Judul : “dok, gigi saya sakit, ingin dicabut, tapi tekanan darah saya tinggi, boleh kah ?”
Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke RSIGM dengan keluhan gigi atas kiri kedua dari ujung,
berlubang, goyang, sakit saat makan. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 165/100mmHg.
Pemeriksaan extra oral : Tidak ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan intra oral : OH sedang,
terdapat kavitas profunda di permukaan oklusal pada gigi 27, resesi gusi dengan bifurkasi dapat
ditembus dengan sonde, perkusi (+), palpasi (-), tes vitalitas CE (-). Pemeriksaan radiografis : terdapat
bayangan radiolusen pada bifurkasi gigi 27, membran periodontal melebar, apeks gigi terletak pada
perbatasan dasar sinus maksilaris. Drg merencanakan untuk melakukan tindakan pencabutan pada
gigi tersebut.
STEP 1
STEP 2
STEP 3
1. Bagaimana interpretasi pemeriksaan pada skenario ?
Tekanan darah 165/100mmHg = hipertensi stage 2
Normal sistol = 120, diastol = 80
Pre hipertensi sistol = 120-139, diastol = 80-89
Hipertensi stage 1 sistol = 140-149, diastol = 90-99
Hipertensi stage 2 sistol = >160, diastol = >100
EO = normal
IO = gigi 27, perkusi (+) ada kelainan periodontal, resesi gusi dan dapat ditembus dengan
sonde = kelas IV, tes vitalitas (-) = non vital
Radiografis = radiolusen pada bifurkasi (terjadi penurunan tulang alveolar) menunjukan
jaringan tulang pada bifurkasi tergantikan oleh jaringan lunak = adanya mobilitas, apeks
gigi mendekati sinus maksilaris
-bisa dirujuk ke dokter spesialis atau diberi benzodizepam (long action sedatif) 5mg 1
jam sebelum pencabutan/semalam sebelum pencabutan
- diberi obat anastesi (lidokain + adrenalin) diperhatikan vasokontriktornya
(noradrenalin, levonoradrenalin) karena bekerja sistemik, bisa menyebabkan
meningkatknya tekanan darah
Jika stress, kita perhatikan irama sirkadian, pencabutan dilakukan pada sore hari
- Kontraindikasi
Adanya penyakit sistemik (DM, sifilis karena menyebabkan daya tahan pasien lemah
menyebabkan mudah terkena infeksi, adanya kelainan darah)
Adanya penyakit lokal (malignancy cancer, adanya peradangan akut)
Pada pasien terapi radiasi
Kehamilan pada trimester pertama (saat tumbuh kembang janin, karena efek pencabutan
menyebabkan stres yang akan mengganggu perkembangan janin) dan ketiga (kehamilan
sudah besar sehingga susah mengatur posisinya, tekanan darah juga meningkat) Boleh
dilakukan pencabutan pada akhir trimester pertama dan awal trimester 3
Pasien dengan gangguan steroid
Pasien dengan terapi antiokoagulan
Penyakit kuning (diberikan antiobiotik profilaksis terlebih dahulu)
- Relatif = boleh dilakukan pencabutan tetapi ada kalanya diperbolehkan
Lokal (infeksi oral, periokoronitis akut diberi obat dulu)
sistemik (DM berhubungan dengan pemberian antikoagulan, kehamilan)
- Mutlak = benar benar tidak boleh
Lokal (gigi yang terlibat dalam malformasi arterovenosus kelainan pembuluh darah
yang tidak punya pembuluh darah kapiler, sehingga asupan oksigen kurang), gigi yang
apabila dicabut menyebabkan kematian
Sistemik (leukemia, gagal ginjal, sirosis hati, gagal jantung)
5. Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum, saat, dan setelah pencabutan ?
Sebelum = mempersiapkan alat alat yang akan digunakan (forceps, bein) keadaan fisik dari
pasien, pemeriksan IO, EO dan radiografis, memperhatikan anatomis gigi, diperhatikan
penyakit sistemik, jumlah gigi
Saat pencabutan = teknik pencabutan, dan posisi operator, dilihat ada alergi atau tidak,
diperhatikan sisa gigi yang masih tertinggal
Setelah = komplikasi, pasien harus menggigit kapas selama 30 menit, diinstruksian untuk
tidak minum minuman yang hangat karena mengganggu penyembuhan luka, tidak makan
dan minum selama 2 jam, dan tidak berkumur terlalu keras dan tidak disentuh pada bekas
luka, edukasi untuk mengkonsumsi obat
Pencabutan transalveolar = untuk kasus yang lebih parah dari intraalveolar. Untuk gigi
hipersementosis/aknylosis, geminasi, dilacerasi, sisa akar yang tidak dapat dipegang
oleh tang dan berhubungan dengan sinus maksilaris
- Diambil sebagian tulang alveolar
- Dilakukan teknik intraalveolar
Dicabut dengan tang 150,53, 210 dipegang dengan telapak tangan keatas dan pinch
grasp. Jika ukuran mahkota cocok digunakan tang 53 karena adaptasi akar lebih baik.
Tekanan pencabutan ke arah bukal
7. Bagaimana teknik pencabutan gigi pada kasus apeks mendekati sinus maksilaris ?
Menggunakan teknik elevator karena jika pakai forceps dikhawatirkan dapat terkena sinus
Membuka flap, desainnya ada trapesium (untuk akar ganda), triangular (untuk akar
tunggal)
Pengeburan tulang, untuk pembuangan tulang bukal
Pembelahan dari gigi dengan bur tulang
Pengambilan bagian mesial/distal terlebih dahulu dengan forceps
Pembersihan soket dengan kuretase
Penghalusan tulang dengan bone file
Diirigasi dengan larutan saline
Disuturing
Segera = bisa terjadi setelah pencabutan langsung (adanya pendarahan, edema, rasa sakit,
reaksi akibat obat)
Jauh sesudah ekstraksi (alveolitis/dry socket terjadi sekitar 2 hari setelah pencabutan.
Tandanya ada bau mulut, nyeri hebat sampai ke kepala. Adanya infeksi berkumur
dengan larutan salin)
Akibat perforasi pada sinus ?
10. Apa saja jenis jenis anastesi yang aman pada penderita hipertensi ?
Lidokain + adrenalin (1:80.000)
Lidokain hidrokolrid 2%
Mepivacain HCL 3%
Prilokain HCL 2%
KONSEP MAPPING
Px datang ingin
mencabut gigi
Anamnesa, Pemeriksan
IO, EO, dan radiografi
Indikasi kontraindikasi
Pembuatan
rencana perawatan
pencabutan
komplikasi
Evaluasi
STEP 4 LI
1. Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum, saat, dan setelah pencabutan ?
Sama seperti SOP
TglTerbit :
Halaman : 1/3
A. Pengertian Pencabutan gigi atau ekstrkasi gigi adalah : tindakan mengeluarkan gigI
dari soketnya dengan menggunakan ilfiltrasi anasthesi untuk pencabutan
gigi atas dan anterior bawah dan blok anasthesi untuk pencabutan gigi
posterior bawah kecuali radik atau sisa akar.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2014, Pengurus Besar
Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta 2014.
E. Alat dan -
Bahan
F. Prosedur 1. Dokter gigi menanyakan dan mencatat indentitas pasien
- Nama
- Umur
- Alamat, dll
2. Dokter gigi menanyakan dan mencatat riwayat penyakit pasien
dan riwayat penyakit keluarga pasien
- Golongan darah
- Tekanan darah
- Diabetes
- Hemophilia
- dll
3. Dokter gigi Menanyakan keluhan utama pasien
- Menanyakan lokasi gigi yang akan di cabut
- Apakah pernah sakit
- Kapan sakitnya
4. Dokter gigi memakai alat pelindung diri seperti : handscun dan
masker
5. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intra oral pada gigi yang
akan di cabut dengan cara :
- Perkusi untuk
- Periksa jaringan sekitar gigi yang akan dicabut apakah ada
infeksi atau abses
6. Dokter gigi meminta persetujuan pasien atau orang tua pasien
dengan menanda tanganan inform content untuk persetujuan
tindakan pencabutan gigi
7. Perawat gigi mempersiapkan alat steril yang akan dipergunakan
untuk pencabutan gigi
- Kaca mulut
- Pinset
- Sonde
- ekscavator
- Bein
- Tang ekstraksi sesuai dengan gigi yang akan di cabut
- Crayer ( jika dirasa perlu )
8. Perawat gigi mempersiapkan bahan anasthesi yang akan
digunakan
- Spuit
- Lidocain atau PHcain
9. Asepsis daerah yang akan di anasthesi
10. Infiltasi anasthesi dilakukan pada gigi rahang atas dan anterior
rahang bawah dengan cara menyuntikkan anasthetikum di
bawah mukosa untuk melumpuhkan sementara ujung saraf
pada bagian bukal palatal untuk rahang atas dan bukal lingual
untuk anterior rahang bawah.
