Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PERIOPERATIF

“PASIEN RAWAT INAP TINDAKAN ODONTEKTOMI”

Oleh : Kelompok IV

Alit Hadizah P17325123456

Ertih Aryantie P17325123463

Felisia Nova P17325123464

Ika Kartika P17325123466

Navis liasari P17325123475

Sonia Dian Pratiwi P17325123483

Trisiana Marini P17325123486

Sri Wahyuni P17325123484

Inge Tarisa Andini P17325123490

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

2023
KASUS :
 Pasien rawat inap umum
 Pasien perempuan umur 42 tahun datang dengan membawa rujukan dari doker gigi
praktek soreh dengan membawa rotgen foto panoramik dengan keluhan gigi 18,28,38
dan 48 impaksi.

Alur pasien yang akan menjalani tindakan odontectomy di rumah sakit (RS) bisa berbeda-
beda tergantung pada kebijakan dan prosedur RS tersebut. berikut alur pasien rawat inap pada
kasus Odontektomi.

1. pendaftaran

• Beberapa rumah sakit sudah menerapkan pendaftaran secara online, maka dari itu
disini pasien tinggal mengonfirmasi ulang

• Pada ruang pendaftaran petugas pendaftaran memastikan apakah nama dan data
pasien sudah masuk dalam daftar online.

Contoh : Indentitas Pasien


No. regis : PG12345
Nama : Ny. Mawar
Umur : 42 tahun
Alamat : Jln kenangan no. 04 bandung
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Gol. Darah : O

2. konsultasi

Di ruang konsultasi pasien diberikan penjelasan oleh Terapis Gigi dan Mulut.
Terapis Gigi dan Mulut melakukan asuhan keperawatan gigi dan memberikan hasilnya
kepada dokter gigi spesialis bedah mulut.

3.Diagnostik

Di ruangan ini, pasien diperiksa keadaan ekstra dan intra oralnya dan termasuk
apa yang sudah di lakukan pasien sebelum datang ke rumah sakit, pada ruangan ini
pasien diminta untuk menunjukan surat rujukannya. Dan jika belum di rontgen maka
dokter akan memberikan surat pengantar agar pasien melakukan rontgen panoramik
terlebih dahulu.
A. Keluhan utama dan keluhan tambahan

a. Keluhan Utama : Pada tanggal 19 oktober 2023 pasien atas nama Nn mawar 42 th datang
ke RS dengan keluhan gigi 18,28,38,48 tumbuh tidak normal, sering sakit dia ingin gigi
tersebut dicabut.
b. Keluhan Tambahan : Tidak ada keluhan tambahan
2. Riwayat Kesehatan Umum : Pasien datang dalam keadaan sehat tidak sedang dalam
perawatan atau konsumsi obat
3. Riwayat Kesehatan Gigi : Pasien sebelumnya sering memeriksakan atau mendapatkan
perawatan tentang Kesehatan gigi di Puskesmas
4. Pemeriksaan Extra oral : a. Palpasi = Tidak ada kelainan
b. Muka atau wajah = Terliat simetris
5. Pemeriksaan Intra oral : Pemeriksaan kebersihan giginya kategori sedang
6. Kelainan : Pasien tidak memiliki kelainan bentuk,jumlah,ukuran ,namun gigi 18,28,38,48
tumbuh tidak normal dengan hasil rotgen sebagai berikut.

4. ruang tindakan

Pasien membawa hasil rontgen dan terdapat indikasi odontektomi pada gigi
18,28,38,48. dokter gigi spesialis akan menawarkan kepada pasien untuk mecabut gigi satu-
persatu dengan anastesi lokal atau sekaligus dengan anastesi umum, tentunya juga dengan
persetujuan dokter anasthesi.

a. anastesi local

• Melakukan pencabutan gigi secara bertahap atau satu-persatu


• Perlu beberapa kali kunjungan
• Tindakan kurang lebih sebulan karena dikerjakan secara bertahap
b. anastesi umum

• Pencabutan gigi dilakukan secara sekaligus keempat-empatnya


• Tidak perlu memerlukan banyak kunjungan sehingga lebih singkat
Penatalaksaanan Odontetomi dengan anstesi local
1. tugas TGM
a. fase pre operasi
1. Melakukan kunjungan pasien yang akan di operasi ( mengecek kelengkapannya
termasuk data dan Pasien mengisi Infomed Consent)
2. Menyiapkan kamar operasi dan kelengkapannya
3. Menyiapkan Instrumen steril disesuaikan dengan tindakan operasi
4. Memeriksa kelengkapan pakaian dan kenyamanannya
5. Melakukan cuci tangan bedah
6. Memakai jas operasi dan sarung tangga steril
b. fase intra operasi
1. Memperingatkan tim Bedah Mulut jika terjadi penyimpangan prosedur aseptic
2. Membantu mengenakan jas operasi dan sarung tangan untuk dokter Bedah Mulut.
3. Menata Instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutannya
4. Memberikan cairan antiseptic pada kulit yang akan di incisi
5. Membantu melakukan prosedur drapping
6. Memberikan instrument kaepada ahli bedah mulut sesuai urutannya Untuk
memudahkan menjaga kasa agar tidak hilang, Kasa harus selalu di hitung dan di catat.
 Menjaga Daerah Steril Selalu Rapih dan Kering
1. Tidak boleh menumpuk instrument
2. Simpanlah instrument di meja mayo dengan rapih
3. Mempertahankan tekhnik aseptic yang baik, amati jika ada yang melanggar.
4. Bila sarung tangan bolong tertusuk jarum segera ganti dan jarumnya dianggap tidak
steril
5. Menjadi tim yang baik, selalu bertindak cepat dan tepat.
6. Tidak boleh bersandar pada meja mayo atau pada pasien.

5. pemeriksaan penunjang dan penjadwalan pasien

Sebelum proses penjadwalan pasien diarahkan untuk pemeriksaan lab dan rontgen
panoramic telebih dahulu, jika hasilnya tidak ada masalah maka pasien akan lanjut
dijadwalkan untuk melakukan tindakan odontectomi.

6. penatalaksanaan kasus

a. asepsis : Membersihkan jaringan luka pada ekstraoral dan intraoral dengan:


Povidone-iodine
b. anastesi umum : Diberikan pada kasus impaksi yang sangat sulit, Pasien harus
dirawat inap dan diberikan premedikasi seperlunya pada pra-bedah dan saat
pemulihan pasca bedah

c. desain flap : Flep mukoperiosteal untuk pengangkatan gigi impaksi diperlukan dan
harus dirancang dengan baik untuk mendapatkan akses yang memadai dan
mengeliminasi penyumbatan jalur pembedahan

d. pengambilan tulang : Untuk mengekspos mahkota dengan pengambilan tulang di


bagian atasnya . Pengambilan tulang yang menghalangi jalur untuk pengangkatan
gigi.Tulang yang diambil harus dalam jumlah yang cukup untuk mengaktifkan
elevasi.

e. elevasi : Elevator ditempatkan di dasar mahkota Tindakan elevasi bukal. Elevasi


bukal dapat dilakukan di molar dan kaninus untuk pengeboran akar tepat dibawah
cemento enamel Juction

f. penghalusan dan pembersihan tulang : irigasi soket . Kuretase untuk menghilangkan


folikel gigi dan epitel yang tersisa. Carilah potongan bagian mahkota gigi (jika gigi
karies), memeriksa sisa- Sisa jaringan tulang/granulasi pendarahan. Masukan
spongostan ke dalam luka bekas pencabutan . Kontrol pendarahan sebelum penjahitan

g. penjahitan : Jahitan interrupted digunakan dan dipertahankan selama 7 hari. Dalam


kasus molar, jahitan distal molar kedua harus ditempatkan pertama.
7. Alat dan Bahan Odontektomi

1) Anesthetic syringe, needles, dan cartridges


2) Mouth prop
3) Tissue retractor
4) Austin tissue retractor
5) Surgical bur
6) Hemostat
7) Surgical aspirating tip
8) Mouth mirror
9) Cotton pliers
10) Periosteal elevator
11) Straight elevator
12) Cranepick
13) Angular elevator
14) Root tip picks
15) Surgical curette
16) Molt curette
17) Bonefile
18) Tissue scissor
19) Extraction forceps
20) Needle holder
21) Scalpel(s)
22) Suture

