Ilmu Bedah Mulut dan Maksilofasial merupakan salah satu cabang ilmu
kedokteran gigi yang meliputi penatalaksanaan berbagai jenis penyakit dan
kelainan rongga mulut kedokteran gigi yang menggunaka nmetode pembedahan.
Insidensi yang tinggi terhadap berbagai macam kejadian, baik trauma, penyakit,
genetika, dan kongenital dapat dikategorikan sebagai indikasi dilakukannya
bedah. Tujuan tindakan bedah ini adalah untuk keperluan estetika, medis, maupun
keduanya. Kasus-kasus yang sering dijumpai dalam praktek dokter gigi bagian
bedah mulut adalah eksodonsi dan odontektomi (Pedersen, 2012).
Eksodonsia adalah salah satu cabangilmu bedah mulut yang mempelajari
tentang hal-hal yang berhubungan dengan tindakanbedah gigi dengan tujuan
mengeluarkan seluruh bagian gigi beserta jaringan patologisnyadari dalam soket
gigi serta menanggulangi komplikasi yang mungkin ditimbulkannya.
Odontektomi adalah tindakan pembedahan untuk mengeluarkan gigi dari
soketnya yang tidak dapat dilakukan dengan cara pencabutan biasa. Tindakan ini
biasanya dilakukan pada gigi yang impkasi atau tertanam di bawah mukosa atau
di bawah tulang. Tindakan pembedahan dilakukan dengan cara membuka flap
mukoperiosteal, kemudian dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi
dengan bur (Pedersen,2012).
LAPORAN PRAKTIKUM BEDAH MULUT
ASISTEN OPERATOR MANDIRI ODONTEKTOMI RESIDEN I
Kasus
Seorang pasien bernama Uny berusia 47 tahun datang ke klinik Bedah Mulut
RSGM Prof. Soedomo ingin mencabut gigi paling belakang kiri bawah yang
tumbuh sebagian.
Pembahasan
Identitas pasien
Nama : Nn. Uny Wahyuni
Nomor RM : 18-72-10
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 Tahun 4 bulan
Golongan Darah :B
Pekerjaan : PNS
Tindakan : Odontektomi 38
Operator : drg. Fadhli
Hari, Tanggal Tindakan : 24 September 2018
Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Subyektif
Chief Complain (CC)
Seorang pasien bernama Uny Wahyuni berusia 47 tahun datang ke
klinik Bedah Mulut RSGM Prof. Soedomo ingin mencabut gigi 38 yang
tumbuh sebagian. Tidak terdapat riwayat alergi dan penyakit sistemik.
2. Pemeriksaan Objektif
KU : Baik
TD : 130/90 mmHg
N : 72 x/menit
R : 18 x/menit
S : 36,50C
Intraoral : terdapat gigi 38 yang tumbuh sebagian
Palpasi :-
3. Analisis
Gigi 38 impaksi klas I A vertikal
4. Planning
Inform concent, Odontektomi 38, medikasi, kontrol
6. Medikasi
Cefadroxil tab 500 mg, Ranitidin tab 150 mg, Sincronik tab
Prosedur Perawatan
1. Tahap Awal
Sebelum prosedur odontektomi dilakukan, pasien diminta mengambil foto
rongen. Foto yang diperlukan umumnya adalah OPG. Fungsi dari foto
rontgen adalah untuk membantu operator dalam mengetahui morfologi,
ukuran, dan jumlah gigi, posisi akar, serta bangunan anatomi lain di
sekitarnya. Foto rontgen juga berfungsi dalam menentukan klasifikasi
impaksi yang berimplikasi untuk mengetahui tingkat kesulitan yang akan
dihadapi oleh operator. Sebelum tindakan odontektomi dimulai, operator akan
terlebih dahulu mempelajari hasil foto rontgen serta kondisi klinis pasien dan
selama prosedur berlangsung, hasil foto rontgen dipasang pada illumination
box.
2. Pengukuran Vital Sign
Sebelum pembedahan dilakukan, vital sign pasien diukur. Pemeriksaan ini
meliputi pengukuran tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan temperatur
tubuh.
3. Tahap Persiapan Tindakan
Sebelum tindakan odontektomi dimulai, hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh
asisten operator yaitu memastikan ruangan operasi dalam kondisi bersih dan
dental unit dalam keadaan aktif. Selain ruangan dan dental unit, asisten juga
harus mempersiapkan instrumen dan bahan yang diperlukan dalam prosedur
odontektomi. Odontektomi set terdiri dari diagnostic set (mirror, sonde,
ekskavator, dan pinset), scalpel and balde, rasparatorium, bein, luxator, kuret,
bone file, pinset sirurgis, needleholder, gunting. Duk lubang, spuit injeksi
untuk anastesi dan ampul lidokain, round and fissure bur, benang dan jarum
suturing, hemospon, wadah iodine, kapas, kassa lipat, suction tip, alkohol,
larutan NaCl, dan gelas kumur juga harus disiapkan.
4. Tahap Pelaksanaan
Operator dan asisten operator diwajibkan untuk menggunakan alat proteksi
diri berupa gloves dan masker untuk mencegah cross-infection. Tugas asisten
operator dalam tahap ini meliputi:
a. Mempersilakan pasien
b. Mengisi gelas kumur dengan air
c. Memasangkan tip pada suction
d. Menyemprotkan alkohol pada bur
e. Menuangkan iodine ke dalam tempat iod yang sudah dipersiapkan
f. Menyiapkan kasa dan kapas
g. Memasang bur pada handpiece
h. Memasang blade pada handel scalpel
i. Menyiapkan perlengkapan anastesi dengan cara mengisi spuit injeksi
dengan lidokain.
j. Memasang duk lubang (biasanya setelah operator menjelaskan prosedur
odontektomi dan anastesi pertama telah dilakukan sehingga pasien merasa
kebas dan siap untuk menjalani prosedur berikutnya)
k. Pembuatan Flap
Asisten operator bertugas untuk mengevakuasi darah dan saliva dengan
menggunakan suction untuk memudahkan kerja operator.
l. Pengurangan Tulang
Asisten operator bertugas untuk menyemprotkan air dari water syringe ke
daerah kerja dan mengevakuasi cairan menggunakan suction, keduanya
dilakukan secara bergantian. Pada saat akan dilakukan separasi gigi,
asisten operator juga bertugas untuk membantu operator dalam mengganti
bur pada handpiece.
m. Pembersihan Soket
Pada tahap ini, asisten operator membantu dalam pergantian instrumen
yang digunakan seperti bone file dan kuret. Saat dilakukan pembersihan
soket gigi dengan kuret dan spulling menggunakan larutan NaCl, operator
bertugas untuk mempersiapkan cairan spulling tersebut.
n. Suturing
Asisten operator bertugas untuk menyiapkan hemospon yang berfungsi
untuk menyerap darah yang keluar. Asisten operator juga bertugas untuk
memotong benang sisa suturing.
o. Sterilisasi alat
Setelah tindakan odontektomi selesai dilakukan, asisten operator
mengumpulkan dan membersihan instrumen serta ruangan yang
digunakan. Limbah medis dan non-medis diklasifikasikan untuk kemudian
dibuang sesuai dengan tempatnya. Khusus bagi limbah tajam seperti
needle dimasukkan ke dalam box kuning. Dental unit dikembalikan pada
receiving position dan diseka menggunakan tisu dan alkohol, salain itu
bagian cuspidor disemprot menggunakan larutan Dettol dan air. Seluruh
instrumen dibawa ke ruang sterilisasi dan diproses agar siap digunakan
kembali. Langkah pertama dalam melakukan sterilisasi adalah dengan
menyikat alat dan merendamnya dalam larutan klorin selama 10 menit,
setelah itu alat kembali dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas
pada air mengalir. Setelah dikeringkan, peralatan tersebut dimasukkan ke
dalam sterilisator. Setelah proses sterilisasi selesai, instrument
odontektomi dapat kembali ditata pada tray yang telah diseka dengan
alkohol secara merata.
5. Edukasi Pasien Pasca Odontektomi
Beberapa hal yang perlu dijelaskan kepada pasien pasca odontektomi antara
lain:
a. Dilarang untuk sering berkumur sesaat setelah prosedur selesai dilakukan
b. Dilarang menghisap daerah bekas pembedahan
c. Dilarang sering meludah
d. Dilarang makan dan atau minum panas
e. Hindari makanan dengan tekstur keras untuk mencegah kerusakan daerah
pascaodontektomi
f. Dilarang merokok
g. Kompres dengan es dengan berselang selama 30 menit
h. Menjaga kebersihan mulut dengan menggosok gigi secara hati-hati dan
mengindari berkumur dengan keras, usahakan berkumur dengan
menggunakan air matang.
i. Konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter secara rutin
j. Lakukan kontrol pada H+7 dan atau jika terjadi keluhan.
Operator
drg. Fadhli
LAPORAN PRAKTIKUM BEDAH MULUT
ASISTEN OPERATOR MANDIRI ODONTEKTOMI RESIDEN II
Kasus
Seorang pasien bernama Wisnu berusia 31 tahun datang ke klinik Bedah Mulut
RSGM Prof. Soedomo ingin mencabut gigi bungsu kanan bawah.
Pembahasan
Identitas pasien
Nama : Bpk. Wisnu Adi Yudha Widagdo
Nomor RM : 19-96-00
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 31 tahun 11 bulan
Golongan Darah :-
Pekerjaan : Wiraswasta
Tindakan : Odontektomi 48
Operator : drg. Lina
Hari, Tanggal Tindakan : 25 September 2018
Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Subyektif
Chief Complain (CC)
Seorang pasien bernama Wisnu Adi Yudha Widagdo berusia 31 tahun datang
ke klinik Bedah Mulut RSGM Prof. Soedomo ingin mencabut gigi bungsu
kanan bawah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan alergi.
3. Analisis
Impaksi gigi 48 klas I A mesioangular
4. Planning
Inform consent, Odontektomi 48, medikasi.
6. Medikasi
Amoxicillin tab 500 mg, asam mefenamat tab 500 mg, methyl prednisolon
tab 8 mg.
Prosedur Perawatan
1. Tahap Awal
Sebelum prosedur odontektomi dilakukan, pasien diminta mengambil foto
rongen. Foto yang diperlukan umumnya adalah OPG. Fungsi dari foto
rontgen diantaranya adalah untuk membantu operator dalam mengetahui
morfologi, ukuran, dan jumlah gigi, posisi akar, serta bangunan anatomi lain
di sekitarnya. Foto rontgen juga berfungsi dalam menentukan klasifikasi
impaksi yang berimplikasi untuk mengetahui tingkat kesulitan yang akan
dihadapi oleh operator. Sebelum tindakan odontektomi dimulai, operator akan
terlebih dahulu mempelajari hasil foto rontgen serta kondisi klinis pasien dan
selama prosedur berlangsung, hasil foto rontgen akan terus dipasang pada
illumination box.
2. Pengukuran Vital Sign
Sebelum pembedahan dilakukan, vital sign pasien diukur. Pemeriksaan ini
meliputi pengukuran tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan temperatur
tubuh.
