31101500482
SGD 7
1. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan pada kasus diskenario? Gambar, video
I. Anamnesis
Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan,
berdasarkan pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan
pemeriksaan medic/dental. (Lusiana K.B., 1995)
Ditinjau dari cara penyampaian cerita, dikenal dua macam anamnesis. Pada auto
anamnesis, cerita mengenaikeadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien.
Disamping itu terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak
disampaikan oleh pasien yang bersangkutan, melainkan melalui bantuan orang
lain. Keadaan seperi ini dijumpai umpamanya pada paien bisu, ada kesulitan
bahasa, penderita yang mengalami kecelakaan atau pada anak-anak kecil. Cara
in9i disebut allo anamnesis. (Lusiana K.B., 1995)
Dai segi inisiatif penyampaian cerita, dikenal pula anamnesis pasif dimana
pasien sendirilah yang menceritakan keadaannya kepada si pemeriksa.
Sebaliknya, pada anamnesis aktif penderita perlu dbantu pertanyaan-pertanyaan
dalam menyampaikan ceritanya. (Lusiana K.B., 1995)
I. Diabetes Mellitus
Cucilah tangan dengan sabun dan air panas, segera sesudah kita merawat
penderita tersebut. Dalam hal ini, menyikat tidak dianjurkan karena
dapat menimbulkan abrasi kecil. Sebagai tambahan, baik sekali untuk
mencuci wajah secara hati-hati, karena mungkin saja setetes darah/
saliva memercik mengenai muka atau sepotong kecil kalkulus terpental
mengnai wajah dapat menyebabkan erosi kulit sehingga menyebabkan
terjadinya infeksi. Penderita Lues aktif dan tidak dirawat sebaiknya
hanya menerima perawatan darurat saja, sedangkan semua pekerjaan
lainnya harus ditunda sampai penyakitnya sembuh(Gunadi, dkk., 1991 :
110-111).
IV. Anemia
V. Depresi Mental
VI. Alkoholisme
c. Status Lokalis
d. Foto Rongent
1. Cara pemeriksaan
h. Frenulum
i. Bentuk Ridge
1. Cara pemeriksaan
Cara memeriksa bentuk ridge adalah dengan palpasi ridge pada bagian
edentulus.
2. Fungsi
m. Torus Mandibula
n. Tuber Maxilaris
Disini dapat dilihat besar, sedang atau kecilnya dari satu sisi maupun dua
sisi. Bentuk tuber maxilaris yang besar sangat berguna untuk retensi gigi
geligi tiruan didaerah undercut. Apabila hanya besar pada satu sisinya
dapat diatasi dengan mencari arah pasangnya.
o. Eksostosis
p. Rongga Retromylohyoid
1. Basis
Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolaryang sudah hilang, dan
berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Di desain sesuai diatas sisa alveolar ridge
dan disekitar gingiva.
2. Flange
Bagian dari basis yang membentang diatas mukosa, melekat dari margin servikal gigi
hingga batas gigi tiruan
3. Post Dam
Retensi dari gigi tiruan rahang atas yang tergantung dari suction seal.
4. Gigi tiruan
Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi
menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi elemen ada metode pemilihan gigi
anterior dan posterior serta faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu ukura, bentuk,
tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.
Disesuaikan dengan kondisi ekonomi pasien yang kurang mampu, harga akrilik
lebih terjangkau dibandingkan bahan yang lainnya
Torus palatine yang besar, dilakukan pembebasan torus, dengan cara relief of chamber
menggunakan tin foil yang diletakkan di model sebelum dilakukan packing akrilik,
sehingga didapatkan suatu ruang untuk torus.
a. Cetakan rahang
Cetakan rahang adalah bentuk negative dari seluruh jaringan pendukung geligi tiruan.
Setelah dicor akan didapatkan bentuk negative dari rahang yang lazim disebut model
rahang.
b. Macam cetakan
Hasil cetakannya secara lazim disebut model study/model diagnostic pada mana kita
akan mempelajari masalah yang mungkin timbul selama pembuatan geligi tiruan dan
digunakan sebagai penunjang diagnostic.
Hasil cetakannya lazim disebut model kerja, yang digunakan untuk membuat geligi
tiruan.
Yang aktif adalah pasiennya sendiri selama encetaan maka sendok cetak pribadi harus
dibuat dari bahan yang kuat, yang tidak mudah patah, biasanya dibuat dari oston.
Setelah cetakan rahang dikeluarkan dari mulut pasien, langsung dicuci pada kran yang
mengalir. Seringkali terdapat air liur kental yang sukar hilang bila hanya disiram
dengan air yang mengalir, untuk ini cetakan disiram dengan larutan gibs encer, lalu
disiram dengan air kran yang mengalir kemudian keringkan dengan semprotan udara
kering.
Sebaiknya sebelum dicor dengan sone/gibs batu dibuat dinding dari lembaran malam
sekeliling cetakan untuk mengamankan bentuk tepi cetakan yang disebut boxing.
Maksud dari boxing adalah agar bentuk/batas tepi tetap dipertahankan.
Desain gigi tiruan lengkap terutama ditentukan oleh perubahan morfologik yang
terjadi sesudah giginya tanggal. Pada tengkorak tidak bergigi, penonjolan bibir karena
dukungan gigi anterior telah hilang, dan banyak bagian tulang rahang atas dan bawah
yang juga hilang. Tetapi pengaruh hilangnya gigi tidak akan ditemukan pada tepi
inferior mata, tulang malar atau lengkung zigomatik. Juga tidak akan didapati pengaruh
hilangnya gigi terhadap tepi bawah mandibula atau linea oblique eksterna. Struktur ini
dapat dianggap sebagai suatu gantungan tirai dengan tirai wajah terbentang di
antaranya.
1. Titik tengah lengkung perbatasan antara kolumela hidung dan filtrum bibir harus
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
terletak kira-kira di tengah-tengah antara ujung hidung dan cekungan dibelakang sayap
hidung.
2. Pada rata-rata orang, sudut yang dibentuk antara kolumela hidung dan bibir dilihat
dari sagita, kira-kira 90 derajat, tetapi beberapa faktor mempengaruhi besar sudut
tersebut pada setiap individu. Faktor-faktor tersebut adalah:
b. Bila kolumelanya menonjol dan letaknya lebih rendah dari sayap hidung, sudut
nasolabial harus lebih besar dari 90 derajat.
Bila gigi dicabut, daerah periodonsium, yang mendukung beban kunyah yang
jatuh pada gigi terdebut juga hilang, dan di tempat itu tertinggal satu daerah kecil
muloperiosteum yang besarnya sama dengan potongan melintang daerah leher gigi
yang tanggal. Daerah periodontal gigi yang tanggal kira-kira 4 kali lebih luas
dibandingkan dengan luas daerah mukosa. Jadi secara kuantitatif terjadi pengurangan
jaringan pendukung sekitar 75% bila satu gigi dicabut.
Tentu saja secara kualitatif ada juga perbedaan dalam dukungan. Tidak seperti
periodonsium, mukosa bukan jaringan pendukung yang khusus, dan jaringan tulang di
bawahnya mempunyai kondisi yang berbeda-beda, ada yang dapat dan ada yang tidak
menerima beban.
Jika membuat gigi tiruan immediet, seyogyanya gigi dibuang dari model kerja
dengan cara mengeroknya dari ujung papilla gingiva ke ujung papilla gingiva .Bagian
gigi yang tersisa kemudian dibentuk mengikuti kontur alveolar. Sebaiknya tidak
dipotong lurus menyebrang dari tepi ginguva bagian bukal ke tepi gingiva bagian
lingual, karena pemotongan demikian selalu meninggalkan cekungan pada model dan
akhirnya akan memberikan penonjolan pada permukaan gigi tiruan.
Laju perubahan yang terjadi pasca-pencabutan gigi sangat berbeda-beda antara individu
dan antara berbagai tempat pada mulut yang sama.sebagai kelanjutan dari penelitian
yang telah diuraikan (Likeman dan Walt 1974), laju perubahan yang terjadi ditaksir
dengan mengemukakan perubahan rata-rata hidup di tiap daerah pada minggu ke-4, 12,
26, 52, dan ke 130 pasca-pencabutan sebagai persentase dari perubahan rata-rata yang
diamati antara 14 dan 17 tahun pasca-pencabutan.
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
Perubahan Rata-Rata Pasca-Pencabutan Gigi di Beberapa Daerah Dalam Mulut.
Perubahan bentuk dan ukuran rung gigi tiruan pada periode sampai 21/2 tahun
pasca-hilangnya gigi. Bila digambarkan, pada penampang sagital melalui bidang
median terlihat papilla insisif sedikit bergeser ke depan dank e atas sementara resorbsi
berjalan. Jadi pada rahang tidak bergigi fossa insisiv terlihat dibelakang papilla. Jarak
dibelakang papilla iti berbeda-beda., tergantung pada jumlah resorbsinya; suatu faktor
yang perlu diperhatikan ketika membebaskan papilla pada model.
Hal ini agak mudah dilakukan, karena selama mempelajari perubahan mulut
sesudah giginya hilang (Walt,1960), dibuat bintik tato pada mukosa mulut dari 8 pasien
sebelum giginya dicabut. Bitik tersebut dibuat di dekat tepi gingiva sebelah bukal dan
lingual sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi sisa tepi gingiva sebelah
lingual sebagai suatu penonjolan yang menyerupai tali yang halus pada mukosa dekat
puncak sisa alveolar. Tidak dapat diragukan lagi bahwa struktur ini menggambarkan
bekas tepi lingual, karena bintik tatoletaknya di tempat yang sama sesudah
penyembuhan selesai.
Sisa tepi gingiva sebelah lingual dapat terlihat jelas pada prosesus alveolaris
rahang tak bergigi. Keadaan alveolar seperti ini tentu saja memberikan kesulitan kecil
dalam pembuatan gigi tiruan tetapi alveolar yang sangat menyusut akan memberikan
masalah yang besar.
Telah diuraikan secara rinci cara memperbaiki bagian atas dari ruang gigi tiruan,
karena ruang gigi tiruan bawah tidak dapat dicapai dengan tepat kecuali bila suatu alat
dirahang atas dapat menahan bibir dan pipi pada posisinya.
1. Bidang oklusal
3. Oklusi sentrik
Ketiga hal ini harus kita cari saat membuat geligi tiruan lengkap dengan media tanggul
gigitan/galangan gigit/occlusal bite rim.
Bidang orientasi adalah bidang oklusal dalam tanggul gigitan. Tanggul gigitan terdiri
dari :
1. Bentuk landasan
2. Galangan malam
Tahapan yaitu :
Landasan dibuat dengan shelac base plate yang telah dilunakan dan ditekan pada model.
Kemudian malam ditekan sedemikian rupa lalu dipotong sesuai keadaan anatomi
model. Potongan tersebut tepat pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak.
Potongan malam dicairkan lalu dituangkan pada wax rims former dan dikeluarkan
ketika malam sudah mengeras.
Pertama kita lunakan selembar malam di atas lampu spiritus pada sebelah sisi,
kemudian sisi ini kita gulung (dalam gulungan ada malam cair, untuk penyatu).
Lembaran malam dipanasi lagi, lalu digulung lagi sampai membentuk sebuah silinder.
Harus diperhatikan bahwa setiap digulung malam tersebut harus melekat satu dengan
yang lainnya.
Gulungan malam yang berbentuk silinder dibentuk bentuk tapal kuda dengan tebal 10-
12 mm.
a. Membuat titik A (titik di bawah tanggul malam yang merupakan titik pertemuan
garis tengah tanggul dengan tengah-tengah tanggul anterior) berhimpit dengan titik B
(titik pertemuan puncak lingir anterior dengan garis tengah model rahang kerja).
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
b. Garis puncak lingir model kerja pada tanggul malam sehingga garis puncak lingir
rahang letaknya pada tanggul malam rahang atas :
d. Lalu kontur bukal tanggul gigitan diselesaikan dengan menggunakan pisau gips.
e. Lunakan tanggul gigitan bidang orientasi di atas sebuah glass slab/kape yang
telah diminyaki pada sebuah sisinya (yang berhadapan dengan bidang orientasi) dan
hangat. Agar diperoleh bidang oklusal/orientasi yang datar dengan tinggi tanggul:
depan 12 mm dan belakang 10-11 mm.
Pasien diminta duduk dengan enak dan posisi tegak, lalu tanggul gigitan malam rahang
atas dimasukkan ke dalam mulut pasien dan dilakukan uji coba tanggul gigitan rahang
atas dengan pedoman:
a. Adaptasi landasan
Landasan harus diam di tempat, tidak boleh mudah lupas ataupun bergerak karena
akan mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya.
Pasien harus tampak normal seakan akan seperti bergigi. Penilaiannya pada
sulkus naso-labialis dan philtrum pasien tampak tidak terlalu dalam atau hilang alurnya.
Bibir dan pipi pasien tidak boleh tampak cembung atau cekung.
Mengukur 1/3 panjang muka dan dimensi vertikal dengan Boley gauge atau jangka
sorong.
Sebagai pedoman untuk tanggul gigitan atas adalah “low lip line” yaitu pada saat pasien
istirahat, garis insisal/bidang oklusal/bidang orientasi tanggul gigitan atas setinggi garis
bawah bibir atas dilihat dari muka dan dilihat dari lateral, sejajar garis ala nasi-tragus
(seolah-olah tidak terlihat tanggul gigitan). Sedangkan pada saat tersenyum garis
insisal/bidang orientasi tanggul gigitan ini terlihat kira-kira 2 cm di bawah sudut bibir.
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
Panjang tanggul gigitan atas dan bawah berdasarkan pedoman : glabela-subnasion =
subnasion-gnathion = pupil-sudut bibir.
d. Bidang orientasi
- bagian porterior garis Camper yang berjalan dari ala nasi ke tragus/porion.
Kemudian kita lakukan uji coba tanggul gigitan rahang bawah dengan pedoman :
Adaptasi landasan
- Caranya sama dengan rahang atas, landasan harus diam di tempat, tidak boleh
mudah lepas/bergerak.
- Pada rahang bawah tidak dapat sebaik rahang atas karena luas landasan yang lebih
sempit dan gangguan gerakan lidah.
- Bidang orientasi tanggul gigitan rahang bwah harus merapat (tidak boleh ada
celah) dengan bidang orientasi tanggul gigitan rahang atas.
- Permukaan labial/bukal tanggul gigitan harus sebidang dengan yang atas. Bila
kelebihan harus dikurangi dan sebaliknya bila kekurangan harus ditambah.
Posisi rahang atas dan bawah dalam gigitan sentrik sementara yang disebut juga dengan
tentatif.
- Tarik garis median pada tanggul gigitan sesuai dengan garis median pasien.
Pasien ompong telah kehilangan dimensi vertikalnya dan kita harus cari kembali
dengan menerapkan rumus yaitu :
Pertama kita ukur dimensi/jarak vertikal pasien dalam keadaan istirahat tanpa tanggul
gigitan dalam mulut (misal 70 mm). Free way space besarnya antara 2-3 mm maka
dimensi vertikalnya 70-3=67 mm. Pengukuran dilakukan dengan alat jangka sorong
dengan ketelitian 0,05 mm atau dengan mistar.
P.F.N. (posisi fisiologis nonaktif) dapat digunakan sebagai petunjuk untuk memperoleh
dimensi vertikal pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Posisinya diambil waktu wax bite
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
block/tanggul gigit malam dimasukkan ke dalam mulut tanpa mengganggu posisi
istirahat; bibir penderita dibuka perlahan-lahan untuk melihat apakah ada ruang bebas
antar tanggul gigit malam atas dan bawah; yang biasanya 2-4 mm.
- Sliding arm, yang dapat dogeser dan mempunyai sekrup, diletakkan di bawah
dagu.
Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada rahang bawah), yang
ditempatkan pada daerah yang tidak bergerak yaitu di atas dan di bawah garis bibir dan
kedua titik diukur dengan jangka sorong.
a. - Gerakan menelan
- Menempatkan ujung lidah pada bulatan malam yang ditempatkan pada garis
tengah landasan paling posterior.
Karena tidak ada satupun cara di atas yang mempunyai kelebihan dalam ketepatannya
maka paling sedikit harus dilakukan dengan 2 cara untuk menjadi perbandingan.
Misalnya kita lakukan dengan cara gerakan menelan (A) kemudian dengan salah satu
cara lain (B/C/D) dan hasilnya dibandingkan.
Sebagai pedoman dengan menarik garis de daerah geraham pada tanggul gigitan atas
yang diteruskan ke tanggul gigitan bawahnya. Pada setiap cara dilakukan berkali-kali
dan bila tamoak sama lakukan cara yang lain. Bila belum sama harus dicari sampai
sama dan ambilah garis yang menempatkan pada posisi paling belakang/dorsal.
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
b. Cara lain untuk menentukan relasi sentrik sekaligus mengfiksir tanggul gigitan
rahang atas dan bawah dengan cara sebagai berikut :
- Aduk zinc oxide eugenol/gips dan tempatkan di lekukan segitiga tadi. Pasien
segera melakukan gerakan menelan atau menempatkan ujung lidah pada bulatan malam
di garis “A”, pertahankan sampai gips mengeras, dapat dicek dari sisa adukan pada
spatulanya.
a. High lip line yaitu garis tertinggi bibir atas waktu pasien tersenyum.
b. Tandai bagian distal kaninus atas kiri dan kanan (garis lacrimal duct – ala nasi).
Lepaskan kedua tanggul gigitan atas dan bawah dari mulut pasien. Bila mungkin
bersama-sama, bila terpisahkan tidak mengapa karena dapat dikatupkan kembali sesuai
dengan keadaan dalam mulut dengan menggunakan lekuk V yang sekarang terisi pasta
zinc oxide eugenol/gips sebagai pengunci dan tempatkan pada model kerjanya.
Sebelum memasang model kerja dengan ranggul gigitan, harus dipersiapkan jenis
artikulator yang akan dipakai dan lakukan persiapan model yang meliputi: penyesuaian
ketinggian model atas dan bawah dengan ruang antara bagian atas dan bawah
artikulator.
Mengurangi model atas harus hati-hati karena dapat menembus palatum terutama yang
mempunyai palatum bentuk tinggi.
b. Persiapkan artikulator sesuai dengan kasusnya. Untuk geligi tiruan lengkap harus
menggunakan artikulator yang dapat menirukan segala gerakan rahang dan keadaan
lainnya dalam mulut secara umum seperti “free plane articulator”.
c. Pertama pasang model kerja berikut tanggul gigitan atas pada meja/mounted table
artikulator dengan pedoman :
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
- Garis tengah model kerja dan tanggul gigitan atas berhimpit dengan garis tengah
meja artikulator dan garis tengaj artikulator.
- Bidang orientasi tanggul gigitan atas berhimpit (tidak boleh ada celah) dengan
meja artikulator.
- Garis median anterior tanggul malam menyentuh titik perpotingan garis median
dan garis insisal meja artikulator.
- Petunjuk jarum insisal horisontal harus menyentuh titik perpotongan garis tengah
dan garis insisal meja artikulator. Kegunaannya ialah supaya mengikuti segitiga
Bonwill yang dibentuk oleh kedua kondilus kiri dan kanan dan titik perpotongan tadi.
