Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KESEHATAN

GIGI DAN MULUT


PADA KASUS
KEGAWATDARURATAN
GIGI DAN MULUT

WEBINAR DPD PTGMI JABAR


MINGGU, 29 MEI 2022
Prinsip Penanggulangan Penderita
Gawat Darurat

• Kecepatan menemukan penderita


gawat darurat
• Kecepatan meminta pertolongan
• Kecepatan dan kualitas pertolongan
Peran Terapis Gigi dan Mulut

• Fungsi independen = fungsi mandiri


• Fungsi Dependen
• Fungsi Kolaboratif
PRINSIP ASKESGILUT PADA KASUS
KEGAWATDARUTAN GIGI&MULUT

Jaga keamanan diri terapis gigi dan pasien


Alat kesehatan penyelamat hidup harus selalu siap pakai dan sesuai
Informasi dan pendidikan kesehatan
 Cepat
 tepat
 mudah dimengerti

Sistem dokumentasi
 Mudah
 Cepat
 tepat digunakan

Tetap menjaga aspek etik dan legal keprofesian


PRINSIP ASKESGILUT PADA KASUS
KEGAWATDARUTAN GIGI&MULUT

Cepat dan tepat


a. Pengkajian
b. Diagnosa asuhan kesehatan gigi dan mulut
c. Perencanaan asuhan kesehatan gigi dan mulut
d. Intervensi asuhan kesehatan gigi dan mulut
e. Evaluasi yang berkelanjutan

Pelayanan utama
Penyelamatan hidup dan stabilisasi
Monitoring kondisi setiap pasien sesuai kondisi
SISTEMATIKA ASKESGILUT PADA KASUS
KEGAWATDARUTAN GIGI&MULUT

• Pengkajian primer
• Pertolongan pertama/resusitasi
• Pengkajian sekunder
• Stabilisasi
• Rujukan
DIAGNOSA ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

• Tidak terpenuhinya akan kesan wajah yang sehat (adanya pernyataan/ekspresi ketidakpuasan terhadap penampilan diri
sendiri sehubungan dengan kondisi gigi geligi/gingiva/profil wajah/nafas/ lain-lain .....

• Tidak terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari kecemasan/stress (pasien mengeluh/terlihat) :


cemas terhadap pemeriksaan/perawatan yang akan dilakukan adanya kebiasaan buruk seperti
bruxism, menggigit benda, merokok, mengkonsumsi obat-obatan/narkoba

• Integritas/keutuhan jaringan kulit, mukosa, dan membrane pada leher dan kepala terlihat adanya : lesi ekstra/intra oral,
pembengkakan, radang gusi, perdarahan gusi, poket gusi >4mm, xerostomia, dan lain-lain .....

• Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perlindungan dari resiko kesehatan gigi dan mulut : adanya potensial luka/trauma,
resiko pekerjaan, lain-lain ....

• Tidak terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari rasa nyeri pada leher dan kepala akibat adanya : nyeri pada ekstra/intra
oral dan lain - lain ......

• Tidak terpenuhinya kondisi biologis gigi geligi yang baik (terlihat/klien melaporkan) : kesulitan mengunyah, gigi palsu,
pesawat orthodonti yang tidak baik, tambalan yang tidak baik, gigi karies/kelainan, gigi hilang, abrasi/erosi

• Tidak terpenuhinya kebutuhan untuk bertanggung jawab akan kesehatan gigi dan mulutnya sendiri : adanya plak dan
kalkulus (kebersihan gigi dan mulut yang buruk) tidak adanya pengawasan/ pendidikan dari orang tua mengenai
kesehatan gigi dan mulut tidak pernah memeriksakan gigi dan mulut

• Tidak terpenuhinya kebutuhan akan pengetahuan/pemahaman akan kesehatan gigi dan mulut yang baik: tidak
mengetahui pentingnya kesehatan gigi dan mulut
JENIS DIAGNOSA ASUHAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT

Aktual

Possible

Wellnes
s
RENCANA ASKESGILUT

• Prinsip : Evidence Based / Berbasis Bukti


• Ditujukan Untuk Memenuhi Kebutuhan
Klien/Pasien Sesuai Dengan Diagnosa Yang
Ditetapkan
• Dilaksanakan Dengan Tiga Kategori Intervensi :
 Tindakan Klinis
 Edukasi
 Kolaboratif
KLASIFIKASI KEGAWATDARURATAN DENTAL
Kegawatdaruratan dental

MEDIS
Syok ,
Henti nafas,
Henti jantung,
(non trauma)
Kegawatdaruratan dental

DENTAL
Nyeri, perdarahan
NYERI

• Nyeri adalah pengalaman


sensorik dan emosional
yang tidak
menyenangkan.
• Nyeri gigi adalah nyeri
yang berasal dari
keadaan gigi.
PENGKAJIAN NYERI
PENGKAJIAN NYERI AKUT

• Terlokalisasi
• Tajam seperti ditusuk, disayat, dicubit
• Respon saraf simpatis
• Penampilan gelisah, cemas
• Pola serangan jelas
DATA OBJEKTIF PENGKAJIAN
NYERI AKUT

• Peningkatan RR
• Peningkatan denyut jantung (N)
• Vasokontriksi perifer (pucat,
peningkatan TD)
• Peningkatan kadar glukosa
darah
• Diaforesis
• Peningkatan ketegangan otot
• Dilatasi pupil
PENGKAJIAN - NYERI KRONIS

• Menyebar
• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri
• Respon saraf parasimpatis
• Penampilan depresi, menarik diri
• Pola serangan tidak jelas
DATA OBJEKTIF PENGKAJIAN
NYERI KRONIS

• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung &
TD
• Pernapasan cepat & tidak
teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
Penatalaksanaan Nyeri ABCDE

• ASK, tanyakan nyeri


• BELIEVE, percaya apa yang
dilaporkan K & klg
• CHOOSE, cara pengontrolan
nyeri
• EMPOWER, dayagunakan
K&klg mengontrol
pengobatan
Penatalaksanaan Nyeri
Non Farmakologi

• Distraksi
• Relaksasi
• Guided imagery
• Massage
• Tens
• Hipnosis
• Akupuntur
Penatalaksanaan Pada Nyeri Pulpa

• restorasi yang tinggi  perbaikan


ketinggian restorasi
• ganti dengan restorasi sedatif

• Jika karena karies yang dalam dan


reversibel tutup kavita dengan
kapas eugenol.
• Kolaborasi medik - PSA untuk kasus
nyeri pulpa reversibel/ekstraksi
untuk kasus ireversibel.
Penatalaksanaan Nyeri
Fraktur Gigi Geligi

• Restorasi cusp capping sebelum dirujuk


• Kolaborasi medik terapi endodontik atau
ekstraksi jika fraktur melibatkan furkasi
Penatalaksanaan Nyeri
Abses Periodontal

• Irigasi dengan larutan garam/ NaCL


• Debridemen permukaan/pembersihan karang gigi
• Drainase sederhana  melalui celah gingiva
• Edukasi OH
• Kolaborasi medik  antibiotik
• Kolaborasi medik  perawatan periodontal
PERDARAHAN
• TD sistolik <90 mmhg,
N >100 kali per menit
• Pasien mengeluh lemah,
• Berkeringat dingin,
• Menggigil,
• Hiperpnea,
• Kadar hb < 8g/L
• Syok hipovolemik
Penatalaksanaan
Perdarahan

• Lakukan debridemen larutan antiseptik.


• Irigasi dengan larutan garam, Ringer laktat atau larutan antibiotik
(bukan air steril karena hipotonisitasnya) 250 cc sampai 1 L
• Olesi luka dengan povidone-iodine untuk area sekitar margin
minimal 5 cm.
• Lakukan penekanan dengan kasa steril sampai luka dapat
diperiksa dengan hati-hati.
• Lakukan penjepitan darah vena atau arteri besar dengan arteri
clamp
• Lakukan penjahitan luka situasional
• Lakukan penutupan luka dengan menggunakan kasa steril
PERDARAHAN GINGGIVA

• Lakukan penekanan area


perdarahan menggunakan
kasa
• Lakukan observasi 30-60
menit, jika perdarahan tidak
ada perbaikan segera rujuk
• Kolaborasi medis untuk
penanganan lebih lanjut
Kegawatdaruratan dental

OROFASIAL
Trauma maksilofacial,
mandibula,
dentoalveolar, gigi,luka
jar. Lunak wajah
Tujuan Penatalaksanaan Trauma
Gigi Dan Mulut

1. Pengurangan fraktur
2. Stabilitas sementara kerusakan pada
kerangka wajah
3. Stabilisasi sementara dalam proses rujukan
PENGKAJIAN KESEHATAN UMUM

• Pengkajian jalan napas


• Pengkajian tanda tanda vital
• Pengkajian neurologis
• Pengkajian cedera serviks
• Pengkajian abdomen perut
PENGKAJIAN TRAUMA
MAKSILOFACIAL

 Inspeksi Wajah
 Fungsi Motorik
 Pemeriksaan mata
 Telinga, hidung, orofaring
 Sensasi, Palpasi, dan
Stabilitas
PENGKAJIAN TRAUMA
MAKSILOFACIAL

• ASIMETRI WAJAH
• EKSTRA ORAL
• INTRA ORAL
TANDA – TANDA KLINIS
• Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
• Kebingungan
• Iritabel
• Pucat
• Mual dan muntah
• Pusing kepala
• Terdapat hematoma
• Kecemasan
• Sukar untuk dibangunkan
• Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
• Peningkatan TD, penurunan frekuensi nadi, peningkatan pernafasan.
PENATALAKSANAAN UMUM
1. Nilai fungsi saluran nafas dan respirasi
2. Stabilisasi vertebrata servikalis pada
semua kasus trauma
3. Berikan oksigenasi
4. Awasi tekanan darah
5. Kenali tanda-tanda shock akibat
hipovelemik atau neurogenik
6. Atasi shock
7. Awasi kemungkinan munculnya kejang
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA

• Pertolongan pertama A B C
• Napas dan denyut jantungnya normal, tetapi
tidak sadarkan diri, stabilkan posisi kepala dan
leher dengan tangan atau collar neck (bila ada)
• Pastikan tidak menggerakkan kepala dan leher
tetap lurus
PENATALAKSANAAN CEDERA
KEPALA

• Hentikan perdarahan tersebut dengan menekan luka


dengan kuat menggunakan kain bersih.
• Patah tulang tengkorak, jangan menekan luka dan jangan
mencoba membersihkan luka, tetapi langsung tutup luka
dengan pembalut luka steril.
• Jika ada muntah, miringkan posisinya agar tidak tersedak
oleh muntahannya.
• Pastikan posisi kepala dan leher tetap lurus.
• Lakukan kompres dingin pada area yang bengkak.
• Langsung bawa ke unit gawat darurat terdekat.
Fraktur Mahkota Komplek

• Tempatkan kalsium hidroksida (CaOH2)


ditempatkan pada jaringan pulpa yang
terpapar jika luka dalam 24 jam dan
eksposur sangat kecil.
• Kolaborasi medik untuk penanganan lebih
lanjut
Ekstrusi Parsial
• Sesegera mungkin manipulasi
gigi permanen kembali ke
soket.
• Fiksasi dengan bahan yang
tidak kaku seperti benang nilon
atau kawat ligatur untuk
mencegah ankylosis.
• Kolaborasi medik untuk per-
awatan lebih lanjut
PENATALAKSANAAN
GIGI AVULSI
• Jika kotor, pegang gigi bagian mahkota dan dibilas dengan
lembut dalam larutan garam/susu di tempat kejadian.
• Jangan menggosok, menyikat gigi atau akarnya dengan
sabun/detergen.
• Segera pasang kembali gigi ke dalam soket dan tahan
dengan tekanan ringan dalam perjalanan ke FASKES
• Tidak perlu secara fisik melakukan debridemen soket
sebelum reimplantasi.
• Lakukan Irigasi larutan garam secara perlahan untuk
menghilangkan kotoran di dalam soket.
• Simpan gigi di sebelah bukal bagian depan atau dasar
mulut gigi harus disimpan dalam cangkir air liur, susu,
garam, selama diperjalanan menuju FASKES.
• Setelah gigi diimplantasikan kembali ke dalam soket,
lakukan irigasi dengan secara perlahan.
• Fiksasi gigi avulsi ke gigi yang berdekatan.
EVALUASI

• Ditujukan Untuk Memastikan Tercapainya


Tujuan Perawatan
• Evaluasi Dilaksanakan Melalui Tindakan
Monitoring/ Pengkajian /Pemeriksaan
Ulang
EVALUASI

Melakukan evaluasi hasil intervensi asuhan


kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan
pengkajian ulang :
• Respon kesadaran  tindakan  tanda
perbaikan perfusi
• Akral hangat
• TTV ? Nadi lebih besar
• Kesadaran membaik
KASUS-KASUS INDIKASI PENANGANAN
LANJUTAN DI RS
1. Pasien dengan luka parah dan traumatis yang membutuhkan
tindakan lanjutan, seperti cedera kepala bersamaan.
2. Pasien yang membutuhkan antibiotik parenteral atau
analgesik.
3. Pasien yang membutuhkan hidrasi atau pemberian
parenteral.
4. Pasien yang membutuhkan operasi darurat.
5. Pasien tidak dapat merawat dirinya sendiri di bawah kondisi
saat ini, termasuk anak-anak yang orang tuanya dianggap
berisiko.
6. Pasien dengan kebutuhan akan manajemen jalan nafas.
DOKUMENTASI ASUHAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT
Tujuan pendokumentasian:
 Sarana komunikasi
 Keuangan, untuk data penghitungan biaya RS
 Auditing dan monitoring, untuk mengevaluasi
kualitas palayanan
SISTEMATIKA PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

S Diisi dengan keluhan aktual pasien

O Diisi dengan data hasil pengkajian

A Diisi dengan diagnosa asuhan kesehatan gigi dan mulut

P Diisi dengan perencanaan untuk mengatasi masalah

I Diisi dengan intervensi asuhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan

E Diisi hasil pengkajian ulang setelah dilakukan intervensi asuhan kesehatan gigi dan mulut

Anda mungkin juga menyukai