DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS C23C
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’Ala atas limpahan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bimbingan dan
Konseling dengan judul “Konsep Dasar BK”
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling dalam hal ini Ibu Musfirah, S.Pd., M.Pd., atas arahannya dalam
pembuatan makalah ini. Begitu pula ucapan terima kasih kepada teman- teman anggota
kelompok 1 serta orang-orang yang telah terlibat sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kekeliruan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
penulisan makalah selanjutnya. Terima kasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang pesat dan terus menerus menawarkan perubahan,
telah menuntut individu secara sadar atau tidak untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Permasalahan demi permasalahan turut mengiringi perubahan yang
terjadi di setiap sisi kehidupan. Permasalahan kehidupan sangat kompleks. Berawal
dari permasalahan pribadi , kemudian berkembang menjadi permasalahan keluarga
, pekerjaan, bahkan masalah hidup secara luas,. Hal ini memaksa individu untuk
segera diselesaikan, karna secara sadar atau tidak, individu selalu berupaya untuk
keluar dari masalah yang tengah dihadapinya
RUMUSAN MASALAH
1
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan hakikat bimbingan dan konseling
2. Dapat menafsirkan dengan baik tujuan bimbingan dan konseling
3. Dapat menentukan fungsi bimbingan dan konseling
4. Dapat mejelaskan dan menentukan persamaan dan perbedaan bimbingan
dan konseling
5. Mampu menentukan prinsip dan asas bimbingan dan konseling
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun pengertian konseling diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai
berikut:
1. Shertzer dan Stone (1980), mengemukakan counseling is an interaction process
which facilitates meaningful understanding of self and environment and result
in the establishment and/or clarification of goods and values of future
behavior. Cavanagh (1982) mengemukakan konseling ditunjukkan oleh suatu
hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seorang yang mencari
bantuan, bantuan yang diberikan berupa keterampilan dan penciptaan suasana
yang membantu orang lain agar dapat belajar berhubungan dengan dirinya
sendiri dan orang lain melalui cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif .
6
4. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling
Persamaan dan perbedaan Bimbingan dan Konseling Menurut Surya (1988),
ada tiga pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling.
Pandangan pertama berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling.
Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar. Pandangan kedua
berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar maupun
cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan
sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong ada
bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara
individu
7
Informasi verbal, dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
(a) dikomunikasikan kepada pembelajar;
(b) dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru; dan
(c) dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan di
dalam memori selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
b. Asas Bimbingan Dan Konseling
Ada asas yang dijadikan pertimbangan kegiatan. Menurut Prayitno, ada
12 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling. Yaitu sebagai berikut :
1. Asas kerahasiaan; yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kera-
hasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan
yang diperuntukkan baginya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas keterbukaan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kesukarelaan.
4. Asas kekinian, yaitu asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta
didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa
depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang
ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
8
5. Asas kemandirian, yaitu uji asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing (konselor) hendaknya
mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas kegiatan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru pe…
9
2. Bidang Pengembangan Sosial
Dalam Bidang Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan
warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan membantu peserta
didik memahami diri kaitannya dengan interaksi dirinya dengan lingkungan dan
etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.Pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal
dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan
rasa tanggung jawab. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun
tulisan secara efektif.
b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di
rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata
karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan
yang berlaku.
c. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan
teman sebaya
d. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan
lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.
e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.
10
3. Bidang Pengembangan Karier
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier.
Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat
menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan
mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan kehidupannya
serta dapat membaca peluang karier yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau
jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan
itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan
yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral
dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar
bidang studi. Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan
dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,dan mengenal dunia kerja merencankan
masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan
dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat
sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tunutan pekerjaan atau karier yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu
program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,pendidikan, dan waktu luang,
serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga
yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya
(Marsudi, 2003:113).
4. Menjelaskan Faktor Psikologi dalam Belajar
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala
hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Faktor psikologis apa sajakah yang
dapat mempengaruhi proses kita belajar?
Berikut adalah beberapa Faktor Psikologis yang mempengaruhi Proses Belajar gais:
1. Intelegensi
Ini menjadi salah satu Faktor yang berpengaruh pada Proses Belajar.
Intelegensi sendiri merupakan kecakapan yang terdiri dari:
1. kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif
2. Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif
3. Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat
Inteligensi besar pegaruhnya terhadap kemajuan belajar, tetapi bukan
merupakan satu-satu nya faktor yang mempengaruhi.
2. Perhatian
Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata
tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka seseorang harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya atau dengan cara sekreatif mungkin yang
mengundang perhatian untuk mempelajari hal tersebut.
11
3. Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap proses belajar, karena
bila bahan yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minatnya, individu akan
kurang belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Hal-
hal yang menarik minat individu akan lebih mudah dipelajari dan dikuasi, karena
minat dapat menambah motivasi untuk belajar. Jika terdapat individu yang
kurang berminat terhadap suatu hal yang akan dipelajarinya, dapat diusahakan
agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang
menarik dan apa manfaat hal tersebut. Sehingga muncul ketertarikan pada hal
yang akan dipelajarinya.
4. Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih
dan dikembangkan agar dapat terwujud. Bakat Juga memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.
Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar
kemungkinan seseorang untuk berhasil.
5. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri untuk melakukan
sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan
individu yang ingin dipenuhi. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa
yang mendorong individu agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif
untuk berfikir dan memutuskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan
kegiatan yang berhubungan, dan menunjang dalam proses belajar.
6. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan individu yang
sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dapat diartikan juga, bukan
berarti individu dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus.Untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pengulangan terus menerus agar mencapai
kematangan untuk melaksananakan kecakapan baru. Proses belajar akan lebih
berhasil jika individu sudah siap (matang).
7. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau berinteraksi.
Kesediaan timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan.Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
individu belajar dan sudah ada kesiapan di dalam dirinya, maka hasil belajarnya
akan cenderung lebih optimal.
12
5. Menjelaskan Kadar Belajar Yang Berkualitas
Kadar Cara Belajar Siswa Aktif Pendidikan
Kadar Cara Belajar Siswa Aktif
Kadar MA ditandai oleh semakin banyaknya dan bervariasinya keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Semakin banyak dan semakin
beragamnya keaktifan dan keterlibatan siswa, maka semakin tinggi pula kadar ke-
CBSA-annya. Sebaliknya, semakin sedikit keaktifan dan keterlibatan siswa dalam
proses belajar mengajar, maka berarti semakin rendah kadar CBSA tersebut.
Kadar CBSA itu dalam rangka sistem belajar mengajar menunjukkan ciri-ciri, sebagai
berilmu :
1. Pada tingkat masukan, ditandai oleh:
a. Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan kebutuhan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan, minat, pengalaman, motivasi, aspirasi yang telah dimiliki
sebagai baban masukan untuk melakukan kegiatan belajar.
b. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan belajar dan
pembelajaran, yang menjadi acuan baik bagi siswa mupun bagi guru.
c. Adanya keterlibatan siswa dalam memilih dan menyediakan sumber bahan
pembelajaran.
d. Adanya keterlibatan siswa dalam pengadaan media pembelajaran yang akan
digunakan sebagai alat bantu belajar.
e. Adanya kesadaran dan keinginan belajar yang tinggi serta motivasi untuk
melakukan kegiatan belajar.
13
mengisi instrumen penilaian lainnya yang diajukan oleh guru.
c. Keterlibatan siswa menyusun laporan baik tertulis maupun lisan yang
berkenaan dengan hasil belajar.
d. Keterlibatan siswa dalam menilai produk-produk kerja sebagal hasil belajar
dan pembelajaran.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat ditentukan derajat kadar CBSA dalam suatu proses
belajar mengajar, dan bila mungkin di klasifikasikan menjadi: kadar tinggi, kadar
sedang, dan kadar rendah. Kendatipun tampak, bahwa keaktifan guru sangat menonjol,
namun tidak berarti keaktifan guru di abaikan. Tanpa upaya dan pengaruh serta arahan
guru sebagai fasilitator dan pengorganisasian belajar, maka kadar CBSA yang
diinginkan tak mungkin tercapai. Guru tetap bertanggungjawab menciptakan lingkungan
belajar yang mampu mengundang / menantang siswa untuk belajar
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak hal yang menandakan bahwa seseorang tersebut telah melakukan proses
belajar. Arti "belajar" dalam teori kognitif yaitu proses persatuan atau bisa
dikatakan seperti perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses
belajar mengajar.
Kesimpulan mengenai Teori Belajar Dalam proses pembelajaran ada yang
namanya teori belajar yang di mana setiap teori tersebut dapat membantu guru
atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid
atau peserta didik
dari beberapa penjelasan mengenai bimbindan dan konseling dapart
disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses dalam membantu seseorang
individu dalam hal bantuan psikologi untuk mencapai perkambangan yang optimal
sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkambangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya.
Fungsi bimbingan dan konseling yaitu sebagai pemahaman, pencegahan,
penyaluran, penyesuaian, perbaikan, pengembangan, dan pemeliharan. Dan adapun
bidang layanan bimbibngan dan konseling yaitu (1) Bidang Pengembangan Pribadi,
(2) Bidang Pengembangan Sosial, (3) Bidang Pengembangan Belajar, (4) Bidang
Pengembangan Karir
B. Saran
Setelah membahas dan memahami Konsep Dasar Belajar, Teori- Teori Belajar
dan Perbedaan Belajar diharapkan pembaca dapat mengkaji lebih dalam dengan
referensi lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebagai seorang calon
pendidik, sangat penting untuk memahami konsep dasar belajar, teori- teori belajar
dan perbedaan belajar untuk menghadapi dan mewujudkan pendidikan yang
inklusif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Isnawati, Ruslia. 2020. Pentingnya Problem Solving Bagi Seorang Remaja. Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing.
Mahabbati, Aini. 2006. Identifikasi Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Khusus (JPK). Vol.2 (2) :1-14.
16