jaringan gigi yang umumnya disebabkan oleh trauma mekanis. Secara umum
biasanya terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa (Miloro, et al., 2004).
Sedangkan fraktur yang mengenai akar gigi diartikan sebagai fraktur yang
melibatkan sementum, dentin dan pulpa gigi (Malhotra, et al., 2011). Kejadian
fraktur akar gigi permanen dari keseluruhan trauma yang melibatkan gigi
2 sistem yang paling umum digunakan, yaitu klasifikasi yang dikembangkan oleh
Pada tahun 1950, dokter gigi anak G.E. Ellis adalah orang pertama yang
dentin.
2. Kelas II - Fraktur mahkota luas dengan kehilangan dentin yang cukup besar,
3. Kelas III - Fraktur mahkota luas dengan kehilangan dentin dan pulpa yang
cukup besar.
4. Kelas IV - Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan
diterapkan pada gigi sulung dan gigi tetap, yang meliputi jaringan keras gigi,
jaringan pendukung gigi dan jaringan lunak rongga mulut yang didasarkan pada
2015).
pulpa.
502,54) : fraktur email, dentin, dan sementum dengan pulpa yang terpapar.
Tadikonda, 2015).
Gambar 2.1 Cedera pada Jaringan Keras Gigi dan Jaringan Pulpa (Fonseca, 2005).
2. Cedera pada jaringan periodontal (gambar 2.2)
ketika diperkusi.
gigi.
dari soket.
soket alveolar.
2015).
soket.
dihasilkan oleh benda tumpul dan tidak disertai dengan kerusakan mukosa,
akar horizontal dan fraktur akar vertikal. Klasifikasi fraktur akar horizontal
kerusakan periodontal.
Tabel 2.1 Klasifikasi Fraktur Akar Gigi HorizontaldanVertikal
Gambar 2.4 Klasifikasi fraktur akar transversal berdasarkan posisi garis fraktur
Etiologi fraktur akar gigi adalah sebagai berikut (Malhotra, et al., 2011):
1. Trauma fisik
Alasan paling umum untuk fraktur akar di gigi permanen adalah trauma
fisik yang disebabkan jatuh, perkelahian atau olahraga. Setiap benda yang
2. Trauma oklusi
3. Perawatan restoratif
terlihat pada restorasi gigi yang besar, pemasangan mahkota secara paksa,
4. Perawatan endodontic
5. Kebiasaan parafungsional
Gigi posterior yang tidak karies, tidak sedang dirawat endodontik dan gigi
root fracture’. Hal ini dapat diamati pada individu dengan otot pengunyahan
1. Asimtomatik
Sekitar 80% dari fraktur akar yang dirawat dengan benar berhasil sembuh.
periodontal, menciptakan dua jenis respon penyembuhan luka, terjadi baik secara
oleh jaringan keras, kalsifikasi (jarang terjadi), interposisi jaringan ikat (lebih
sering terjadi), interposisi tulang dan jaringan ikat, atau interposisi jaringan
fraktur akar disembuhkan oleh penyatuan fragmen jaringan keras, 43% oleh
interposisi jaringan ikat, 5% oleh interposisi jaringan ikat dan tulang dan 22%
Empat jenis penyembuhan dalam fraktur akar melintang: (a) penyembuhan oleh
jaringan ikat; (c) penyembuhan dengan interposisi tulang dan jaringan ikat; dan
lebih tinggi sementara fraktur pada bagian sepertiga apikal dan sepertiga servikal
terjadi dengan frekuensi yang sama. Fraktur pada bagian sepertiga apikal akar
Gigi yang fraktur di bagian sepertiga tengah biasanya sedikit ekstrusi dengan
luksasi lateral dari segmen koronal. Pada fraktur sepertiga servikal, mahkota gigi
biasanya sedikit goyang karena ikatan ligamen periodontal pada akar telah fraktur
bersama dengan mahkota. Pada gigi posterior, gambaran klinis adalah satu cusp
yang rigid dan satu cusp yang mengalami mobilitas. Gigi tersebut mungkin
peradangan gingiva, mobilitas fragmen dan adanya saluran sinus atau fistula.
dari akar gigi. Kadang-kadang garis fraktur mungkin tidak terlihat dan hanya
dapat dideteksi oleh tooth sloth, disk burlew, uji transiluminasi, pewarnaan,
eksplorasi bedah, atau dengan menghilangkan restorasi yang ada (Malhotra, et al.,
2011).
2.7 Perawatan
bagian sepertiga apikal, sepertiga tengah dan sepertiga servikal, sebagai berikut
Biasanya tidak ada tanda-tanda mobilitas pada akar dan gigi. Dalam
kebanyakan kasus, didapati segmen apikal tetap vital. Oleh karena itu, tidak
ada perawatan yang diperlukan dan gigi tersebut diobservasi. Jika terdapat
indikasi.
bergeser diikuti dengan perletakan splin pasif. Posisi segmen yang direduksi
yang mencukupi.
ini.
Perawatan fraktur akar vertikal amat sulit dan bergantung pada lokasi, luas
dan arah fraktur (Agarwal, 2017). Terdapat empat kategori dasar perawatan
3 menjadi indikasi.
Gigi direstorasi dengan mahkota stainless steel berbentuk full coverage dan
Jika tidak ada perubahan ketinggian tulang setelah 9-12 bulan menjalani
3.
Pada gigi molar dimana fraktur berada di satu akar atau melewati furkasi,