PEMBAHASAN
seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa
mampu membentuk kembali kontur gigi yang telah rusak akibat lesi atau trauma,
kita perlu mengetahui terlebih dahulu anatomi dan fungsi dari jaringan gigi dalam
membutuhkan pembuangan jaringan cukup banyak. Hal yang perlu kita pelajari
dari pernyataan ini adalah tindakan preparasi akses dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan lapang pandang yang luas untuk mencari orifis, agar preparasi saluran
43
44
akar dapat dapat lurus menuju apeks sehingga memudahkan pengambilan seluruh
kelembaban dentin, namun penelitian lain menyatakan tidak ada perubahan fisik
terjadi karena nekrosis gigi, pelepasan produk disintegrasi yang akan masuk ke
dalam tubulus dan merubah warna pada dentin. Pewarnaan gigi juga dapat terjadi
yang tidak sempurna, atau adanya akumulasi dari bahan pengisi saluran akar,
debris, dan material bahan tambal yang tersisa. Perubahan warna ini dapat diatasi
keduanya.
prosedur restorasi. Evaluasi ini dianggap penting karena gigi yang telah
ini meliputi keluhan pasien dan pemeriksaan klinis serta radiografis. Prosedur
restorasi dapat segera dilakukan jika hasil evaluasi diyatakan baik, namun apabila
tidak maka prosedur restorasi harus ditunda sampai kondisi gigi dinyatakan baik
keras gigi yang tersisa setelah perawatan endodontik. Hal ini berkaitan dengan
Pernyataan ini sangat berkaitan dengan pemilihan bahan restorasi. Gigi dengan
beban kunyah yang besar harus direstorasi dengan bahan yang mampu menahan
posisi atau lokasi gigi. Pertimbangan ini akan menjadi sangat penting karena
posterior tidak. Posisi juga perlu diperhatikan sehubungan dengan restorasi yang
anatomi saluran akar. Anatomi saluran akar merupakan pertimbangan yang harus
dilakukan jika akan merestorasi gigi dengan mahkota pasak. Gigi dengan anatomi
2004 ; Garg, 2011 ; Torabinejad & Walton, 2002). Kegagalan restorasi yang
46
sering terjadi diantaranya adalah kebocoran tepi, lepasnya restorasi, fraktur pada
retensi yang tidak adekuat, resistensi yang tidak adekuat, restorasi yang tidak
dapat memberi perlindungan yang cukup terhadap tekanan oklusal, dan retensi
yang tidak dapat melindungi gigi dari fraktur (Torbinejad & Walton, 2002).
kavitas dan melarutkan semen, sehingga mencapai apeks. Hal ini dapat
Lepas dan frakturnya restorasi juga dapat menyebabkan larutnya semen dan
gigi dapat menyebabkan gigi harus diekstraksi (Madisan & Wilcox, 1998 ;
terkontaminasinya kamar pulpa dan saluran akar oleh saliva dan bakteri, sehingga
dari gagalnya restorasi adalah fraktur gigi, karena dapat menyebabkan gigi harus
kebocoran, agar tidak terjadi masuknya bakteri ke dalam saluran akar yang dapat
47
restorasi untuk gigi anterior. Gigi anterior dengan sisa jaringan gigi yang masih
banyak dan retensi yang masih cukup dapat direstorasi secara langsung dengan
komposit resin. Gigi anterior dengan sisa jaringan sedikit, yaitu kurang dari
sepertiga koronal sehingga retensi tidak cukup, restorasi dengan mahkota pasak
menjadi pilihan.
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan struktur jaringan gigi yang tersisa
seringkali tidak cukup sebagai retensi dari restorasi. Keadaan seperti ini
membutuhkan pasak yang masuk ke dalam saluran akar. Fungsi pasak adalah
untuk menambah retensi dari restorasi dan membagi tekanan yang diterima gigi
mengenai fiber untuk mahkota pasak. Bahan pasak yang tengah berkembang saat
ini adalah pasak non metal, yaitu pasak fiber. Pasak fiber memiliki modulus
elastisitas yang hampir sama dengan dentin saluran akar. Pasak dengan bahan ini
lebih lentur dibandingkan dengan pasak metal, sehingga mencegah risiko fraktur
gigi yang sering terjadi pada gigi dengan pasak metal. Kelebihan lain dari pasak
dengan bahan fiber adalah biokompatibilitasnya yang lebih baik, dan tahan
beberapa pilihan restorasi untuk gigi poseterior. Gigi posterior dengan sisa
dibutuhkan restorasi indirek. Restorasi indirek minimal untuk gigi yang telah
dirawat endodontik adalah restorasi onlay dengan bahan logam cor, porselen, atau
komposit. Gigi dengan sisa jaingan keras yang lebih sedikit dapat direstorasi
dengan restorasi mahkota, pilihan bahannya adalah logam com poselen, atau
komposit. Gigi yang membutuhkan retensi lebih dapat direstoasi dengan mahkota
merupakan restorasi yang saat ini penggunaannya semakin luas, karena memiliki
nilai estetik yang baik dan dapat digunakan pada gigi anterior dan posterior. Hal
ini disebabkan adanya penambahan sifat fisik dan mekanis dari komposit resin.
meningkatkan sifat fisik dan mekanis dari komposit resin. Sifat mekanis
mengenai bahan glass ionomer. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh semen
dengan resin kompsoit, nilai estetiknya menjadi kurang baik. Ketahanan semen
glass ionomer dalam menahan beban kunyah dan terhadap abrasi juga kurang
baik, karena itu tidak menjadi pilihan utama sebagai restorasi pada gigi yang telah
glass ionomer memiliki kelebihan dalam hal estetik namun memiliki kekurangan
dalam hal kekuatan menerima beban kunyah. Hal ini akan sangat membantu kita
bahan porselen. Porselen mempunyai warna yang mirip dengan jaringan gigi.
Porselen yang digunakan sebagai restorasi adalah porselen low dan high fusing.
Bahan ini sangat keras dan tidak larut dalam cairan mulut, namun mempunyai
sifat rapuh, karena itu kedalaman minimal dari restorasi harus dipenuhi. Hal ini
menyebabkan restorasi porselen menjadi indikasi pada gigi dengan kavitas yang
dalam kavitas serta dapat mengembalikan bentuk dan fungsi gigi. Penjelasan dari
restorasi gigi setelah perawatan endodontik namun tidak menjadi pilihan utama.
50
Dental amalgam tidak melindungi bonjol dan linggir proksimal dengan baik, dan
gigi yang telah dirawat endodontik seringkali telah kehilangan bonjol selama
preparasi akses. Pertimbangan lain adalah tidak adanya ikatan adhesif antara
amalgam dengan jaringan gigi. Bentuk retensi gigi setelah perawatan endodontik
cor. Logam cor memiliki kekuatan yang baik dalam menahan beban kunyah.
Pengerjaannya yang tidak langsung juga memungkinkan hasil yang lebih baik.
Nilai estetik dari logam cor kurang baik, karena itu lebih dipilih sebagai restorasi
gigi posterior setelah perawatan endodontik. Bentuk restorasi dari bahan logam
cor yang menjadi pilihan minimal pada gigi setelah perawatan endodontik adalah
restorasi onlay. Logam cor sampai saat ini masih digunakan sebagai bahan
restorasi gigi setelah perawatan endodontik. Bahan ini dalam hal estetik kurang
baik, sehingga banyak pasien yang menolak menggunakan restorasi dengan bahan
logam cor ini, namun dari segi kekuatan dapat menahan beban kunyah.