Berikut Bahan dan Obat yang diperlukan pada saat Odontektomi :


a) Sabun cuci tangan Clorhexidine 4%
b) Povidone iodine 10%
c) Alkohol 70%
d) Kasa steril
e) Tampon
f) Lidocain adrenalin 2%
g) Spuit 3 cc
h) Handuk steril
i) Kain Duk

Setelah tindakan pembedahan/operasi selesai Terapis Gigi dan mulut yang bertugas sebagai
scrub nurse melakukan aktivitas tindakan berikut :
1. Memfiksasi drain dan kateter
2. Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang di pasang
elektroda/ cauter
3. Membersihkan luka operasi dengan kasa yang telah dibasahi dengan Na.Cl 0,9 % dan
mengeringkannya dengan kasa kering.
4. Memasang plester secukupnya sehingga kelihatan rapi
5. Memeriksa duk klem jangan sampe terbawa Bersama dengan duk
6. Memeriksa ulang catatan dokumentasi dalam keadaan lengkap
7. Mengeluarkan instrument ke pasokan kotor

7. Penatalaksanaan post operasi


Fase Post operatif dimulai ketika pasien diterima di ruang pemulihan Pada fase ini
lingkup aktivitas keperawatan terapis gigi dan mulut mencakup rentang aktivitas :
a. Pengkajian meliputi efek anestesi
b. Memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi
c. peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak
lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta
pemulangan ke rumah.

Adapun Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat serah terima adalah:
1) Masalah-masalah tatalaksana anestesia, penyulit selama anetesia/pembedahan,
pengobatan dan reaksi alergi yang mungkin terjadi.
2) Tindakan pembedahan yang dikerjakan, penyulit-penyulit saat pembedahan,
termasuk jumlah perdarahan.
3) Jenis anestesia yang diberikan dan masalah-masalah yang terjadi, termasuk cairan
elektrolit yang diberikan selama operasi, diuresis serta gambaran sirkulasi dan
respirasi.
4) Posisi pasien di tempat tidur.
5) Hal-hal lain yang perlu mendapatkan pengawasan khusus sesuai dengan
permaslaahan yang terjadi selama anestesi/operasi.
6) Dan apakah pasien perlu mendapatkan penanganan khusus di ruangan
terapi intensif (sesuai dengan instruksi dokter)
Bila selama di ruang rawat inap kurang lebih 24 jam dan setelah di observasi kembali
tidak ada keluhan, tanda-tanda vital normal dan tidak ada tanda perdarahan , maka pasien di
pulangkan tidak lupa diberikan obat (antibiotik, analgesik dan antiinflmasi bila diperlukan)
juga surat control pasca rawat

. Kemudian pasien diinstruksi beberapa hal yang harus diperhatikan saat masa
pemulihan di rumah, berikut isntruksi yang perlu disampaikan ke pasien;
PERDARAHAN. Bisa dihentikan dengan menggigit kapas atau kasa di atas luk\
pencabutan.
NYERI & NYILU. Puncak nyeri 24-48 jam. Nyilu mungkin dirasakan lebih dari
seminggu.
BENGKAK. Merupakan respon normal tubuh terhadap luka operasi. Mulai mengecil
setelah 3-5 hari.
KEBAS. Sensasi mati rasa/kesemutan sementara. Akan hilang seiring dengan bengkak
yang berkurang.

Apa yang sebaiknya dilakukan :


1. Apabila perdarahan terus berlangsung, buat gulungan kapas bersih, taruh di atas luka
bekas pencabutan dan gigitlah selama 10-15 menit. Bisa diulang 2-3 kali.
2. Jangan menunda minum obat yang sudah diresepkan. Taatilah aturan pakainya.

Apa yang sebaiknya dihindari :


1. Hindari makanan yang keras, pedas, dan panas. Contoh : bakso, sambal, minuman panas,
minuman beralkohol.
2. Jangan menghisap-hisap daerah bekas pencabutan.
3. Jangan minum menggunakan sedotan.
4. Jangan sering meludah atau berkumur.
5. Jangan mengunyah permen karet atau merokok.
6. Boleh sikat gigi seperti biasa. Hindari menyikat daerah bekas pencabutan. Jangan
berkumur terlalu kuat.
Tinjauan pustaka

https://perawat.org/jenis-perawat-kamar-bedah/#kompetensi-perawat-sirkuler

http://eprints.undip.ac.id/43913/3/BAB_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai