URS ( URETERORENOSCOPY )
DI OK GEDUNG BEDAH PUSAT TERPADU RSUD Dr. SOETOMO
Disusun Oleh:
Arif Rahmahabimantara
P27820714017
Tingkat IV Semester VII
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
URS ( URETERORENOSCOPY )
A. Definisi
URS yaitu prosedur spesialistik dengan menggunakan alat endoskopi fleksibel berukuran
kurang dari 30 mm yang dimasukkan melalui saluran kemih ke dalam saluran ginjal (ureter)
kemudian batu dipecahkan dengan pemecah batu litotripsi. Tindakan ini memerlukan
pembiusan umum atau regional dan rawat inap dan memerlukan waktu kira-kira 30 menit.
Alat ini dapat mencapai batu dalam kaliks ginjal dan dapat diambil atau dihancurkan dengan
sarana elektrohidraulik atau laser. Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan alat melalui
uretra ke dalam kandung kemih untuk menghancurkan batu buli atau ke dalam ureter untuk
menghancurkan batu ureter (Departemen Urology RSCM, 2008).
Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi
hebal pada parenkim ginjal (Price, 1995: 818)
Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik ginjal, yang
turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang biasanya menjadi tempat
berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu ureteropelvic junction (UPJ), persilangan ureter
dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding buli.
B. Indikasi
1. Ukuran batu ≥ 7 mm. Ukuran ini tidak mutlak karena batu yang kecil kadang-kadang
tidak bisa keluar spontan.
2. Kolik terus-terusan yang tidak ada respon terhadap obat-obatan (intractable pain)
3. Derajat sumbatan terhadap ginjal (hidronefrosis).
4. Adanya infeksi.
5. Bila secara konservatif 1 bulan tidak berhasil.
C. Komplikasi operasi
1. Trauma pada mukosa saluran kemih
2. Perdarahan
3. Nyeri
4. Infeksi
5. Demam
D. Keuntungan
1. Batu yang keras dapat dipecahkan.
2. Ureter dapat dilebarkan perlahan saat memasukkan endoscopy yang nantinya akan
dilewati oleh batu untuk keluar.
3. Rasa sakit dan perdarahan biasanya minimal.
E. Prosedur
a. Dokter Umum
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan foto rontgen
4. Merujuk ke spesialis Urologi
b. Spesialis Urologi
1. Pemeriksaan radiologi
2. Pemeriksaan penunjang
3. Tindakan URS
c. Alat Bahan
1. Baju operasi steril (operator/asistensi/instrumen)
2. Sarung tangan steril
3. Duk steril
4. Duk klem
5. Alat set endoskopi
6. Sheath + optic ukuran bermacam-macam (6 sampai 15 Ch)
7. Optik 0 ͦ atau lainnya
8. Guidewire
9. Kateter ureter
10.Stone basket
11. Forceps
12.Carm (Fluoroscopy)
d. Tindakan URS
1. Anestesi umum atau regional (SAB, peridural)
2. Posisi pasien tergantung letak batu biasanya : litotomi
3. Dilakukan retrograde pyelografi untuk melihat anatomi ureter
4. Bila perlu dilatasi muara ureter
5. Masukkan alat URS secara avue dan bantuan fluoroskopi
6. Lakukan tindakan yang diperlukan
7. Bila batu perlu dihancurkan dipakai transducer Elektro Hidrolik atau Lithoclast
(Pneumatik) atau sarana lainnya
8. Bila perlu pemasangan ureter kateter/ DJ Stent
9. Kateter uretra dipasang bila perlu (anestesi SAB, dsb)
F. Perawatan Perioperatif
Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang
dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan. Perawatan intra operatif
dimulai sejak pasien ditransfer ke meja bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah
ruang pemulihan. Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre dan
intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang pemulihan pasca anaestesi dan
berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yang meliputi persiapan psikologi
baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).
1. Persiapan Psikologi
Pada Pre Operatis Psikologis dilakukan Inform consent maka hal hal yang perlu
dikaji sebagai berikut
a. Pengetahuan tentang peristiwa prosedural tindakan sebelum operasi.
b. Pengetahuan alat alat khusus yang diperlukan.
c. Pengetahun prosedur pembedahan dan lingkungan operasi (meliputi dokter operator,
dokter anastesi, dan perawat).
d. Pengetahuan pengobatan setelah operasi.
2. Persiapan Fisiologi
a. Diet sebelum tindakan pembedahan.
b. Persiapan Perut / Pemberian lavement.
c. Persiapan Kulit (pembersihan area bedah dari rambut atau bulu badan)
d. Hasil Pemeriksaan (Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-
lain.
e. Persetujuan Operasi / Informed Consent
3. Persiapan Akhir Sebelum Operasi di Kamar Operasi (Serah terima dengan perawat OK)
maka dilakukan Inform to consent dengan hal-hal sebagai berikut
a. Mencegah Cidera
1) Cek daerah kulit / persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).
2) Cek gelang identitas / identifikasi pasien.
3) Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala / peci.
4) Lepas perhiasan
5) Bersihkan cat kuku.
6) Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.
7) Protesa (gigi palsu, mata palsu) harus dilepas.
8) Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang / ada gangguan
pendengaran.
9) Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang beresiko terhadap
tromboplebitis.
10) Kandung kencing harus sudah kosong.
11) Catatan tentang persiapan kulit (tanda lokasi pembedahan).
a) Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, TN)
b) Pemberian premedikasi
c) Pengobatan rutin.
d) Data antropometri (BB, TB)
e) Pemeriksan laboratorium.
f) Pemberian Obat Premedikasi ( Profilasis)