Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Metode Konseling

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : drg. Neneng Nurjanah, M.Kes.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Ertih Aryantie P17325123463


2. Felisia Nova P17325123464
3. Inge Tarisa Andini P17325123490
4. Endah Nursana Assipa P17325123462

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KESEHATAN GIGI 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Bimbingan Konseling dengan judul Metode Konseling.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Bimbingan Konseling yang telah memberikan saya kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini, saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki oleh karena itu saya mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan baik kritik yang membangun dari berbagai pihak. akhirnya
saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandung, 2 5 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
1
BAB I PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH 2

C. TUJUAN 2

BAB II PEMBAHASAN 3

7
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 7

B. SARAN 7

DAFTAR PUSTAKA
Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apa itu Bimbingan Konseling? Membahas bimbingan dan Konseling untuk dunia
pendidikan menjadi menarik. Karena, hal ini berkaitan dengan masa depan generasi muda
yang akan memimpin bangsa ini ke depan. Berbagai masalah di era modern sekarang ini
menurut pihak sekolah untuk meningkatkan profesionalitas konselor, sehingga mampu
memecahkan setiap problem yang dialami siswa, baik pribadi maupun sosial.
Kompleksitas problem di era globalisasi memang sulit dikendalikan. Ia melaju dengan
kecepatan maha dasyat dan selalu menimbulkan masalah psikologi, moral, mental, mind
set, dan transformasi kultural dan struktural yang canggih dan super cepat. Lambat
mengantisipasi dinamika akseleratif ini membuat sekolah semakin ketinggalan zaman. Di
sinilah urgensinya optimalisasi fungsi konseling sebagai starting point mengembangkan
potensi besar anak didik dan menjaganya dari berbagai godaan dan penyimpangan, yang
setiap saat siap menerkam.
Menuju sekolah yang berkualitas dengan proses dan output yang berkualitas
membutuhkan sentuhan tangan dingin konselor yang profesional. Hal ini harus dilakukan
secara intensif untuk mengawali tujuan inti pendidikan sebagai proses memanusiakan
manusia, yakni menjadikan manusia sebagai makhluk terbaik yang diciptakan Tuhan di muka
bumi ini. Anak didik dipersiapkan menjadi manusia terbaik dengan sederet kualitas unggul
yang sulit tertandingi.
Menurut Prof. Dr. Sudarwan Danim (2007), lembaga pendidikan formal atau sekolah
dikonsepsikan untuk mengemban fungsi reproduksi, penyadaran, dan mediasi secara
simultan. Fungsi-fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses pendidikan dan pembelajaran
sebagai inti bisnisnya. Pada proses pendidikan dan pembelajaran itulah terjadi aktivitas
kemanusiaan dan pemanusiaan sejati.
Indikator yang sekarang ini menunjukan sumber daya manusia Indonesia belum
menunjukan tanda-tanda yang positif . Prof. Dr. E. Mulyasa, M.Pd. (2007) menyebutkan
beberapa indikator yang menunjukan pendidikan belum mampu menghasilkan SDM
berkualitas. Pertama, Masalah tenaga kerja yangs sering terkantung-kantung, bahkan tanpa
pemecahan yang jelas, seperti masalah tenaga kerja Indonesia (TKI). Kedua, banyak isu
teroris. Bahkan Indonesia telah dituduh sebagai sarangnya teroris. Ketiga, hasil analisis
berbagai ahli yang menunjukan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa koruptor
terdepan di dunia. Keempat, banyak generasi muda, pelajar, dan mahasiswa yang
diharapkan menjadi tulang punggung justru menjadi beban pembangunan karena
keterlibatannya dengan narkoba, VCD porno, dan perjudian. Kelima,sebagai akumulasi dari
keempat indikator di atas, karena dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, belum
tumbuh budaya mutu, budaya malu, dan budaya kerja, baik di kalangan para pemimpin
maupun dimasyarakat.
Lima indikator di atas menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk meningkatkan
kualitas SDM yang kompetitif, sportif, dan produktif. Di sinilah faktor bimbingan dan
konseling menjadi amat vital. Karena, lewat bimbingan dan konseling, penyadaran akan
besarnya potensi yang ada pada diri anak didik akan tumbuh dengan baik. Di sisi lain, anak
didik juga terhindar dari pegaulan negatif dan perilaku deviasi lainnya yang mengancam
masa depannya.
Bimbingan dan konseling di sekolah, selain meminimalisir angka kenakalan murid,
juga mempunyai peran vital dalam meningkatkan kualitas anak didik. Hal tersebut, tidak
lepas dari kualifikasi konselor yang multifungsi. Seorang konselor adalah seorang psikolog
yang pandai menyelami dunia anak secara mendalam. Ia cepat mengidentifikasi,
memetakan, dan menemukan factor penyebab masalah, lalu menyusun formula untuk
menanganinya dengan cara mengetahui tehnik dan prosedur dalam bimbingan dan
konseling.
Bimbingan dan konseling membutuhkan tehnik yang tidak mudah. Diperlukan
pembiasaan terhadap macam-macam tehnik yang ada, supaya konselor mahir dalam kerja
praktiknya. Di samping itu, keberanian dalam mempraktikan macam-macam tehnik yang
ada, supaya ada pengalaman dari berbagai tehnik. Selain konselor harus menguasai tehnik
juga harus paham tentang prosedur-prosedur dalam bimbingan dan konseling.
Terkadang ada konselor yang sudah merasa nyaman dengan satu tehnik, sehingga
tidak mau untuk mencoba tehnik yang lainnya. Mental status quo semacam ini harus
dihilangkan. Diperlukan eksperimentasi dan observasi yang terus-menerus untuk
mengambangkan teknik konseling sebagai jawaban terhadap kompleksitas suatu problem.
B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari Metode Bimbingan Konseling


b. Apa saja metode bimbingan dan metode konseling
c. Apa saja macam-macam metode bimbingan dan metode konseling

C. Tujuan

a. Mengetahui Pengertian dari Metode Bimbingan Konseling


b. Mengetahui berbagai metode bimbingan dan metode konseling
c. Memahami dan menerapkan berbagai macam-macam metode bimbingan dan
metode konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Bimbingan dan Metode Konseling

Metode dari segi bahasa berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos”
(jalan, cara). Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan..
Metode adalah cara langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Bimbingan
juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan.
Istilah konseling yang diadobsi dari bahasa Inggris “counseling”didalam kamus
artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberap arti, yaitu nasihat (to obtain
counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel), berdasarkan arti
diatas, konseling secara etimologi berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Pendapat lain
mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli, agar konseli mampu memahami diri
dan lingkungannya,mampu membuat keputusan dan menentukan. tujuan berdasarkan
nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan. efektif prilakunya.
Jadi, Metode Bimbingan Konseling adalah cara yang dilakukan untuk membantu,
mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan
mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan
dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka
Menurut Hamrin & Clifford sebagaimana dikutip prayitno tujuan dari konseling
adalah agar individu dapat membuat pilihan-pilihan, mampu membuat penyesuaian-
penyesuaian, dan mampu menginterpretasikan. Sedangkan menurut Colleman
sebagaimana dikutip oleh prayitno tujuan konseling yaitu untuk memberikan dukungan,
memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan dan alternatif baru,
mengatasi permasalahan yang dihadapi, mengadakan perubahan tingkah laku secara
positif, melakukan pemecahan masalah, melakukan pengambilan keputusan,
pengembangan kesadaran, dan pengembangan pribadi, mengembangkan penerimaan
diri, dan memberikan pengukuhan.
Setiap konselor dapat merumuskan tujuan konseling yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan masing-masing konseli. Sebagai contoh tujuan konseling adalah agar
konseli dapat memecahkan masalahnya saat ini, menghilangkan emosinya yang negatif,
mampu beradaptasi, dapat membuat keputusan, mampu mengelolakrisis, dan memiliki
kecakapan hidup

B. Macam-Macam Metode Bimbingan dan Metode Konseling

BIMBINGAN DAN KONSELING membutuhkan teknik yang tidak mudah diperlukan


pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada supaya konselor mahir dalam
kerja praktik Disamping itu, diperlukan keberanian dalam memperaktikkan macam-
macam teknik yang ada, supaya ada pengalaman dari berbagai teknik.
Terkadang, ada seseorang yang ketika enjoy dengan satu Teknik dia tidak mau
mencoba teknik lain. Mental status quo semacam ini harus dihilangkan. Diperlukan
eksperimentasi dan observasi terus-menerus untuk mengembangkan teknik konseling
sebagai jawaban terhadap kompleksitas problem di era modernisasi dan
informasi sekarang ini.
Secara umum, ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu pertama,
metode bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Metode bimbingan kelompok
dikenal dengan group guidance sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan
individual counseling. Adapun macam-macam metode dalam bimbingan dan konseling
yaitu :

a. Bimbingan Individual

Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan langsung
bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan siswa (klien). Dengan
perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face
to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara
(pembimbing) konselor dengan siswa (klien). Masalah – masalah yang dipecahkan melalui
teknik konseling, adalah masalah – masalah yang bersifat pribadi.4

Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh simpati
dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan apa yang
sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empati adalah usaha konselor menempatkan
diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah – masalah yang dihadapinya. Keberhasilan
konselor bersimpati dan berempati akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada
konselor. Keberhasilan bersimpati dan berempati dari konselor juga akan sangat membantu
keberhasilan proses konseling.

Setidaknya ada tiga cara konseling dalam metode individual yang biasa dilakukan, yaitu:

1) Konseling Direktif (Directive counselling)

Konseling dengan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau yang paling berperan
adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan
masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien
secara langsung tanpa melalui perantara apapun.

2) Konseling Non-Direktif (Non-Directive Counselling)

Konseling nondirektif dikembangkan berdasarkan teori client centered (Konseling yang


berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktiknya, konselor hanya menampung
pembicaraan dan mengarahkan. Klien atau konseli bebas berbicara tanpa ada paksaan dari
siapapun. Metode ini tentu sulit di terapkan untuk siswa yang berkepribadian tertutup
(introvet), karena siswa dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam akan sulit diajak
bicara.

Dalam metode ini, proses komunikasi (wawancara konseling) terjadi atas kehendak atau
inisiatif klien sendiri untuk konsultasi dan dalam prosesnya klien yang berperan lebih aktif.

3) Konseling Elektif (Elective Counselling)


Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor menasehati
dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain
konselor memberikan kebebasan kepada konseli (siswa) untuk berbicara sedangkan konselor
mengarahkan saja. Berdasarkan pernyataan diatas, itulah yang disebut metode elektif yaitu
penggabungan kedua metode antara metode direktif dan metode nondirektif.

b. Bimbingan Kelompok

Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan
kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang disarankan bersama oleh
kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah
yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai anggota kelompok.

Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi


masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalaam
kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:

Metode-metode diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan


bimbingan dan konseling dimana terdapat pemimpin kelompok (leader) dan anggota
kelompok yang menggunakan dinamika kelompok.

Adapun beberapa jenis metode kelompok yang dapat diterpakan di kehidupan


kelompok, diantaranya :

1) Program Home Room

Program ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di
rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru
dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efesien
dalam bentuk bimbingan kelompok. Dalam praktiknya, guru mengadakan tanya jawab
dengan para siswa, menampung pendapat, merencanakan suatu solusi dan sebagainya.

2) Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-
objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan
informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri,
kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.

3) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam
melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis
dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung
jawab dan harga diri.

4) Organisasi Siswa

Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah
satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah
siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi
siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan
dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.

5) Sosiodrama dan Psikodrama

Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama
merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang
didramakan adalah masalah-masalah sosial. Sedangkan Psikodrama adalah upaya
pemecahan masalah melalui drama yang berkaitan dengan psikis yang dialami individu.
Perbedaannya terletak pada masalah yang dibawakan.

Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi


masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi
mengenai cara-cara pemecahan masalah.

6) Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar
yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan
yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang
dihadapi oleh siswa.

Dalam bimbingan dan konseling tidak hanya memerlukan metode yang tepat dalam
menyelesaikan suatu masalah dari klien. Melainkan teknik yang tepat juga sangat diperlukan dalam
bimbingan dan konseling. Diperlukannya pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada
dalam praktiknya. Diperlukan ekspreimentasi dan observasi terus-menerus untuk mengembangkan
teknik bimbingan dan konseling. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan diantaranya :

