Anda di halaman 1dari 4

Gigi Tiruan Cekat

Gigi tiruan cekat adalah adalah gigi tiruan yang dilekatkan di dalam mulut dengan semen khusus
pada gigi asli yang masih ada (Prajitno, 1991). Gigi tiruan cekat biasanya juga disebut dengan
bridge, yaitu perangkat gigi yang berfungsi mengganti satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak
mudah dilepas atau dikeluarkan dari mulut (Daniel dkk, 2008).

Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi GTC adalah kehilangan satu atau lebih gigi, kurangnya celah karena pergeseran gigi
tetangga ke daerah edentulus, gigi di sebelah daerah edentulus miring, splint bagi gigi yang
memiliki ketebalan email yang cukup untuk dietsa (Prajitno, 1991). Kontraindikasi pemakaian
GTC adalah pasien yang tidak kooperatif, kondisi kejiwaan pasien kurang menunjang, kelainan
jaringan periodonsium, prognosis yang jelek dari gigi penyangga, diastema yang panjang,
kemungkinan kehilangan gigi pada lengkung gigi yang sama, resorbsi lingir alveolus yang besar
pada daerah anodonsia (Jubhari, 2007).

Bagian-Bagian dari Gigi Tiruan Cekat


Gigi tiruan cekat terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Pontik, adalah gigi buatan pengganti dari gigi atau gigi-geligi yang hilang. Dapat dibuat
dari porselen, akrilik atau logam, atau gabungan dari bahan-bahan ini.
2. Retainer, adalah restorasi tempat pontik dicekatkan. Retainer dapat dibuat intrakoronal atau
ekstrakoronal.
3. Konektor, adalah bagian yang mencekatkan pontik ke retainer. Konektor dapat berupa
sambungan yang disolder, struktur cor (alumina derajat tinggi, jika terbuat dari porselen
seluruhnya).
4. Abutment, adalah gigi penyangga dapat bervariasi dalam kemampuan untuk menahan
gigitiruan cekat dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah membran periodontal,
panjang serta jumlah akar.
5. Sadel, adalah daerah diantara gigi-gigi penyangga, yang terutama adalah tulang alveolar
yang ditutupi oleh jaringan lunak. Tulang alveolar akan berubah kontur selama beberapa
bulan setelah hilangnya gigi. Kontur dan tekstur sadel akan mempengaruhi desain pontik
(Allan dkk., 1994).

Macam-macam Desain GTC


Barclay dkk., 2001 mengemukakan terdapat 5 macam desain dari GTC yang perbedaannya terletak
pada dukungan yang ada pada masing-masing ujung pontik. Kelima desain ini adalah:
1) Fixed-fixed bridge
Suatu gigi tiruan yang pontiknya didukung secara kaku pada kedua sisi oleh satu atau lebih gigi
penyangga. Bagian gigi yang hilang yang terhubung dengan gigi penyangga, harus mampu
mendukung fungsional dari gigi yang hilang. GTC merupakan restorasi yang kuat dan retentif
untuk menggantikan gigi yang hilang dan dapat digunakan untuk satu atau beberapa gigi yang
hilang. Indikasi dari perawatan dengan menggunakan fixed-fixed bridge yaitu jika gigi yang hilang
dapat terhubung dengan gigi penyangga yang mampu mendukung fungsional dari gigi yang hilang.

Gambar 1. Gambaran fixed-fixed bridge pada gigi Insisivus sentralis (Sumber : Barclay CW,
Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. 2nd ed. Tottenham: Churchill
livingstone;2001.p. 115)

2) Semi fixed bridge


Suatu gigi tiruan yang didukung secara kaku pada satu sisi, biasanya pada akhir distal dengan satu
atau lebih gigi penyangga. Satu gigi penyangga akan menahan perlekatan intracoronal yang
memungkinkan derajat kecil pergerakan antara komponen rigid dan penyangga gigi lainnya atau
gigi.

Gambar 2. Gambaran semi-fixed brige ( sumber : Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and
removable prosthodontics. 2nd ed. Totenham: Churchill livingstone; 2001.p.118.

3) Cantilever bridge
Suatu gigitiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau lebih abutment. Pada
cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban oklusal dari gigi tiruan.
Gambar 3. Gambaran cantilever bridge (Sumber : Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and
removable prosthodontics. 2nd ed. Tottenham: Churchill livingstone;2001.p. 120)

4) Spring cantilever bridge


Suatu gigi tiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi atau penyangga gigi.
Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung ini dapat dari berbagai panjang, tergantung
pada posisi dari lengkung gigi penyangga dalam kaitannya dengan gigi yang hilang. Lengan dari
bar mengikuti kontur dari palatum untuk memungkinkan adaptasi pasien. Jenis gigi tiriruan ini
digunakan pada pasien yang kehilangan gigi anterior dengan satu gigi yang hilang atau terdapat
diastema di sekitar anterior gigi yang hilang.

Gambar 4. Gambaran spring cantilever bridge (Sumber : Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and
removable prosthodontics. 2nd ed. Tottenham: Churchill livingstone;2001.p. 122)
5) Compound bridge
Compound bridge merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan cekat dan
bersatu menjadi suatu kesatuan.

Dental Implant
Dental implant memberikan berbagai keunggulan dalam hal kestabilan dan kenyamanan
dibandingkan gigi tiruan. Ada beberapa kondisi umum yang kontraindikasi untuk dilakukan dental
implant yaitu menurut American Society of Anesthesiology Patient Status IV atau lebih tinggi
seperti oropharyngeal malignancies, cerebrovascular accidents yang baru terjadi, myocardial
infection, kondisi immunosupresi, pengguna narkotika dan alkohol, active cancer chemotherapy,
dan kondisi lain yang mengancam keselamatan pasien. Risiko kegagalan dental implan meningkat
pada pasien yang memiliki riwayat penyakit periodontal, bruxism, perokok, terapi radiasi (Al-
Sabbagh, 2019).
Dental implant yang tersedia saat ini adalah two-pieces (implant dan abutmen terpisah) dan one-
piece (bagian abutmen menyatu dengan implan). Desain one-piece dental implant lebih sederhana
dibanding two-pieces dental implant. Bagian abutmen dan implan pada one-piece dental implant
merupakan satu bagian yang utuh. Prosedur pemasangan pada one-piece dental implant yaitu
implan dimasukkan kedalam tulang dengan bagian abutmen berada di atas gingival (non
submerged) dan tidak dilakukan proses pembedahan kembali. Sedangkan, pada two-pieces dental
implant, bagian abutmen dan implan terpisah menjadi dua bagian sehingga two-pieces dental
implant memiliki celah mikro pada pertemuan implan dan abutmen yang dapat berpotensi
menimbulkan komplikasi. Prosedur pemasangan two-pieces dental implant lebih rumit dibanding
pemasangan one-piece dental implant. Two-pieces dental implant membutuhkan dua kali prosedur
pembedahan. Implan dimasukkan dalam tulang dan ditutup gingival (submerged), kemudian
dilakukan proses pembedahan lagi untuk memasang abutment (Mardiyantoro dan Pratiwi, 2017).

Al-Sabbagh, M. 2019. Unanswered questions in implant dentistry. Philadelphia, PA:


Elsevier, p.345.
Allan, DN, Foreman PC. (1994). Mahkota dan Jembatan (Crown and Bridge
Prosthodontics:An Illustrated Handbook). Alih Bahasa: Djaya A. Editor; Juwono L. Jakarta :
Hipokrates; p.81.
Barclay, C.W., Walmsley, A.D. 2001. Fixed and removable prosthodontics. 2nd ed.
Tottenham: Churchill livingstone; Pp. 115-22.
Daniel, S. J., Harfst, S. A., & Wilder, R. S. 2008. Dental Hygiene : Concepts, Cases, and
Competencies. Mosby Elsevier
Jubhari, E. 2007. Thinking pattern of first grade students towards edentulous replacement.
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 40(2), p.65.
Mardiyantoro, F. and Pratiwi, A. 2017. One-Piece Dental Implant Untuk Rehabilitasi
Ruang Kaninus Yang Sempit. Odonto : Dental Journal, 4(1), p.61.
Prajitno, H. 1991. Ilmu geligi tiruan jembatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai