Anda di halaman 1dari 11

MODUL 5

(BEDAH MINOR)

EKSTRAKSI KOMPLIKASI GANGREN RADIKS GIGI 24

Laporan Kasus

Nama : Annisa Nur Addina


NIK : 041.215.015
Dosen Pembimbing : drg. Yessy Ariesanti, Sp BM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
Nama Mahasiswa : Annisa Nur Addina
NIK : 041.215.015
Kasus : Ekstraksi Komplikasi Gangren Radiks Gigi 24

Identitas Pasien
Nama : Anthonius
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 49 Tahun
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMU
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Alamat : Villa Melati Mas Blok M10/9 RT/RW 043/009, Serpong Utara
Keinginan Pasien : Mencabut gigi belakang kiri atas
Anamnesis : Pasien berusia 49 tahun datang ke RSGM Usakti dengan keinginan
mencabut gigi depan kiri atas karena terasa kasar bila terkena lidah
dan mengganggu. Pada tanggal 12 November 2018 pasien sempat ke
klinik gigi untuk mencabut gigi tersebut, namun mahkota patah
sehingga akar tertinggal.
Pemeriksaan Objektif : Compos mentis
Pemeriksaan ekstra oral: tidak ada kelainan
Pemeriksaan intra oral:
Gigi 24 gangren radiks
Perkusi (-), palpasi (-), sondasi (-), druk (-), mobilitas (-)
Pemeriksaan keadaan umum
Tekanan Darah : 111/81 mmHg
Frekeuensi Nadi : 78x/menit
Frekuensi Respirasi : 22x/menit
Foto Sebelum Perawatan :

Foto klinis dan radiografis gigi 24 dengan diagnosis gangren radiks

Foto Pre-Operatif :

Alat:  Pinset chirugis


 Tang forcep  Suction
 Bein  Gunting
 Kuret  Needle holder
 Alat standart Bahan:
 Jarum suntik+syringe  Povidone iodine
 Kapas  Precaine Anesthetic Gel
 Tampon (Lidocaine 8%, Dibucaine
 Blade, blade holder 0,8%)
 Raspatorium  Pehacaine (Lidocaine HCl
 Benang jahit 2%, Epinephrine 1:80.000)
 Cheek retractor
Foto Saat Perawatan :

Asepsis ekstraoral dan intraoral, oleskan povidone iodine pada daerah kerja. Keringkan
povidone iodine menggunakan three way syringe. Aplikasikan anestesi topical Precaine
(lidokain 8% + dibukain 0.8%) pada daerah vestibulum apeks gigi 24.

Injeksikan anestesi infiltrasi sebanyak 1,5 cc pada bagian labial untuk nervus Alveolaris
Superior Anterior dan nervus Infraorbitalis dan 0,5 cc pada bagian palatal untuk nervus
Nasopalatina.
Cek numbness menggunakan pinset dengan cara membandingkan regio yang telah dianastesi
dengan region yang bersebrangan.
Lakukan insisi vertikal dengan full thickness flap pada mesial gigi 25. Kemudian lanjutkan
dengan insisi horizontal sepanjang gigi 24 hingga distal gigi 23. Lepaskan perlekatan flap
dengan tulang menggunakan raspatorium.

Pengambilan tulang dengan bur tulang disekitar mesial dan distal gigi 24
Pengeluaran gigi 24

Gunakan bein untuk melepaskan perlekatan ligamen periodontal dan mengungkit gigi 24.
Gunakan forcep sisa akar untuk mencengkram gigi yang sudah goyang, kemudian goyangkan
dengan gaya luksasi dan rotasi hingga gigi tercabut dari soketnya. Seteah gigi tercabut
lakukan kuretase jaringan granulasi sampai dasar soket terasa bersih dan tidak ada sisa tulang
yang tajam ataupun pecahan tulang. Gunakan bone file untuk menghaluskan tulang yang
tajam. Kemudian spooling daerah pencabutan dengan menggunakan povidone iodine yang
telah diencerkan dengan aquades.

Dilanjutkan dengan penutupan flap, penjahitan menggunakan teknik interrupted suture pada
daerah insisi vertikal dan sudut flap pada daerah insisi horizontal menggunakan benang dan
jarum jahit bedah. Masukkan jarum dari mukosa bergerak menuju ke mukosa tidak bergerak.
Ikatkan dengan membentuk simpul, kemudian gunting benang yang berlebih dan sisakan
sekitar 3 mm dilanjutakan dengan pemberian tampon pada daerah paska pencabutan.
Pemberian instruksi paska pencabutan, yaitu:
 menggigit tampon selama 30 - 60 menit paska pencabutan
 jangan berkumur atau memainkan daerah pencabutan
 jangan makan pada sisi gigi daerah yang dicabut
 jangan merokok terlebih dahulu
 jangan minum memakai sedotan
 jangan makan makanan yang pedas, asam atau panas terlebih dahulu
 setelah 2 hari, daerah bedah boleh dibersihkan menggunakan kasa basah

Kontrol 1 pasca bedah

Pada kontrol pertama dilakukan pemeriksaan subjektif maupun objektif, antara lain adakah
keluhan dari pasien seperti adanya rasa sakit ataupun bengkak lalu dilihat keadaan klinis
daerah penbedahannya. Pasien mengeluh terkadang masih terasa perih jika tersentuh
makanan atau lidah. Pada pemeriksaan klinis, jahitan terlihat masih utuh yaitu 3 jahitan.
Terlihat luka sudah mulai menutup namun belum sempurna. Papila terlihat sedikit kemerahan
dan oedem.
Lakukan spooling pada daerah pembedahan. Dan memastikan pasien mengikuti instruksi
paska pembedahan dengan baik. Instruksikan pasien untuk datang kembali seminggu
kemudian untuk melepas jahitan.
Setelah dua minggu paska bedah, pasien datang kembali untuk melakukan kontrol kedua.
Pasien mengaku sudah tidak sakit dan tidak ada keluhan lainnya. Pada pemeriksaan klinis
daerah flap sudah menutup dengan baik tanpa adanya komplikasi sehingga benang jahitan
dapat dibuka. Namun, benang jahit hilang 1 hanya tersisa 2. Dilakukan pembukaan benang
jahit menggunakan gunting jahit lalu dilakukan spooling dengan povidine iodine. Tidak ada
kemerahan pada gingiva daerah bedah, soket mulai tertutup namun belum sempurna.
Komplikasi Paska Ekstraksi

a. Parestesi
Paresteri setelah penyuntikan biasanya terjadi setelah beberapa menit atau beberapa
jam, lalu hilang. Parestesi menjadi tidak normal bila rasa baalnya tidak juga hilang
setelah beberapa hari atau lebih. Disebabkan karena terkenanya saraf pada waktu
dilakukan tindakan.
b. Dry Soket
Etiologinya karena tidak adanya beku darah disebabkan karena pasien sering
berkumur, merokok, tidak menjaga luka dengan baik, trauma. Soket yang kosong
mudah masuk kotoran, makanan, dan bakteri sehingga menyebabkan infeksi.
c. Perforasi Sinus
Tandanya ialah saat menginstruksikan pasien untuk kumur-kumur maka akan keluar
cairan dan darah melalui hidung. Cara lain bisa menggunakan tes tiup.
Penanggulangannya dengan cara Caldwell Luc, pengambilan akar dilakukan dari
dalam sinus yang sudah terbuka. Apabila perforasi kecil dengan soket diisi tampon
pada 2/3 margin gingiva, ganti setiap hari selama 3-4 hari dan pemberian antibiotik
peroral. Bila perforasi besar perawatannya adalah beda insisi.
d. Perdarahan Sekunder dan Intermediate
Perdarahan yang terjadi setelah lewat 24 jam disebut perdarahan intermediate.
Apabila terjadi setelah 2-3 hari disebut perdarahan sekunder. Penyebabnya karena
pasien berkumur-kumur sebelum 1 hari sehingga beku darah lepas. Bisa juga karena
jahitan kendur atau lepas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Altiok M, Yilmaz M, Onal P, Akturk F, Temel GO. Relationship between Activities


of Daily Living, Sleep and Depression among the Aged Living at Home. Pak J Med
Sci 2012;28(1):162-166
2. Oral tissue changes in geriatric patients. Klein DR. AssistantAttending Beth Israel
Medical Center New York, New York.Vol 56: No.8
3. Oral Maxillofacial surgery for the geriatric patient. Michael Turner, Mark
Greenwood. Textbook of geriatric dentistry. Chapter 20.
4. Unha BA. Pneumonia in the elderly. Clin Microbiol Infect 2001; 7: 581-88.
5. Lodi G, Sardella A, Carrassi A, Del FM, Furness S. Antibiotics to prevent
complications following tooth extractions. Cochrane Database of Systematic Reviews
2012, Issue 11
6. Anxiety in the elderly: treatment strategies. Salzman C. J Clin Psychiatry.51
Suppl:18-21; discussion 29-32.
7. Strategies to manage patients with dental anxiety and dental phobia: literature review.
Deva PA. Clin Cosmet Investig Dent. 2016; 8: 35–50.

Anda mungkin juga menyukai