Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN DISKUSI AKHIR

GINGIVEKTOMI REGIO 32-42

Instruktur Diskusi Awal : drg. Ranny Rachmawati, Sp. Perio

Instruktur Tindakan : drg. Khusnul Munika, Sp. Perio

Instruktur Diskusi Akhir : drg. Khusnul Munika, Sp. Perio

Rabu, 21 Juli 2021

Operator : Vira Leonita Fernanda F 190160100111039


Asisten : Abram Valerian 190160100111040

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
LAPORAN KASUS GINGIVEKTOMI

 Gingivektomi didefinikan sebagai prosedur memotong/mengeksisi gingiva.

 Tujuan gingivektomi untuk mengeliminasi poket gingiva, agar mendapatkan aksesibilitas


dan visibilitas yang baik untuk menghilangkan kalkulus, agar proses penyembuhan gingiva
lebih baik, serta untuk merestorasi gingiva sesuai bentuk fisiologis

 Indikasi gingivektomi adalah untuk kasus poket supraboni, untuk kasus gingiva dengan
kondisi fibrous , eliminasi gingival enlargement (oleh karena plak/obat-obatan), eliminasi
abses periodontal yang supraboni

 Kontraindikasi gingivektomi bila gusi masih dalam keadaan radang/hipertrofi (hilangkan


dulu radangnya), pada kasus dimana poket berada di bawah mucogingival junction (poket
infraboni), pertimbangan estetik untuk regio anterior maksila.
TAHAPAN TINDAKAN GINGIVEKTOMI

 Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Alat : Bahan :

 Diagnostik set  Masker

 Periodontal probe  Handscoon

 Kuret Gracey  Larutan Anastesi

 Sickle scaler  Larutan irigasi (normal saline)

 Pinset chirurgis  Larutan antiseptik (povidone iodine


10%)
 Scalpel handle
 Alkohol
 Pocket marker
 Tampon/Kassa steril
 Spatula GIC
 Periodontal pack
 Petridisk
 Mixing pad
 Dappen glass

 Glass slab

 Blade No. 11/12

 Syringe Anastesi
 Persiapan operator : Operator menggunakan baju klinik, headcap, masker dan handscoon.

 Posisi kerja operator berada di kanan samping pasien

 Persiapan pasien : pasien diposisikan semi supine.

 Menentukan gigi yang akan dilakukan gingivektomi sesuai dengan indikasi yaitu regio 32-
42.

 Aplikasi antiseptik, antiseptik ekstra oral dengan alkohol yang dipalikasikan sekitar bibir dan
dagu. Kemudian untuk antiseptik intraoral menggunakan povidone iodine pada daerah
gingiva 32-42.

 Lakukan pemeriksaan kedalaman poket untuk mengetahui letak dasar poket dengan
menggunakan periodontal probe.
 Melakukan anastesi lokal pada mucobuccal fold gigi 32-42. Syringe diinjeksikan dengan
bevel menghadap ke arah tulang, lakukan aspirasi, jika jarum tidak masuk ke dalam
pembuluh darah maka injeksi larutan anastesi sebanyak 0,5 cc. Kemudian melakukan
pengecekan apakah anastesi sudah berjalan.

 Gunakan pocket marker untuk membentuk bleeding point. Pocket marker diletakkan sejajar
sumbu panjang gigi, beak menempel pada permukaan gigi. Ujung yang tumpul di dalam
poket, sedangkan ujung tajam di luar poket. Menekan bagian tajam pocket marker
sehingga didapatkan bleeding point. Membuat 3 bleeding point pada tiap gigi : mesial,
kontur terbesar, dan pada distal.
 Insisi jaringan hiperplasia dengan menggunakan scalpel no 11/12.

 Teknik insisi gingivektomi dapat dilakukan secara continue/discontinue. Pada awalan insisi
tidak disarankan pada interdental/kontur terbesar

 Ujung blade diletakkan kurang lebih pada 2 mm dibawah bleeding point, mengarah ke
coronal, sudut 45 derajat, selalu memiliki tumpuan yang baik, scalpel selalu menempel
pada jaringan keras, pembuangan jaringan gingiva sedekat mungkin dengan tulang
alveolar namun tulang tidak boleh terekspos. Hasil eksisi membentuk zero poket.

 Mengambil jaringan yang telah di insisi menggunakan pinset chirurgis

 Lakukan scalling dan root planning dengan menggunakan scaller untuk menghilangkan
faktor lokal.
 Melakukan gingivoplasty : mengkontur kembali gingiva sesuai bentuk anatomis yang
normal. Bagian tajam dan bersudut bekas eksisi dihilangkan, menghaluskan permukaan
gingiva sesuai bentuk anatomis. Gingivoplasti dapat dilakukan dengan scalpel, bur
lowspeed, elektrocauter, kuret gracey, pisau kirkland (permukaan fasial dan lingual), dan
pisau orban (pada interdental),

 Irigasi daerah operasi dengan menggunakan larutan normal saline, kemudian larutan
antiseptik (povidone iodine) 1% (larutan povidone iodine 10% yang diencerkan dengan
aquadest 1:9)
 Kontrol pendarahan dengan menggunakan tampon/kassa steril

 Aplikasi dressing/periodontal pack.

 Manipulasi periodontal pack : meletakkan base : katalis (1:1) pada mixing pad, kemudian
dimanipulasi menggunakan spatula gic hingga homogen (cirinya adalah bahan terasa berat,
ketika ditarik terputus/sudah tidak lengket)

 Aplikasi periodontal dressing : Membasahi handscoon operator dengan air, ambil


periodontal pack dan bentuk menjadi lonjong, aplikasikan periodontal pack dengan tetap
dibentuk sesuai dengan kontur, tidak mendekati koronal gigi ataupun terlalu ke vestibulum.
Dressing tidak boleh terlalu tebal/ tipis. Retensi dressing adalah pada interdental.
Periodontal dressing diharapkan melindungi bekas luka dari iritasi mekanik seperti gerakan
bibir, lidah, iritasi dari makanan sehingga membantu dalam proses penyembuhan.
 Instruksi pasien :

 Mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter (analgesik dapat diminum apabila
sakit, diminum setelah makan 2x1/hari)

 Jika terjadi pendarahan terus menerus <3 jam segera kembali ke klinik

 Hindari makan dan minum yang panas, pedas dan merokok selama kurang lebih 24
jam

 Jangan berkumur terlalu kencang

 Menjaga OH, daerah yang terdapat periodontal pack jangan disikat terlalu kencang.
Gunakan sikat gigi yang berbulu halus. Pada hari pertama pasien dapat berkumur
dengan larutan klorheksidin pagi dan malam hari bila pasien tidak dapat membersihkan
secara mekanis

 Mengonsumsi makanan dan minuman tinggi protein

 Apabila terdapat bengkak maka dapat dikompres dengan handuk dingin di pipi sekitar
daerah operasi

 Kontrol H+1. H+7 dan H+30,

 Jika periodontal pack lepas segera kontrol

 Kontrol H+1 : untuk kontrol keadaan emergensi, anamnesa keluhan pasien, mengecek
apakah terdapat pendarahan yang terus menerus, mengecek apakah clotting terbentuk,
mengecek apakah infeksi pada bekas luka, apakah terdapat reaksi alergi.

 Kontrol H+7 : jaringan epitel baru terbentuk, mengecek penyembuhan pasien, mengecek
apakah terdapat infeksi, pada saat kontrol H+7 periodontal pack di lepas, lakukan irigasi,
dan lakukan SRP supragingiva.

