STASE KOMUNIKASI
Skenario 1
Seorang pria usia 9 tahun datang ke dokter gigi diantar oleh orang tuanya dengan keluhan giginya
patah dan merasa sangat sakit pada gigi tersebut. Pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 11 fraktur
diagonal dengan pulpa terbuka sebesar 2 mm, tes perkusi dan palpasi negatif (-) Pemeriksaan
radiograf menunjukkan ujung apeks gigi 11 yang belum menutup sempurna dan jaringan
periodondal dalam batas normal
Assalamu’alaikum. Perkenalkan nama saya drg. X yang sedang bertugas di klinik ini.
• Sebelumnya, dengan mas siapa?
• Usianya berapa?
• Masih sekolah/kuliah atau sudah bekerja? Dimana?
• Alamatnya dimana?
Chief Complaint :
• Jadi mas datang dengan keluhan apa ya?
Present Illnes :
• Bisa diceritakan bagaimana kejadiannya sehingga giginya patah?
• Kondisi ini sudah sejak kapan?
• Lokasinya di bagian mana?
• Apakah disertai dengan rasa sakit atau nyeri? (Jika iya, rasa sakit yang dirasakan bila
diskalakan dari 1-10, 1 tidak sakit dan 10 sangat sakit, rasa sakitnya ada di nomor berapa?)
• Jika digambarkan rasa sakitnya seperti apa? Berdenyut ?
• Berapa lama durasi rasa sakit saat muncul?
• Rasa sakit muncul ketika kapan saja? Tidur? Minum dingin / panas ?
• Seberapa sering rasa sakit muncul ?
• Apakah rasa sakitnya muncul tiba-tiba?
• Adakah yang memparah rasa sakitnya? Ataupun yang memperingan rasa sakitnya?
• Apakah mengganggu aktifitas?
• Apakah kondisi ini sudah dikonsultasikan ke dokter gigi?
• Apakah sudah mengonsumsi obat untuk menghilangkan rasa sakitnya? (Jika iya, obat apa?)
• Apakah obat tersebut berhasil menghilangkan rasa sakitnya?
STASE KOMUNIKASI
Skenario 1
Seorang pria usia 9 tahun datang ke dokter gigi diantar oleh orang tuanya dengan keluhan giginya
patah dan merasa sangat sakit pada gigi tersebut. Pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 11 fraktur
diagonal dengan pulpa terbuka sebesar 2 mm, tes perkusi dan palpasi negatif (-) Pemeriksaan
radiograf menunjukkan ujung apeks gigi 11 yang belum menutup sempurna dan jaringan
periodondal dalam batas normal
Assalamu’alaikum. Perkenalkan nama saya drg. X yang sedang bertugas di klinik ini.
• Sebelumnya, dengan mas siapa?
• Usianya berapa?
• Masih sekolah/kuliah atau sudah bekerja? Dimana?
• Alamatnya dimana?
Chief Complaint :
• Jadi mas datang dengan keluhan apa ya?
Present Illnes :
• Bisa diceritakan bagaimana kejadiannya sehingga giginya patah?
• Kondisi ini sudah sejak kapan?
• Lokasinya di bagian mana?
• Apakah disertai dengan rasa sakit atau nyeri? (Jika iya, rasa sakit yang dirasakan bila
diskalakan dari 1-10, 1 tidak sakit dan 10 sangat sakit, rasa sakitnya ada di nomor berapa?)
• Jika digambarkan rasa sakitnya seperti apa? Berdenyut ?
• Berapa lama durasi rasa sakit saat muncul?
• Rasa sakit muncul ketika kapan saja? Tidur? Minum dingin / panas ?
• Seberapa sering rasa sakit muncul ?
• Apakah rasa sakitnya muncul tiba-tiba?
• Adakah yang memparah rasa sakitnya? Ataupun yang memperingan rasa sakitnya?
• Apakah mengganggu aktifitas?
• Apakah kondisi ini sudah dikonsultasikan ke dokter gigi?
• Apakah sudah mengonsumsi obat untuk menghilangkan rasa sakitnya? (Jika iya, obat apa?)
• Apakah obat tersebut berhasil menghilangkan rasa sakitnya?
• Dalam satu tahun terakhir apakah pernah di rawat di rumah sakit? (Jika pernah, untuk
perawatan apa?)
• Apakah memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat tertentu?
