Anda di halaman 1dari 34

LOGBOOK DISKUSI KELOMPOK

SKENARIO 1

BLOK 12

Oleh:
KEYLA MAHARANI ADDLEWISH
185160101111014

Fasilitator:
drg. Ranny Rachmawati., Sp. Perio

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERN


GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
2021
Logbook DK Skenario 1 Blok 12 Daring
Skenario 1
Seorang perempuan, 54 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan banyak gigi yang hilang. Pasien
ingin dibuatkan gigi tiruan karena kesulitan mengunyah makanan. Pasien belum pernah
menggunakan gigi tiruan. Hasil anamnesis, pasien jarang mengkonsumsi buah, sayur dan daging.
Pasien diketahui sedang menjalani perawatan hipertensi dengan mengkonsumsi obat hipertensi
secara teratur. Pemeriksaan ekstra oral, terdapat luka pada sudut bibir bilateral berwarna putih
dengan tepi kemerahan dan sakit. Pemeriksaan intraoral, RA dan RB edentulous, frenulum labialis
RA tinggi, vestibulum di regio posterior RB dangkal, atrofi papilla pada lidah dan aliran saliva
sedikit. Dokter gigi menyarankan untuk dibuatkan gigi tiruan lengkap. Selama pemeriksaan, pasien
banyak bertanya serta meminta penjelasan secara detail mengenai prosedur pembuatan gigi palsu.
Learning Issue
1. Faktor yang berhubungan dengan konstruksi GTL
a. Kondisi umum pasien :
riwayat penyakit,
alergi,
penyakit sistemik,
Penggunaan obat-obatan terhadap manifestasi RM
b. Kondisi gigi dan Mulut :
riwayat perawatan(pencabutan),
pengalaman pasien menggunakan gigi tiruan,
Anatomi Landmark RM
c. Klasifikasi sikap mental pasien dan perilaku pasien

2. Defisiensi Nutrisi
a. Definisi
b. Macam def. nutrisi yang berpengaruh pada RM/penyakit di RM
c. Hubungan defisiensi nutrisi pada pasien dengan penyakit Mulut
d. Gambaran klinis RM
Self Study

1. Faktor yang berhubungan dengan konstruksi GTL


a. Kondisi umum pasien
Riwayat Penyakit Sistemik
1. Kardiovascular Disease (CVD)
- Angina Pectoris : Gejala nyeri dada karena kekurangan supply oksigen
- Infark Miokard: Gejala nyeri dada karena penyempitan atau penyumbatan nyeri dada
- Tidak ada gejala IO
- Prosto : deteksi awal, rujuk/kontrol ke dr jantung, jika dilakukan Tindakan harus sesuai
persetujuan dari dr jantung
- Manajemen stress pasien
• Menimimalkan waktu di ruang tunggu
• Perawatan pada pagi hari, dalam jangka waktu pendek
• Pemeriksaan vital sign preop, intraop dan postop
• Penggunaan premedikasi : Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi
anesthesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi, pemeliharaan dan pemulihan
anestesia. Kebanyakan orang yang pergi kerumah sakit untuk menjalani operasi atau
pembedahan diberi pramedikasi untuk membuat mereka rileks sebelum dibawa
masuk ke kamar operasi.

2. Hipertensi
- Gejala
• Kesulitan bernafas, jantung berdebar
• Epitaksis, sakit kepala, pusing
-Prosto
• Prosedur harus dilakukan saat hipertensi terkontrol sesuai dengan instruksi dan
medikasi dokter
• Kurangi waktu perawatan, berikan sikap dan suasana yang meyakinkan

3. Diabetes
- Gejala : Peningkatan kadar glukosa darah
- Intraoral :
• Hiperemi mukosa, pembengkakan
• Sensasi terbakar di palatum
• Rawan trauma karena denture
• Rapid bone loss
• Xerostomia
• Infeksi jamur (c.albicans)
• Glossitis
• Angular cheilitis
-Prosto :
• Diabetes harus terkontrol sejak awal perawatan
• Pasien harus menjaga Oral Hygiene
• Border denture tidak boleh overextended
• Denture tidak boleh dipakai terus menerus untuk mengistirahatkan jaringan
• Denture basis metal

4. Anemia Pernisiosa
- Gejala
• Xerostomia
• Gangguan indra pengecap
-Intraoral
• Rawan trauma karena denture
- Prosto
• Retensi denture yang kurang baik karena xerostomia
• Monitor stabilitas dan oklusi denture untuk meminimalkan area yang tertekan

5. Osteoporosis
- Gejala
• penyakit tulang sistemik yang progresif
• Penurunan massa tulang
• kerusakan struktur mikro pada jaringan tulang
• nyeri punggung dan postur bungkuk yang mengarah pada peningkatan risiko patah tulang.

-Intraoral
• Gigi goyang atau hilang
• Partial atau complete edentulous
• Resorbsi tulang alveolar maksila dan mandibula terutama pada usia di atas 60 tahun

-Prosto
• Pasien memiliki kecenderungan untuk mengalami penyempitan maksila ridge dan perluasan
mandibular ridge, yang menyebabkan "crossbite" posterior.
• Desain harus menghindari tekanan berlebih pada Residual ridge
• Pencetakan mucostatic atau open mouth
• Pemilihan gigi dengan bukolingual yang kecil (semi anatomic atau nonanatomic)
• Evaluasi oklusi secara rutin
• Penggunaan optimal soft liner
• Melepas denture selama 10 jam sehari

6. Xerostomia, Dry mouth


- Perubahan kualitas dan kuantitas saliva
- Etiologi ;
• Penyakit sistemik; Sjogren’s syndrome
• Penyakit kelenjar saliva
• Psikologis
• Obat-obatan; antidepressants,antihypertensive antihistamines and diuretic
• Kemoterapi, radioterapi

-Gejala
• Bibir kering dan pecah-pecah
• Peningkatan plak dan karies
• Kesulitan menelan, berbicara dan merasa
• Saliva kental
• Bau mulut
• Mudah mengalami infeksi IO
• Burning sensation
• Retensi denture buruk
• Rasa sakit pada denture bearing area
-Manajemen
• Symptomatic treatment
• Mengatasi penyebab
• Optimalisasi oral hygiene
• Meningkatkatkan oral hydration
• Penggunaan saliva buatan Gliserin, karboksimetil selulosa, mucin
• Stimulasi fungsi glandula saliva permen karet rendah gula, obat agonis kolinergik
(pilocarpine, cevimeline)

- Manajemen Prostodonsia
• Menghindari penggunaan clasp yang mendekati gingiva
• Menggunakan tooth supported denture dengan meminimalkan penutupan jaringan lunak
• Menggunakan denture basis metal
• Soft liner untuk meningkatkan kenyamanan
• Denture adhesive untuk meningkatkan retensi
• Kontrol berkala untuk mengecek infeksi jamur
• Menggunakan gigi tiruan dengan reservoir saliva

7. Parkinson
- Gejala
• Gangguan gerak, kekakuan otot, tremor, kelambatan, rentang gerak terbatas
• Kesulitan bicara, peningkatan air liur, kesulitan mengunyah
-IO
• Mukosa lunak, hipokeratinasi, denture stomatitis
-Prosto
• Edukasi OH
• Retensi terganggu karena peningkatan air liur
• Ekstensi perifer maksimum mengurangi retensi gigi tiruan
• Pasien tidak memiliki koordinasi otot untuk mengontrol prostesis
• Penentuan DVO sulit karena tremor dan hipertonisitas otot.
8. Bell’s Palsy
- Gejala
• Paralisis wajah dengan mulut tertarik ke sisi yang berlawanan
• Air liur mengalir dari sudut mulut
- IO
• Mati rasa pada sisi yang sakit
• ketidakmampuan untuk merasakan makanan yang dikumpulkan dalam bukal sulcus
- Prosto
• Dokter gigi tidak perlu meregangkan sudut mulut
• Menambahkan ketebalan yang cukup pada kontur permukaan bukal dari denture rahang atas
untuk mendukung otot yang lembek.

9. Penyakit Paru Kronis


- Gejala
• Nafas pendek, wheezing, peningkatan respiratory rate, Batuk persisten
• Penurunan tonus otot. Penurunan sensitifitas, reflex batuk rendah
- IO -
- Prosto
• Sulit untuk menentukan dimensi vertical oklusal karena pasien cenderung bernafas melalui
mulut

10. Paska Terapi Radiasi


- Gejala
• Xerostomia, osteomyelitis, trismus
- IO
• Rawan trauma karena denture
• Nekrosis tulang karena perubahan vascular yang diinduksi radiasi
- Prosto
• Hindari overekstensi penyebab infeksi sekunder
• Trismus menyebabkan DVO berkurang

Riwayat Penggunaan obat-obatan terhadap manifestasi RM


Obat yang paling umum diresepkan untuk orang tua, dalam urutan frekuensi yang sering,
adalah : diuretik, analgesik, hipnotik, sedatif, ansiolitik, antirematik dan beta blocker. Banyak dari
obat ini memiliki efek samping yang relevan dengan perawatan prostetik, ansiolitik, antirematik dan
beta blocker. Banyak dari obat ini memiliki efek samping yang relevan dengan perawatan prostetik.
Contoh : Xerostomia, karena antidepresan, diuretik, antihipertensi dan antipsikotik
Obat-obatan tertentu, seperti inhaler steroid yang digunakan dalam pengobatan asma, obat
imunosupresif, dan antibiotik spektrum luas yang digunakan dalam jangka waktu lama, dapat
mengubah flora oral sehingga menjadi predisposisi infeksi candida.
Tardive dyskinesia suatu kondisi yang ditandai oleh gerakan spasmodik otot-otot mulut,
lingual dan wajah. Gerakan yang tidak terkendali ini dapat membuatnya sangat sulit, atau bahkan
tidak mungkin, untuk menyediakan gigi palsu yang stabil. Kondisi ini disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan secara luas seperti antipsikotik dan antidepresan trisiklik. Ini akan terjadi pada 20-40%
pasien yang telah menggunakan obat selama lebih dari 6 bulan. Sekitar 40% penderita kondisinya
tidak dapat disembuhkan, bahkan jika terapi obat dihentikan.

Efek samping obat-obatan yang berpengaruh terhsap keberhasilan perawatan Prostodontik


Xerostomia (mulut kering) :
- Antihistamin
- Antihipertensi
- Nytroglycerin
- Antidepresan
- Diuretik
- Antihipertensi
- Antipsikotik
Perubahan pada Mukosa Mulut
- Phenytoin
- Cyclosporine
- Adrenal corticosteroids
Meningkatnya volume saliva
- Adrenergic stimulating drugs
- Cholinesterase inhibitors
- Sialogogues
Sindrom Parkinson/Gerakan abnormal
- Antipsychotic
- Tricyric antideprresant
- Meloclopramide
Postural hipotensi (pingsan saat akan berdiri/berubah posisi)
- Antihipertensi
- Nytroglycerin
- Antipsikotik
- Sedative dan Muscle relaxants
- Analgesic narkotik
- Tricyric antideprresant
Perubahan pada flora rongga mulut
- Antibiotic terutama broad spectrum misalnya amoxicillin
Dysphagia (kesulitan menelan, seperti tersedak) menyulitkan proses pencetakan
- Tricyric antideprresant
- Antipsychoticdrugs
- Semua agen xerostomia

