Anda di halaman 1dari 35

CDS

EKSTRAKSI DENGAN INFILTRASI


WILLY HADINATA HALIM
4251171401
Overview Case
• Anak / L / 5 tahun
• Keluhan utama : Pasien datang bersama
ibunya dengan keluhan gigi belakang bawah
kehitaman dan gigi depan atas sudah rusak
namun tidak terasa sakit sejak 2 tahun
yang lalu. Orang tua pasien ingin anaknya
dirawat.

• Riwayat dental :
– Pasien diketahui belum pernah ke dokter gigi
• Riwayat penyakit sistemik : TAK
(disangkal)
• Riwayat penyakit dahulu : TAK
• Riwayat penyakit keluarga : TAK
• Kondisi umum dan tanda vital : DBN
• Pemeriksaan EO : TAK
• Pemeriksaan IO :
– Kebersihan mulut : Sedang
– Mukosa : TAK
– Frenulum : DBN
– Palatum : TAK
– Lidah : TAK
– Dasar mulut : TAK
• Status gigi geligi :
– 54 : Dental Root Retained
– 53 : Dental Root Retained
– 52 : Dental Root Retained
– 51 : Dental Root Retained
– 61 : Dental Root Retained
– 62 : Dental Root Retained
– 63 : Dental Root Retained
– 64 : Dental Root Retained
– 65 : Karies Superfisialis Oklusal
– 75 : Karies Superfisialis Oklusal
– 74 : Karies Media Oklusal
– 73 : Karies Superfisialis Oklusal
– 83 : Karies Superfisialis Servikal
– 84 : Karies Media Oklusal
– 85 : Karies Media Oklusal
Waktu erupsi dan tanggal gigi
anak
Behaviour Management
Komunikasi yang efektif dapat dilakukan secara:

Verbal : berbicara dengan suara yang wajar, bahasa yang


dapat dimengerti anak, serta kata-kata sederhana
disesuaikan dengan umur dan kemampuan anak
Nonverbal : Ekspresi wajah, penampilan, dan sikap ramah
operator
Kombinasi keduanya
• Teknik pendekatan T.S.D (Tell, Show, Do) rutin dilakukan pada
kunjungan pertama. Teknik ini terdiri dari:
 “Tell” tindakan untuk memperkenalkan perawatan gigi pada anak
melalui penerangan berupa penjelasan secera wajar, sederhana,
dapat dimengerti anak, serta tidak terlalu panjang dan mendetil
karena dapat membuat bingung dan menimbulkan kecemasan.

 “Show” tindakan yang bertujuan untuk memperlihatkan beberapa


bagian prosedur perawatan secara singkat. Contoh: menunjukkan
kaca mulut atau menunjukkan model gigi dengan tindakan
perawatan yang sederhana

 “Do” tindakan yang bertujuan untuk mencoba melakukan prosedur


yang telah ditunjukkan
Anestesi Lokal
• Definisi: kehilangan sensasi sementara
termasuk rasa nyeri pada satu again
tubuh yg dihasilkan secara topical
maupun injeksi tanpa menurunkan
kesadaran
Pehacain
• Lidocaine 1:100.000
• Vasokontriktor: epinefrin
– Membuat konstriksi pembuluh darah pd
area injeksi
– ↓absorbs anestesi lokal ke pembuluh darah
 ↓resiko toksisitas
– Menunda aksi anestesi pd daerah tsb
Topikal Anestesi
• ↓sedikit ketidaknyamanan yg
berhubungan dgn insersi jarum sebelum
injeksi anestesi lokal
• Agen yg digunakan:
– Ethyl aminobenzoate
• 20% gel atau salep
– Lidocaine
• 5% salep
• 2% gel
• 10% spray
Prosedur Anastesi
• Prosedur Anastesi Topical
Dengan ngenggunakan cotton
pellet/cottonroll/cottonbud dioleskan pada
permukaan daerah yang akan dilakukan insersi
jarum. Anastesi ini hanya efektif di permukaan
sedalam 2-3mm. Memerlukan waktu 30detik
sampai ±2 menit untuk obat anastesi bekerja
maksimal.
Anestesi Lokal
• Nerve Block: deposisi dari cairan anestesi
dekat dgn trunkus saraf utama yg menghasilkan
area luas dari anestesi jaringan

• Field Block: deposisi anestetik pd cabang kedua


dari saraf utama

• Infiltrasi Lokal: deposisi anestetik pd ujung


cabang saraf.  pd anak dipilih ini krn densitas
tulangnya lebih rendah drpd org dewasa
Periodontal Ligament Injection
(Intraligament Injection)

• Injeksi PDL adalah


metode tambahan
dalam anestesi, ketika
teknik supraperiosteal
dan blok gagal untuk
menyediakan anestesi
yg adekuat
• Cairan anestesi yg
dikeluarkan
sebanyak 0.2 ml
Prosedur Anastesi PDL
• Jarum di insersikan kedalam sulkus gingiva
mesial dan distal dgn sudut 30° terhadap
sumbu panjang gigi.
• Tekan pedal perlahan 1-2 kali.
Keuntungan Injeksi PDL
• Rasa sakit dapat dikontrol, cepat dan mudah
• Menyediakan anestesi pulpa selama 30 – 45
menit
• Rasa sakit minimal
• Membutuhkan kuantitas cairan anestesi yg
sedikit
• Tidak membutuhkan aspirasi
• Dpt dilakukan tanpa membuka rubber dam
• Berguna pd pasien dgn kelainan perdarahan yg
kontraindikatif dgn injeksi lain
Daerah yg Teranestesi
TEKNIK INFILTRASI BUKAL
1. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kasa steril atau tampon
2. Tarik pipi dan bibir sehingga jaringan menjadi tegang
3. Penusukan dilakukan pada lipatan mukobukal, jarum ditusukkan
ke arah apeks gigi (bevel jarum menghadap tulang), dimasukkan
terus sampai ujung jarum di daerah apeks akar gigi
4. Aspirasi  bila negatif, masukkan anestetikum 0,6 – 1 cc secara
perlahan
5. Tarik jarum secara perlahan
6. Cek apakah sudah teranastesi atau belum dengan menggunakan
sonde
Infiltrasi Palatal
1. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kasa
steril atau tampon
2. Penusukan dilakukan pada mukoperiosteum
palatal 5-10 mm dari gingival margin
3. Aspirasi, bila negatif, masukkan
anestetikum 0,5cc secara perlahan
4. Tarik jarum secara perlahan
5. Cek apakah sudah teranastesi atau belum
dengan menggunakan sonde
Indikasi ekstraksi gigi sulung
1. Gigi dengan karies luas, karies sampai ke
bifurkasi dan tidak dapat di restorasi.
2.Gigi persistensi
3.Gigi yang sudah waktunya tanggal “dengan
catatan bahwa pengganti gigi tersebut
sudah akan erupsi”
4.Untuk perawatan orthodonty
5.Supernumerary tooth
6.Gigi dengan keadaan (Mobility, Mengiritasi )
Kontraindikasi Ekstraksi gigi
sulung
1. Pasien yang sedang menderita infeksi
dalam mulutnya
2.Blood dycrasia atau gangguan kelaianan
darah
3.Pada kondisi benih gigi pengganti belum
muncul/tidak ada
Posisi kursi & operator

*Sudut antara kursi dental


dengan lantai ialah 1200
Penatalaksanaan Ekstraksi gigi
54,53,52,51,61,62,63,64
• Evaluasi pre-operatif
– Riwayat medis dan dental baik
– Kooperatif
Pemeriksaan radiografis untuk indentifikasi adanya kelainan anatomi akar yg berhubungan
dengan ekstraksi dan ada tidaknya benih gigi

1. Menjelaskan prosedur tindakan dan informed consent.


2. Persiapan pasien
- Posisi kursi dibaringkan dengan sudut kursi terhadap lantai 120
- Tinggi mulut pasien berada sejajar dengan siku operator
3. Persiapan operator
- Posisi operator berdiri di samping kanan depan pasien
- Mencuci tangan memakai masker dan handscoon
5. Persiapan anastesi
- membuka alat injeksi
- memasukan catridge dan menutup alat injeksi
- membuka penutup jarum dan memasang jarum pada ujung alat
- menekan pedal dan memastikan obat anastesi keluar dari ujung jarum
4. Prosedur penyuntikan
- membersihkan daerah penyuntikan dengan antiseptik
- menentukan lokasi penyuntikan dengan arah bevel
menghadap ke tulang
- masukan jarum ke dalam sulkus gingiva
- melakukan injeksi pada mesial-median-distal
(labial/bukal dan palatal)
- menekan pada pedal secara perlahan, masukan cairan
sebanyak 0,2ml
Ekstraksi
- Longgarkan jaringan periodontal dengan
bein
- fiksasi tang pada gigi yang akan dicabut
sejauh mungkin ke arah apikal
- luksasi ke arah bukal dan palatal
- Ekstraksi ke arah labioinsisal pada gigi
anterior dan bukooklusal gigi posterior
- Cek apakah ada bagian gigi yg tertinggal
• Melakukan pemijatan pada gingiva
disekitar soket gigi
• Aplikasikan tampon yang telah diberi
larutan antiseptic (povidone iodine) dan
meminta pasien untuk menggigitnya
Medikamen
• Antibiotik: Amoksilin suspension 3x125 mg/
satu sendok teh (5 ml).
Anak dengan BB kurang dari 40kg
Rumus = N/70 x dosis maksimal
n : Kg berat badan pasien
= 17/70 x 3000 mg (max dalam 1 hari)
= 728,57/3 *1
= 242,85/125 mg *2
= 1,942 ~ 2 sdm
maka dalam sekali minum obat, 2 sendok makan
• Analgetik: Parasetamol suspension 3x
125 mg / satu sendok teh (5ml).
Rumus = 10mg/Kg BB
= 10 mg x 17 kg *1
= 170/125 mg *2
= 1,36 ~ 1 sdm
maka dalam sekali minum obat, 1 sendok
makan
Instruksi Pasien
Memberi instruksi kepada pasien:
• Tampon digigit selama 30menit - 1 jam
• Jangan minum air panas dahulu
• Tidak boleh sering meludah dan berkumur
• Luka tidak boleh dihisap-hisap
• Luka jangan dimainkan dengan lidah atau
jari
• Memberikan resep kepada pasein:
antibiotik dan analgetik selama 5 hari
(Antibiotik: Amoksilin dan Analgetik)
Komplikasi
• Reaksi alergi terhadap cairan anastesi
– Hal ini lebih sering terjadi pada anak2 dikarenakan BB yang lebih
rendah dr orang dewasa.
• Trauma pada jaringan lunak
• Fraktur Akar
• Trauma pada benih gigi tetap
– Harus diingat posisi benih gigi tetap sebelum pencabutan
– Cara mengatasi:
• Kalau benih tercabut, dikembalikan ketempatnya kemudian mukosa
dijahit
• Kalau benih berubah posisi --> observasi / reposisi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai