Oleh :
190160100111039
REFERENSI................................................................................................................................. 4
Ferrule effect didefinisikan oleh The Glossary of Prosthodontic Terms sebagai leher mahkota
yang mengelilingi dinding paralel dentin yang memanjang koronal ke shoulder preparasi.
Sehingga didapatkan peningkatan resistensi pada mahkota dari perpanjangan struktur gigi dentin.
Dinding paralel dentin yang memanjang secara koronal dari margin mahkota membentuk ferrule,
yang setelah dikelilingi oleh mahkota memberikan efek perlindungan dengan mengurangi
tekanan di dalam gigi yang disebut "ferrule effect" (Juloski et al., 2012).
Struktur gigi ferrule adalah jumlah struktur gigi yang memanjang 1,5-2,0 mm koronal ke
margin gigi yang dipreparasi dan akan dikelilingi oleh 1,5-2,0 mm apikal dari intaglio atau
permukaan jaringan mahkota atau margin ferrule. Struktur gigi ferrule meningkatkan ketahanan
terhadap fraktur gigi bersama dengan post and core setelah mahkota disementasi di atasnya. Hal
ini juga mengurangi gaya yang diberikan pada permukaan akar oleh post setelah penempatan
mahkota. Struktur gigi, post dan material core, yang meluas ke koronal dari margin gigi, hadir
dalam volume yang dikelilingi oleh apikal 1,5-2,0 mm dari margin ferrule disebut sebagai
"kompleksitas ferrule gigi" yang dapat dilihat dari Gambar 1 (Venkatesan et al., 2019).
1
Ferrule
Core
Berdasarkan berbagai studi dan tinjauan literatur, dilaporkan bahwa ketinggian ferrule yang
diperlukan untuk secara signifikan meningkatkan ketahanan fraktur dan retensi ketika terkena
pemuatan statis dan dinamis adalah 1,5-2 mm.
Pentingnya ketebalan dinding aksial yang tersisa dari dentin dan perannya dalam mencegah
patah gigi juga telah diselidiki dalam beberapa literatur. Beberapa penelitian telah melibatkan
jumlah struktur gigi aksial residual menjadi signifikan dalam menahan fraktur. Tjan dan Whang
dalam penelitian mereka mengevaluasi empat kelompok gigi dengan ketebalan yang bervariasi:
1 mm, 1 mm dengan kemiringan 60 °, 2 mm, dan 3 mm dentin buccal yang tersisa. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dicatat antara kelompok-kelompok yang berbeda. Sedangkan dua
kelompok dengan ketebalan dentin 1 mm dilaporkan memiliki tingkat kegagalan lebih banyak
oleh karena fraktur gigi dibandingkan oleh kegagalan pada semen (Venkatesan et al., 2019).
2
Peran Ferrule Effect
Ketika gigi tanpa struktur mahkota di atas cemento enamel junction (CEJ) direhabilitasi
secara prostetik dengan post and core, post mentransfer kekuatan oklusial seluruhnya ke
intraradikuler yang dapat menyebabkan fraktur akar vertikal (Venkatesan et al., 2019).
Ketika mahkota memanjang secara apikal dari margin core yang mengelilingi struktur gigi,
itu berfungsi sebagai ferrel untuk membantu melindungi akar dari fraktur vertical (Rosenstiel et
al.,2015).
Gambar 4. (A) Desain Post and Core dengan ferrule ,(B). Desain Post and Core tanpa ferrule
(Rosenstiel et al.,2015)
Ferrule juga membantu melindungi integritas luting semen mahkota buatan. Hal ini didukung
dalam studi in vitro yang dilakukan oleh Libman dan Nicholls dimana mereka menyimpulkan
bahwa ada peningkatan resistensi terhadap kegagalan segel semen mahkota ketika margin
mahkota diperpanjang setidaknya 1,5 mm apikal ke margin inti. Studi lain dengan mengevaluasi
keberhasilan klinis dan kegagalan karakteristik gigi dipulihkan dengan posting dan mahkota
buatan dan melaporkan potensi yang lebih tinggi untuk fraktur pada post ketika Mahkota yang
disemen tidak diberi ferrule effect (Venkatesan et al., 2019).
3
REFERENSI
Juloski J, Radovic I, Goracci C, Vulicevic ZR, Ferrari M. 2012. Ferrule effect: a literature
review. J Endod. 38(1):11-19. doi:10.1016/j.joen.2011.09.024
McLean, A. 1998. Predictably Restoring Endodontically Treated Teeth. J Can Dent Assoc
.64:782-7
Rosenstiel, SF., Land, MF., Junhei, F. 2015. Contemporary Fixed Prosthodontics. Mosby :
Missouri.
Venkatesan, S., Abraham, A., Koshy, C., Narayanan, S., Ashok, V., Sundaran, R. 2019.
Ferrule: A Literature Review. Journal of Operative Dentistry and Endodontics. 4(2) : 92-95.
Doi : 10.5005/jp-journals-10047-0078