11. Blok anasthesi atau mandibular anasthesi yaitu memblokir (
melumpuhkan ) n. Alveolaris inferior yang dicapai sebelum
masuk ke kanalis mandibularis dan akibat dari pemberian
anasthetikum dari regio molar tiga sampai daerah incisivus
sentralis menjadi pati rasa.
12. Lepaskan gingival dari gigi dengan menggunakan sonde atau
ekscavator
13. Longgarkan gigi dari alveolus dengan menggunakan bein
14. Apabila sudah luksasi, dilanjutkan dengan menggunakan tang.
Gerakan rotasi pada gigi dengan akar tunggal dan gerakan bukal
lingual / palatal pada gigi dengan akar jamak.
15. Lakukan gerakan ekstaksi setelah gigi goyang
16. Setelah gigi keluar dari soket, letakkan tampon di atas soket gigi
serta pasien diminta untuk menggigit tampon
17. Instruksi pasca pencabutan kepada pasien :
- Gigit kapas selama kurang lebih 30 menit
- Jangan di isap – isap bekas pencabutan
- Jangan makan dan minum yang terlalu panas
- Minumlah obat sesuai aturan
18. Resepkan obat antibiotic ( bila perlu ) dan analgetik
G. Diagram Alir
H. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
I. Unit Terkait 1. IGD dan Rawat Inap
2. Rawat Jalan
J. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait
K. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
A. Strategi Preventif
Strategi ini meliputi semua tindakan untuk mengontrol tekanan darah pasien selama
perawatan maupun selama tindakan preventif kedokteran gigi seperti kontrol plak,
flouridasi, dll. Tindakan preventif yang efektif yaitu dengan menghilangkan penyebab
meningkatnya tekanan darah pasien seperti pemilihan anestesi, bahan anestesi, dan
kontrol kecemasan. Tindakan preventif lainnya, antara lain:
B. Strategi Kuratif
Penerapan strategi ini disesuaikan dengan kondisi kondisi fisik dan kemampuan emosi
pasien untuk menerima dan merespon terhadap perawatan yang diberikan. Keadaan
pasien ini diklasifikasikan menurut status resiko pasien menjadi ASA I, II, III, IV, dan V.
Banyak komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi. Oleh karena itu, sebelum
melakukan tindakan bedah, sebaiknya pasien konsultasi dahulu dengan dokter penyakit
dalam yang merawat penderita. Jika keadaan pasien memungkinkan untuk dilakukan
tindakan pembedahan, maka segala kondisi yang menimbulkan kecemasan atau stress
sebaiknya dihilangkan. Penggunaan obat penenang sehari sebelumnya dianjurkan.
Apabila keadaan pasien sudah lebih tenang, pembedahan dapat dilakukan. Perlu
diperhatikan bahwa tekanan darah pasien saat tindakan harus dalam keadaan tensi yang
terkontrol. Jika perlu, upaya pembedahan dilakukan dam bentuk tim karena selain ada
hipertensi esensial, kemungkinan pasien juga menderita hipertensi sekunder yang
merupakan komplikasi penyakit lain.
MAKSILA
A. Forcep 6 gigi anterior maksila
B. Forcep premolar maksila
Kanan Kiri
MANDIBULA
A. Forcep 6 gigi anterior mandibula
SISA AKAR
Maksila
Mandibula
2. ELEVATOR
Bagian dari elevator adalah sebagai berikut: 1) handle, 2) shank, dan 3) blade. Bentuk
blade berbeda-beda tergantung fungsinya. Ada 3 jenis elevator yaitu: 1) bein lurus, 2) T-
Shaped elevator/cryer, dan 3) bein bengkok.
A. Bein lurus
B. Bein bengkok
C. Cryer
2. Elevator
3. Alat diagnostik
5. kasa steril.
8. Kuret periapikal
9. tip suction.