• Apakah memiliki riwayat penyakit dalam seperti tekanan darah tinggi atau gula darah tinggi?
Family History :
Bagaimana dengan orang tua, apakah memiliki riwayat peyakit seperti tekanan darah tinggi
ataupun gula darah tinggi?
Social History :
• Apakah sering mengonsumsi minuman dingin?
Review anamnesis.
Skenario 2
Seorang Wanita usia 35 tahun mengeluhkan gusi pada area kanan bawah bengkak dan sakit.
Pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 45 terdapat kavitas pada bagian oklusal dan distal mencapai
pulpa, tes perkusi dan palpasi positif (+), sedangkan tes vitalitas negatif (-). Gusi pada bagian bukal
gigi 45 terdapat pembengkakan yang meluas hingga bagian bukal gigi 46. Pemeriksaan radiograf
menunjukkan area radiolusen pada mahkota gigi bagian oklusal dan distal yang mencapai pulpa,
serta terdapat area radiolusen di area periapikal berbatas difus dengan diameter 3 mm.
Assalamu’alaikum. Perkenalkan nama saya drg. X yang sedang bertugas di klinik ini.
• Sebelumnya, dengan ibu siapa?
• Usianya berapa?
• Pekerjaan?
• Alamatnya dimana?
Chief Complaint :
• Jadi ibu datang dengan keluhan apa ya?
Present Illnes :
• Bisa diceritakan bagaimana kejadiannya?
• Kondisi ini sudah sejak kapan?(Bengkaknya sejak kapan?Sakitnya sejak kapan?)
• Lokasinya di bagian mana?
• Apakah sebelumnya sudah pernah terjadi kondisi seperti ini?
• Apakah disertai dengan rasa sakit atau nyeri? (Jika iya, rasa sakit yang dirasakan bila
diskalakan dari 1-10, 1 tidak sakit dan 10 sangat sakit, rasa sakitnya ada di nomor berapa?)
• Jika digambarkan rasa sakitnya seperti apa? Berdenyut ?
• Berapa lama durasi rasa sakit saat muncul?
• Rasa sakit muncul ketika kapan saja? Tidur? Minum dingin / panas ?
• Seberapa sering rasa sakit muncul ?
• Apakah rasa sakitnya muncul tiba-tiba?
• Apakah mengganggu aktifitas?
• Apakah kondisi ini sudah dikonsultasikan ke dokter gigi?
• Apakah sudah mengonsumsi obat untuk menghilangkan rasa sakitnya? (Jika iya, obat apa?)
• Apakah obat tersebut berhasil menghilangkan rasa sakitnya?
Family History :
• Bagaimana dengan orang tua, apakah memiliki riwayat peyakit seperti tekanan darah tinggi
ataupun gula darah tinggi?
Social History :
• Apakah ibu sering mengonsumsi makanan yang keras-keras, makanan dan minuman yang
manis?
• Bagaimana dengan konsumsi air putihnya?
Review anamnesis.
Assalamu’alaikum. Perkenalkan nama saya drg. X yang sedang bertugas di klinik ini.
• Sebelumnya, dengan mas siapa?
• Usianya berapa?
• Masih kuliah atau sudah bekerja? Dimana?
• Alamatnya dimana?
Chief Complaint :
• Jadi mas datang dengan keluhan apa ya?
Present Illnes :
• Kondisi ini sudah sejak kapan?
• Lokasinya di bagian mana?
• Apakah sebelumnya sudah pernah terjadi kondisi seperti ini?
• Apakah disertai dengan rasa sakit atau nyeri? (Jika iya, rasa sakit yang dirasakan bila
diskalakan dari 1-10, 1 tidak sakit dan 10 sangat sakit, rasa sakitnya ada di nomor berapa?)
• Jika digambarkan rasa sakitnya seperti apa? Berdenyut ?
• Berapa lama durasi rasa sakit saat muncul?
• Rasa sakit muncul ketika kapan saja? Tidur? Minum dingin / panas ?
• Seberapa sering rasa sakit muncul ?
• Apakah rasa sakitnya muncul tiba-tiba?
• Apakah mengganggu aktifitas?
• Apakah kondisi ini sudah dikonsultasikan ke dokter gigi?
• Apakah sudah mengonsumsi obat untuk menghilangkan rasa sakitnya? (Jika iya, obat apa?)
• Apakah obat tersebut berhasil menghilangkan rasa sakitnya?
Family History :
• Bagaimana dengan orang tua, apakah memiliki riwayat peyakit seperti tekanan darah tinggi
ataupun gula darah tinggi?
Social History :
• Apakah sering mengonsumsi minuman dingin, makan ataupun minuman manis?
Review anamnesis.
Pulpa
Normal pulp A clinical diagnostic category in which the pulp is symptom-free and
normally responsive to pulp testing.
Jika ada rangsangan akan hilang dalam 1-2 detik, tanpa karies, resorpsi,
ataupun pulp exprosure.
Reversible pulpitis A clinical diagnosis based on subjective and objective findings indicating
that the inflammation should resolve and the pulp return to normal.
Peka terhadap rasa manis atau dingin, rangsangan ≤10 detik, biasa
disebabkan karies, atrisi, abrasi, erosi, fraktur.
Symptomatic A clinical diagnosis based on subjective and objective findings indicating
irreversible that the vital inflamed pulp is incapable of healing. Additional
pulpitis descriptors: lingering thermal pain, spontaneous pain, referred pain.
Inflamasi sudah tidak bisa normal lagi, nyeri terus-menerus atau spontan.
Asymptomatic A clinical diagnosis based on subjective and objective findings indicating
irreversible that the vital inflamed pulp is incapable of healing. Additionaldescriptors:
pulpitis no clinical symptoms but inflammation produced by caries, caries
excavation, trauma.
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif menunjukkan bahwa
pulpa yang vital tidak mampu disembuhkan. Deskriptor tambahan: tidak
ada gejala klinis tetapi peradangan yang dihasilkan oleh karies, penggalian
karies, trauma)
Pulp necrosis A clinical diagnostic category indicating death of the dental pulp. The
pulp is usually nonresponsive to pulp testing.
Asimptomatik, tapi jika disertai kelainan periapikal, maka inflamasi
meningkat.
Previously treated A clinical diagnostic category indicating that the tooth has been
endodontically treated and the canals are obturated with various filling
materials other than intracanal medicaments.
Sudah pernah dilakukan perawatan endodontic, bisa disertai atau tanpa
tanda dan gejala.
Previously initiated A clinical diagnostic category indicating that the tooth has been
therapy previously treated by partial endodontic therapy (eg, pulpotomy,
pulpectomy).
Pernah dilakukan perawatan, tapi sebagian.
Apikal
PENPRO HIMAKAGI S’LATE BLOK 11 Senin, 13 Maret
2023
Normal apical Teeth with normal periradicular tissues that are not sensitive to
tissues percussion or palpation testing. The lamina dura surrounding the root is
intact, and the periodontal ligament space is uniform.
Tidak ada sensitifitas, tanda, ataupun gejala, baik subjektif, objektif,
maupun radiograf.
Symptomatic apical Inflammation, usually of the apical periodontium, producing clinical
periodontitis symptoms including a painful response to biting and/or percussion or
palpation. It might or might not be associated with an apical radiolucent
area.
Sakit saat meggigit, PDL melebar.
Asymptomatic Inflammation and destruction of apical periodontium that is of pulpal
apical periodontitis origin, appears as an apical radiolucent area, and does not produce
clinical symptoms.
Tes vitalitas negative, perkusi bisa sedikit sakit atau tidak sama sekali,
kerusakan pada lamina dura.
Acute apical An inflammatory reaction to pulpal infection and necrosis characterized
abscess by rapid onset, spontaneous pain, tenderness of the tooth to pressure, pus
formation, and swelling of associated tissues.
Rasa sakit yang spontan, terbentuknya pus, PDL melebar, sensitive
perkusi dan palpasi.
Chronic apical An inflammatory reaction to pulpal infection and necrosis characterized
abscess by gradual onset, little or no discomfort, and the intermittent discharge
of pus through an associated sinus tract.
Sinus tract 🡪 fistul.
Condensing osteitis Diffuse radiopaque lesion representing a localized bony reaction to a
low-grade inflammatory stimulus, usually seen at apex of tooth.
Berhubungan dengan lesi endodontic, bisa terjadi karena trauma,
asimptomatik, baik pada gigi vital atau non-vital.
Pulpotomi
Proses pengambilan jaringan pulpa yang terinfeksi pada bagian kamar pulpa dan memberikan
kesempatan agar pulpa di bagian akar tetap sehat.
Indikasi : gigi permanen muda yang akarnya belum menutup (pulpitis reversible atau pulpitis
reversible yang menuju irreversible).
Prosedur :
PENPRO HIMAKAGI S’LATE BLOK 11 Senin, 13 Maret
2023
1. Anastesi dengan metode infiltrasi atau block (block lebih tahan lama)
2. Isolasi menggunakan rubber dam
3. Open access hingga tanduk pulpa dengan round-bur
4. Ambil jaringan yang terinfeksi menggunakan ekskavator steril
5. Jika terjadi bleeding, control pendarahan dengan menggunakan cotton-pellet yang dibasahi
dengan saline atau akuades, cotton pellet di peras dengan kapas keris, kemudian masukkan
selama 10 detik.
6. Isolasi dan sterilisasi dengan cotton-pellet dan cavity cleanser. Aplikasikan CaOH jenis
suspense dengan ball-applicator di orifice saluran akar sampai setting
7. Aplikasikan GIC lining (dengan perbandingan powder : liquid = 1 : 2) dengan
menggunakan plastis instrument
8. Tumpat sementara dengan menggunakan cavit atau zinc fosfat
Catatan :
Pulp-capping
Proses perlindungan pulpa dengan meletakkan suatu bahan. Terbagi menjadi dua, direct (langsung
pada pulpa, jika terjadi perforasi karena factor iatrogenic, trauma, dll) dan indirect (menyisakan
selapis tipis dentin yang melindungi pulpa).
1. Alat diagnostik
2. Bur preparasi (bur bulat diamond, bur fissure diamond, dan bur metal/tungsten carbide
bur)
3. Ball applicator dan plastis instrument
4. Spatula agate dan paper pad
5. Chlorhexidine digluconate 2%
6. Kalsium Hidroksida (CaOH) hard setting
7. GIC tipe 3 (lining)
8. Dentin conditioner
9. Alkohol
10. Tumpatan sementara (cavit)
11. Cotton roll dan cotton pellet
12. Gigi posterior (asli atau phantom yang dipasang pada dental simulator)
PENPRO HIMAKAGI S’LATE BLOK 11 Senin, 13 Maret
2023
Prosedur :
PSA
1. Bentuk outline form, dengan membuat 9 kotak (3x3) letaknya di 1/3 mesiodistal dan 1/3
servikoinsisal dan yang akan dilubangi yang di tengah. Bentuk outline form :
➢ Triangular : insisivus sentral maksila
➢ Bulat : insisivus lateral
➢ Oval/slot : premolar (akar satu), caninus maksila, M1
➢ Oval panjang : premolar (akar dua)
➢ Trapesium/ rhoboid: Molar pertama mandibular
➢ Rhomboid : Molar pertama maksila (4 kanal)
➢ Persegi panjang : Molar kedua mandibular (2kanal)
➢ Rhomboid (typical) : Molar ketiga mandibular (3kanal/lebih)
➢ Dll.
2. Open access, menggunakan round bur dengan sudut 45° terhadap aksis gigi sampai
kedalaman dentin, setelah menembus atap kamar pulpa ubah arah round bur menjadi sejajar
aksis gigi sampai di atap pulpa, sambil melebarkan akses ke mesial dan distal, serta
pastikan instrument endodontic keluar masuk tanpa hambatan. (bentuk akhir seperti huruf
V→ anterior)
3. Gunakan sonde lurus untuk mengeksplorasi saluran akar, mencari orifis, dan memastikan
seluruh atap pulpa hilang/terbuka dan akses menuju saluran akar dapat dicapai
4. Ekstirpasi menggunakan barber broach sampai 2/3 panjang saluran akar, dengan teknik
turn and pull yaitu mendorong kemudian memutar barber broach dengan sudut 45°- 90°
lalu ditarik/diangkat mulai dari ukuran kecil – besar. Setiap pergantian barber broach,
dilakukan irigasi dengan sodium hipoklorit (NaOCl). Larutan irigasi digunakan untuk
melarutkan jaringan nekrotik dalam saluran akar dan mempunyai efek antibakteri.
5. Keringkan dengan paper point
6. Tentukan panjang kerja, pengukuran Panjang Kerja dapat menggunakan Teknik
Radiograf dan Electronic Apex Locator. Teknik radiograf salah satunya dengan metode
observasi langsung, yaitu panjang gigi dari insisal-apikal di rontgen dikurangi 1 mm
untuk mengimbangi kemungkinan distorsi atau perbesaran. Kemudian, memasukkan
instrument kedalam saluran akar, dan mengatur rubber stop sesuai panjang perkiraan dan
pada titik referensi. Melihat hasil radiograf, jika terlihat ujung instrumen tepat pada ujung
apikal, maka PK = panjang instrumen – 1 mm. bila jarak > 1 mm atau menembus
foramen periapikal maka dilakukan pengukuran ulang. Pastikan hasil perkiraan panjang
kerja tersebut dengan menggunakan apex locator.
PENPRO HIMAKAGI S’LATE BLOK 11 Senin, 13 Maret
2023
7. Buat tabel preparasi saluran akar
Contoh :
File No PK Ket
file (mm)
8. Penghalusan saluran akar dengan H-file dengan gerakan circumferential, yang biasa
digunakan adalah ukuran MAF (#35 dengan PK 21 mm) atau bisa juga menggunakan satu No. di
atas No. file terakhir dengan PK terakhir juga (#55 dengan PK 18 mm)
9. Irigasi akhir dengan menggunakan clorhexidine dan keringkan menggunakan paper point
10. Medikamen saluran akar dengan menggunakan CaOH jenis suspensi, biasa waktu
penggunaan efektif dalam 7-14 hari. Bisa juga menggunakan Cresophene, biasa pada pasien
dengan periodontitis, dengan waktu efektif 3-5 hari.
11. Tumpat sementara
12. Setelah waktu efektif medikamen (7-14 hari), lakukan pertemuan berikutnya. Buka
tumpatan sementara, bersihkan bahan medikamen dan irigasi, lalu keringkan
13. Tentukan MAC (master apical cone), bisa sesuai dengan MAF, tapi bisa juga berubah
karena terkikis saat polishing. Jadi, lakukan pengecekan ulang. Jika gutta perca yang dimasukkan
sudah ada sensasi tug-back maka, sudah sesuai
PENPRO HIMAKAGI S’LATE BLOK 11 Senin, 13 Maret
2023
14. Irigasi lagi, menggunakan saline agar tidak ada bias dalam tes bakteri
15. Tes bakteri dengan menggunakan paper point yang dipanaskan terlebih dahulu di spirtus,
kemudian dimasukkan ke saluran akar selama 30 detik. Keluarkan, lalu masukkan ke larutan
hydrogen peroksida, jika terdapat gelembung, maka ulangi lagi medikamen. Jika sudah tidak ada,
lanjutkan perawatan. Dikatan bersih jika tidak ada rekasi, jika masih ada bakteri maka paper point
akan dikelilingi oleh bubble yang artinya preparasi tidak adekuat dan dilakukan pengulangan
16. Irigasi menggunkan larutan clorhexidine
17. Memanipulasi sealer untuk meningkatkan sifat adhesive gutta perca pada saluran akar.
Sealer yang digunakan dapat berupa Endometasone dan Eugenol yang dicampurkan. Manipulasi
denggan spatula stainless diatas glassplate sampai berbentuk pasta.
18. Melakukan obturasi dengan baluri lentulo dengan pasta sealer dan masukkan ke dalam
saluran akar (gunakan atau hidupkan low-speed setelah di dalam saluran, begitu juga
mematikannya).
18. MAC (gutta perca utama) dibaluri sealer, masukkan ke saluran akar dan kondensasi secara
lateral menggunakan spreader.
19. Untuk celah yang masih kosong, tambahkan lagi guttaperca tambahan/ gutta perca
accesory, sampai mengisi penuh dan spreader tidak bisa masuk lagi.
20. Gutta perca dipotong 2 mm di bawah gingival craft/orifice dengan ekskavator yang sudah
dipanaskan dengan spirtus.
21. Lakukan kondensasi secara vertical dengan plugger
22. Manipulasi GIC tipe lining dan aplikasikan
23. Tumpatan sementara
24. Dilakukan observasi selama 1 minggu, jika tidak ada keluhan bisa dilakukan tumpatan
permanen.
OSCE KG 17
Stase I komunikasi
Stase II : prosedur PSA stepback serta cara hitungnya
Stase III : tahapan pulpotomi
PENPRO HIMAKAGI S’LATE BLOK 11 Senin, 13 Maret
2023