 Kontrol H+30 : untuk mengecek apakah penyembuhan sudah sempurna (biasanya pada
hari ke -21)
Sebelum Tindakan Sesudah Gingivektomi Sesudah Gingivoplasti
PEMBAHASAN

Gingival Enlargement

Gingival enlargement merupakan kelainan gingiva berupa peningkatan ukuran pada gingiva.
Pembesaran gingiva dapat terlokalisir maupun generalisata. Pembesaran gingiva merupakan
respon inflamasi yang terjadi ketika terdapat peningkatan akumulasi plak pada gigi. Namun
pembesaran gingiva juga dapat terjadi karena faktor-faktor lainnya seperti obat-obatan,
kelainan sistemik, maupun dapat berupa kondisi neoplasia. Kondisi ini biasanya sembuh
dengan perawatan periodontal awal dan kontrol OH yang baik, namun pada beberapa kasus
dibutuhkan perawatan lebih lanjut berupa prosedur gingivektomi (Elif dkk., 2017).

Gingivektomi

Definisi : Merupakan prosedur pengambilan deformitas gingiva untuk menghasilkan kontur


gingiva yang lebih baik (Millena dkk., 2019). Dengan mengeksisi gingiva, dapat
menghilangkan dinding poket sehingga tercipta visibilitas dan aksesibilitas untuk penghilangan
kalkulus dan penghalusan akar secara maksimal (Carranza dkk., 2015).

Indikasi : Indikasi gingivektomi adalah untuk kasus poket supraboni, untuk kasus gingiva
dengan kondisi fibrous , eliminasi gingival enlargement (oleh karena plak/obat-obatan),
eliminasi abses periodontal yang supraboni

Kontraindikasi : Apabila gusi masih dalam keadaan radang/hipertrofi (hilangkan dulu


radangnya dengan perawatan periodontal awal), pada kasus dimana poket berada di bawah
mucogingival junction (poket infraboni), pertimbangan estetik untuk regio anterior maksila,
tindakan membutuhkan pembedahan tulang atau evaluasi bentuk dan morfologi tulang.

Macam : Terdapat beberapa teknik bedah gingivektomi berdasarkan alat yang digunakan,
Gingivektomi dapat dilakukan dengan menggunakan pisau bedah (scalpel), secara electro
surgery dan dengan menggunakan Laser.

Sedangkan jenis insisi yang digunakan untuk perawatan gingival enlargement dapat dibagi
menjadi Insisi Bevel Ekstrenal dan Insisi Internal Bevel + Flap Periodontal.
1. Gingivektomi Konvensional
1) Karakteristik

Gingivektomi konvensional dilakukan menggunakan pisau scalpel.


Metode ini paling sering digunakan untuk tindakan gingivektomi.

2) Kelebihan

- Alat mudah tersedia


- Biaya cenderung lebih murah

3) Kekurangan

- Waktu penyembuhan paska bedah lebih


lama
- Rasa sakit yang dirasakan pasien dapat menyebabkan ketidaknyamanan
- Komplikasi paling sering terjadi pada prosedur ini adalah rasa sakit yang
sulit ditoleransi oleh pasien

2. Electrosurgery
1) Karakteristik

Penghilangan gingival enlargement dan


gingivoplasti dilakukan dengan jarum elektroda
dilengkapi dengan loop berbentuk ovoid atau
diamond. Pada semua proses pembentukan
kembali gingiva, elektroda diaktifkan dan
digerakan dalam mode “shaving”. Elektrosurgery
sangat membantu dalam kontrol perdarahan.

2) Kelebihan

- Kontur jaringan dan kontrol perdarahan


adekuat

3) Kekurangan
- Pada pasien dengan alat pacu jantung
- Menyebabkan bau tidak menyenangkan
- Jika elektosurgery menyentuh tulang, akan menyebabkan kerusakan
yangtidak dapat diperbaiki
- Saat elektroda menyentuh tulang dan sementum bisa terbakar
- Sebaiknya elektrosurgery tidak dilakukan pada prosedur yang
melibatkanbedah tulang.
3. Laser
1) Karakteristik
- Jenis laser tipe inframerah dekat dengan panjang gelombang 800 nm
sampai dengan 980 nm (rentang infrared). Meskipun beberapa panjang
gelombang dapat digunakan untuk gingiva hiperplastik, yang cocok
digunakan adalah penggunaan gelombang dekat maupun jauh dari laser
inframerah. Semua panjang gelombang laser dapat digunakan dalam
prosedur gingivektomi, namun penting memilih panjang gelombang yang
benar sesuai dengan tipe jaringan. Laser dioda 810 nm memiliki kemampuan
sayatan lembut pada jaringan lunak dengan pemotongan kedalaman 2-6 mm.

