STEP 1
1. krusta : cairan darah, nanah, bercampur dengan virus dan jaringan nekrotik yang
mengering dipermukaankulit, berwarna merah coklat.
2. kanker : akibat pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak normal(tidak terkendali)
terjadinya metastasis ke organ tubuh yang lain.
3. kanker rongga mulut adalah yang berasal dari epitel, dari mukosa atau kelenjar liur.
berasal dari sel squamous .
STEP 2
1. ciri – ciri lesi pre kanker dan jinak
2. klasifikasi kanker rngga mulut
3. diagnosis dari kasus di scenario
4. Diagnosis banding kasus pada scenario
5. etiologic kasus di scenario
6. bagaimana kaitan radiasi sinar matahari dengankeluhan yang dialami oleh pasien
7. factor predisposis dari kanker
8. patofisiologi sel kanker
9. pemeriksaan apa yang dilakukan untuk mengetahui adanya kanker
10. penatalaksanaan dari kasus di scenario
11. apa saja efek dari penanganan kanker selain menyebabkan lesi
12. mengapa kasus di scenario hanya terjadi dibagian vermilion bibir bawah
STEP 3
1. ciri – ciri lesi pre kanker dan jinak
lesi pre kanker :
- 6-12 bulan belum dikatan sembuh bila terjadinya lesi di kontralateral atau bilateral
- berbentuk plak (lesi menonjol lebih dari 1mm) berwarna
putih(leucoplakia)/merah/merah-putih
- disertai dengan nyeri
- perdarahan spontan
- permukaan kasar
- adanya sisa nanah/krusta yang mongering
- terasa nyeri dan sakit saat menggerakan rahang
- ulser yang tidak sembuh
- pembengkakan limfa (limfanodi)
- perubahan rasa kecap
- lesi hitam/ kecoklatan
- susah saat menelan
- maloklusi
- licenplanus dan dysplasia likenoid salah satu pre kanker
- eritema dan leucoplakia dapat berkembang menjadi scc
- jika sel basal tidak teratur dan proliferasi meningkat dapat menyebabkan keganasan.
lesi jinak :
- adanya mutasi gen P-53
perbedaan limfadeneopati dan limfadenitis
6. bagaimana kaitan radiasi sinar matahari dengankeluhan yang dialami oleh pasien
lesi oral yang disebbakan oleh alergi dan imun yang mengarah keganasan itu apa saja ?
STEP 4
1. ciri – ciri lesi pre kanker dan jinak
lesi pre kanker :
- 6-12 bulan belum dikatan sembuh bila terjadinya lesi di kontralateral atau bilateral
- berbentuk plak (lesi menonjol lebih dari 1mm) berwarna
putih(leucoplakia)/merah/merah-putih
- disertai dengan nyeri
- perdarahan spontan
- permukaan kasar
- adanya sisa nanah/krusta yang mongering
- terasa nyeri dan sakit saat menggerakan rahang
- ulser yang tidak sembuh
- pembengkakan limfa (limfanodi)
- perubahan rasa kecap
- lesi hitam/ kecoklatan
- susah saat menelan
- maloklusi
- licenplanus dan dysplasia likenoid salah satu pre kanker
- eritema dan leucoplakia dapat berkembang menjadi scc
- jika sel basal tidak teratur dan proliferasi meningkat dapat menyebabkan keganasan.
lesi jinak :
- adanya mutasi gen P-53
perbedaan limfadeneopati dan limfadenitis
canser jinak
T4b
Infiltrasi masticator space, pterygoid plates,
dasar tengkorak, a.karotis interna
III T3 N0 M0
T1 N1 M0 N0 Tidak terdapat metastase regional
T2 N1 M0 N1 KGB Ipsilateral singel, 3 cm
T3 N1 M0 N2a KGB Ipsilateral singel, >3 - 6 cm
N2b KGB Ipsilateral multipel, < 6 cm
IVA T4 N0,N1 M0 N2c KGB Bilateral /kontralateral, < 6 cm
Tiap T N2 M0
N3 KGB > 6 cm
IVB Tiap T N3 M0
M1 Metastase jauh
Karsinoma bibir
T1 : eksisi luas atau radioterapi
T2 : eksisi luas
Bila mengenai komisura, radioterapi akan memberikan kesembuhan
dengan fungsi dan kosmetik yang lebih baik
T3,4 : eksisi luas + deseksi suprahioid + radioterapi pasca bedah
Karsinoma lidah
T1,2 : eksisi luas atau radioterapi
T3,4 : eksisi luas + deseksi supraomohioid + radioterapi pasca bedah
Karsinoma bukal
T1,2 : eksisi luas
Bila mengenai komisura oris, radioterapi memberikan kesembuhan
dengan fungsi dan kosmetik yang lebih baik
T3,4 : eksisi luas + deseksi supraomohioid + radioterapipasca bedah
Karsinoma ginggiva
T1,2 : eksisi luas dengan mandibulektomi marginal
T3 : eksisi luas dengan mandibulektomi marginal + diseksi
supraomohioid + radioterapi pasca bedah
T4 (infiltrasi tulang/cabut gigi setelah ada tumor) :
eksisi luas dengan mandibulektomi segmental + diseksi supraomohioid +
radioterapi pasca bedah
Karsinoma palatum
T1 : eksisi luas sampai dengan periost
T2 : eksisi luas sampai dengan tulang dibawahnya
T3 : eksisi luas sampai dengan tulang dibawahnya + diseksi
supraomohioid + radioterapi pasca bedah
T4 (infiltrasi tulang) :
Maksilektomi infrastruktural parsial / total tergantung luas lesi +
diseksi supraomohiod +radioterapi pasca bedah
Untuk karsinoma rongga mulut T3 dan T4, penanganan N0 dapat dilakukan deseksi
leher selektif atau radioterapi regional pasca bedah. Sedangkan N1 yang
didapatkan pada setiap T harus dilakukan deseksi leher radikal. Bila
memungkinkan, eksisi luas tumor primer dan deseksi leher tersebut harus
dilakukan secara en-block.
Pemberian radioterapi regional pasca bedah tergantung hasil pemeriksaan
patologis metastase kelenjar getah bening tersebut ( jumlah kelenjar getah
bening yang positif metastase, penembusan kapsul kelenjar getah bening/ ektra
kelenjar getah bening)
PERAWATAN
Prinsip terapi untuk actinic cheilitis adalah untuk mengobati gejala dan mencegah perubahan kea
rah keganasan sehingga perawatan terbaik adalah pengambilan epitel yang mengarah ke
keganasan yaitu dengan cara :
1. Obat topical : 5-fluorouracil 1% 2 kali sehari selama 2 minggu atau 3 kali sehari selama
10 hari akan menghilangkan epitel yang mengalami dysplasia sehingga terjadi regenerasi
epitel yang normal. Aplikasi 5-fluorouracil akan menyebabkan eritema, vesikel, erosi
ulserasi, nekrosis dan epitelisasi. Dapat juga retinoin atau trichloroasetat atau dengan
krim imiquimod 5%. Pada beberapa kasus digunakan podophylin (Eversole, 2011 ;
Scully,2011 ; Ghom, 2010)
2. Photodynamic therapy dengan metil aminolevilinic acid sebagai photosensitizer dan sinar
merah dengan panjang gelombang 630nm (Eversole
3. Pembedahan : cryosurgery cukup efektif secara umum namun untuk lesi yang sudah
menyebar, laser dan eksisi bedah dikombinasi dengan flap mukosa (vermilionektomi / lip
shave) atau elekctrodessication atau kuretase mungkin diperlukan.
4. Laser ablasi : laser karbondioksid merupakan tehnik yang cukup sederhana, mudah
digunakan dan hasilnya cukup baik yaitu tidak ada parestesi post-operasi dan jaringan
parut yang minimal
5. Vermillionektomi : Vermilion border dieksisi dengan scalpel kemudian mukosa bibir
ditautkan dengan kulit. Dapat dikombinasi dengan reseksi jika sudah terdapat kanker.
Komplikasi post operasi biasanya lebih banyak dibandingan dengan laser ablasi.
KIE : Pencegahan terutama pada orang – orang yang beresiko tinggi, sering terpapar
sinar UV B dan orang dengan kelainan photosensitivitas seperti xeroderma pigmentosum bisa
dengan menggunakan sunscreen / sunblock liquid atau gel yang mengandung SPF 30 atau lebih
dan anti air, atau mengandung para amino benzoate (PABA) serta dapat memakai masker
pelindung (shield) yang menutup kulit, leher, wajah dan telinga, memakai kacamata . Menurut
American Cancer Society waktu yang paling tepat untuk menghindari paparan matahari yaitu
ketika sinar UV paling kuat antara jam 10 pagi hingga jam 4 sore. (Scully, 2011 ;
Huber&Therezalmy, 2012)
8. lesi oral yang disebbakan oleh alergi dan imun yang mengarah keganasan itu apa saja ?
ORAL LICHEN PLANUS