3. Tahap Persiapan Tindakan
Sebelum tindakan odontektomi dimulai, hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh
asisten operator yaitu memastikan ruangan operasi dalam kondisi bersih dan
dental unit dalam keadaan aktif. Selain ruangan dan dental unit, asisten juga
harus mempersiapkan instrumen dan bahan yang diperlukan dalam prosedur
odontektomi. Odontektomi set terdiri dari diagnostic set (mirror, sonde,
ekskavator, dan pinset), scalpel and balde, rasparatorium, bein, luxator, kuret,
bone file, pinset sirurgis, needleholder, gunting. Duk lubang, spuit injeksi
untuk anastesi dan ampul lidokain, round and fissure bur, benang dan jarum
suturing, hemospon, wadah iodine, kapas, kassa lipat, suction tip, alkohol,
larutan NaCl, dan gelas kumur juga harus disiapkan
4. Tahap Pelaksanaan
Operator dan asisten operator diwajibkan untuk menggunakan alat proteksi
diri berupa gloves dan masker untuk mencegah cross-infection. Tugas asisten
operator dalam tahap ini meliputi:
a. Mempersilakan pasien
b. Mengisi gelas kumur dengan air
c. Memasangkan tip pada suction
d. Menyemprotkan alcohol pada bur
e. Menuangkan iodine ke dalam tempat iod yang sudah dipersiapkan
f. Menyiapkan kasa dan kapas
g. Memasang bur pada handpiece
h. Memasang blade pada handel scalpel
i. Menyiapkan perlengkapan anastesi dengan cara mengisi spuit injeksi
dengan lidokain
j. Memasang duk lubang (biasanya setelah operator menjelaskan prosedur
odontektomi dan anastesi pertama telah dilakukan sehingga pasien merasa
kebas dan siap untuk menjalani prosedur berikutnya).
k. Pembuatan Flap
Asisten operator bertugas untuk mengevakuasi darah dan saliva dengan
menggunakan suction untuk memudahkan kerja operator.
l. Pengurangan Tulang
Asisten operator bertugas untuk menyemprotkan air dari water syringe ke
daerah kerja dan mengevakuasi cairan menggunakan suction, keduanya
dilakukan secara bergantian. Pada saat akan dilakukan separasi gigi,
asisten operator juga bertugas untuk membantu operator dalam mengganti
bur pada handpiece.
m. Pembersihan Soket
Pada tahap ini, aisten operator membantu dalam pergantian instrumen
yang digunakan seperti bone file dan kuret. Saat dilakukan pembersihan
soket gigi dengan kuret dan spulling menggunakan larutan NaCl, operator
bertugas untuk mempersiapkan cairan spulling tersebut.
n. Suturing
Asisten operator bertugas untuk menyiapkan hemospon yang berfungsi
untuk menyerap darah yang keluar. Asisten operator juga bertugas untuk
memotong benang sisa suturing.
o. Sterilisasi alat
Setelah tindakan odontektomi selesai dilakukan, asisten operator
mengumpulkan dan membersihan instrumen serta ruangan yang
digunakan. Limbah medis dan non-medis diklasifikasikan untuk kemudian
dibuang sesuai dengan tempatnya. Khusus bagi limbah tajam seperti
needle dimasukkan ke dalam box kuning. Dental unit dikembalikan pada
receiving position dan diseka menggunakan tisu dan alkohol, salain itu
bagian cuspidor disemprot menggunakan larutan Dettol dan air. Seluruh
instrumen dibawa ke ruang sterilisasi dan diproses agar siap digunakan
kembali. Langkah pertama dalam melakukan sterilisasi adalah dengan
menyikat alat dan merendamnya dalam larutan klorin selama 10 menit,
setelah itu alat kembali dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas
pada air mengalir. Setelah dikeringkan, peralatan tersebut dimasukkan ke
dalam sterilisator. Setelah proses sterilisasi selesai, instrument
odontektomi dapat kembali ditata pada tray yang telah diseka dengan
alkohol secara merata.
5. Edukasi Pasien Pasca Odontektomi
Beberapa hal yang perlu dijelaskan kepada pasien pasca odontektomi antara
lain:
a. Dilarang untuk sering berkumur sesaat setelah prosedur selesai dilakukan
b. Dilarang menghisap daerah bekas pembedahan
c. Dilarang sering meludah
d. Dilarang makan dan atau minum panas
e. Hindari makanan dengan tekstur keras untuk mencegah kerusakan daerah
pascaodontektomi
f. Dilarang merokok
g. Kompres dengan es dengan berselang selama 30 menit
h. Menjaga kebersihan mulut dengan menggosok gigi secara hati-hati dan
mengindari berkumur dengan keras, usahakan berkumur dengan
menggunakan air matang.
i. Konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter secara rutin
k. Lakukan kontrol kontrol pada H+7 dan atau jika terjadi keluhan.
Operator
drg. Lina
LAPORAN PRAKTIKUM BEDAH MULUT
ASISTEN OPERATOR MANDIRI ODONTEKTOMI CO-ASS
Kasus
Seorang pasien bernama Ahmad yang berusia 58 tahun datang ke klinik Bedah
Mulut RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan ingin mencabut beberapa giginya
yang tinggal sisa akar untuk dibuatkan gigi tiruan
Pembahasan
Identitas pasien
Nama : Sdr. Abdul Azis Ngadu
Nomor RM : 20-13-24
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 28 Tahun 2 Bulan
Golongan Darah :A
Pekerjaan :-
Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Subyektif
Chief Complain (CC)
Seorang pasien bernama Abdul yang berusia 28 tahun datang ke klinik Bedah
Mulut RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan ingin mencabut sisa akar pada
gigi geraham kiri atas.
2. Pemeriksaan Objektif
KU : Baik
TD : 120/78 mmHg
N : 77 x/menit
R : 18 x/menit
T : 35,5˚ C
Intraoral : terdapat sisa akar di gigi geraham kanan atas.
Perkusi :-
Palpasi :-
3. Analisis
Radix 26
4. Planning
Inform consent, Exodontia radix 26, medikasi
6. Medikasi
Amoxicillin tab 500 mg
Prosedur Perawatan
1. Tahap Awal dan Pengukuran Vital Sign
Pada saat pasien datang sebelum prosedur tindakan dilakukan, operator
akan melakukan anamnesis terhadap pasien terlebih dahulu, selanjutnya
pasien akan diminta untuk melakukan foto rontgen. Hasil foto rontgen ini
dapat membantu menentukan morfologi gigi, ukuran dan jumlah akar, posisi
akar serta bangunan anatomi lain di sekitarnya. Kemudian operator akan
mempelajari hasil foto rontgen serta kondisi klinis gigi dan daerah sekitarnya
untuk dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Setelah operator selesai mempelajari hasil foto rontgen serta kondisi klinis
gigi dan daerah sekitarnya, selanjutnya akan dilakukan pengukuran vital sign
pada pasien. Pengukuran vital sign sangat penting untuk dilakukan yang
meliputi pengukuran tekanan darah, denyut nadi, respirasi dan suhu tubuh.
Pengukuran vital sign berfungsi untuk menentukan kondisi pasien dapat
untuk dilakukan tindakan.
2. Tahap Persiapan Tindakan
Sebelum tindakan eksodonsi dilakukan maka asisten operator harus
memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan ruangan
tindakan dalam kondisi bersih dan siap untuk dipakai dengan memastikan
dental unit berserta seluruh komponen yang ada didalamnya seperti lampu,
suction, cuspidor, water air syringe dan handpiece dalam kondisi aktif dan
dapat berfungsi dengan optimal. Selanjutnya adalah memastikan berbagai
instrument dan bahan yang menunjang prosedur eksodonsi sudah
dipersiapkan dengan baik.
3. Tahap Pelaksanaan
Alat dan bahan untuk prosedur eksodonsi:
a. Diagnostik set dan bengkok (mirror, sonde, ekskavator dan pinset)
b. Com atau tempat Iodine
c. Gelas kumur
d. Spuit injeksi dan lidocain com
e. Bein
f. Luxator
g. Forceps
h. Currete
Bahan
a. Kapas
b. Kasa lipat
c. Tampon
d. Iodine
e. Saline (NaCl)
f. Alkohol
Operator
Faiz, S.K.G
LAPORAN PRAKTIKUM BEDAH MULUT
ASISTEN OPERATOR MANDIRI EKSODONSI CO-ASS
Kasus
Seorang pasien bernama Kenah yang berusia 40 tahun datang ke klinik Bedah
Mulut RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan ingin mencabut g.igi-gigi kanan
bawah yang tinggal sisa akar
Pembahasan
Identitas pasien
Nama : Nn. Heru Yuanto
Nomor RM : 14-31-74
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 32 tahun 4 bulan
Golongan Darah :-
Pekerjaan : Wiswasta
Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Subyektif
Chief Complain (CC)
Seorang pasien bernama Heru yang berusia 32 tahun datang ke klinik Bedah
Mulut RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi bawah kiri berlubang
besar.
2. Pemeriksaan Objektif
KU : Baik
TD : 120/80 mmHg
N : 64 x/menit
R : 15 x/menit
T : 35,6 oC
Intraoral : 37 terdapat kavitas kedalaman dentin
26 terdapat sisia akar
Perkusi :-
Palpasi :-
3. Analisis
15 16 17 radices
4. Planning
Terdapat sisia akarEksodonsi 37, 26
6. Medikasi
Amoxicillin tab 500 mg, Asam Mefenamat. Tab 500 mg
Prosedur Perawatan
1. Tahap Awal dan Pengukuran Vital Sign
Pada saat pasien datang sebelum prosedur tindakan dilakukan, operator
akan melakukan anamnesis terhadap pasien terlebih dahulu, selanjutnya
pasien akan diminta untuk melakukan foto rontgen. Hasil foto rontgen ini
dapat membantu menentukan morfologi gigi, ukuran dan jumlah akar, posisi
akar serta bangunan anatomi lain di sekitarnya. Kemudian operator akan
mempelajari hasil foto rontgen serta kondisi klinis gigi dan daerah sekitarnya
untuk dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Setelah operator selesai mempelajari hasil foto rontgen serta kondisi klinis
gigi dan daerah sekitarnya, selanjutnya akan dilakukan pengukuran vital sign
pada pasien. Pengukuran vital sign sangat penting untuk dilakukan yang
meliputi pengukuran tekanan darah, denyut nadi, respirasi dan suhu tubuh.
Pengukuran vital sign berfungsi untuk menentukan kondisi pasien dapat
untuk dilakukan tindakan.
2. Tahap Persiapan Tindakan
Sebelum tindakan eksodonsi dilakukan maka asisten operator harus
memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan ruangan
tindakan dalam kondisi bersih dan siap untuk dipakai dengan memastikan
dental unit berserta seluruh komponen yang ada didalamnya seperti lampu,
suction, cuspidor, water air syringe dan handpiece dalam kondisi aktif dan
dapat berfungsi dengan optimal. Selanjutnya adalah memastikan berbagai
instrument dan bahan yang menunjang prosedur eksodonsi sudah
dipersiapkan dengan baik.
3. Tahap Pelaksanaan
Alat dan bahan untuk prosedur eksodonsi
a. Diagnostik set dan bengkok (mirror, sonde, ekskavator dan pinset)
b. Com atau tempat Iodine
c. Gelas kumur
d. Spuit injeksi dan lidocain com
e. Bein
f. Luxator
g. Forceps
h. Currete
Bahan
a. Kapas
b. Kasa lipat
c. Tampon
d. Iodine
e. Saline (NaCl)
f. Alkohol
Operator
Pedersen, G. W., 2012, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (terj.), Jakarta: EGC.