2) Kelebihan

- Dapat dilakukan dengan atau tanpa anestesi


- Hemostasis dapat dicapai dengan baik

- Rasa sakit paska prosedur minimal

- Resiko infeksi minimal

- Secara estetik hasil dapat lebih baik

- Mempercepat waktu penyembuhan jaringan lunak pasien

3) Kekurangan

- Penggunaan laser harus hati-hati karena saat sinar memantul dapat


merusak jaringan sebelahnya dan mata operator.
Insisi Ekstrenal Bevel Gingivektomi

Teknik inisisi ini digunakan pada kasus gingival enlargement yang fibrous (biasanya pada
pasien pembesaran gingiva oleh karena obat-obatan). Pada gambar ditunjukan garis putus-
putus yang merupakan garis insisi eksternal bevel, sedangkan bagian yang berwarna lebih
gelap menunjukkan jaringan lunak yang perlu dieksisi. Pada teknik ini mungkin akan
menyebabkan luka yang luas karena terbukanya jaringan ikat.

Insisi Internal Bevel disertai Bedah Flap

Teknik insisi ini digunakan pada kasus gingival enlargement yang melibatkan area yang lebih
luas (lebih dari 6 gigi), serta bila terdapat adanya kehilangan perlekatan serta defek pada
tulang, maka bedah flap direkomendasikan. Pada gambar ditunjukan garis putus-putus yang
merupakan garis insisi eksternal bevel, sedangkan bagian yang berwarna lebih gelap
menunjukkan jaringan lunak yang perlu dieksisi. Setelah elevasi flap, jaringan gingiva diambil,
flap diletakkan di atas tulang alveolar dan disuturing.
Prosedur Gingivektomi

1. Melakukan probing dengan periodontal probe untuk mengetahui letak dasar poket.

2. Anestesi pada daerah operasi


3. Membuat bleeding point dengan pocket marker sesuai dengan letak dasar pocket
hasil probing. Pocket marker diletakkan sejajar sumbu panjang gigi. Bleeding point
dibuat beberapa titik yaitu pada mesial, kontur terbesar gigi, dan distal.

4. Insisi jaringan hiperplasia dapat menggunakan Scalpel No. 11 atau No. 12. Pisau
periodontal (Kirkland) dapat digunakan untuk menginsisi sisi fasial dan lingual. Orban
knive digunakan pada bagian interdental.
5. Insisi dapat dilakukan secara continue maupun discontinue. Ujung blade diletakkan
=/- 2 mm dibawah bleeding point mengarah ke koronal dan sedekat mungkin dengan
tulang alveolar tetapi tulang tidak boleh terkespos Insisi sebaiknya membentuk bevel
45 derajat terhadap permukaan gigi. Hasil eksisi akan membentuk zero pocket

6. Ambil gingiva yang telah diinsisi dengan pinset chirurgis, bersihkan area bedah dan
secara tepat evaluasi permukaan akar. Jaringan granulasi mungkin akan terlihat pada
bekas insisi.
7. Secara hati-hati lakukan kuretase pada
jaringan granulasi dan lakukan scalling
dan root planning untuk menghilangkan
faktor lokal (dental deposit).
8. Melakukan gingivoplasti yaitu
membentuk kembali gingiva bentuk
anatomis normal. Bagian tajam dan
bersudut dihilangkan. Gingivoplasti dapat
dilakukan dengan pisau periodontal
(Kirkland dan orban), scalpel, instrument
rotary atau elektroda.
9. Irigasi daerah operasi dengan
menggunakan antiseptik
10. Kontrol pendarahan menggunakan
kassa steril
11. Aplikasi dressing.
Penyembuhan Paska Gingivektomi

 Respon awal adalah pembentukan bekuan pelindung permukaan, jaringan dibawahnya


menjadi inflamasi akut, dengan beberapa nekrosis. Bekuan tersebut kemudian digantikan
oleh jaringan granulasi.

 Setelah 24 jam, ada peningkatan sel-sel jaringan ikat baru, terutama angioblas, tepat di
bawah lapisan permukaan peradangan dan nekrosis, pada hari ketiga, sejumlah fibroblas
muda terletak di daerah tersebut. Jaringan granulasi dengan vaskularisasi yang tinggi
tumbuh kearah koronal, membentuk margin gingiva bebas baru dan sulkus. Kapiler yang
berasal dari pembuluh darah ligamen periodontal bermigrasi ke jaringan granulasi, dan
dalam waktu 2 minggu mereka terhubung dengan pembuluh gingival.
 Setelah 12 sampai 24 jam, sel-sel epitel pada pinggir luka mulai bermigrasi ke jaringan
granulasi, memisahkannya dari lapisan permukaan yang terkontaminasi dari bekuan.
Aktivitas epitel pada margin mencapai puncaknya pada 24 sampai 36 jam. Sel- sel epitel
baru muncul dari lapisan basal dan lapisan spinous yang lebih dalam dari epitel tepi luka
dan bermigrasi ke atas luka di atas lapisan fibrin yang kemudian diserap kembali dan
digantikan oleh jaringan ikat dasar.
 Epitelisasi permukaan umumnya selesai setelah 5 sampai 14 hari. Selama 4 minggu
pertama setelah gingivektomi, keratinisasi berkurang daripada sebelum operasi.
Perbaikan epitel selesai sekitar satu bulan. Vasodilatasi dan vaskularisasi mulai menurun
setelah hari keempat penyembuhan dan tampak hampir normal pada hari ke-16.
Perbaikan jaringan ikat selesai setelah sekitar 7 minggu.
 Aliran GCV akan meningkat setelah gingivektomi dan berkurang seiring dengan proses
penyembuhan berlangsung. Aliran maksimal terjadi setelah 1 minggu, bertepatan dengan
terjadinya inflamasi maksimal. Meskipun perubahan jaringan yang terjadi pada
penyembuhan setelah gingivektomi pada semua individu adalah sama, tetapi waktu yang
dibutuhkan untuk penyembuhan total bervariasi, tergantung pada permukaan luka dan
iritasi lokal serta infeksi
KESIMPULAN

Gingivektomi merupakan prosedur memotong/mengeksisi gingiva untuk mengeliminasi poket


gingiva, agar mendapatkan aksesibilitas dan visibilitas yang baik untuk menghilangkan kalkulus,
agar proses penyembuhan gingiva lebih baik, serta untuk merestorasi gingiva sesuai bentuk
fisiologis. Gingivektomi dapat dilakukan menggunakan 3 cara yaitu dengan menggunakan
scalpel, menggunakan electrosurgery maupun laser. Di harapkan melalui prosedur ini
didapatkan zero pocket, serta kontrol OH yang baik.

REFERENSI

Carranza, Fermin A et all. 2015. Carranza’s Clinical Periodontology 12th Edition.USA: W. B.


Saunders Company.

Peres MM, Lima TS, Filho IJZ, Beneti IM, Gomes MAR, et al. (2019) Gingivectomy Approaches:
A Review. Int J Oral Dent Health 5:099. doi.org/10.23937/2469-5734/1510099

Öncü, Elif & Alan, Raif & Erbeyoğlu, A.Afşin. (2017). Comparison of gingivectomy procedures
for patient satisfaction: Conventional and diode laser surgery. Selcuk Dental Journal. 2017. 6-9.
10.15311/1441.309572.

Anda mungkin juga menyukai