gigi?


* Prinsip kerja elevator :
- Lever principle  dg cara mencungkil
- Wedge principle  dg cara mendorong
- Wheel & axle principle  dg cara memutar
- Kombinasi
Syarat :
- Jgn menggunakan gigi sebelah sbg titik penumpu
- Jgn menggunakan dinding bukal
- Hrs menggunakan jari utk fiksasi

4. Bagaimana posisi ergonomis dari operator saat ekstraksi gigi?


- Jam 8  gigi anterior RA RB
- Jam 9-11  gigi posterior RA RB
- Jam 12  tdk digunakan, dikarenakan posisinya tdk memungkinkan
- RA  operator lebih tinggi dr px, posisi px semi supine
- RB  operator lebih tinggi dr px, posisi px duduk

5. Apa saja hal-hal yg hrs diperhatikan saat ekstraksi?


1) Kondisi pasien
- Persiapan mental & psikis
- Kondisi dr px , setelah anastesi diperhatikan : sdh teranastesi / belum, ada alergi / tdk,
ada syok. Intruksi pasca ekstraksi, agar bisa mentukan dosis bahan anastesi yg akan
digunakan
- Komplikasi yg akan terjadi
2) Operator & asisten
- Asepsis
- Persiapan mental & psikis
- Posisi ergonomis operator
- Pengecekan kembali soket  apakah ada sisa akar / tdk
- Saat anastesi  pengecekan gigi sdh teranastesi / belum
- Cara pengontrolan darah saat ekstraksi gigi
- Teknik ekstraksi ,
Gigi anterior  luksasi labial palatal, labial lingual
Gigi posterior  lukasi bukal palatal, bukal lingual
3) Alat dan bahan
- Posisi memegang instrumen
- Pemilihan alat (hrs sesuai gigi yg akan di ekstraksi) dan bahan

6. Apakah perlu pemeriksaan rontgen pada gigi yg akan di ekstraksi ? bila perlu, indikasi
apa saja pada gigi yg akan di ekstraksi?
- Setiap akan melakukan ekstraksi hrs mengunakan rontgen, spy mengetahui keadaan
& kesulitan pd gigi yg akan dilakukan ekstraksi
Indikasi :
- Abnormalitas gigi (dilaserasi, hipersementosis dsb)
- Mahkota besar akar besar
- Karies yg besar.

7. Faktor apa saja yang mempersulit selama ekstraksi gigi?


- Abnormalitas gigi
- Ada 2,
Operator  mengeluarkan semua instrumen, tdk memiliki pengetahuan yg luas ttg
eksrtaksi, mental & psikis
Pasien anatomis gigi (malposisi gigi, atrisi, gigi antagonis sdh dicabut, karies yg
besar sdh mencapai bifurkasi krn mdh fraktur), keadaan umum px (gugup, takut),
keadaan kooperatif dari px,
- Ketersedian alat dan bahan (mis: anastesi)
8. Mengapa gigi bagian anterior mengalami luksasi setelah pencabutan molar 2 bawah?
Krn gigi anterior digunakan sbg tekanan saat ekstraksi gigi, shg tekanan mjd berlebihan
dan gigi anterior mjd luksasi.

9. Bagaimana penanganan dokter gigi untuk menangani gigi yang luksasi?


*bila luksasi dalam batas normal dibiarkan saja Observasi,
*bila luksasi sdh tdk dalam batas normal (derajat 2,3)  Melakukan rontgen 
Splinting
10. Apa saja komplikasi yang mgkn tjd setelah ekstraksi?
- Perdarahan
- Hematoma
- Pembengkaan
- Infeksi
- Fraktur akar
- Fraktur tlg alveolar
- Perforasi sinus maksila
- Terdorongnya akar ke sinus maksila

Ada 3,

1) Selama ekstraksi
Pemberian anastesi
Kesalaan saat pencabutan
Fraktur
Ada lokal (fraktur, cidera jar.lunak,) regional (bibir yg terluka)
2) Setelah ekstraksi
Oedem
Pembengkakan
Dry socket
3) Jauh setelah ekstraksi
Infeksi
Alveolar atrofi

11. Penatalaksaan dari komplikasi pasca ekstraksi gigi?


- Perdarahan  cukup ditekan dg tampon sdh berhenti (darah biasa) , hemostat
digunakan untuk menjepit p.darah (berlebihan). Bisa diberi vit. B kompleks dan Vit.
C, vit. K untk mempercepat penyembuhan luka
- Dry socket  dibuat perlukaan yg baru utk membntuk penggumpalan darah
- Nyeri  sedang (diberi analgesik), ringan (dikompres), berat (diberi analgesik yg
dosisnya lebih tinggi mis : metadon)

12. Intruksi apa yang diberikan oleh dokter gigi setelah ekstraksi gigi?
- Tdk boleh memakan makan yg panas  vasodilatasi p.darah
- Tdk boleh memainkan luka dg lidah
- Tdk boleh menghisap-hisap bekas luka
- Bila sakit  dianjurkan utk konsumsi obat analgesik
- Istirahat
- Tdk boleh meminum alkohol, merokok

STEP 4
Ic
y
o
p
T
f
&
u
m
A
ig
r
s
lk
t
a
n
e
STEP 5

1. Apa saja intrumen ekstraksi gigi? Sebutkan fungsinya + gambar, video


2. Teknik penggunaan instrumen? + video
3. Apa saja prinsip penggunaan instrumen ekstraksi gigi?
4. Apa saja hal-hal yg hrs diperhatikan saat ekstraksi?
5. Intruksi apa yang diberikan oleh dokter gigi setelah ekstraksi gigi? (medikasi pasca)
6. Apa saja komplikasi yang mgkn tjd setelah ekstraksi?
7. Penatalaksaan dari komplikasi pasca ekstraksi gigi?
8. Bagaimana penanganan dokter gigi untuk menangani gigi yang luksasi?
9. Intrepertasi rontgen pada pencabutan
10. Hadist

DAFTAR PUSTAKA
Sanghai S, Chatterjee P. A concise textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi:
Jaypee Publisher; 2009, p.67,91-2.

Pedlar J, Frame JW. Oral and maxillofacial surgery. China: Churchill Living
Stone Elsevier; 2007, p.15,27

Carranza A.F. Tooth Mobility and Pathologic. Dalam: Glickman’s Clinical Periodontology. 7 th.

W.B. Saunders, Philadelphia. 1984. pp: 283-290.

Archer, W.Harry. Oral and Maxillofacial Surgery. 5 th ed. Saunders Company. Philadelphia.

1975. pp: 16-17

Peterson J. Larry. Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th ed, The C.V. Mosby Company, St. Louis,

2003, pp: 116-117.

Balaji SM. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier.
2007, p.167,213-5.

Rahajoe PS. Pengelolaan pasien hipertensi untuk perawatan di bidang


kedokteran gigi, Maj Ked Gi; Juni 2008: 15(1): 75-7.

Haghighat A, Kaviani N, Panahi R. Hemodynamic effects of 2% lidocaine with


1:80000 epinephrine in inferior alveolar nerve block. Dental Research Journal;
Spring - Summer 2006: 3(1): 4

Anang Prasetiyono. Perdarahan post ekstraksi, Indonesian Journal of Oral and Maxillofacial

Surgeons; 2005: 3: 156-60

Lucky Riawan. Penanggulangan komplikasi pencabutan gigi. 2002. Available

from: URL: http://www.pustaka-unpad.com. Accessed: 19 Desember 2012

Fragiskos D. Fragiskos. Oral Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 2007. Germany

Pederson GW. Buku ajar praktis bedah mulut (oral surgery). Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno.

1996. Jakarta: EGC;

Mc Donal, R. And Avery, D. R. 2004. Dentistry for the child and Aldolescent. 8 th ed St Louis,
Mosby Years Book, Inc,
Angus c Cameron & Richard P Widmer. 2003.handbook of pediatric dentistry. P.87-137

Anda mungkin juga menyukai