Anda di halaman 1dari 5

GINGIVEKTOMI : DEFINISI, TUJUAN, ALAT DAN BAHAN,

PROSEDUR GINGIVEKTOMI, PERAWATAN PASCA


OPERASI, PEMULIHAN
- March 11, 2018

Gingiva sehat secara umum dapat digambarkan berdasarkan warna yaitu merah muda
(pink coral), beradaptasi baik dengan gigi, memiliki permukaan yang ber-stippling (seperti
tekstur kulit jeruk), serta berikatan kuat dengan prosesus alveolaris dan struktur akar gigi. Sulkus
gigiva pada gingiva sehat bervariasi dengan kedalaman antara 1 mm sampai 3 mm dan tidak ada
tanda perdarahan saat probing (Rose dkk., 2000).
            Gingival enlargement, (disebut juga gingival overgrowth, hypertrophic
gingivitis, gingival hyperplasia atau gingival hypertrophy) adalah keadaan terjadinya
pembesaran jaringan gingiva. Gingival enlargement merupakan salah satu kasus penyakit
gingiva yang cukup banyak dijumpai (Newman, dkk., 2002).

            Kasus gingival enlargement sering dikaitkan dengan keadaan jaringan gingival


hyperplasia ataupun gingival hypertrophy. Kedua keadaan tersebut secara klinis tidak dapat
dibedakan karena keadaan gingival hyperplasia dan gingival hyperthophy hanya dapat dilihat
melalui pengamatan mikroskopis. Gingival hyperplasia terjadi karena pertumbuhan berlebih
secara kuantitas pada sel pembentuk jaringan gingiva. Gingival hypertrophy terjadi karena
pertumbuhan berlebih dari segi ukuran sel pembentuk jaringan gingiva. Kedua keadaan tersebut
sama-sama membentuk keadaan gingival enlargement (Newman, dkk., 2002).
            Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan gingivektomi, yaitu eksisi jaringan
gingiva yang berlebih untuk memperoleh margin gingiva yang baru. Gingivektomi dilakukan
apabila gingivitis tidak berhasil dirawat dengan perawatan dan prosedur oral hygiene (Harty dan
Ogston, 1995). Pembesaran gingiva dapat menimbulkan problem estetik karena menyebabkan
kontur gingiva yang tidak bagus, bentuk papila hilang, dan terbukanya permukaan akar (Reddy,
2003), sehingga perawatan periodontal menjadi salah satu solusi untuk problem estetik yang
banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

Bedah periodontal termasuk dalam tahap koreksi pada terapi periodontal. Bedah
periodontal merupakan istilah umum untuk setiap tindakan bedah periodontal termasuk gigi,
gingiva, tulang alveolar maupun perlekatannya. Bedah periodontal ini bertujuan untuk
memperbaiki segala kelainan maupun kerusakan jaringan sebagai akibat dari penyakit
periodontal dan untuk mengembalikan bentuk serta fungsi dari jaringan periodontal sehingga
normal kembali (Reddy, 2003).
Menurut Suryono (2013), gingivektomi merupakan bedah periodontal yang dilakukan
dengan eksisi jaringan gingival yang membesar untuk meciptakan bentuk anatomis yang baru.
Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan poket gingival pada penyakit periodontal atau pada
pembesaran gingival karena obat-obatan agar tercipta suatu gingival normal baik funsi,
kesehatan, dan estetika. Newman dkk. (2006) menambahkan tujuan bedah dalam perawatan
periodontal, yaitu untuk mencegah akumulasi plak gigi dan mencegah terbentuknya poket
kembali.

TUJUAN GINGIVEKTOMI

1.              Mengkoreksi kelainan pada gingiva sehingga dapat menghilangkan gangguan estetik.


2.          Memperbaiki estetis pasien sehingga dapat memungkinkan untuk mendapat jaringan gingiva yang
lebih sehat.
3.              Menambah efisiensi pembersihan gigi sehingga mengurangi akumulasi plak dan kalkulus.
4.     Membuang dinding poket, menghilangkan kalkulus dengan sempurna sebagai faktor penyebab
gingivitis sehingga akan tercipta kondisi yang memungkinkan proses penyembuhan gingiva dan
kembalinya kontur gingiva sesuai bentuk anatomis dan fisiologis.

 Alat  yang diperlukan pada penatalaksanaan gingivektomi yaitu : 

     Alat diagnostic


    Kuret anterior

        Scalpel holder

    Blade kecil

        Probe periodontal

    Scaler dan tip USS

        Cytoject

        Saliva ejector

        Pocket marker

     Plat Kaca

     Spatula

        Orban

        Kirkland

14. Larutan anestesi 


15. kapas
16. Kassa Steril
17. Iod
18. Aquades (larutan irigasi)
19. Gliserin
20. Coe-Pack
PROSEDUR GINGIVEKTOMI 
Prosedur gingivektomi adalah sebagai berikut (Fedi dkk., 2004; Manson dan Eley, 1993):
1.      Melakukan anestesi lokal yang memadai dengan teknik blok atau infiltrasi.
2.      Menandai poket. Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apikal dari poket
harus diidentifikasi terlebih dahulu dan diberi tanda dengan menggunakan pocket marker atau
sonde periodontal. Beberapa tanda yang dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat digunakan
sebagai acuan dalam membuat insisi gingivektomi.
3.      Insisi gingivektomi. Insisi dibuat dengan bantuan beberapa buah pisau seperti misalnya; Swann-
Morton No. 12 atau 15 pada pegangan skapel konvensional; pisau Blake
menggunakan blade disposable; pisau gingivektomi khusus seperti Kirkland, Orban atau pisau
Goldman-Fox yang harus diasah ketika akan digunakan. Pemilihan jenis pisau yang akan
digunakan adalah tergantung pada operator masing-masing, namun bila memungkinkan selalu
gunakan blade disposabel. Insisi harus dibuat di sebelah apikal dari tanda yang sudah dibuat
yaitu di apikal dasar poket dan bersudut 45o sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva
menuju ke dasar poket. Insisi yang kontinyu dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat
akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping; bila
insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pascaoperasi yang kurang memuaskan. Kesalahan yang
paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi koronal sehingga dasar poket tetap
tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembli. Setelah pembuatan insisi bevel, dapat dibuat
insisi horizontal di antarasetiap daerah interdental dengan menggunakan blade no. 12 yang
mempunyai pegangan skapel konvensional, untuk memisahkan sisa jaringan interdental.
4.      Pemotongan jaringan. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan di
bawahnya, dinding poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang
besar misalnya skaler Cumine. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan
seluruhnya dengan kuret yang tajam untuk membuka permukaan akar. Di sini dibutuhkan
penyedotan yang efisien namun bila jaringan granulasi sudah dibersihkan seluruhnya perdarahan
umumnya akan sangat berkurang.
5.      Skaling dan root planing. Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat adanya sisa deposit
kalkulus dan bila perlu permukaan akar harus diskaling dan dilakukakn root planing. Bila perlu,
gingiva dapat dirampingkan dan dibentuk ulang kembali dengan menggunakan skalpel, gunting
kecil atau diatermi. Kasa steril dapat ditempatkan di atas luka untuk mengontrol perdarahan
sehingga dapat dipasang dressing periodontal pada daerah luka yang relatif cukup kering.
6.      Dressing periodontal. Dressing yang digunakan untuk menutupi luka mempunyai berbagai fungsi
sebagai berikut: untuk melindungi luka dari iritasi, untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam
keadaan bersih, untuk mengontrol perdarahan, untuk mengontrol produksi jaringan granulasi
yang berlebihan. Karena itu, dressing dapat mempercepat pemulihan dan memberikan
kenyamanan pasca operasi. Dressing harus dipasang dengan hati-hati sehingga dapat menutupi
daerah luka dan mengisi seluruh ruang interdental. Dressing harus dimuscle trimming dengan
cara menggerakkan bibir, pipi, dan lidah dan semua kelebihan dressing pada permukaan oklusal
harus dibersihkan.

PERAWATAN PASCA OPERASI

Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pasca operasi, antara
lain (Eley dan Manson, 2004):
1.      Hindari makan atau minum selama 1 jam
2.      Jangan minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam dan jangan berkumur-kumur satu hari
setelah operasi.
3.      Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi yang
tidak dioperasi
4.      Minumlah analgesik bila merasa sakit setelah efek nestesi hilang. Aspirin merupakan
kontraindikasi selama 24 jam.
5.      Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur klorheksidin di
pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan kontrol plak secara mekanis. Larutan
ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu
kuat di dalam mulut. Teh, kopi, dan rokok harus dihindari bila menggunakan larutan kumur
klorheksidin untuk mengurangi stain
6.      Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan
bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur, hubungi dokter bila perdarahan tidak juga
berhenti
7.      Sikat gigi pada bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
8.      Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3 hari
kemudian, segeralah hubungi dokter.
Antibiotik pascaoperasi sebaiknya hanya digunakan untuk kasus tertentu saja misalnya
untuk penderita diabetes dan penderita cacat. Dressing biasanya dibuka setelah satu minggu.
Setelah semua kotoran sudah dibersihkan dan luka diirigasi dengan air hangat. Bila luka masih
belum terepitelisasi dengan baik dan masih rentan, pasanglah dressing yang baru selama 1
minggu kemudian.
Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya. Larutan kumur
klorheksidin dapat tetap digunakan setiap pagi dan malam hari selama 1 minggu, pemakaian
yang berkepanjangan dapat menimbulkan stain yang sulit dibersihkan. Pasien harus diberi
dorongan untuk segera menyikat giginya dengan sikat lembut dan air hangat. Pada tahap ini
digunakan teknik roll atau Charter. Teknik Bass dan pembersih interdental sebaiknya baru
digunakan setelah 1 minggu kemudian. Pasien dapat diinstruksikan untuk menghindari makanan
dingin dan keras.
Setelah 2 minggu, luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan mulut penderita
harus diperiksa ulang sampai semuanya memuaskan dan pemulihan sempurna, baru kemudian
dijadwalkan pengontrolan ulang dengan interval 3-6 bulan.

PEMULIHAN PASCA GINGIVEKTOMI


Luka jaringan ikat tertutup beku darah. Daerah di baliknya akan mengalami fase inflamasi
akut yang singkat, diikuti dengan demolisi dan organisasi. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka
ke balik beku darah. Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14 hari dan terkertinisasi setelah 2-3
minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan
mulut yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini (Manson dan Eley, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Bartold, P. M., Walsh, L. J., dan Narayanan, A. S., 2000, Molecular and Cell Biology of
Gingiva, Periodontology 2000, vol. 24 : 28-55.

Burket, L.W., 2008. Burket’s Oral Medicine. PMPH: USA. p. 135.

Anda mungkin juga menyukai