Segitiga Bonwill merupakan segitiga sama sisi yang menentukan jarak rahang atas
terhadap kondilus secara umum.
d. Setelah kelima pedoman terpenuhi maka model kerja berikut tanggul gigitan
malam atas kita cekatkan dengan malam pada meja artikulator.
e. Lalu bagian atas model kerja kita fiksir dengan gips pada bagian atas artikulator.
g. Model kerja berikut tanggul gigitan malam bawah disatukan dengan yang atas
dengan bantuan 4 kunci bentuk segiempat tadi yang telah diberi nomor 1, 2, 3, dan 4.
h. Artikulator kita balik, lalu bagian bawah mode kerja rahan bawah kita fiksir
dengan gips pada bagian bawah artikulator.
Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi
anterior bawah, gigi posterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya.
Dengan syarat utama :
1. Inklinasi mesio-distal
- Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang
sudah lama ompong sering sudah terjadi rresopsi lingir.
- Resopsi pada lingir atas berjalan keatas dan kepalatal yang menyebabkan bibir
jatuh dan tampak masuk, maka penyusunan gigi tidak dilingir tapi lebih kelabial dan
sebaliknya resopsi lingir bawah mengarah keanterior sehingga penyusunan gigi lebih
kelingual.
Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi
pengunyahan, fungsi bicara dan estetik maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam
penyusunan gigi:
#oklusi sentris
#oklusi protusiv
#sisi kerja
d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal
e. Estetik :
# bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala,
bentuk muka, dan jenis kelamin.
# Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik kita
tentukan. Dimensi vertikal yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merubah profil
pasien
Wax countouring dari geligi tiruan ialah membentuk dasar dari geligi tiruan malam
sedemikian rupa sehingga harmonis dengan otot-otot orofasial penderita dan semirip
mungkin dengan anatomis gusi dan jaringan lunak mulut oleh karena kontur geligi
tiruan malam yang sama dengan kontur jaringan lunak dalam mulut akan menghasilkan
geligi tiruan yang stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan selaras
dengan otot-otot orofasial penderita.
Kontur ini harus sudah terbentuk dengan baik pada saat dilakukan trial denture
agar dapat dievaluasi dengan baik hubungan maxilo-mandibular, estetik,fonetik,
stabilitas dan retensi gigi tiruan.
Trial denture adalah geligi tiruan malam yang sudah dilakukan waxing, dan
dicoba di dalam mulut penderita untuk melihat estetik, fonetik dan fungsinya oleh
karena itu trial denture harus sudah seperti gigi tiruan jadi, demikian juga mengenai
tebal, batas-batas perifer dan anatomisnya.
Bentuk geligi tiruan yang dipoles mempengaruhi retensi dan estetik, oleh
karenanya bentuk permukaan sekitar gigi agar estetik baik, harus dapat meniru jaringan
lunak disekitar gigi, bila bentuknya kurang atau berlebihan akan mengurangi nilai
estetik, dan bentuk akar gigi yang tertanam dalam tulang rahang harus tetap ditiru serta
bagian perifer harus dibentuk sedemikian rupa sehingga batas-batas perifer geligi tiruan
tetap utuh.
Prosedur Kerja
Setelah uji coba geligi tiruan malam dalam mulut pasien, kedua geligi tiruan
atas dan bawah ditempatkan kembali pada model dalam artikolator, lalu kita bentuk
kontur permukaan luar geligi tiruan (wax countouring) sedemikian rupa untuk
memenuhi tujuan estetik, retensi dan fonetik serta kebituhan kesehatan.
A.CARA LANGSUNG
Membentuk kontur gusi secara langsung dilakukan dalam mulut pasien pada saat
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
dilakukan uji coba geligi tiruan malam.
1. Ketebalan sayap dikurangi dan diganti dengan malam lunak lalu tempatkan
kembali dalam mulut pasien.
2. Untuk bagian fasial : pasien diminta untuk mengerut-erutkan bibirnya dan
pipinya kita gerakan.
3. Untuk bagian lingual : pasien diminta menggerakkan lidahnya ke semua arah.
4. Dengan demikian malam lunak akan mengikuti bentuk otot saat berfungsi dan
ketebalannnya sesuai dengan ruangan vestibulum dalam keadaan berfungsi.
Membentuk kontur gusi secara tak langsung yang paling sering dan lazim dilakukan :
1. Fiksir pinggiran landasan geligi tiruan dengan malam pada model kerja sambil
disesuaikan dengan bentuk cetakan akhir rahang.
2. Lunakkan lempeng lilin di atas lampu spiritus sampai lunak dan bias dibentuk.
3. Tekanlah lilin tersebut pada bagian bukal dan labial dari geligi tiruan atas dan
bawah sampai sekitar leher gigi dan bentuk dengan tekanan jari.
4. Tunggu lilin sampai mengeras, kemudian dengan lecron/pisau malam, potong llin
disekitar garis servikal dengan sudut 450
5. Bentuk alur tonjolan akar dari setiap gigi , alurnya makin kea rah apical makin
sempit, kadang-kadang tidak jelas.
Atas; daerah bukal sampai menutupi tuberositas dan daerah palatal yaitu antara mukosa
bergerak dan tak bergerak.
Bawah: daerah bukal bila resorpsi sampai minimal , biasanya di daerah molar dibuat
cekung dan daerah lingual dibuat cekung untuk ruang gerak lidah.
10. Haluskan semua permukaan luar geligi tiruan malam dengan melewatkan di atas
api.
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
11. Buat stippling seperti keadaan jaringan yang sehat dengan menggunakan sikat yang
berbulu kaku.
12. bila keadaan rahang pasien prostusive, sayap labialnya dibebaskan dan dibutkan
lidah-lidah . linggir region gigi anterior atas model rahang diradiar sedikit, sehingga
ketika geligi tiruan dipakai akan menekan gusi dan keliahatan gigi seolah-olah keluarr
dari gusi
13. Bila bagian lingual dan palatal terlalu tebal dapat mengganggu bicara dan bila
bagian lingual geligi tiruan terlalu mencuat maka lidah dapat mengangkat geligi tiruan
sehingga geligi tiruan tidak stabil.
14.Sayap labial harus duduk dengan baik sekitar frenulum labialis, dibuat labial notch.
3.3.7 Flasking
Setelah bentuk kontur permukaan gigi tiruan malam/waxing selesai dilakukan, lalu
geligi tiruan dipendalm dalam suatu kotak metal yang terdiri dari bagian-bgian yaitu
bagian bawah dengan “plug”/ sumbat di dasarnya dan bagian atsa s dengan penutup
yang digunakan untuk membuat “sectional mold” , untuk memampatkan dan
memproses resin akrilik saat pembuatan landasan geligi tiruan dan alat-alat prostetik
lainnya yang disebut FLASK.
Flasking ialah suatu proses penanaman modal dan “trial denture” malam dalam suatu
flask / cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian bawah dibuat dengan
menanam model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan stone yang terpisah
diatas denture malam.
1. Geligi tiruan malam lengkap dicekatkan pada modelnya, lalu dilepaskan dari
articulator.
2. Pilih flask yang ukurannya sesuaio ndengan geligi tiruan lengkap tersebut lalu
model dan geligi tiruan malam diletakkan dalam flask bagian bawah untuk memastikan
bahwa flasknya cukuppada dasar model.
3. disini dapat dilihat apakah model dengan geligi tiruan cukup masuk di dalam
flask, harus ada jrak model –dinding flask paling sedikit 1/8 inci dan dapat diliat pula
tingginya gigi-gigi dalam flask, jarak gigi- tutup flask paling sedikit ¼ inci, bila model
terlalu tinggi , dasar model ditrim tetapi jangan merusak groove pada dasar model.
4. Sebelum flasking ulasilah seluruh bagian dalam flask dengan lapisan vaselin tipis
dan plug bagian bawah flask diletakkan.
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
5. Setelah gips mengeras lalu gips dicat dengan air sabut.
6. Buatlah adonan ston dan kuaskan pada geligi dam malm geligi tiruan sambil
degetar-getarkan untuk mencegah terjadinya gelembung-gelembung udara. Pasang
flask bagian atas tanpa tutup, lalu isikan stone kedalam flask sampai batas permukaan
oklusal gigi-gigi.
7. Setelah stone mengeras, buatlah adonan stone kedua dan tuanglah ke dalam flask
smpai penuh lalu flask ditutup dan ditaruh di bawah press.
8. Setelah stone mengeras, rendamlah flask dan press dalam air berdidih selama 5
menit, yang akan melunakkan malam dari geligi tiruan sehingga malam mudah
diangkat dari mold waktu flask dibuka. Setelah 5 menit, keluarkan flask dari air
mendidih dan buka perlahan-lahan dengan memasukkan suatu alat pada slot antara
bagian atas dan bagian bawah flask, kemudian putar perlahan-lahan sehingga terpisah.
9. Buang semua malam dari geligi tiruan , semua gigi-gigi tinggal di mold bagian
flask atas, kemudian siram dengan air mendidih sampai tak ada lagi sisa –sisa malam ,
ddemikian pula pada flask bagian bawah. Kalau masih ada residu malam, siram dengan
air detergen panas, kemudian bials dengan air mendidih kembali sehingga tak ada lagi
detergen yang tertinggal. Kalau ada gigi-gigi yang lepas, kembalikan lagi pada
tempatnya yang tepat.
11. Untuk mencegah cairan resin terserap ke permukaan mold, ulasilah mold dengan
cairan tinfoil untuk menseal porositas dari stone. Cairan tinfoil akan kering dan segera
melekat pada stone. Pelapisan pertama dibiarkan kering dudlu, baru dilakukan
pelapisan kedua dengan cara yang sama sampai kering. Prosedur ini harus
menghasilkan permukaann yang halus dan mengkilap.