Dalam bimbingan dan konseling tidak hanya memerlukan metode yang tepat dalam
menyelesaikan suatu masalah dari klien. Melainkan teknik yang tepat juga sangat diperlukan
dalam bimbingan dan konseling. Diperlukannya pembiasaan terhadap macam-macam teknik
yang ada dalam praktiknya. Diperlukan ekspreimentasi dan observasi terus-menerus untuk
mengembangkan teknik bimbingan dan konseling.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan diantaranya:
a. Teknik Rapport
Suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuan utama dari teknik
ini adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor dengan klien dan masalahnya.
b. Perilaku Attending
Upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Tujuan dari teknik ini adalah memudahkan
konselor untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka. Teknik ini mengambarkan
bagaimana konselor menerima klien dalam proses konseling agar klien merasa diterima
dalam proses konseling.
c. Teknik Structuring
Proses penetapan batasan oleh konselor tetang hakikat, batas-batas dan tujuan proses
konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya. Teknik ini memberikan
kerangka kerja kepada klien dimana secara umum peranan koselor diketahui oleh klien dan
ada yang bersifat formal berupa pernyataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi
konselor.
d. Empati
Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan ole klien, merasa dan
berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dibangun berdasarkan
kesadaran diri. Menurut Daniel Goleman kemampuan berempati adalah kemampuan untuk
mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut berperan dalam pergulata dalam arena
kehidupan.
e. Refleksi Perasaan
Suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap
yang diperlukan terhadap klien.selain itu refleksi perasaan juga merupakan teknik penengah
yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan dilakukan dan sebelum
pemberi informasi serta tahap interpretasi dimulai.
f. Teknik Eksplorasi
Ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien.
Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan
terancam.
g. Teknik Paraphrasing
Tujuan paraphrase adalah mengatakan kembali esensi antau inti ungkapan klien. Sering
kali klien mengemukakan pikiran, ide, perasaan, pengalaman secara berbelit-belit dan tidak
terarah sehingga intinya sulit dipahami.
h. Teknik Bertanya
Konselor harus memiliki ketrampilan bertanya karena pada umumnya konselor
mengalami kesulitan untuk membuka percakapan dengan klien, karena sulit menduga apa
yang dipirkan klien.
i. Dorongan Minimal
Dalam proses konseling, konselor harus mengupayakan agar klien selalu terlibat dalam
pembicaraan. Konselor harus mampu memberikan dorongan minimal kepada klien atau
suatu dorongan langsung yang dikatakan dengan klien. Dorongan minimal diberikan kepada
klienketika klien menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi atau menghentikan
pembicaraan atau pada saat klien kurang memusatkan pikirannya.
j. Interpretasi
Usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan perilaku atau pengalaman klien
berdasarkan atas teori-teori tertentu. Tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan
rujukan, pandangan atau tingkah laku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui
pemahaman dari hasil rujukan baru.
k. Teknik Mengarahkan
Proses konseling memerlukan partisipasi secara penuh dari klien dan hal itu harus ada
ajakan dan arahan dari konselor. Upaya konselor mengarahkan klien dapat dilakukan
dengan menyuruh klien memerankan sesuatu (bermain peran) atau mengkhayalkan sesuatu
l. Teknik Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Dalam proses konseling, maka setiap periode waktu tertentu konselor bersama klien
perlu menyimpulkan pembicaraan agar pembicaraan maju secara bertahap dan arah
pembicaraan. Membuat kesimpulan bersama perlu dilakukan agar klien memiliki
pemahaman dan kesadaran bahwa keputusan tentang dirinya menjadi tanggung jawab
klien, sedangkan konselor hanya membantu. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah
dibicarakan. Selain itu juga untuk meyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara
bertahap serta meningkatkan kualitas diskusi.
m. Teknik Lead (Teknik Memimpin)
Leading yaitu teknik untuk mengarahkan pembicaraan dalan wawancara konseling
sehingga tujuan konseling tercapai contoh dialog:
Klien: "Saya mungkin berpikir juga tentang masalah hubungan dengan pacar. Tapi,
bagaimana, ya?"
Konselor: "Sampai sini, kepedulian Anda tertuju pada kuliah sambil bekerja. Mungkin Anda
tinggal merinci kepedulian itu. Mengenai pacaran apakah termasuk dalam kerangka
kepedulian Anda juga?"
Konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa
tercapai secara efektif dan efisien.
Arti memimpin dalam konseling ada 2 yaitu yang pertama menujukkan keadaan dimana
konselor berada (didalam atau diluar pikiran klien). Yang kedua yaitu keadaan dimana
konselor mengarahkan pikiran klien kepada penerimaan perkataan konselor. Teknik ini
bertujuan agar pembicaraan klien tidak menyimpang dari fokus yang dibicarakan dan agar
arah pembicaraan terfokus pada tujuan konseling.
n. Teknik Fokus
Fokus yaitu teknik untuk membantu klien memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.
Pada umumnya, dalam wawancara konseling, klien akan mengungkapan sejumlah
permasalahan yang sedang dihadapinya
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang
terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien (wawancara konseling). Ada 4 macam fokus
dalam konseling yaitu fokus pada klien, fokus pada orang lain, fokus pada topik dan fokus
mengenai budaya.
konselor dapat membantu klien agar dapat menentukan apa yang fokus dari masalah
tersebut. Miasalnya, dengan mengatakan :
"Apakah tidak sebaiknya jika pokok peembicaraan kita berkisar dulu soal hubungan Anda
dengan orang tua yang kurang harmonis."
Ada beberapa yang dapat dilakukan dalam teknik fokus ini, diantaranya :
a. Fokus pada diri klien, contoh: "Tanti, Anda tidak yakin apa yang akan Anda lakukan"
b. Fokus pada orang lain, contoh: "Roni telah membuat kamu menderita, terangkanlah
tentang dia dan apa yang telah dilakukannya?"
c.Fokus pada topic, contoh: "Pengguguran kandungan? Kamu membiarkan aborsi?
Pikirkanlah masak-masak dengan berbagai pertimbangan."
d.Fokus mengenai budaya, contoh: "Mungkin budaya menyerah dan mengalah pada laki-laki
harus diatasi sendiri oleh kaum wanita. Wanita tak boleh menjadi objek laki- laki."

