Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSIS KARIES GIGI

Oleh :  
Diagnosis karies gigi dimulai dengan anamnesis berupa nyeri pada gigi,
gigi berlubang, perubahan warna gigi dan bau mulut. Pada pemeriksaan
fisik dapat ditemukan plak, lesi, dan lubang pada gigi. berdasarkan
inspeksi pada permukaan gigi. Berdasarkan tanda dan gejala pasien juga
dapat membantu klinisi dalam menentukan tingkat keparahan karies gigi
pada pasien.

Anamnesis
Tanda dan gejala karies gigi sangat beragam dan sangat bergantung pada
tingkat keparahan dan lokasi karies gigi. Umumnya, pasien dengan karies
gigi tidak memiliki gejala. Akan tetapi, apabila sudah terjadi kerusakan
lanjut, terutama sampai akar gigi, maka  pasien akan merasakan gejala:

 Nyeri tajam pada gigi

 Nyeri gigi yang memberat dengan makan atau minum sesuatu yang
bersifat dingin, panas, atau manis. Hal ini yang sering disebut sebagai gigi
sensitif.

 Lubang pada gigi

 Warna gigi berubah menjadi putih, coklat, atau hitam

 Bau mulut dan mulut terasa bau busuk .

Apabila ditemukan gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala,


pembengkakan pada sekitar mata unilateral, nyeri atau nyeri tekan pada
dasar mulut, dan sulit menelan maka kemungkinan sudah terjadi
komplikasi pada pasien karies gigi dan membutuhkan tindakan segera.

Pemeriksaan Fisik
Kelainan gigi pada pemeriksaan fisik pasien karies gigi bergantung pada
tingkat keparahannya. Berikut ini tanda yang dapat ditemukan pada pasien
karies gigi:

 Gigi berwarna coklat gelap dan mengilat: menunjukkan riwayat karies gigi
sebelumnya namun proses demineralisasi sudah berhenti
 Plak pada sela-sela gigi: bentuk awal sebelum karies gigi terjadi dengan
sifat lengket, umumnya tidak berwarna dan tidak berbau. Sekitar 70%
komposisi plak gigi adalah bakteri yang kemudian menjadi penyebab
terbentuknya karies gigi

 White spot lesion: bercak putih seperti kapur merupakan tanda awal dari
lesi karies gigi yang menunjukkan adanya demineralisasi enamel. Lesi
dapat berubah warna menjadi coklat dan hitam apabila tidak ditangani
 Lubang pada gigi: tanda lanjut dari karies gigi, di mana pengikisan sudah
melewati email dan dentin. Apabila sudah terdapat lubang pada gigi,
pasien umumnya sudah memiliki gejala nyeri gigi.

Apabila karies gigi sudah terjadi komplikasi maka pemeriksaan fisik yang
mungkin dapat ditemukan adalah:

 Demam: pada pasien karies gigi dengan demam, perlu dipertimbangkan


adanya komplikasi seperti abses gigi, angina Ludwig, dan sepsis
 Gusi merah dan bengkak: tanda gingivitis atau periodontitis

 Pus pada rongga mulut: Abses gigi

 Edema submandibular dan gambaran double-tongue: angina Ludwig


(submandibular necrotizing fasciitis)
 Edema periorbital dan tanda peningkatan tekanan intraokular:
pertimbangkan komplikasi thrombosis sinus kavernosus [1,4-6,14]

Diagnosis Banding
Karies gigi umumnya mudah dibedakan dengan penyakit gigi lainnya.
Akan tetapi, terdapat satu gambaran gigi yang menyerupai karies gigi
yaitu fluorosis gigi.

Fluorosis Gigi

Fluorosis gigi merupakan keadaan di mana terdapat bercak pada struktur


enamel. Hal ini dikarenakan asupan fluor yang berlebih pada masa
pembentukan gigi. Umumnya fluorosis gigi ditandai dengan noda coklat
atau bintik-bintik kuning yang dikarenakan pembentukan enamel yang
tidak sempurna. Berbeda dengan karies gigi, di mana terjadi infeksi
bakteri pada gigi dan tidak terdapat noda coklat dan bintik kuning pada
gigi.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak diperlukan pada pasien karies
gigi. Akan tetapi, pada pasien dengan lesi karies di lokasi-lokasi yang sulit
terlihat secara langsung maka pemeriksaan X-ray dental dapat dilakukan

X-ray Dental

Pemeriksaan X-ray dental pada pasien karies gigi hanya diperlukan saat
karies gigi sulit terlihat secara langsung terutama pada gigi bagian
belakang. X-ray dental dengan proyeksi bitewing merupakan pilihan x-ray
dental yang paling sering digunakan. X-ray bitewing memiliki kelebihan
dapat memperlihatkan karies pada gigi bagian belakang atas dan bawah.
Selain itu, x-ray dengan proyeksi periapikal juga dapat digunakan pada
pasien dengan karies gigi yang curiga sudah mencapai pulpa. Melalui
teknik ini, klinisi dapat mendapatkan hasil X-ray gigi yang mendekati
ukuran gigi yang sebenarnya. Kedalaman karies gigi dapat dilihat melalui
pemeriksaan x-ray periapikal.

Klasifikasi Karies Gigi


Diagnosis tingkat keparahan karies gigi dapat ditentukan melalui
klasifikasi lesi karies dari G.V. Black. Klasifikasi karies gigi ini
merupakan klasifikasi yang digunakan oleh American Dental Association.
Klasifikasi G.V. Black membagi karies gigi berdasarkan progres penyakit,
jaringan keras yang terkena, dan lokasinya. Berikut ini merupakan
klasifikasi karies gigi menurut G.V. Black:
 Kelas I: karies gigi mengenai pit dan fisura (gigi anterior atau posterior)

 Kelas II: Karies mengenai permukaan proksimal gigi posterior

 Kelas III: Karies gigi mengenai permukaan proksimal gigi anterior tetapi
belum mengenai tepi insisal

 Kelas IV: Karies mengenai bagian proksimal termasuk tepi insisal gigi
anterior
 Kelas V: Karies mengenai 1/3 gingiva dari permukaan fasial atau lingual
gigi anterior atau posterior

 Kelas VI: Karies mengenai cusp gigi molar, premolar, kaninus,


dan incisal edge  puncak

Oleh dr. Audric Albertus

Anda mungkin juga menyukai