b. Kondisi gigi dan Mulut


Riwayat perawatan(pencabutan)
- Perkiraan waktu pencabutan terakhir gigi asli dan penyebab gigi tersebut hilang /dicabut,
misalnya karies, penyakit periodontal/trauma). Hal ini sebagai panduan untuk menentukan
besar resorpsi dan memperkirakan stabilitas jaringan penyangga GT
- Kodisi local rongga mulut yang dianggap ideal bagi GTL antara lain:
• Bentuk ridge kotak (Square) tanpa undercut dan abnormalitas tulang
• Palatum yang luas dan dalam
• Buccal shelf yang lebar dan retromolar pads yang padat
• Perlekatan frenulum di RA tinggi dan RB rendah
• Batas vestibulus yang jelas tanpa disertai perlekatan otot
• Sulkus lingual yang jelas
• Perluasan ke retromylohyoid
• Kepadatan mukosa yang menutupi denture bearing area
• Mukosa didaerah vestibulum dan dasar mulut yang longgar dan perlekatan bergerak
sebagai seal GT
• Lidah yang normal dalam hal ukuran, posisi dan fungsinya
• Relasi mandibula-maksilo normal
• Torus otot dan kooordinasi pda pergerakan mandibula baik
• Ruang antar ridge untuk penempatan anasir gigi
• Viskositas dan jumlah saliva yang memadai
• Tidak ada gejala kelainan patologis pada jaringan keras dan lunak
- Warna tekstur tone dan tidak adanya lesi merupakan indikasi sehat tidaknya jaringan
rongga mulut. Kondisi kulit, bibir, mukosa intraoral, dan lidah, dan perlekatan jaringan
serta palatum harus diperiksa dengan seksama

Riwayat pengalaman pasien menggunakan gigi tiruan


- Dinyatakan bila pasien pernah atau sedang memakai GT perlu dicatat
• Jumlah dan macam GT yang pernah digunakan
• Penerimaan (puas tidak puas ) terhadap GTnya. Jika puas : kelebihan yang ad pada
GT. Jika tidak puas : kekurangan /problema yang diraskan GTnya
• Kapan GTnya dibuat
• Alasan pasien ingin di buat GT yang baru
- Hal ini membantu klinisi mennetukan desain GT yang tepat
- Pengalama pasien dengan GT juga menjadi petunjuk klinisi mengenai kemampuan adaptasi
pasien terhadap GTnya
- Pasien harus di edukasi bila permintaannya tidak realistis (misalnya jaringan penyangga
tidak mendukung)
- Kondisi Gt lama pasien juga dilihat apakah ada noda/terlihat terpelihara
- Cara pasien memelihara GT berguna untuk mengetahui motivasi dan kemampuan pasien
- Pada GT lama pasien juga diperiksa warna gigi, material, estetik-fonetik, retensi, stabilisasi,
kontur dan perluasan
- Sayap / basis Gt dan basisnya

Anatomi Landmark RM
Terbagi menjadi
1. Limiting structures :
• Menentukan luas batas gigi tiruan tanpa mengganggu pergerakan otot
• Perluasan melebihi batas ini akan menyebabkan GT terlepas / nyeri / menurunkan
retensi dan stabilitas
2. Supporting structures :
• Area penahan beban dengan resorbsi ridge minimal
• GT harus didesain agar sebagian besar beban terkonsentrasi di area ini
3. Relief area :
• Area ini akan mengalami resorbsi jika menerima beban terus-menerus
• Area yang mengandung struktur rapuh di bawahnya sehingga desain GT harus
menghindari beban di area ini

Rahang Atas

1. Limiting Structures
Frenulum labialis
Frenulum bukalis
Vestibulum labialis
Vestibulum bukalis
Hamular notch
Posterior palatal seal (vibraling line)

2. Supporting Structures
Primary stress bearing area
Palatum keras
Tuberositas maksilaris
Secondary stress bearing area
Residual alveolar ridge

3. Relief Area
Papilla incisivus
Caninus eminence
Median palatinal raphae
Palatina rugae
Torus palatina
Fovea palatina

LIMITING STRUCTURES

Frenulum labialis
• Lipatan dari mucous membrane yang terletak tepat di garis median. Pada cetakan anatomis,
terlihat seperti cekungan berbentuk huruf “ V “ yang panjang dan sempit di regio anterior.
• Bila terlalu tinggi akan menggangu retensi dan stabilitas GT

Frenulum bukalis
• Merupakan lipatan yang membagi vestibulum labialis dan bukalis. Pada cetakan anatomis,
terlihat seperti cekungan berbentuk huruf “ V “ yang lebar di regio posterior.
• Sayap bukal GT dibuat lebar untuk mengakomodasi pergerakan frenulum

Vestibulum labialis, vestibulum bukalis


• Vestibulum labialis terbagi 2 oleh frenulum labialis
• Vestibulum bukalis meluas dari frenulum bukalis hingga hamular notch
• Sayap GT diperluas hingga kedalaman vestibulum bukalis untuk menambah stabilitas
HAMULAR NOTCH
• Distal dari tuber maksila. Batas lateral dari posterior palatal seal
• GT tidak boleh melebihi hamular notch, jika melebihi GT akan terlepas saat membuka mulut

Posterior palatal seal


• Merupakan jaringan lunak yang menerima tekanan dari GT untuk diteruskan secara fisiologis
pada jaringan untuk menambah retensi GT

VIBRATING LINE
• Perbatasan palatum lunak dan palatum keras
• Batas posterior dari GT
• Untuk menentukannya dengan meminta pasien mengucapkan “A-H” secara singkat dan keras
pada saat border molding
SUPPORTING STRUCTURE

Palatum keras
• Menahan resorbsi dan merupakan area penahan beban yang utama

Tuberositas maksilaris
• Tonjolan yang berada pada posterior maksila
• Mampu menahan gerakan horizontal dari GT

Residual alveolar ridge


• Mudah mengalami resorbsi
• Bila berbentuk U memiliki resistensi yang baik terhadap daya vertical dan lateral
RELIEF AREA

Papilla incisivus
• Jaringan fibrous yang menutupi canalis nasopalatinus
• Tekanan berlebih pada are ini akan menghalangi peredaran darah dan persyarafan – dilakukan
relief

Caninus eminence
• Tonjolan tulang di area caninus yang nenambah support dan retensi
• Apabila terlalu besar dilakukan relief atau bedah preprostetik
PALATINA RUGAE
• Tersusun atas jarinngan ikat padat yang menjalar dari median sutura palatina median pada
1/3 anterior palatum
• Berhubungan dengan fonetik
• Lapisan submokosa di area ini tipis - diperlukan relief
TORUS PALATINA
• Tonjolan tulang yang berada di bagian tengah palatum
• Bila mukosa tipis dan ukuran torus kecil dilakukan relief
• Apabila besar dan menggunggu dilakukan bedah preprostetik

Midpalatine raphe
• Area sepanjang papilla incisive hingga ke ujung distal palatum keras
• Berada di atas sutura palatina median ditutupi mukosa tipis yang menempel erat sehingga
perlu relief untuk mencegah iritasi dan rasa sakit
Fovea palatina
• Umumnya terletak 2 mm dari vibrating line
Rahang Bawah
1. Limiting Structures
Frenulum labialis
Frenulum bukalis
Frenulum lingualis
Vestibulum bukalis
Vestibulum labialis
Sulcus alveolingualis
Retromolar pad
Pterygomandibular raphae
2. Supporting Structures
Primary stress bearing area
Buccal shelf area
Secondary stress bearing area
Residual alveolar ridge
3. Relief Area
Mylohyoid ridge
Foramen mentale
Genial tubercle
Torus mandibularis

LIMITING STRUCTURE

Frenulum labialis
Frenulum bukalis
Vestibulum labialis
• Meluas dari frenulum labialis hingga frenulum bukalis Vestibulum bukalis
• Meluas dari frenulum bukalis hingga retromolar pad

Frenulum lingualis
• Lipatan mucous membrane di garus median
• Dari permukaan lingual menuju dasar mulut
• Pada cetakan anatomis terlihat seperti cekungan berbentuk V

Sulcus alveolingualis
• Ruang yang berada di antara residual alveolar ridge dan lidah, meluas dari frenulum lingualis
hingga ujung distal mylohyoid ridge
Retromolar pad
• Area triangular dengan mukosa padat pada distal molar terakhir
• Basis GT harus menutupi permukaan retromolar pad
• Semakin banyak akses ke area ini maka semakin besar support untuk GT rahang bawah

Pterygomandibular raphae
• Menghubungkan hamular notch dengan retromolar pad
• Penanda yang baik untuk menentukan luas distal gigi tiruan rahang atas

SUPPORTING STRUCTURE

Buccal shelf area


• Area tulang kompak yang dibatasi oleh ridge oblik eksternal di lateral dan puncak ridge
mandibula. di medial

Residual alveolar ridge


• Secondary stress bearing area

RELIEF AREA

Mylohyoid ridge
• Pada resorbsi yg parah ridge sejajar dengan residual ridge, saat palpasi terasa tajam – perlu
relief
• Perluasan sayap lingual hingga di bawah mylohyoid ridge menyebabkan GT goyang

Foramen mentale
• Dilewai oleh saraf
• Jika resorbsi , letaknya menjadi lebuh superior
• Relief untuk mencegah rasa nyeri dan ‘numb’pada bibir bawah

Genial tubercle
• Terletak pada permukaan lingual anterior mandibula
• Bila resorbsi parah, pemakaian GT akan menyebabkan discomfort karena mengenai basis GT
• Bedah preprostetik bila terlalu menonjol

Torus mandibularis
• Penonjolan tulang di areal lingual
• Bila promenin membutuhkan relief atau bedan proprostetik karena mukosanya tipis

Extraoral features
Gambaran anatomi extraoral berikut dilihat pada pasien dalam keadaan mulut tertutu (mandibula
dalam posisi istirahat?rest posisition ) dan bibir atas dan bawah menyentuh. Berfungsi saat MMR
Philtrum : berupa lekukan dangkal pada garis tengah/midline dari bibir atas mulai dari labial tubercle
sampai hidung
Labial tubercle : area dengan sedikit penebalan pada bagian tengah vermillion border bibir atas
Vermillion border
Nasolabial groove
Labiomental groove

c. Klasifikasi sikap mental pasien dan perilaku pasien


Terminologi
1. Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek
fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992)
2. Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia
yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang
menyertai kehidupan lansia
3. Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa
pada lansia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
Faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa
1. Penurunan Kondisi Fisik
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
3. PerubahanAspek Psikososial
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
6. Penurunan Kondisi Fisik
5 Tipe Kepribadian Lansia:
1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy) : biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality) : pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan
yang dapat memberikan otonomi pada dirinya
3. Tipe KepribadianTergantung (Dependent personalitiy) : pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada
masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang
ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality): pada tipe ini setelah memasuki lansia
tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak
diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-
marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy) : pada lansia tipe ini umumnya terlihat
sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah
dirinya.
Sikap Mental Pasien Prostodonsia
1. Philosophical patient
- Sikap mental terbaik
- Tipe pertama
• Belum pernah memakai gigi tiruan, tapi sadar akan kebutuhannya memakai gigi tiruan
• Percaya kepada dokter gigi
• Perlu senantiasa diberi penyuluhan agar motivasinya terjaga
-Tipe kedua

• Sudah pernah memakai gigi tiruan, tapi perlu dibuatkan Kembali


• Mengerti tentang pemakaian, keterbatasan dan kesulitan gigi tiruan
-Karakteristik :
a. Rasional
b. Bijaksana
c. Tenang
d. Berpikiran sehat
e. Sabar di situasi sulit
f. Memiliki motivasi dan keinginan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
dengan memakai gigi tiruan

2. Exacting patient
- Tipe pertama
• Khawatir penampilannya berubah setelah memakai gigi tiruan
• Mengharapkan gigi tiruan persis gigi asli
- Tipe kedua
• Sudah pernah memakai gigi tiruan, tapi tidak pernah puas
• Tidak mudah percaya dokter gigi
• Menginginkan jaminan ganti rugi apabila gigi tiruan tidak sesuai harapan
- Dapat menjadi sikap mental terbaik apabila memiliki intelegensia dan pemahaman yang baik

- Karakteristik :
a. Metodikal
b. Teliti
c. Akurat
d. Sukar menerima pendapat
e. Perlu penjelasan detail pada tiap prosedu
f.
- Cara menangani :
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur perawatan kepada pasien secara jelas. Bila perlu dengan
ilustrasi gambar atau foto karena pasien exacting sangat ingin tahu dan banyak bertanya
2. Sebelum memulai prosedur, menjelaskan kerugian dan efek samping serta
ketidaknyamanan dan masalah yang mungkin muncul dari setiap jenis perawatan karena
pasien exacting memiliki ekspektasi yang tinggi
3. Jangan menjanjikan pasien bahwa perawatan dan pemakaian gigi tiruan akan berjalan
mulus tanpa masalah karena akan senantiasa menagih dokter gigi untuk
merealisasikannya 4. Sebaiknya dokter gigi menjadwalkan waktu kunjungan ekstra
karena pasien exacting cendering membutuhkan kesabaran perhatian yang tidak terbagi

3. Indifferent patient
- Pasien yang biasanya datang karena dorongan orang lain sehingga sikapnya apatis, tidak
tertarik dan motivasinya kurang
- Pasien menjadi tidak kooperatif, tidak memperhatikan instruksi dan menyalahkan dokter
gigi
- Prognosis kurang baik
- Prognosis dapat menjadi baik apabila pasien menerima motivasi dan edukasi yang diberikan
kepadanya
- Karakteristik
a. Tidak peduli penampilan
b. Tidak merasa pentingnya komunikasi
c. Tidak ulet
d. Tidak mau merepotkan dirinya sendiri dalam pemakaian protesa
e. Kurang menghargai upaya dokter yang merawatnya
f. Diet buruk
- Cara menangani
1. Sebelum pembuatan gigi tiruan, memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga oral
hygiene, mengganti gigi yang hilang serta perawatan gigi dan mulut
2. Memberikan contoh buruk yang konkrit apabila tidak melakukan perawatan gigi tiruan
disertai foto untuk meyakinkan pasien
3. Apabila ketertarikan tetap tidak dapat distimulasi maka hal terbaik adalah menolak pasien
ini. Sejak awal, pasien menjadi edentulous biasanya karena minimnya ketertarikan pada
kesehatan gigi dan mulut

4. Hysterical patient
- Tipe pertama :
• Kesehatan umum dan mulutnya buruk
• Takut akan perawatan gigi
• Yakin pemakaian gigi tiruan akan gagal
- Tipe kedua :
• Pernah memakai gigi tiruan tapi tidak puas karena merasa penampilannya berubah
• Selalu menuntut gigi tiruan akan sama persis dengan gigi asli
- Prognosis sering tidak baik
- Selama perawatan memerlukan professional tambahan seperti psikiater
- Karakteristik :
a. Emosional
b. Tidak stabil
c. Sensitif
d. Sangat khawatir
e. Gugup
f. hipersensitivitas
- Cara menangani
1. Preoperatif
• Pendekatan perilaku : komunikasi yang efektif, penjelasan prosedur, suasana rileks,
konsultasi psikiatri
• Pendekatan farmakologis : sedasi oral
2. Operatif
• Pendekatan perilaku : menjawab pertanyaan dengan tenang, meyakinkan pasien
• Pendekatan farmakologis : anastesi oral yang efektif, sedasi oral
3. Postoperatif
• Pendekatan perilaku : memberikan instruksi yang jelas, penjelasan komplikasi dan
penanganannya
• Pendekatan farmakologis : analgesik, medikasi tambahan
Klasifikasi lansia menurut Heartwell

1. Reaslist
• Tipe pasien philosophical dan exacting
• Menyadari perubahan pada masa lansia dan menikmati masa tua
• Mengikuti instruksi dengan baik
• Memperhatikan penampilan
• Oral hygiene dan diet baik
• Memperhatikan kesehatan gigi dan mulut

2. Resenter
• Tipe pasien indifferent dan hysterical
• Tidak dapat menerima penuaan
• Tidak menerima nasihat
• Jarang mengikuti instruksi
• Tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulut
• Secara psikologis disebut ‘second childhood’
• Memeriksakan diri hanya karena diminta oleh anggota keluarganya

3. Resigned
• Kondisi sistemik dan emosional dapat bervariasi
• Sikapnya cenderung patuh, tapi tidak berarti perawatan prostodonsianya akan selalu
berhasil
• Dapat membuat frustasi dokter gigi dan keluarga yang merawatnya sehari-hari

Klasifikasi lansia menurut Dr Suzanne Riechard

1. The mature group


• Mawas diri, realistis, fleksibel dan adaptif
• Ramah, berpikiran terbuka, sadar akan penuaan dan menerima perubahan fisiologis
2. The rocking chair group
• Menyandarkan diri pada orang lain baik secara material maupun emosional
• Memiliki kecenderungan makan dan minum berlebih
• Menerima penuaan dan melihat masa lalu dengan puas
3. The armored
• Berpendirian keras, mandiri, aktif berorganisasi
• Menolak ketakutan menjadi tua dengan cara tetap aktif
• Sadar akan kesehatan tapi tidak mudah menerima perawatan baru kecuali sudah
terbukti
4. The angry men
• Bersikap memusuhi dan menyalahkan orang lain
• Pesimis dan menggambarkan masa tua sebagai penurunan status ekonomi
• Tidak mudah menerima masukan
5. The self haters
• Menjalani hidup dengan sedih
• Selalu menyalahkan diri sendiri

Kondisi kejiwaan khusus


- Pada pasien skizophrenia :
• Harus didampingi keluarga
• Dijadwalkan pada pagi hari
• Menghindari konfrontasi
• Apabila pendekatan tidak berhasil, perawatan harus dilakukan dengan
menggunakan sedas
- Pada pasien dengan Alzheimer
• Demensia akan menyebabkan pasien sering kehilangan gigi tiruan
• Pendekatan secara empatik
- Pasien dalam kondisi fisik yang ekstrim atau mental stress sebaiknya tidak dilakukan
perawatan prostodonsia
Prognosis menurut status psikologi pasien

Excellent prognosis
1. Tidak menuntut dan tidak rewel
2. Bersikap kooperatif
3. Gaya hidup seimbang,
4. Tidak bermasalah dengan gigi tiruan
5. Memiliki motivasi yang baik untuk memakai gigi tiruan

Poor prognosis
1. Menuntut dan rewel
2. Memperhatikan detail
3. Bermasalah dengan gigi tiruan. Sudah pernah berkonsultasi dengan beberapa dokter gigi
sebelumnya
4. Tidak memiliki motivasi untuk menggunakan gigi tiruan yang baik
2. Defisiensi Nutrisi

Nutrisi adalah senyawa atau unsur unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan diperlukan
untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Nutrisi adalah hasil akhir dari semua interaksi
antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Nutrien adalah zat organic, zat anorganik
dan zat yang memproduksi energi yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi
tubuh antara lain seperti protein, karbohidrat,lemak,mineral,vitamin dan air. Manusia
memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan mempertahankan
semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh.

Nutrisi atau zat gizi memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan tubuh
pada umumnya, dan kesehatan rongga mulut pada khususnya. Nutrisi sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan gigi serta mempengaruhi pemeliharaan jaringan rongga mulut.
Nutrisi untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena masa
pertumbuhan gigi sejalan dengan masa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Nutrisi penting
untuk kalsifikasi optimal gigi sulung, sedangkan nutrisi pada masa balita dan anak-anak penting
untuk pertumbuhan gigi tetap.

Dalam bidang kedokteran gigi dipelajari mengenai jaringan lunak dan keras yang sensitif
terhadap kebutuhan gizi. Nutrisi merupakan pemasukan, penyerapan, pemakaian dan
penyimpanan makanan oleh jaringan tubuh. Berdasarkan komposisi atau penggunaannya dalam
tubuh, nutrisi dibagi atas:
1.Protein
2.Karbohidrat
3.lemak
4.Mineral
5.Vitamin

Fungsi nutrisi adalah:


1.Pertunbuhan
2.Pemelihara dan perbaikan jaringan tubuh
3.Mekanisme pertahanan tubuh
4.Proses metabolisme dalam tubuh

Dari pembagian nutrisi diatas dapat di jelaskan sebagai berikut:

1.Protein
Protein adalah komponen organik yang terdiri dari elemen-elemen seperti nitrogen,
karbon, sulfur, fosfat, oksigen yang membentuk asam amino
Asam amino terdiri dari 2 macam:
1. Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesisi oleh tubuh tapi terdapat
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh
2. Asam amino non esensial yaitu asam amino yang bisa disintesis oleh tubuh
Klasifikasi protein :
-Berdasarkan struktur kimia:
1.Simple protein, hanya terdiri dari asam amino. Contoh: albumin, globulin
2.Compound protein, terdiri dari simple protein dan non protein. Contoh: glikoprotein

-Berdasarkan jumlah dan macam asam amino yang terdapat dalam bahan makanan
1.Protein lengkap / sempurna
2.Protein tidak lengkap / tidak sempurna
Kebutuhan protein pada tingkatan umur juga berbeda dimana untuk anak-anak yaitu1,6-
3,3 gr/KgBB dan dewasa yaitu 1gr/KgBB atau dapat meningkat. Protein sangat berperan terutama
pada masa pertumbuhan jaringan termasuk perkembangan gigi sejak awal pertumbuhannya.
Selain itu protein berperan dalam pembentukan antibodi yang melindungi seluruh jaringan
termasuk mukosa mulut dan darerah sekitarnya terutama dari infeksi yang mungkin menyerang
jaringan periodontal serta mencegah terjadinya angular cheilitis.
Hasil malnutrisi protein sedang dan berat adalah perubahan dalam pertumbuhan dan
fungsi kelenjar ludah. Hasil yang dilaporkan telah bervariasi tergantung pada titik dalam siklus
hidup di mana kekurangan gizi terjadi. Ketika kekurangan protein berlangsung pada tahap
awal, ukuran kelenjar submandibular telah berkurang atau menjadi irreversible. Efek yang
terjadi selama tahap awal perkembangan mungkin tidak sepenuhnya terbalik apabila diet seperti
protein yang memadai . Malnutrisi protein diinduksi pada tikus dewasa muda mengakibatkan
berat kelenjar parotis meningkat dan kepadatan β-adrenoceptormenurun, sedangkan kelenjar
submandibulars, berat badan dan kepadatan sel-β keduanya berkurang.

2.Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai:
- Sebagai sumber energi
- Mempertahankan suhu tubuh
- Membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh

Karbohidrat terbagi dalam monosakarida (glukosa, fruktosa), disakarida


(sukrosa,laktosa, maltosa), dan polisakarida (selulosa, glikogen, pati).Meskipun banyak
penelitian menyebutkan bahwa karbohidrat sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit gigi
dan mulut, namun dari fungsinya sebagai katalis dalam proses metabolisme terhadap zat gizi
lain ( mineral, vitamin, dan lemak ) dan meningkatkan konsumsi zat gizi lain serta peran
sebagai imunopolisakarida dalam menangkal infeksi,berperan penting pada masa pra erupsi dan
pasca erupsi, maka karbohidrat juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut.

3.Lemak
Lemak atau lipid mengangkut vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, K.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang
membentuk membran semua jenis sel.
Lemak berfungsi sebagai:
- Mengatur suhu tubuh
- Menghasilkan asam lemak esensial untuk pembangunan dan perawatan jaringan tubuh.
- Mengangkut vitamin yang larut dalam lemak ke peredaran darah

Lemak berperan sebagai pengangkut vitamin yang memiliki peran dalam menjaga
kesehatan gigi yang mulut. Salah satu jenis lemak adalah lemak jenuh. Lemak ini memainkan
peranan penting terhadap kesehatan tulang dan gigi. Agar kalsium dapat bersatu dengan struktur
tulang kerangka dan gigi secara efektif, sedikitnya 50 persen lemak makanan seharusnya
mengandung lemak jenuh.
4.Mineral
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok
utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun
hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000
mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah
kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan.
Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor
(P), magnesium(Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl),dan natrium (Na). Sedangkan mineral
mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I), besi (Fe), mangan
(Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Mineral adalah zat anorganik dari bahan makanan atau bahan anorganik lain,
digolongkan atas:
1.Mineral esensial dan terdapat dalam jumlah banyak contohnya adalah Ca, P, Na, K, Mg
2.Mineral non esensial yang diperlikan tubuh tapi hanya dalam jumlah sedikit seperti Fe, Co,
Cu dan I
Fungsi umum dari mineral adalah:
-Bahan pembentuk tulang dan gigi
-Pengatur fungsi tubuh
-Pembentuk garam-garam dalam cairan tubuh

Mineral-mineral yang penting bagi tubuh:


-Kalsium (Ca),Phospor, flour, iodine, kalium, ferum, magnesium, seng, zat besi.
-Besi: Berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serat jaringan mukosa
mulut. Mineral ini banyak terdapat pada daging, bayam, dan sayuran berwarna hijau.
- Seng: Berperan besar dalam penyembuhan luka pada mukosa mulut. Seng banyak terdapat
pada seafood, hati, daging, dan sereal gandum.

Defisiensi mineral yang bermanifestasi dalam rongga mulut adalah defisiensi kalsium,
fosfor, magnesium, besi dan flour. Manifestasi defisiensi kalsium dalam rongga mulut adalah
terjadi absorpsi tulang rahang yang merata dan destruksi ligamentum periodontal dan
berkurangnya kekuatan gigi. Manifestasi defisiensi fosfor dalam rongga mulut adalah terjadinya
gangguan pertumbuhan rahang dan erupsi gigi. Juga adanya pertumbuhan kondili yang
lambat disertai maloklusi. Defisiensi magnesium dalam jangka waktu yang lama dapat
terjadi hipoplasia enamel. Manifestasi defisiensi besi dalam rongga mulut adalah terjadinya glossitis
yang merupakan penyakit pada lidah, di mana lidah tampak merah dan sakit. Manifestasi
Defisiensi flour dalam rongga mulut yang paling utama adalah kerentakan gigi terhadap
terjadinya karies gigi. Protein banyak terdapat pada daging, telur, susu, ikan dan jagung.
Manifestasi defisiensi protein dalam rongga mulut adalah lidah tampak berwarna merah karena
hilangnya papila, terjadi angular cheilitis dan fissura bibir atau bibir pecah-pecah. Selain itu rongga
mulut terasa kering dan nampak kotor. Resistensi terhadap infeksi mengalami penurunan
sehingga mudah terjadi infeksi pada jaringan periodontal.

5.Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang esensial bagi pertimbuhan, pemeliharaan, dan
menjamin berlangsungnya proses faal dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan kesehatan
tubuh, vitamin dibagi atas :
-Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K
-Vitamin yang tidak larut dalam lemak : B, C

-Vitamin yang di butuhkan tubuh adalah;


1.Vitamin A
2.Vitamin B1(aneurin)
3.Vitamin B2 (riboflavin)
4.Vitamin B3 ( niacin= asam nikonat)
5.Vitamin B12 ( anti pernicious anemia factor)
6.Vitamin C
7.Vitamin D
8.Vitamin K

Vitamin A
Vitamin A diperlukan untuk kesehatan gingiva. Penting untuk menjaga selaput lendir
mulut dan jaringan mukosa mulut. Memelihara jaringan epitel, membantu perkembangan gigi
serta pertahanan terhadap infeksi. Vitamin A banyak terdapat pada sayuran yang berwarna hijau
atau kuning, buah dengan warna yang mencolok, susu, telur dan minyak ikan.

Vitamin D
Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat yang sangat berperan pada pembentukan dan
pertahanan gigi. Absorpsi ini berlangsung di usus halus. Selain itu berperan penting pada
pembentukan rahang. Vitamin ini paling banyak terdapat pada susu, minyak ikan dan sereal.

Vitamin E
Mencegah pertumbuhan bercak putih tebal di mulut (leukoplakia). Mencegah kanker oral
selain itu vitamin E juga berperan sebagai anti oksidan. Vitamin E banyak terdapat pada telur,
susu, daging, dan kacang-kacangan.

Vitamin K
Berperan dalam proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya pendarahan spontan
dalam rongga mulut. Vitamin K banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau.

Vitamin C
Diperlukan untuk kesehatan periodontal dan gingiva, faktor dalam penyembuhan luka.
Diperlukan untuk produksi kolagen dan mencegah perdarahan gingival. Vitamin C banyak
terdapat pada buah-buahan, sayuran hijau dan tomat.

Vitamin B kompleks
Membantu struktur wajah berkembang dengan benar sehingga wanita hamil perlu
mengkonsumsi vitamin ini untuk perkembangan janinnya. Selain itu fungsi vitamin B
kompleks adalah mencegah timbulnya rasa sakit, warna kemerahan dan pendarahan givival,
keretakan dan luka di sudut mulut dan lidah. Vitamin ini banyak terdapat pada kacang-kacngan,
ragi, sayuran hijau, hati, susu, beras,jagung dan lain-lain.

Defisiensi Vitamin

Vitamin A menyebabkan terjadinya gingivitis, hiperplasia gingiva serta penyakit periodontal


dan hipoplasia enamel. Defisiensi vitamin A juga mengakibatkan :
- Xeropthalmia
- Darriers disease
- Mulut kering (xerostomia), hyperplasia gingival, gingivitis dan lesi-lesi periodontal

Vitamin E menyebabkan terjadinya pendarahan gingival, keluarnya pus dari poket dan
periodontal serta leukoplakia. Defisiensi vitamin K menyebabkan terjadinya pendarahan
spontan pada gingival atau setelah menggosok gigi.

Vitamin C menyebabkan rentannya gingival terhadap iritasi lokal sehingga terjadi


hiperplasia gingival, mudah berdarah dan dapat terjadi ulserasi yang biasa disebut Scurvy.
- Scurvyakut : gingival membesar, warna merah tua dan mudah berdarah
- Mukosa mulut mudah terkena infeksi sekunder
- Gigi mudah terlepas
Defisiensi vitamin C, kurangnya pembentukan kolagen dan peningkatan permeabilitas
endotoksin dari mukosa oral telah diamati dalam studi histologis. Studi telah menunjukkan bahwa
defisiensi vitamin C dapat meningkatkan motilitas leukosit polimorfonuklear, sehingga menurunkan
respon host kekebalan tubuh.

Tiamin(B1) menyebabkan terjadinya pembesaran papila fungiformis pada perifer lidah,


adanya retakan pada bibir dan sensitifitas pada gigi dan mukosa mulut meningkat. Manifestasi
defisiensi vitamin B1 di mulut
- Gigi, mukosa mulut sensitive
- Mukosa mulut merah tua, mengkilat kadang-kadang ada ulserasi
- Papila fungiformis banyak dan lidah menjadi merah terang, licin, mengkilat
- Gingival berwarna merah tua, mengkilat
- Neuralgia
Ribofavin(B2) menyebabkan terjadinya angular cheilitis dan atrofi papilla fungiformis.
Manifestasi dalam mulut adalah sebagai berikut angular chelitis, glosotis, papila fungi formis
besar, lidah berwarna magenta (merah terang)

Niasin (B3) menyebabkan manifestasi dalam mulutseperti ;


- Glositis yang ditandai dengan warna merah terang, papila lidah hilang, ulserasi sepanjang tepi
lidah
- Lidah kering dan licin
- Keadaan lebih berat kadang terasa sakit dan ada plak putih pada punggung lidah yang sulit diangkat
Asam Nikotinat(B 5) menyebabkan terjadinya atrofi papilla di mana lidah tampak merah,
gingivitis kronis dan periodontitis.

Peridoksin( B 6 ) menyebabkan terjadinya angular cheilitis, glossis,serta rasa tidak enak pada
mulut.

Asam Pentotenat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, ulserasi,dan nekrosis pada


gingiva. Terlihat juga mukosa mulut danbibir warna merah mengkilat.

Asam Folat Manifestasi defisiensinya adalah pembengkakan pada lidah, gingivitis, angular
cheilitis dan ulkus pada lidah.

Sianokobalamin (B 12) Manifestasi defisiensinya adalah gingival nampak pucat dan


mudah terjadi ulserasi. Lidah tampak merah licin dan mengkilat serta lebih sensitif(glositis
hurteri). Manifestasi defisiensi B12 dalam mulut lainnya adalah :
- Glosodynia(rasa sakit pada lidah)
- Glssopyrosis(rasa terbakar pada lidah)
Kekurangan vitamin B12 menyebabkan dysplasia reversible yang menyebabkan
perubahan pada mukosa oral dan ulser rekuren. Kekurangan thiamin menyebabkan
rasa terbakar, seperti halnya kekurangan riboflavin dan B6. Vitamin B12 juga telah dikaitkan
dengan stomatitis (radang mukosa mulut), yang umum pada pasien dengananemia. Vitamin
B12 juga menyebabkan atrofi pada papilla lingual.
Glossitisumum terjadi pada pasien dengan anemia defisiensi zat besi. Namun, glossitis
yang merupakan gejala awal kekurangan zat besi muncul sebelum anemia. Cheilosis, atau
peradangan pada bibir adalah tanda umum dari kekurangan vitamin B kompleks, dikaitkan
dengan deficiensi riboflavin, folat, dan piridoksin.
Daftar Pustaka :
1. Greenberg, Martin; Michael Jonathan A. 2008. Burkets Oral Medicine 11th Ed.
Hamilton;Bc Decker Inc
2. Nevile. Brad W dkk. 2012. Oral dan Maxilofacial Pathology 2nd Ed. Phildelphia: W.B.
Sounders Company
3. Rahn: Arthur O, dkk. 2009. Textbook of Complete Denture Sixth Ed. USA : Peoples Med
Pub House
4. Zarb. GA : Bolender, Hictey JC Carison Bouchers Prosthodonic Threatment For
edentulous patients 12th edition St lours: CV mosby ce.

Anda mungkin juga menyukai