Gingiva sehat secara umum dapat digambarkan berdasarkan warna yaitu merah muda
(pink coral), beradaptasi baik dengan gigi, memiliki permukaan yang ber-stippling (seperti
tekstur kulit jeruk), serta berikatan kuat dengan prosesus alveolaris dan struktur akar gigi. Sulkus
gigiva pada gingiva sehat bervariasi dengan kedalaman antara 1 mm sampai 3 mm dan tidak ada
tanda perdarahan saat probing (Rose dkk., 2000).
Gingival enlargement, (disebut juga gingival overgrowth, hypertrophic
gingivitis, gingival hyperplasia atau gingival hypertrophy) adalah keadaan terjadinya
pembesaran jaringan gingiva. Gingival enlargement merupakan salah satu kasus penyakit
gingiva yang cukup banyak dijumpai (Newman, dkk., 2002).
Bedah periodontal termasuk dalam tahap koreksi pada terapi periodontal. Bedah
periodontal merupakan istilah umum untuk setiap tindakan bedah periodontal termasuk gigi,
gingiva, tulang alveolar maupun perlekatannya. Bedah periodontal ini bertujuan untuk
memperbaiki segala kelainan maupun kerusakan jaringan sebagai akibat dari penyakit
periodontal dan untuk mengembalikan bentuk serta fungsi dari jaringan periodontal sehingga
normal kembali (Reddy, 2003).
Menurut Suryono (2013), gingivektomi merupakan bedah periodontal yang dilakukan
dengan eksisi jaringan gingival yang membesar untuk meciptakan bentuk anatomis yang baru.
Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan poket gingival pada penyakit periodontal atau pada
pembesaran gingival karena obat-obatan agar tercipta suatu gingival normal baik funsi,
kesehatan, dan estetika. Newman dkk. (2006) menambahkan tujuan bedah dalam perawatan
periodontal, yaitu untuk mencegah akumulasi plak gigi dan mencegah terbentuknya poket
kembali.
TUJUAN GINGIVEKTOMI
Blade kecil
Cytoject
Plat Kaca
Spatula
Orban
Kirkland
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pasca operasi, antara
lain (Eley dan Manson, 2004):
1. Hindari makan atau minum selama 1 jam
2. Jangan minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam dan jangan berkumur-kumur satu hari
setelah operasi.
3. Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi yang
tidak dioperasi
4. Minumlah analgesik bila merasa sakit setelah efek nestesi hilang. Aspirin merupakan
kontraindikasi selama 24 jam.
5. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur klorheksidin di
pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan kontrol plak secara mekanis. Larutan
ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu
kuat di dalam mulut. Teh, kopi, dan rokok harus dihindari bila menggunakan larutan kumur
klorheksidin untuk mengurangi stain
6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan
bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur, hubungi dokter bila perdarahan tidak juga
berhenti
7. Sikat gigi pada bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
8. Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3 hari
kemudian, segeralah hubungi dokter.
Antibiotik pascaoperasi sebaiknya hanya digunakan untuk kasus tertentu saja misalnya
untuk penderita diabetes dan penderita cacat. Dressing biasanya dibuka setelah satu minggu.
Setelah semua kotoran sudah dibersihkan dan luka diirigasi dengan air hangat. Bila luka masih
belum terepitelisasi dengan baik dan masih rentan, pasanglah dressing yang baru selama 1
minggu kemudian.
Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya. Larutan kumur
klorheksidin dapat tetap digunakan setiap pagi dan malam hari selama 1 minggu, pemakaian
yang berkepanjangan dapat menimbulkan stain yang sulit dibersihkan. Pasien harus diberi
dorongan untuk segera menyikat giginya dengan sikat lembut dan air hangat. Pada tahap ini
digunakan teknik roll atau Charter. Teknik Bass dan pembersih interdental sebaiknya baru
digunakan setelah 1 minggu kemudian. Pasien dapat diinstruksikan untuk menghindari makanan
dingin dan keras.
Setelah 2 minggu, luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan mulut penderita
harus diperiksa ulang sampai semuanya memuaskan dan pemulihan sempurna, baru kemudian
dijadwalkan pengontrolan ulang dengan interval 3-6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Bartold, P. M., Walsh, L. J., dan Narayanan, A. S., 2000, Molecular and Cell Biology of
Gingiva, Periodontology 2000, vol. 24 : 28-55.