o. Teknik Konfrontasi
Suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya ketidak konsistenan antara
perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan.
Tujuan dari teknik ini adalah mendorong klien untuk mengadakan penelitian secara jujur,
meningkatkan potensi klien, membawa klien kepada kesadaran adanya kondisi
pertentangan antara harapan seseorang dengan kondisi nyata di lingkungan.
Penggunaan teknik ini hendaknya dilakukan secara hati-hati, yaitu dengan ;
(1) member komentar khusus terhadap klien yang tidak konsisten dengan cara dan
waktu yang tepat;
(2) tidak menilai apalagi menyalahkan; serta
(3) dilakukan dengan perilaku attending dan empati
Contoh dialog:
Klien: "Saya baik-baik saja." (suara rendah, wajah murung, posisi tubuh gelisah)
Konselor: "Anda mengatakan baik-baik saja, tetapi kelihatannya ada yang tidak beres. Saya
melihat ada perbedaan antara ucapan dengan kenyataan diri.

p. Teknik Menjernihkan (Clarifying Technic)


Teknik dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi /menjernihkan ucapan-ucapan
klien yang tidak jelas, samar-samar, atau agak meragukan. Tujuan dari teknik ini adalah
mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata yang
tegas, dengan alasan-alasan yang logis. Selain itu tujuan lainnya adalah mengulang dan
mengilustrasikan perasaannya.
Contoh dialog:
Klien: "Perubahan yang terjadi di keluarga saya membuat saya bingung. Saya tidak mengerti
siapa yang menjadi pemimpin di rumah itu."
Konselor: "Bisakah Anda menjelaskan persoalan pokoknya? Misalnya pran ayah, ibu, atau
saudara-saudara Anda"
Catatan :
Pada umunya, dalam wawancara konseling, klien akan mengungkapkan sejumlah
permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu konselor dapat membantu klien
agar dia dapat menentukan apa yang fokus dari masalah tersebut.

q. Memudahkan (Facilitating)
Suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan
konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas. Melalui
teknik ini, komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan secara
singkat. Contohnya dengan perkataan: "Saya yakin Anda akan berbicara apa adanya, karena
saya akan mendengarkan dengan sebaik-baiknya"

r. Teknik Diam
Dalam konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi melalui perilaku non verbal.
Waktu diam sekitar 5-10 detik atau sesuai dengan feeling konselor. Beberapa Arti/makna
diam adalah penolakan/kebingungan klien, klien atau konselor telah mencapai akhir suatu
ide dan ragu mengatakan apa yang selanjutnya, kebingungan yang didorong oleh
kecemasan/kebencian, klien mengalami perasaan sakit dan tidak siap untuk berbicara. Klien
mengharapkan sesuatu dari konselor, klien sedang memikirkan apa yang dikatakan dan klien
baru menyadari kembali dari ekspresi emosional yang sebelumnya. Tujuan dari teknik
adalah menanti klien yang sedang berfikir, sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-
belit dan menunjang perilaku dan empati sehingga klien bebaas berbicara.
Contoh dialog;
Klien: "Saya tidak senang dengan perilaku guru itu."
Konselor: "...." (diam)
Klien:"Saya.... Harus bagaimana Saya tidak tahu..."
Konselor; "...." (diam)

s. Mengambil Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat
untuk berbicara, lebih sering diamn dan kurang partisipatif. Konselor mengucapkan kata-
kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
Teknik ini bertujuan untuk:
(1) mengambil inisiatif jika klien kurang bersemangat;
(2) untuk mengambil keputusan jika klien lambat berpikir;
(3) untuk meluruskan jika klien kehilangan arah pembicaraan. Misalnya, dengan
mengatakan: "Baiklah saya pikir Anda mempunyai satu keputusan namun masih belum
keluar. Contoh Anda renungkan kembali."
t. Memberi Nasihat
Dalam konseling, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien memintanya,
walaupun demikian konselor tetap harus mempertimbangkannya. Hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian nasihat adalah aspek kemandirian dalam konseling. Apabila
klien masih dinasehati berarti klien belum mandiri. Dalam pemberian nasihat harus tetap
dijaga yaitu kemandirian klien tetap tercapai.
Contoh respons konselor terhadap permintaan klien: "Apakah dalam hal seperti ini
saya pantas untukl member nasihat pada Anda ? Sebabdalam hal seperti ini, saya yakin Anda
lebih mengetahuinya daripada saya"
u. Pemberian Informasi
Konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahui ketika tidak mengetahui
suatu informasi sedangkan klien memintanya dan sebaliknya apabila konselor mengetahui,
sebaiknya diupayakan agar klien tetap mengusahakannya sendiri.
v. Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk dapat membuat
rencana suatu program untuk melakukan suatu tindakan guna memecahkan masalah yang
dihadapinya. Rencana yang baik harus merupakan hasil kerja sama antara konselor dengan
klien.
w. Menyimpulkan
Pada akhir konseling, bersama klien konselor membuat kesimpulan atau konselor
membantu klien membuat suatu kesimpulan yang menyangkut bagaimana keadaan
perasaan klien saat ini terutama menyangkut kecemasannya akibat masalah yang
dihadapinya, memantapkan rencana klien dan pokok-pokok yang akan dibicarakan
selanjutnya.
Misalnya, dengan berkata, "Nah apakah tidak lebih baik jika Anda mulai menyusun
rencana yang baik dengan berpedoman pada hasil pembicaraan kita sejak tadi".

x. Teknik Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling)


Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil pembicaraan yang menyangkut (1)
bagaimana keadaan perasaan klien saat initerutama mengenai kecemasan; (2)
memantapkan rencana klien; (3) pemahaman baru klien; dan (4) pokok-pokok yang akan
dibicarakan selanjutnya pada sesi berikutnya, jika pandangan masih perlu dilakukan
koseling lanjutan
Untuk mengakhiri sesi konseling, dapat dilakukan konselor dengan cara mengatakan
bahwa waktu sudah habis, merangkum isi pembicaraan, menunjukkan kepada pertemuan
yang akan datang (menetapkan jadwal pertemuan sesi berikutnya), mengajak klien berdiri
dengan isyarat gerak tangan, menunjukkan catatan-catatan sigkat hasil pembicaraan
konseling, dan memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok
pembicaraan apabila diperlukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan. Bimbingan adalah mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir atau dapat
diartikan pula sebagai bantuan atau pertolongan. Sedangkan Konseling upaya untuk
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli
agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menetukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan
efektif prilakunya.

Metode bimbingan konseling adalah cara ataupun metode yang dilakukan untuk
membantu, mengarahkan ataupun memandu seseorang atau sekelompok orang agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah
keputusan dan menetukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.

B. Saran

Setelah mengkaji mengenai berbagai metode bimbingan dan metode konseling,


memahami dan menerapkan berbagai macam-macam metode bimbingan dan metode
konseling sebagai petugas kesehatan diharapkan dapat memahami dan menerapkan metode
konseling dalam memberikan layanan kesehatan guna menjaga mutu layanan dan dapat melakukan
perbaikan secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA

Makalah Teknik Konseling

https://www.scribd.com/document/434367455/Makalah-Teknik-Konseling

Ahmed,Nafi.(2017, 6 Februar1) dunia konseling and psikologi. diakses pada tanggal 24 Januari 2024,
dari http://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-
bimbingan.html?m=1

Homsatun (2018) Skripsi metode konseling dalam pendampingan anak korban pelecehan seksual di
P2TP2A Kabupaten Pringsewu diakses pada tanggal 24 januari 2024
http://repository.radenintan.ac.id/4341/1/Skripsi%20Full.pdf

Azmi, Diakses pada tanggal 24 Januari 2024


https://www.scribd.com/document/434367455/Makalah-Teknik-Konseling

Prayitno, Amti Erman. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta; Rineka


Cipta,2013) h. 112-114.

Boy Soedarmadji & Hartono. Psikologi Konseling Edisi Revisi. (Surabaya: Kencana
Prenada Media Group, 2012), h.30

Anda mungkin juga menyukai