3.3.8 Packing
f. Bila pasien mempunyai warna tua pada jaringan di ruang nterdenta dan pinggiran,
berikanlah polimer dadu tua di bagian tersebut.
g. Tambahkan selapis polimer dadu tua setebal 1 mm pada bagian 1/3 sayap dekat
pinggiran di atas pewarna dadu muda yang terdahulu, campurkan beberapa serat nilon
merah pada lapisan polimer dan monomer ini, kemudian tambahkan sedikit lebih
polimer dadu tua. Gunakan polimer dadu muda untuk mencampur warna pinggiran ke
warna bagian leher gigi-gigi dan ruang interdental dengan tidak ada batas perbedaan
warna. Bila bubuk polimer pewarna dan serat-serat nilon diberikan dengan hati-hati
sebelum terjadi gumpalan resin akrilik waktu packing, warna landasan geligi tiruan
akan mirip dengan jaringan hidup.
h. Pencampuran resin akrilik yang benar antar polimer dan monomer sanagt penting
dan rasio yang dianjurkan pabrik yang harus digunakan yaitu 3 bagian polimer dan 1
bagian monomer dalam volume. Biasanya 10 cc monomer dan 30 cc polimer cukup
untuk packing satu geligi tiruan. Cara pencampuran ialah monomer dituangkan dalam
mixing jar prselen ynag bersih dan masukkan polimer sampai semua caira terserap oleh
bubuk. Aduklah dengan spatula stainless steel samapai monomer dan polimer
tercampur dengan baik. Pasang tutupnya mixing jar untuk mencegah menguapnya
monomer saat polimerisasi. Adonan didiamkan kira-kira selama waktu yang dianjurkan
pabrik. Jar dibuka dan bahan dites dengan spatula. Jika adonan sudah lunak tetapi tidak
lengket, tidak menempel pada dinding mixing jar, berarti sudah dough stage dan siap
dimasukkan komold. Jika waktunya monomer melunakkan polimer (sebelum resin
akilik dipacking) terlalu singkat maka permukaan halus dari geligi tiruan akan
berlubang-lubang halus.
i. Packing resin akrilik yang sudah dough stage ke dalam mold ke daerah sekitar
gigi –gigi dengan jari telunjuk yang terbungkus cellophane demek tetapi kering.
Adonan dipacking satu arah untuk menghindari terjebaknya hawa udara antar resin
akrilik dan mold. Gunakan bahan yang cukup untuk menjamin mold harus dipacking
lebih pada penutupan flask pertama.mixing jar ditutup saat prosedur packing percobaan
agar monomer tidak menguap dari resin akrilik. Letakkan cellophane demek tak berair
diatas resin akrilik dan flask bagian bawah diletakkan, tekan dengan tangan lalu kedua
bagian flask tersebut ditaruh dibawah bench press dan flask ditutup perlahan –lahan
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
untuk member cukup waktu pada resin akrilik untuk mengalir.
k. Sebelum final closure dari flask, tinfoil dipasang dan ulasi tinfoil cair pada
permukaan model di flask bagian bawah. Tunggu coating pertama kering lalu lakukan
coating kedua, karema cellophane tidak digunakan pada final closure.
m. Flask ditutup perlahan-lahan dan taruh flask dalam suatu pengapit untuk
processing. Ketika processing deposit/endapan karbon ditransfer dari kertas rokok ke
resin akrilk lunak dengan tekanan. Setelah processing/curing resin akrilik, kertas rokok
tersebut dibuang dari landasan geligi tiruan dengan digosok-gosok perlahan-lahan,
meninggalkan tulisan pada geligi tiruan.
Proses curing adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan polimernya
bila dipanaskan atau ditambah zat kimia lainnya
2. Secara khemis (zat kimianya sudah ditambahkan dalam monomer) yang disebut
cold/self curing
3. Water heat terjadi bila dipanaskan dengan air panas, yang biasa digunakan di
laboratorium
Pemberian panas ini harus teratur karenareaksi kimia antara monomer dan
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
polimer itu sendiri bersifat exothermis. Bila polimerisasi telah dimulai maka temperatur
resin akrilik akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomernya akan berdidih pada
temperatur 2120 F / 1000 C. oleh karena itu pada tahap permulaan polimerisasi,
temperature air harus dijaga jangan terlalu tinggi. Dengan demikian panas yang timbul
dari reaksi polimerisasi dapat dialirkan ke bahan investingnya, dan pemanasan yang
berlebihan sehingga monomer mendidih akan mengakibatkan terjadinya porositas pada
hasil curing. Porositas dapat juga disebabkan oleh mold yang kurang terisi atau selama
curing kuang dipress sehingga terjadi shrinkage porosity.
3.3.10 Deflasking
Ialah melepaskan geligi tiruan resin akrilik dari flask dan bahan tananmnya tapi tidak
boleh lepas dari model rahangnya supaya geligi tiruan dapat diremounting di articulator
kembali persis seperti sebelum proses flasking, packing, dan curing.
Caranya ialah:
2. Gergai dinding luar dari stone mold dari atas ke bawah pada daerah kaninus
kanan dan kiri dan pada uung distalnya kanan dan kiri, hati-hati angan sampai kena
geligi tiruanya.
3. Lalu bongkar sekat stone mold perlahan-lahan, lepas dari permukaan fasial gigi-
gigi denagn pisau gips.
Setiap perubahan dalam kontak oklusal dari geligi tiruan setelah selesai diproses, harus
diperbaiki dengan mengembalikan geligi tiruan akrilik beserta model kerjanya pada
artikulator sebelum geligi tiruan akrilik dilepaskan dari model kerjanya.
Pada saat pemasangan geligi tiruan dalam artikulator, dimensi vertikal oklusal
ditetapkan kembali dengan pengasahan selektif. Cusp palatal gigi atas dan cusp bukal
gigi bawah atau holding cusp yang mempertahankan dimensi vertikal tidak boleh
diasah. Oklusi diperbaiki dengan spot grinding selektif sampai incisal guide pin
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
berkontak dengan meja insisal dalam hubungan sentris.
Elemen kondil dikunci dalam hubungan sentris sehingga hanya suatu gerakan engsel
yang mungkin dilakukan. Katupkan gigi-gigi tersebut diatas pita ketik sutra gigi, kertas
karbon atau kertas artikulasi dengan mengatupkan artikulator. Permukaan gigi yang
menyimpang kontak oklusalnya terlihat berwarna.
Setelah menandai kontak-kontak yang menyimpang pada oklusi sentris, lepaskan kunci
elemen kondil dan gerakkan gigi-gigi ke oklusal kerja, seimbang dan protrusif untuk
menandai kontak oklusi yang menyimpang dalam oklusi eksentris. Kontak-kontak yang
menyimpang dari oklusi sentris hanya dikurangi untuk memperoleh kembali dimensi
vertikal oklusal dan warna yang berbeda akan membantu membedakan antar kontak
yang menyimpang dalam oklusi sentris dengan yang dalam oklusi eksentris.
Untuk memperoleh kembali dimensi vertikal oklusal, satu dari kedua permukaan gigi
yang berlawanan dari setiap kontak yang menyimpang dalam oklusi sentris harus
dikurangi. Permukaan gigi yang dikurangi dipilih sesuai dengan dua hukum dasar,
yaitu:
Jika cuspnya terlalu tinggi dalam oklusi sentris dan eksentris, ketinggian cusp
dikurangi
Jika cuspnya terlalu tinggi dalam oklusi sentris tetapi tidak dalam oklusi
eksentris, fossanya diperdalam. Pengurangan cusp atau fossa terpilih dengan stone kecil
bulat, pengurangannya cukup sampai pada substansi gigi untuk menghilangkan kontak
oklusal yang menyimpang.
Pengasahan selektif
Langkah awal dari pengasahan selektif adalah selalu untuk memperoleh kembali
dimensi oklusal.
Setelah menghilangkan kontak awal yang menyimpang, tandai setiap kontak yang
menyimpang tambahan. Elemen kondil harus selalu terkunci dalam relasi sentris ketika
kontak-kontak yang menyimpang dalam oklusi snetris ditandai, kemudian kunci
dilepaskan untuk menandai kontak-kontak yang menyimpang dalam oklusi eksentris.
Lanjutkan pengasahan selektif sampai jarum penunjuk insisal menyentuh meja insisal,
menunjukkan dimensi vertikal oklusal telah diperoleh kembali. Pada saat ini warna
penunjuk dapat terlihat disemua permukaan oklusal, menunjukkan bahwa gigi-gigi
dalam oklusi eksentris.
ANUGRAH DWI PANGESTU
31101500482
SGD 7
Setelah dimensi vertikal oklusal diperoleh kembali, ada 3 hukum tambahan yang harus
diperhatikan ;
Penyelesaian geigi tiruan terdiri dari menyempurnakan bentuk akhir geligi tiruan
dengan membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas geligi tiruan, sisa-sisa resin akrilik
atau stone yang tertinggal sekitar gigi,tonjolan-tonjolan akrlik pada permukaan
landasan geligi tiruan akibat dari processing.
Pemolesan geligi tiruan terdiri dari menghaluskan dan mengkilapkan geligi tiruan tanpa
mengubah konturnya.
Gunakan rag wheel (putih) dan pumice halus untuk memoles tepi permukaan lingual
dan palatal geligi tiruan. Karena rag wheel dapat merusak kontur asli dan stain pada
permukaan fasial,maka tidak boleh menyentuh permukaan fasial geligi tiruan
Hilangkan semua kekasaran dari permukaan fasial ynag distain dengan brush wheel
putih dan bubuk pumice halus yang basah. Pada permukaan fasial digunakan tekanan
seringan mungkin dan putara roda serendah mungkin
Gunadi HA, Margo A, Burhan LK, Suryatenggara F, Setiabudi I. Buku Ajar Ilmu Geligi
Tiruan Sebagian Lepasan jilid 1. Jakarta: Hipokrates, 1993; p. 11-47.